Anda di halaman 1dari 31

Panduan Praktek Band Pass

Filter(BPF), Band Stop Filter(BSF)


dan Tune Circuit
I. TUJUAN

Setelah penyampaian materi tentang Band Pass Filter, Band Stop Filter dan Tune
Circuit, peserta diklat dapat:
a. Mengetahui karakteristik rangkaian Band Pass Filter
b. Membuat rangkaian percobaan rangkaian Band Pass Filter
c. Melakukan praktek pada percobaan rangkaian Band Pass Filter
d. Menghitung besarnya tegangan output dalam satuan dB
e. Membuat grafik laluan dari Band Pass Filter
f. Menghitung bandwidh dari Band Pass Filter
g. Menyebutkan aplikasi dari Band Pass Filter
h. Mengetahui karakteristik rangkaian Band Stop Filter
i. Membuat rangkaian percobaan rangkaian Band Stop Filter
j. Melakukan praktek pada percobaan rangkaian Band Stop Filter
k. Membuat grafik laluan dari Band Stop Filter
l. Menghitung bandwidh dari Band Stop Filter
m. Menyebutkan aplikasi dari Band Stop Filter
n. Mengetahui karakteristik rangkaian Tune Circuit
o. Membuat rangkaian percobaan rangkaian Tune Circuit
p. Melakukan praktek pada percobaan rangkaian Tune Circuit
q. Membuat grafik laluan dari Tune Circuit
r. Menghitung bandwidh dari Tune Circuit
s. Menyebutkan aplikasi dari Tune Circuit

II. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


a. Osiloskop
b. Generator Fungsi
c. Multimeter
d. Modul BPF, Modul BSF dan Modul Tune circuit
e. Kabel Probe untuk Oscilloscpe
f. Kabel BNC to Jepit Buaya

III. DASAR TEORI A.


Resonansi
Resonansi pada rangkaian AC merupakan keadaan dimana reaktansi
induktif dan reaktansi kapasitif memiliki nilai yang sama satu sama lain (XL =
XC ). Ketika rangkaian AC dalam keadaan resonansi maka reaktansi akan sama
dengan ‘0’ (Nol), (X = XL - XC = 0). Frekuensi resonansi (Fr) merupakan
frekuensi dimana keadaan resonansi tercapai, dimana phasa tegangan AC dan
arus AC berbeda 90° satu sama lain.
Frekuensi resonansi dapat dihitung menggunakan persamaan matematika
berikut ini.
Dimana :
Fr = Frekuensi Resonansi (Hertz / Hz)
π= 3,14
L = Induktansi (Henry / H)
C = Kapasitansi (Farad / F)

Catatan : Persamaan frekuensi resonansi di atas digunakan pada rangkaian AC


ideal dimana pada rangkaian tersebut tidak memiliki nilai resistansi

1. Rangkaian Resonansi Paralel (Tank Circuit)

Kombinasi rangkaian induktor dan kapasitor yang dapat menghasilkan


keadaan resonansi salah satu-nya adalah dengan merangkai induktor dan
kapasitor secara paralel atau disebut juga sebagai ‘ Tank Circuit’. Reaktansi
induktif akan meningkat seiring meningkat-nya frekuensi sedangkan reaktansi
kapasitif justru sebaliknya, akan menurun jika frekuensi meningkat. Jadi hanya
akan ada satu nilai frekuensi dimana keadaan kedua reaktansi tersebut
bernilai sama.

Pada rangkaian di atas kapasitor C1 memiliki nilai kapasitansi 10uF dan


induktor L1 memiliki nilai induktansi 120mH. Berapakah frekuensi resonansi
(Fr) pada rangkaian resonansi paralel (Tank Circuit) di atas?

Jawab :
Fr = 1 / (2π √(LC))
Fr = 1 / (2 · 3,14 √(0,12 · 10-5))
Fr = 1 / 0,006879
Fr = 145,36 Hz atau R = 0

Jika disimulasikan menggunakan software simulasi dan kita plot nilai arus
terhadap frekuensi, rangkaian resonansi paralel (Tank Circuit) akan
menghasilkan bentuk kurva seperti terlihat berikut ini.

