DISUSUN OLEH:
KELAS 2C
Bentuk kurva untuk rangkaian resonansi seri pada saat keadaan resonansi,
arus yang mengalir pada rangkaian mencapai nilai maksimum-nya. Ini
merupakan kebalikan dari bentuk kurva pada rangkaian resonansi paralel,
dimana pada kondisi resonansi nilai arus yang mengalir merupakan nilai
minimum-nya. Ini menandakan bahwa rangkaian resonansi seri memiliki
impedansi yang sangat rendah pada kondisi resonansi, bahkan pada rangkaian
ideal nilai impedansi rangkaian akan sama dengan ‘0’ (Nol).
3. Anti Resonansi
Pada suatu rangkaian resonansi paralel yang hanya terdiri dari induktor (L)
dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri pada salah satu-nya
akan mengakibatkan bergeser-nya frekuensi resonansi. Hal ini juga berimbas
menjadi tidak relevan-nya persamaan frekuensi resonansi (Fr) yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Pada rangkaian resonansi paralel di atas ditambahkan RL (100Ω) yang
disusun secara seri dengan induktor L1. Hasilnya frekuensi resonansi bergeser
ke bawah dari 145,36 Hz menjadi 131,83 Hz.
Jika resistor di tambahkan secara seri pada C1 yakni RC (100 Ω), hasilnya
frekuensi resonansi bergeser ke atas dari 145,36 Hz menjadi 165,96 Hz.
Pergeseran nilai frekuensi resonansi (Fr) ketika suatu rangkaian resonansi
paralel yang terdiri dari L dan C ditambahkan pada salah satu-nya sebuah R
dengan nilai yang cukup besar, dinamakan sebagai Anti Resonansi.
Kemudian bagaimana dengan rangkaian resonansi seri yang hanya terdiri
dari induktor (L) dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri?
BW =Fr / Q
Q =Fr / BW
Dimana:
BW = Bandwidth (Hz)
Fr = Frekuensi resonansi (Hz)
Q = Faktor Q
BW = ∆F = F2 – F1
Q = Fr / BW = 502,38 / 20
Q = 25
Kurva di atas merupakan gambaran dari variasi nilai faktor Q dengan besar
bandwidth yang dihasilkan. Pada kurva tersebut terbukti seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa, nilai faktor Q yang tinggi berarti rangkaian
resonansi memiliki bandwidth yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q
rendah maka rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang lebar.
B. Filter
Frekuensi Cut-Off adalah frekuensi keluaran yang amplitudo-nya turun 70,7% (-3dB) terhadap am
Kurva keluaran hasil simulasi elektronika dari rangkaian low pass filter
induktif di atas diketahui bahwa frekuensi di atas frekuensi cut-off (-3dB)
yakni di atas 32,94 Hz, mengalami atenuasi (redaman) yang sangat besar.
Perlu diketahui bahwa reaktansi induktor meningkat seiring meningkat-nya
frekuensi. Reaktansi yang semakin besar menyebabkan frekuensi tinggi tidak
dapat melewati induktor untuk dapat mengalir ke beban.
Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian low pass
filter induktif adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
RLoad = Resistansi (tahanan) beban (Ohm)
L = Induktansi (Henry/H)
p = 3,14
Jawab :
Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
R1 = Resistansi (Ohm)
C1 = Kapasitansi (Farad/F)
p = 3,14
Contoh, diketahui R1 = 1k dan C1 = 1uF, tentukan fc?
Jawab :
High pass filter merupakan kebalikan dari low pass filter yakni rangkaian
filter yang memberikan redaman sangat kecil pada frekuensi di atas frekuensi
cut-off (-3dB ) yang telah ditentukan, sedangkan frekuensi di bawah frekuensi
cut-off akan mendapatkan redaman yang sangat besar. Lebih sederhana-nya,
hanya frekuensi tinggi saja yang dapat melewati rangkaian filter ini.
Seperti rangkaian low pass filter, high pass filter juga dapat dibangun
menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni rangkaian high pass filter
induktif dan kapasitif. Untuk rangkaian high pass filter induktif, rangkaian
terdiri dari resistor (R1), induktor (L1) dan beban, seperti diperlihatkan pada
gambar berikut ini.
Induktor akan memiliki reaktansi yang rendah ketika frekuensi juga
rendah. Hal ini menyebabkan frekuensi rendah (di bawah frekuensi cut-off)
akan mengalir (bypass) ke ground melalui induktor, sedangkan frekuensi
tinggi (di atas frekuensi cut-off) akan terus mengalir ke beban.
Untuk rangkaian high pass filter kapasitif dibangun oleh sebuah kapasitor
yang disusun seri terhadap beban.
Pada rangkaian band pass filter di atas, R1 dan C1 bertindak sebagai low
pass filter. C2 dan RLoad bertindak sebagai high pass filter. Hasil simulasi
elektronika memperlihatkan kurva keluaran dari rangkaian band pass filter,
dimana fcH = 194,19 Hz dan fcL = 13,02 Hz, sehingga bandwidth rangkaian
adalah:
Bw = fcH – fcL
Bw = 194,19 – 13,02
Bw = 181,17 Hz.
Sama hal-nya seperti low pass dan high pass filter, band pass filter dapat
dibangun menggunakan induktor.
