Setelah penyampaian materi tentang Band Pass Filter, Band Stop Filter dan Tune
Circuit, peserta diklat dapat:
a. Mengetahui karakteristik rangkaian Band Pass Filter
b. Membuat rangkaian percobaan rangkaian Band Pass Filter
c. Melakukan praktek pada percobaan rangkaian Band Pass Filter
d. Menghitung besarnya tegangan output dalam satuan dB
e. Membuat grafik laluan dari Band Pass Filter
f. Menghitung bandwidh dari Band Pass Filter
g. Menyebutkan aplikasi dari Band Pass Filter
h. Mengetahui karakteristik rangkaian Band Stop Filter
i. Membuat rangkaian percobaan rangkaian Band Stop Filter
j. Melakukan praktek pada percobaan rangkaian Band Stop Filter
k. Membuat grafik laluan dari Band Stop Filter
l. Menghitung bandwidh dari Band Stop Filter
m. Menyebutkan aplikasi dari Band Stop Filter
n. Mengetahui karakteristik rangkaian Tune Circuit
o. Membuat rangkaian percobaan rangkaian Tune Circuit
p. Melakukan praktek pada percobaan rangkaian Tune Circuit
q. Membuat grafik laluan dari Tune Circuit
r. Menghitung bandwidh dari Tune Circuit
s. Menyebutkan aplikasi dari Tune Circuit
Jawab :
Fr = 1 / (2π √(LC))
Fr = 1 / (2 · 3,14 √(0,12 · 10-5))
Fr = 1 / 0,006879
Fr = 145,36 Hz atau R = 0
Jika disimulasikan menggunakan software simulasi dan kita plot nilai arus
terhadap frekuensi, rangkaian resonansi paralel (Tank Circuit) akan
menghasilkan bentuk kurva seperti terlihat berikut ini.
Bentuk kurva untuk rangkaian resonansi seri pada saat keadaan resonansi,
arus yang mengalir pada rangkaian mencapai nilai maksimum-nya. Ini
merupakan kebalikan dari bentuk kurva pada rangkaian resonansi paralel,
dimana pada kondisi resonansi nilai arus yang mengalir merupakan nilai
minimum-nya. Ini menandakan bahwa rangkaian resonansi seri memiliki
impedansi yang sangat rendah pada kondisi resonansi, bahkan pada
rangkaian ideal nilai impedansi rangkaian akan sama dengan ‘0’ (Nol).
3. Anti Resonansi
Pada suatu rangkaian resonansi paralel yang hanya terdiri dari induktor (L)
dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri pada salah satu-nya
akan mengakibatkan bergeser-nya frekuensi resonansi. Hal ini juga berimbas
menjadi tidak relevan-nya persamaan frekuensi resonansi (Fr) yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Pada rangkaian resonansi paralel di atas ditambahkan RL (100Ω) yang
disusun secara seri dengan induktor L1. Hasilnya frekuensi resonansi bergeser
ke bawah dari 145,36 Hz menjadi 131,83 Hz.
Jika resistor di tambahkan secara seri pada C1 yakni RC (100 Ω), hasilnya
frekuensi resonansi bergeser ke atas dari 145,36 Hz menjadi 165,96 Hz.
Pergeseran nilai frekuensi resonansi (Fr) ketika suatu rangkaian resonansi
paralel yang terdiri dari L dan C ditambahkan pada salah satu-nya sebuah R
dengan nilai yang cukup besar, dinamakan sebagai Anti Resonansi.
Kemudian bagaimana dengan rangkaian resonansi seri yang hanya terdiri
dari induktor (L) dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri?
BW =Fr / Q
Q =Fr / BW
Dimana:
BW = Bandwidth (Hz)
Fr = Frekuensi resonansi (Hz)
Q = Faktor Q
BW = ∆F = F2 – F1
Q = Fr / BW = 502,38 / 20
Q = 25
Kurva di atas merupakan gambaran dari variasi nilai faktor Q dengan besar
bandwidth yang dihasilkan. Pada kurva tersebut terbukti seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa, nilai faktor Q yang tinggi berarti rangkaian
resonansi memiliki bandwidth yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q
rendah maka rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang lebar.
B. Filter
Kurva keluaran hasil simulasi elektronika dari rangkaian low pass filter
induktif di atas diketahui bahwa frekuensi di atas frekuensi cut-off (-3dB)
yakni di atas 32,94 Hz, mengalami atenuasi (redaman) yang sangat besar.
Perlu diketahui bahwa reaktansi induktor meningkat seiring meningkat-nya
frekuensi. Reaktansi yang semakin besar menyebabkan frekuensi tinggi tidak
dapat melewati induktor untuk dapat mengalir ke beban.
Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian low pass
filter induktif adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
RLoad = Resistansi (tahanan) beban (Ohm)
L = Induktansi (Henry/H)
p = 3,14
Jawab :
fc = RLoad / (2 . 3,14 . 5 )
fc = 1000 / 31,4
fc = 31.85 Hz
Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
R1 = Resistansi (Ohm)
C1 = Kapasitansi (Farad/F)
p = 3,14
Contoh, diketahui R1 = 1k dan C1 = 1uF, tentukan fc?
Jawab :
-6
fc = 1 / (2 . 3,14 . 1000 . 1x10 )
fc = 1 / 0.00628
fc = 159.23 Hz
High pass filter merupakan kebalikan dari low pass filter yakni rangkaian
filter yang memberikan redaman sangat kecil pada frekuensi di atas frekuensi
cut-off (-3dB ) yang telah ditentukan, sedangkan frekuensi di bawah frekuensi
cut-off akan mendapatkan redaman yang sangat besar. Lebih sederhana-nya,
hanya frekuensi tinggi saja yang dapat melewati rangkaian filter ini.
Seperti rangkaian low pass filter, high pass filter juga dapat dibangun
menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni rangkaian high pass filter
induktif dan kapasitif. Untuk rangkaian high pass filter induktif, rangkaian
terdiri dari resistor (R1), induktor (L1) dan beban, seperti diperlihatkan pada
gambar berikut ini.
Induktor akan memiliki reaktansi yang rendah ketika frekuensi juga
rendah. Hal ini menyebabkan frekuensi rendah (di bawah frekuensi cut-off)
akan mengalir (bypass) ke ground melalui induktor, sedangkan frekuensi
tinggi (di atas frekuensi cut-off) akan terus mengalir ke beban.
Untuk rangkaian high pass filter kapasitif dibangun oleh sebuah kapasitor
yang disusun seri terhadap beban.
Pada rangkaian band pass filter di atas, R1 dan C1 bertindak sebagai low
pass filter. C2 dan RLoad bertindak sebagai high pass filter. Hasil simulasi
elektronika memperlihatkan kurva keluaran dari rangkaian band pass filter,
dimana fcH = 194,19 Hz dan fcL = 13,02 Hz, sehingga bandwidth rangkaian
adalah:
· Bw = fcH – fcL
· Bw = 194,19 – 13,02
· Bw = 181,17 Hz.
Sama hal-nya seperti low pass dan high pass filter, band pass filter dapat
dibangun menggunakan induktor.
Walau pada rangkaian di atas urutan penempatan high pass filter (R1 dan
L1) di urutan pertama dan diikuti oleh low pass filter (L2 dan R2), hal ini tidak
mempengaruhi performa rangkaian.
Pada rangkaian band pass filter terdapat ‘frekuensi tengah’ atau ‘frekuensi
resonansi’, dimana frekuensi tengah ini merupakan titik puncak penguatan
(gain) keluaran diantara fcL dan fcH. Frekuensi tengah ini dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
Dimana:
fr = Frekuensi tengah (Hz)
fcH = frekuensi cut-off tinggi (Hz)
fcL = frekuensi cut-off rendah (Hz)
Rangkaian dasar band stop filter juga disusun dari rangkaian low pass (R1
C1 dan R2) dan high pass filter C2, R3 dan C3), tetapi penyusunan-nya disusun
secara paralel seperti tampak pada gambar berikut.
Rangkaian band stop filter di atas juga dikenal sebagai “Twin-T” band stop
filter, karena bentuk rangkaian-nya yang membentuk dua huruf ‘T”. Pada
rangkaian di atas memiliki rasio perbandingan untuk menetapkan nilai pada
masing-masing komponen-nya.
R1 = R2 = 2(R3)
C2 = C3 = 0,5(C1)
Jawab:
-6
fstop = 1 / (4 . 3,14 . 100 . 2x10 )
fstop = 1 / 2,5x10-3
fstop = 398,01 Hz
dan berikut kurva keluaran hasil simulasi rangkaian band stop filter (Twin-T
filter).
1. Siapkan alat Oscilloscope, Function Generator dan Modul Band Pass Filter
2. Susun rangkaian seperti gambar dibawah ini
2.
3.
4.
5.
6. 7,07 -3dB
7. 10 0dB
8. 7,07 -3dB
9.
10.
11.
12.
13.
Amplitudo
Frekwensi
c. Pertanyaan.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil
percobaan?
2). Jelaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). Faktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari
band Pass Filter?
4). Sebutkan aplikasi dari Band Pass Filter
d. Jawaban.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil p
ercobaan?
2). J
elaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). F
aktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari band
Pass Filter?