Berdasarkan pada kurva di atas, pada keadaan resonansi, arus yang


mengalir pada rangkaian mencapai nilai minimum-nya bahkan hampir
mendekati ‘0’ (Nol). Ini menandakan bahwa impedansi rangkaian sangat
tinggi bahkan pada kondisi ideal impedansi rangkaian memiliki nilai yang tak
terhingga.

2. Rangkaian Resonansi Seri


Rangkaian resonansi seri merupakan kombinasi rangkaian induktor dan
kapasitor yang disusun secara seri. Untuk menghitung nilai frekuensi referensi
menggunakan cara yang sama seperti menghitung frekuensi referensi pada
rangkaian resonansi paralel.
Bentuk kurva yang dihasilkan oleh rangkaian resonansi seri melalui
simulasi elektronika diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Bentuk kurva untuk rangkaian resonansi seri pada saat keadaan resonansi,
arus yang mengalir pada rangkaian mencapai nilai maksimum-nya. Ini
merupakan kebalikan dari bentuk kurva pada rangkaian resonansi paralel,
dimana pada kondisi resonansi nilai arus yang mengalir merupakan nilai
minimum-nya. Ini menandakan bahwa rangkaian resonansi seri memiliki
impedansi yang sangat rendah pada kondisi resonansi, bahkan pada
rangkaian ideal nilai impedansi rangkaian akan sama dengan ‘0’ (Nol).

3. Anti Resonansi
Pada suatu rangkaian resonansi paralel yang hanya terdiri dari induktor (L)
dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri pada salah satu-nya
akan mengakibatkan bergeser-nya frekuensi resonansi. Hal ini juga berimbas
menjadi tidak relevan-nya persamaan frekuensi resonansi (Fr) yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Pada rangkaian resonansi paralel di atas ditambahkan RL (100Ω) yang
disusun secara seri dengan induktor L1. Hasilnya frekuensi resonansi bergeser
ke bawah dari 145,36 Hz menjadi 131,83 Hz.
Jika resistor di tambahkan secara seri pada C1 yakni RC (100 Ω), hasilnya
frekuensi resonansi bergeser ke atas dari 145,36 Hz menjadi 165,96 Hz.
Pergeseran nilai frekuensi resonansi (Fr) ketika suatu rangkaian resonansi
paralel yang terdiri dari L dan C ditambahkan pada salah satu-nya sebuah R
dengan nilai yang cukup besar, dinamakan sebagai Anti Resonansi.
Kemudian bagaimana dengan rangkaian resonansi seri yang hanya terdiri
dari induktor (L) dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri?

Ternyata pergeseran frekuensi resonansi tidak terlalu signifikan jika


dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan persamaan Fr. Pada
hasil perhitungan Fr = 145,36 Hz sedangkan jika ditambahkan R1 (100 ), Fr
= 144,54 Hz dan hal ini masih bisa di toleransi. Berdasarkan pada hal
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Anti Resonansi tidak terjadi pada
rangkaian resonansi seri.

4. Faktor Q dan Bandwidth

Faktor Q (Faktor Kualitas) pada suatu rangkaian resonansi merupakan


ukuran dari seberapa baiknya rangkaian resonansi tersebut. Nilai faktor Q
yang tinggi berarti rangkaian resonansi memiliki bandwidth atau lebar
frekuensi yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q rendah maka rangkaian
resonansi memiliki bandwidth yang lebar. Hubungan antara faktor Q dan
bandwidth pada suatu rangkaian resonansi ditulis dalam persamaan
matematika berikut ini.

BW =Fr / Q
Q =Fr / BW
Dimana:
BW = Bandwidth (Hz)
Fr = Frekuensi resonansi (Hz)
Q = Faktor Q

Bandwidth atau lebar frekuensi didapat dengan cara menghitung selisih


antara F2 (frekuensi tinggi) dengan F1 (frekuensi rendah).