Walau pada rangkaian di atas urutan penempatan high pass filter (R1 dan
L1) di urutan pertama dan diikuti oleh low pass filter (L2 dan R2), hal ini
tidak mempengaruhi performa rangkaian.
Pada rangkaian band pass filter terdapat ‘frekuensi tengah’ atau ‘frekuensi
resonansi’, dimana frekuensi tengah ini merupakan titik puncak penguatan
(gain) keluaran diantara fcL dan fcH. Frekuensi tengah ini dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
Dimana:
fr = Frekuensi tengah (Hz)
fcH = frekuensi cut-off tinggi (Hz)
fcL = frekuensi cut-off rendah (Hz)
Contoh aplikasi penggunaan rangkaian pasif low pass, high pass dan band
pass filter adalah pada rangkaian crossover sistem audio.
Penggunaan rangkaian filter pada crossover adalah untuk mendistribusikan
daya sinyal audio secara efisien kepada masing-masing loudspeaker sesuai
alokasi frekuensi-nya.
Rangkaian band stop filter juga disusun dari rangkaian low pass dan high
pass filter, tetapi penyusunan-nya disusun secara paralel seperti tampak pada
gambar berikut.
Rangkaian band stop filter di atas juga dikenal sebagai “Twin-T” band
stop filter, karena bentuk rangkaian-nya yang membentuk dua huruf ‘T”. Pada
rangkaian di atas memiliki rasio perbandingan untuk menetapkan nilai pada
masing-masing komponen-nya.
R1 = R2 = 2(R3)
C2 = C3 = 0,5(C1)
Berdasarkan pada rasio nilai komponen di atas, frekuensi stop (fstop
merupakan frekuensi yang mendapatkan redaman maksimum) dari rangkaian
Twin-T filter dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Jawab:
fstop = 1 / 2,5x10-3
fstop = 398,01 Hz
dan berikut kurva keluaran hasil simulasi rangkaian band stop filter (Twin-
T filter).
A. RESONANSI
c. Resonansi Paralel
A. RESONANSI
c. Resonansi Paralel
Vo
Frekuensi ( Hz )
- L ( Volt ) +L
60 125 mV 4,7 mV
Vo
Frekuensi ( Hz )
- C ( Volt ) + C ( Volt )
20 3,3 3,29
40 3,3 3,29
80 3,3 3,29
14
12
10
8
Vc
Tegangan
6
4 VL
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Frekuensi (kHz)
Pada saat frekuensi yang rendah, reaktansi kapasitif jauh lebih besar
daripada reaktansi induktif. Oleh karena itu, arus didalam rangkaian
sangatlah kecil karena tingginya impedansi.
Pada saat itu, karena rangkaian lebih bersifat kapasitif, maka arus
mendahului tegangan hamper 90o. Saat frekuensi semakin tinggi, Xc
menurun sehingga XL makin besar.
Pada saat Xc=XL keduanya saling menghilangkan dan impedansi
rangkaian menjadi sebesar nilai resistansinya, arus menjadi maksimum.
Saat Frekuensi terus makin besar dan arus semakin kecil.
Untuk Rangkaian tersusun seri (impedansi)
Z = R + jX
Z = R + jwL + 1/(jwC)
Z = R + j (wL- 1/wC)
X = wL- 1/(wC)
2. Analisa Resonansi Seri dengan R
8
7
6
5
Tegangan Vc
4 VL
3 Vr
2
1
0
051015202530354045
Frekuensi (kHz)
3,5
3
2,5
Tegangan 2 Vr
1,5 VL=Vc
1
0,5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Frekuensi (kHz)
3000
2500
2000
Tegangan Output
1500
1000 Vo
500
0
0 500 1000150020002500300035004000
Frekuensi (kHz)
70
60
50
Tegangan Output
40
30
20 Vo
10
0
Kurva keluaran hasil simulasi elektronika dari rangkaian low pass filter
induktif di atas diketahui bahwa frekuensi di atas frekuensi cut-off (-3dB)
yakni di atas 32,94 Hz, mengalami atenuasi (redaman) yang sangat besar.
Perlu diketahui bahwa reaktansi induktor meningkat seiring meningkat-nya
frekuensi. Reaktansi yang semakin besar menyebabkan frekuensi tinggi tidak
dapat melewati induktor untuk dapat mengalir ke beban.
Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
RLoad = Resistansi (tahanan) beban (Ohm)
L = Induktansi (Henry/H)
p = 3,14
3,31
3,3
3,29
Tegangan Output
3,28
3,27
3,26 Vo
3,25
3,24
3,23
3,22
3,295
3,29
3,285
Teganagan Output
3,28
3,275
3,27 Vo
3,265
3,26
3,255
Seperti rangkaian low pass filter, high pass filter juga dapat dibangun
menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni rangkaian high pass filter
induktif dan kapasitif. Untuk rangkaian high pass filter induktif, rangkaian
terdiri dari resistor (R1), induktor (L1) dan beban, seperti diperlihatkan pada
gambar berikut ini.
Untuk rangkaian high pass filter kapasitif dibangun oleh sebuah kapasitor
yang disusun seri terhadap beban.
A. RESONANSI
Bila f<fr (sebelah kiri harga fr) reaktansi bersifat induktif dan arus
ketinggalan terhadap tegangan
B. FILTER