4). Sebutkan aplikasi dari Band Pass Filter
B. RANGKAIAN BAND STOP FILTER
1. Siapkan alat Oscilloscope, Function Generator dan Modul Band Stop Filter
2. Susun rangkaian seperti gambar dibawah ini
3. Hidupkan FG dan atur tegangan Output sebesar 10Vpp pada frekwensi 100
Khz.
4. Hidupkan Oscilloscope dan atur tampilan pada layar Oscilloscope sampai
tampilan gambar gelombang 10Vpp pada frekwensi 100 Khz mudah dibaca
5. Naikkan frekwensi FG dengan mengamati pada layar Oscilloscope keluaran
tegangan turun menjadi 7,07 Vpp,
6. Naikkan tegangan input BSF dengan cara menaikkan Amplitudo dari FG
hingga tegangan output menjadi 10 Vpp pada frekwensi sekita
7. Catat besarnya frekwensi ketika output tegangan sebesar 10 Vpp pada tabel
2
8. Naikkan frekwensi dari langkah nomor 7 perlahan lahan sampai tegangan
ouput dari BSF turun menjadi 7,07 Vpp, catat berapkah frekwensinya dan
masukkan pada tabel 1
9. Turunkan frekwensi dari langkah 8 dikurangi 50Khz , dan catat hasilnya pada
tabel 1(besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
10. Ulangi langkah 9 sampai setidaknya 5 langkah dan catat hasilnya pada tabel 1
11. Kembalikan posisi frekwensi ke langkah no 7, pastikan tegangan terbaca 10
Vpp
12. Naikkan frekwensi dari langkah nomor 11 perlahan lahan sampai tegangan
ouput dari BPF turun menjadi 7,07 Vpp, catat berapkah frekwensinya dan
masukkan pada tabel 1
13. Naikkan frekwensi dari langkah 12 dan tambah sebesar 50Khz , dan catat
hasilnya pada tabel 1 (besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
14. Ulangi langkah 13 sampai setidaknya 5 langkah dan catat hasilnya pada tabel
1 (besarnya Amplitudo dan frekwensinya)
15. Buatlah grafik laluan dari Filter Band Pass tersebut pada grafik yang telah
disediakan.
DATA HASIL PERCOBAAN_B.
3.
4.
5.
6. 7,07
7.
8. 7,07
9.
10.
11.
12.
13.
Frekwensi
c. Pertanyaan.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BSF diatas yang didapatkan dari hasil
percobaan?
2). Jelaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah Band Stop Filter
3). Faktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari
Band Stop Filter?
4). Sebutkan aplikasi dari Band Stop Filter
d. Jawaban.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil p
ercobaan?
2). J
elaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). F
aktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari band
Pass Filter?
4). Sebutkan
C. RANGKAIAN TUNE CIRCUIT
2.
3.
4.
5.
6. 7,07 -3dB
7. 10 0dB
8. 7,07 -3dB
9.
10.
11.
12.
13.
a. Tabel 4 Data percobaan TUNE CIRCUIT POSISI VARCO PADA PALING KIRI
Nomo Frekwensi Amplitudo Peredaman (dB)= 20 log AV
r (KHz) (Vpp)
1.
2.
3.
4.
5.
6. 7,07 -3dB
7. 10 0 dB
8. 7,07 -3dB
9.
10.
11.
12.
13.
a. Tabel 5 Data percobaan TUNE CIRCUIT POSISI VARCO PADA PALING KANAN
Nomo Frekwensi Amplitudo Peredaman (dB)= 20 log AV
r (KHz) (Vpp)
1.
b. 2.
Amplitudo 3.
4.
5.
6. 7,07 -3dB
7. 10 0dB
8. 7,07 -3dB
9.
10.
11.
12.
13.
Frekwensi
c. Pertanyaan.
1). Bandingkan gambar grafik disaat varco berada pada posisi paling kiri, pada
posisi tengah dan pada posisi paling kanan, apa yang berbeda dan apanya
yang sama?, jelaskan hasil ananlisismu
2). Berapakah besarnya lebar frekwensi terendah dan tertinggi (dapat dilihat dari
pengaturan varco saat paling kiri dan paling kanan) ketika output mencapai
puncaknya
3). Faktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari
tune circuit diatas?
4). Sebutkan aplikasi dari tune circuit tersebut
d. Jawaban.
1). Berapkah bandwidh dari rangkaian BPF diatas yang didapatkan dari hasil p
ercobaan?
2). J
elaskan cara menentukan bandwidh laluan dari sebuah band Pass Filter
3). F
aktor apakah yang mempengaruhi lebar sempitnya dari daerah laluan dari band
Pass Filter?
4). Sebutkan