BW = ∆F = F2 – F1

∆F merupakan 0,707 (70,7%) dari amplitudo frekuensi resonansi (Fr)

Pada contoh kurva rangkaian resonansi seri di atas, diketahui Fr = 502,38


Hz dengan amplitudo arus 993,44 mA, sehingga 0,707 (70,7%) dari 993,44 mA
(Fr) adalah 702,36 mA. Jika ditarik garis horizontal pada amplitudo 702,36 mA
sehingga memotong kurva frekuensi resonansi didapatkan nilai F1 dan F2
yakni F1 = 492 Hz dan F2 = 512 Hz. Jadi rangkaian resonansi seri memiliki
bandwidth: BW = F2 – F1 = 512 – 492 = 20 H z.
Dengan nilai faktor Q :

Q = Fr / BW = 502,38 / 20
Q = 25

Kurva di atas merupakan gambaran dari variasi nilai faktor Q dengan besar
bandwidth yang dihasilkan. Pada kurva tersebut terbukti seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa, nilai faktor Q yang tinggi berarti rangkaian
resonansi memiliki bandwidth yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q
rendah maka rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang lebar.

B. Filter

Rangkaian filter (rangkaian penyaring) merupakan rangkaian yang di


desain hanya untuk memperbolehkan suatu frekuensi pada rentang tertentu
memiliki nilai redaman (atenuasi) yang kecil (disebut sebagai ’ Pass Band’),
sedangkan pada rentang frekuensi lainnya memiliki nilai redaman yang sangat
besar (disebut sebagai ’ Attenuation Band’ atau ’ Stop Band’).

Sebuah rangkaian filter bisa terdiri hanya dari komponen-komponen pasif


dan biasa disebut sebagai rangkaian filter pasif (Passive Filter Network). Ada
juga rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen aktif dan biasa
disebut sebagai rangkaian filter aktif (Active Filter Network). Pada artikel ini
hanya akan dibahas rangkaian filter pasif saja, sedangkan rangkaian filter aktif
akan dibahas pada artikel tersendiri.

1. Rangkaian Low Pass Filter

Low pass filter merupakan rangkaian filter yang memberikan redaman


sangat kecil pada frekuensi di bawah frekuensi cut-off (-3dB ) yang telah
ditentukan, sedangkan frekuensi di atas frekuensi cut-off akan mendapatkan
redaman yang sangat besar. Lebih sederhana-nya, hanya frekuensi rendah
saja yang dapat melewati rangkaian filter ini.

Frekuensi Cut-Off adalah frekuensi keluaran yang amplitudo-nya turun


70,7% (-3dB) terhadap amplitudo frekuensi masukan-nya.atau R = 0

Rangkaian low pass filter dapat dibangun menggunakan dua jenis


rangkaian dasar, yakni rangkaian low pass filter induktif dan rangkaian low
pass filter kapasitif. Untuk rangkaian low pass filter induktif, rangkaian terdiri
dari induktor (L1) dan beban (R1), seperti diperlihatkan pada gambar berikut
ini.

Kurva keluaran hasil simulasi elektronika dari rangkaian low pass filter
induktif di atas diketahui bahwa frekuensi di atas frekuensi cut-off (-3dB)
yakni di atas 32,94 Hz, mengalami atenuasi (redaman) yang sangat besar.
Perlu diketahui bahwa reaktansi induktor meningkat seiring meningkat-nya
frekuensi. Reaktansi yang semakin besar menyebabkan frekuensi tinggi tidak
dapat melewati induktor untuk dapat mengalir ke beban.
Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian low pass
filter induktif adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
RLoad = Resistansi (tahanan) beban (Ohm)
L = Induktansi (Henry/H)
p = 3,14

Contoh, diketahui R = 1k dan L = 5H, tentukan fc?

Jawab :

fc = RLoad / (2 . 3,14 . 5 )

fc = 1000 / 31,4

fc = 31.85 Hz

Jika rangkaian low pass filter induktif dibangun menggunakan sebuah


induktor dan beban, lain hal-nya dengan rangkaian low pass filter kapasitif.
Rangkaian low pass filter kapasitif dibangun menggunakan dua komponen
utama yakni resistor (R1) dan kapasitor (C1). Berikut ini diperlihatkan gambar
rangkaian dan kurva keluaran low pass filter kapasitif hasil simulasi
elektronika.
Kapasitor (C1) pada rangkaian low pass filter akan memiliki reaktansi yang
semakin rendah ketika frekuensi meninggi. Hal ini menyebabkan frekuensi
yang berada di atas frekuensi cut-off langsung mengalir (bypass) ke ground,
sedangkan frekuensi yang berada di bawah frekuensi cut-off akan mengalir ke
beban (RLoad).

Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian low pass


filter kapasitif adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
R1 = Resistansi (Ohm)
C1 = Kapasitansi (Farad/F)
p = 3,14
Contoh, diketahui R1 = 1k dan C1 = 1uF, tentukan fc?

Jawab :

-6
fc = 1 / (2 . 3,14 . 1000 . 1x10 )

fc = 1 / 0.00628

fc = 159.23 Hz

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh fc = 159,23 Hz mendekati dengan


apa yang dihasilkan oleh hasil simulasi elektronika yakni fc = 160,88 Hz. Perlu
diingat bahwa perhitungan di atas merupakan kondisi ideal suatu rangkaian
low pass filter kapasitif (tanpa ada faktor eksternal), sedangkan hasil simulasi
merupakan hasil yang mendekati kondisi sebenarnya.

2. Rangkaian High Pass Filter

High pass filter merupakan kebalikan dari low pass filter yakni rangkaian
filter yang memberikan redaman sangat kecil pada frekuensi di atas frekuensi
cut-off (-3dB ) yang telah ditentukan, sedangkan frekuensi di bawah frekuensi
cut-off akan mendapatkan redaman yang sangat besar. Lebih sederhana-nya,
hanya frekuensi tinggi saja yang dapat melewati rangkaian filter ini.

Seperti rangkaian low pass filter, high pass filter juga dapat dibangun
menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni rangkaian high pass filter
induktif dan kapasitif. Untuk rangkaian high pass filter induktif, rangkaian
terdiri dari resistor (R1), induktor (L1) dan beban, seperti diperlihatkan pada
gambar berikut ini.
Induktor akan memiliki reaktansi yang rendah ketika frekuensi juga
rendah. Hal ini menyebabkan frekuensi rendah (di bawah frekuensi cut-off)
akan mengalir (bypass) ke ground melalui induktor, sedangkan frekuensi
tinggi (di atas frekuensi cut-off) akan terus mengalir ke beban.

Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian high pass


filter induktif adalah sebagai berikut:

Untuk rangkaian high pass filter kapasitif dibangun oleh sebuah kapasitor
yang disusun seri terhadap beban.

Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian high pass


filter kapasitif sama seperti yang digunakan pada rangkaian low pass filter
kapasitif yakni:
3. Rangkaian Band Pass Filter

Band pass filter merupakan rangkaian filter yang hanya memperbolehkan


frekuensi dengan rentang (band) tertentu untuk dapat melewati-nya, dengan
memberi redaman yang sangat besar pada frekuensi yang terlalu tinggi dan
terlalu rendah. Pada dasarnya rangkaian band pass filter dibangun oleh low
pass filter dan high pass filter yang disusun secara seri, sehingga rangkaian
band pass filter memiliki dua frekuensi cut-off (fcH dan fcL).

Pada rangkaian band pass filter di atas, R1 dan C1 bertindak sebagai low
pass filter. C2 dan RLoad bertindak sebagai high pass filter. Hasil simulasi
elektronika memperlihatkan kurva keluaran dari rangkaian band pass filter,
dimana fcH = 194,19 Hz dan fcL = 13,02 Hz, sehingga bandwidth rangkaian
adalah:

· Bw = fcH – fcL

· Bw = 194,19 – 13,02

· Bw = 181,17 Hz.

Sama hal-nya seperti low pass dan high pass filter, band pass filter dapat
dibangun menggunakan induktor.
Walau pada rangkaian di atas urutan penempatan high pass filter (R1 dan
L1) di urutan pertama dan diikuti oleh low pass filter (L2 dan R2), hal ini tidak
mempengaruhi performa rangkaian.

Pada rangkaian band pass filter terdapat ‘frekuensi tengah’ atau ‘frekuensi
resonansi’, dimana frekuensi tengah ini merupakan titik puncak penguatan
(gain) keluaran diantara fcL dan fcH. Frekuensi tengah ini dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:

Dimana:
fr = Frekuensi tengah (Hz)
fcH = frekuensi cut-off tinggi (Hz)
fcL = frekuensi cut-off rendah (Hz)

Penggunaan rangkaian filter pada crossover adalah untuk mendistribusikan


daya sinyal audio secara efisien kepada masing-masing loudspeaker sesuai
alokasi frekuensi-nya.

4. Rangkaian Band Stop Filter

Biasa dikenal juga sebagai rangkaian Band-Elimination, Band-Reject, atau


Notch Filter. Rangkaian filter ini merupakan kebalikan dari band pass filter,
dimana frekuensi pada rentang tertentu diberikan redaman yang sangat besar
(blocking) dan memperbolehkan frekuensi di bawah dan di atas rentang
tersebut untuk melewati-nya.

Rangkaian dasar band stop filter juga disusun dari rangkaian low pass (R1
C1 dan R2) dan high pass filter C2, R3 dan C3), tetapi penyusunan-nya disusun
secara paralel seperti tampak pada gambar berikut.

Rangkaian band stop filter di atas juga dikenal sebagai “Twin-T” band stop
filter, karena bentuk rangkaian-nya yang membentuk dua huruf ‘T”. Pada
rangkaian di atas memiliki rasio perbandingan untuk menetapkan nilai pada
masing-masing komponen-nya.

R1 = R2 = 2(R3)

C2 = C3 = 0,5(C1)

Berdasarkan pada rasio nilai komponen di atas, frekuensi stop (f stop


merupakan frekuensi yang mendapatkan redaman maksimum) dari rangkaian
Twin-T filter dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

Contoh: Diketahui rangkaian Twin-T filter memiliki R3 = 100 Ohm dan


C3 = 2uF tentukan frekuensi stop?

Jawab:
-6
 fstop = 1 / (4 . 3,14 . 100 . 2x10 )

 fstop = 1 / 2,5x10-3

 fstop = 398,01 Hz

dan berikut kurva keluaran hasil simulasi rangkaian band stop filter (Twin-T
filter).

Kurva keluaran di atas memperlihatkan karakteristik dari rangkaian band


stop filter, dimana antara titik frekuensi cut-off low (fcL) dan frekuensi cut-off
high (fcH) mengalami redaman yang sangat besar, sehingga frekuensi dalam
rentang tersebut tidak dapat melewati rangkaian. Sama hal-nya seperti band
pass filter, band stop filter juga memiliki bandwidth (Bw = fcH – fcL).
IV. LANGKAH PERCOBAAN

A. RANGKAIAN BAND PASS FILTER

1. Siapkan alat Oscilloscope, Function Generator dan Modul Band Pass Filter
2. Susun rangkaian seperti gambar dibawah ini

3. Hidupkan FG dan atur tegangan Output sebesar 10Vpp pada frekwensi 10


Khz.
4. Hidupkan Oscilloscope dan atur tampilan pada layar Oscilloscope sampai
tampilan gambar gelombang 10Vpp pada frekwensi 10 Khz mudah dibaca
5. Atur frekwensi FG dengan mengamati pada layar Oscilloscope keluaran
tegangan maksimum
6. Naikkan tegangan input BPF dengan cara menaikkan Amplitudo dari FG
hingga tegangan output menjadi 10 Vpp
7. Catat besarnya frekwensi ketika output tegangan sebesar 10 Vpp pada tabel
1
8. Turunkan frekwensi dari langkah nomor 7 perlahan lahan sampai tegangan
ouput dari BPF turun menjadi 7,07 Vpp, catat berapkah frekwensinya dan
masukkan pada tabel 1
9. Turunkan frekwensi dari langkah 8 dikurangi 50Khz , dan catat hasilnya pada
tabel 1(besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
10. Ulangi langkah 9 sampai setidaknya 5 langkah dan catat hasilnya pada tabel 1
11. Kembalikan posisi frekwensi ke langkah no 7, pastikan tegangan terbaca 10
Vpp
12. Naikkan frekwensi dari langkah nomor 11 perlahan lahan sampai tegangan
ouput dari BPF turun menjadi 7,07 Vpp, catat berapkah frekwensinya dan
masukkan pada tabel 1
13. Naikkan frekwensi dari langkah 12 dan tambah sebesar 50Khz , dan catat
hasilnya pada tabel 1 (besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
14. Ulangi langkah 13 sampai setidaknya 5 langkah dan catat hasilnya pada tabel
1 (besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
15. Buatlah grafik laluan dari Filter Band Pass tersebut pada grafik yang telah
disediakan.
DATA HASIL PERCOBAAN A.

a. Tabel 1 Data percobaan LOW PASS FILTER


Nomo Frekwensi Amplitudo Peredaman (dB)= 20 log AV
r (KHz) (Vpp)
1.

2.

3.

4.

5.

6. 7,07 -3dB

7. 10 0dB

8. 7,07 -3dB

9.

10.

11.

12.

13.

b. Grafik hasil percobaan A_LOW PASS FILTER

Amplitudo
Frekwensi

c. Pertanyaan.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil
percobaan?
2). Jelaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). Faktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari
band Pass Filter?
4). Sebutkan aplikasi dari Band Pass Filter

d. Jawaban.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil p

ercobaan?
2). J
elaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). F
aktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari band

Pass Filter?
4). Sebutkan aplikasi dari Band Pass Filter
B. RANGKAIAN BAND STOP FILTER

1. Siapkan alat Oscilloscope, Function Generator dan Modul Band Stop Filter
2. Susun rangkaian seperti gambar dibawah ini

3. Hidupkan FG dan atur tegangan Output sebesar 10Vpp pada frekwensi 100
Khz.
4. Hidupkan Oscilloscope dan atur tampilan pada layar Oscilloscope sampai
tampilan gambar gelombang 10Vpp pada frekwensi 100 Khz mudah dibaca
5. Naikkan frekwensi FG dengan mengamati pada layar Oscilloscope keluaran
tegangan turun menjadi 7,07 Vpp,
6. Naikkan tegangan input BSF dengan cara menaikkan Amplitudo dari FG
hingga tegangan output menjadi 10 Vpp pada frekwensi sekita
7. Catat besarnya frekwensi ketika output tegangan sebesar 10 Vpp pada tabel
2
8. Naikkan frekwensi dari langkah nomor 7 perlahan lahan sampai tegangan
ouput dari BSF turun menjadi 7,07 Vpp, catat berapkah frekwensinya dan
masukkan pada tabel 1
9. Turunkan frekwensi dari langkah 8 dikurangi 50Khz , dan catat hasilnya pada
tabel 1(besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
10. Ulangi langkah 9 sampai setidaknya 5 langkah dan catat hasilnya pada tabel 1
11. Kembalikan posisi frekwensi ke langkah no 7, pastikan tegangan terbaca 10
Vpp
12. Naikkan frekwensi dari langkah nomor 11 perlahan lahan sampai tegangan
ouput dari BPF turun menjadi 7,07 Vpp, catat berapkah frekwensinya dan
masukkan pada tabel 1
13. Naikkan frekwensi dari langkah 12 dan tambah sebesar 50Khz , dan catat
hasilnya pada tabel 1 (besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
14. Ulangi langkah 13 sampai setidaknya 5 langkah dan catat hasilnya pada tabel
1 (besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
15. Buatlah grafik laluan dari Filter Band Pass tersebut pada grafik yang telah
disediakan.
DATA HASIL PERCOBAAN_B.

a. Tabel 2 Data percobaan BAND STOP FILTER


Nomo Frekwensi Amplitudo Peredaman (dB)= 20 log AV
b. r (KHz) (Vpp)
1.
Amplitudo
2.

3.

4.

5.

6. 7,07

7.

8. 7,07

9.

10.

11.

12.

13.

Grafik hasil percobaan B_BAND STOP FILTER

Frekwensi
c. Pertanyaan.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BSF diatas yang didapatkan dari hasil
percobaan?
2). Jelaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah Band Stop Filter
3). Faktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari
Band Stop Filter?
4). Sebutkan aplikasi dari Band Stop Filter

d. Jawaban.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil p

ercobaan?
2). J
elaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). F
aktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari band

Pass Filter?
4). Sebutkan
C. RANGKAIAN TUNE CIRCUIT

1. Siapkan alat Oscilloscope, Function Generator dan Modul Tune Circuit


2. Susun rangkaian seperti gambar dibawah ini

3. Atur posisi VC1 berada pada posisi tengah tengah (diperkirakan)


4. Hidupkan FG dan atur tegangan Output sebesar 10Vpp pada frekwensi
dimana tegangan output mencapai maksimum, setelah didapatkan tegangan
maksimum , atur kembali jika tegangan berubah menjadi 10 Vpp
5. Catat frekwensi langkah 4 pada tabel 3 dan hitunglah besarnya tegangan
kedalam decibel
6. Turunkan frekwensi perahan lahan dan amati di layar oscilloscope sampai
tegangan turun menjadi 7,07 catat besarnya frekwensi pada tabel 3
7. Turunkan frekwensi 50 khz dari frekwensi langkah ke 6 dan catat hasilnya ke
tabel 3
8. Ulangi langkah 7 hingga total mencapai 4 pengukuran lagi
9. Kembalikan posisi frekwensi seperti langkah 4 untuk mendapatkan tegangan
output 10 Vpp
10. Naikkan perlahan lahan frekwensi hingga tegangan output jatuh menjadi
7,07 Vpp, catat frekwensi pada tabel3
11. Naikkan frekwensi 50 khz dari frekwensi langkah ke 10 dan catat hasilnya ke
tabel 3
12. Ulangi langkah 11 hingga total mencapai 4 pengukuran dan masukkan
hasilnya pengukuran pada tabel 3
13. Hitung hasil pengukuran ke satuan dB seperti pada contoh
14. Buatlah grafik dari data yang didapatkan dari percobaan pada tabel 3 ke
gambar grafik c TUNE CIRCUIT (sebagai gambar grafik tune circuit tengah)

15. Atur posisi Varco pada paling kiri


16. Atur tegangan Output sebesar 10Vpp pada frekwensi dimana tegangan
output mencapai maksimum, setelah didapatkan tegangan maksimum , atur
kembali jika tegangan berubah menjadi 10 Vpp pada frekwensi tersebut
17. Catat frekwensi langkah 16 pada tabel 4 dan hitunglah besarnya tegangan
kedalam decibel
18. Turunkan frekwensi perahan lahan dan amati di layar oscilloscope sampai
tegangan turun menjadi 7,07 catat besarnya frekwensi pada tabel 4
19. Turunkan frekwensi 50 khz dari frekwensi langkah ke 18 dan catat hasilnya ke
tabel 4
20. Ulangi langkah 19 hingga total mencapai 4 pengukuran lagi
21. Kembalikan posisi frekwensi seperti langkah 16 untuk mendapatkan
tegangan output 10 Vpp
22. Naikkan perlahan lahan frekwensi hingga tegangan output jatuh menjadi
7,07 Vpp, catat frekwensi pada tabel 4
23. Naikkan frekwensi 50 khz dari frekwensi langkah ke 22 dan catat hasilnya ke
tabel 4
24. Ulangi langkah 23 hingga total mencapai 4 pengukuran dan masukkan
hasilnya pengukuran pada tabel 4
25. Hitung hasil pengukuran ke satuan dB seperti pada contoh
26. Buatlah grafik dari data yang didapatkan dari percobaan pada tabel 4 ke
gambar grafik c TUNE CIRCUIT (sebagai gambar grafik tune circuit kiri)
27. Naikkan frekwensi dari langkah nomor 11 perlahan lahan sampai tegangan
ouput dari BPF turun menjadi 7,07 Vpp, catat berapkah frekwensinya dan
masukkan pada tabel 1
28. Atur posisi Varco pada paling kanan
29. Atur tegangan Output sebesar 10Vpp pada frekwensi dimana tegangan
output mencapai maksimum, setelah didapatkan tegangan maksimum , atur
kembali jika tegangan berubah menjadi 10 Vpp pada frekwensi tersebut
30. Catat frekwensi langkah 29 pada tabel 5 dan hitunglah besarnya tegangan
kedalam decibel
31. Turunkan frekwensi perahan lahan dan amati di layar oscilloscope sampai
tegangan turun menjadi 7,07 catat besarnya frekwensi pada tabel 5
32. Turunkan frekwensi 50 khz dari frekwensi langkah ke 31 dan catat hasilnya ke
tabel 5
33. Ulangi langkah 32 hingga total mencapai 4 pengukuran lagi
34. Kembalikan posisi frekwensi seperti langkah 29 untuk mendapatkan
tegangan output 10 Vpp
35. Naikkan perlahan lahan frekwensi hingga tegangan output jatuh menjadi
7,07 Vpp, catat frekwensi pada tabel 5
36. Naikkan frekwensi 50 khz dari frekwensi langkah ke 35 dan catat hasilnya ke
tabel 5
37. Ulangi langkah 36 hingga total mencapai 4 pengukuran dan masukkan
hasilnya pengukuran pada tabel 5
38. Hitung hasil pengukuran ke satuan dB seperti pada contoh
39. Buatlah grafik dari data yang didapatkan dari percobaan pada tabel 5 ke
gambar grafik c TUNE CIRCUIT (sebagai gambar grafik tune circuit kanan)
DATA HASIL PERCOBAAN_B.

a. Tabel 3 Data percobaan TUNE CIRCUIT POSISI VARCO PADA TENGAH


Nomo Frekwensi Amplitudo Peredaman (dB)= 20 log AV
r (KHz) (Vpp)
1.

2.

3.

4.

5.

6. 7,07 -3dB

7. 10 0dB

8. 7,07 -3dB

9.

10.

11.

12.

13.

a. Tabel 4 Data percobaan TUNE CIRCUIT POSISI VARCO PADA PALING KIRI
Nomo Frekwensi Amplitudo Peredaman (dB)= 20 log AV
r (KHz) (Vpp)
1.

2.

3.

4.

5.

6. 7,07 -3dB

7. 10 0 dB

8. 7,07 -3dB

9.

10.

11.

12.

13.

a. Tabel 5 Data percobaan TUNE CIRCUIT POSISI VARCO PADA PALING KANAN
Nomo Frekwensi Amplitudo Peredaman (dB)= 20 log AV
r (KHz) (Vpp)
1.

b. 2.

Amplitudo 3.

4.

5.

6. 7,07 -3dB

7. 10 0dB

8. 7,07 -3dB

9.

10.

11.

12.

13.

Grafik hasil percobaan C_TUNE CIRCUIT

Frekwensi

c. Pertanyaan.
1). Bandingkan gambar grafik disaat varco berada pada posisi paling kiri, pada
posisi tengah dan pada posisi paling kanan, apa yang berbeda dan apanya
yang sama?, jelaskan hasil ananlisismu
2). Berapakah besarnya lebar frekwensi terendah dan tertinggi (dapat dilihat dari
pengaturan varco saat paling kiri dan paling kanan) ketika output mencapai
puncaknya
3). Faktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari
tune circuit diatas?
4). Sebutkan aplikasi dari tune circuit tersebut

d. Jawaban.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil p

ercobaan?
2). J
elaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). F
aktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari band

Pass Filter?
4). Sebutkan

Anda mungkin juga menyukai