1.1 Pendahuluan
Penyampaian informasi dari sumber informasi (komunikator) ke penerima
informasi (komunikan) hanya dapat terlaksana bila ada semacam sistem alat
penghubung (media) di antara keduanya. Sistem tersebut disebut dengan sistem
transmisi. Bila jarak antara komunikator dan komunikan saling berdekatan, maka
sistem transmisi cukup dengan penggetaran udara di sekitarnya. Tetapi bila
jaraknya cukup jauh, maka dibutuhkan sistem transmisi yang lebih kompleks.
Dalam sistem telekomunikasi, suatu sistem transmisi bisa terdiri dari lebih
dari satu media transmisi, yang secara umum dibedakan menjadi 2 (dua) bagian,
yaitu : media fisik dan media non-fisik. Yang dimaksud dengan media fisik adalah
kabel (wired), yang lebih umum disebut dengan saluran transmisi (transmision
line). Media non fisik merupakan udara (yang lebih dikenal dengan wireless).
1
(1) Arus akan mengalir di sepanjang saluran dan akan membangkitkan
medan magnet yang menyelimuti penghantar itu sendiri dan adakalanya
medan magnet ini akan saling berimpit dengan medan magnet lain yang
berasal dari kawat penghantar lain yang berasal dari kawat penghantar
lain disekitarnya. Medan magnet yang dibangkitkan oleh kawat
penghantar berarus listrik ini merupakan suatu timbunan energi yang
tersimpan dalam kawat penghatar tersebut. Gejala tersebut menyebabkan
saluran bersifat induktif.
(2) Akan terjadi beda tegangan antara ke dua kawat penghantar sehingga
membangkitkan medan listrik. Medan ini juga merupakan timbunan
energi yang mungkin juga akan terjadi tumpang tindih dengan medan
listrik lain disekitarnya. Gejala tersebut menyebabkan saluran bersifat
kapasitip.
(3) Gejala-gejala tersebut di atas akan menyebabkan terjadinya aliran energi
gelombang elektromagnetik dalam saluran transmisi.
Ketiga hal tersebut merupakan suatu alasan, bahwa saluran transmisi tidak
dapat ditangani secara mudah seperti pada rangkaian-rangkaian listrik lainnya.
2
oleh suatu bahan isolator (bahan dielektrik). Parameter penting dari bahan isolator
ini adalah konstanta dielektrik (k). Harga konstanta dielektrik dari bahan isolator
ini merupakan harga relatif terhadap harga konstanta dielektrik dari ruang hampa.
Sebagai contoh harga konstanta dielektrik suatu bahan isolator pada kabel adalah
k=4, ini berarti bahwa kekuatan medan listrik pada bahan isolator itu akan
menjadi seperempat dibanding bila bahan isolator itu diganti dengan udara (ruang
hampa).
1
Cepat rambat (meter/detik) = LC (1.2)
3
1.2.2 Frekuensi
Frekuensi menyatakan banyaknya gelombang dalam satu detik, dan
dinyatakan dengan ‘herzt’ (disingkat Hz). Dalam perambatan gelombang dalam
saluran transmisi, cepat rambat dan panjang gelombang boleh jadi akan berubah
jika memasuki medium (bahan dielektrik) yang berbeda, tetapi frekuensi
gelombang akan selalu tetap tanpa pengaruh medium yang dilewatinya.
Jika periode gelombang dinyatakan dengan T (detik), maka frekuensi gelombang
tersebut merupakan kebalikan dari T, dan dinyatakan :
1
Frekuensi ( herzt ) (1.3)
T
KONSTANTA KECEPATAN
MATERIAL
DIELKTRIK (k) (METER/DETIK)
300 x 106
Ruang hampa 1,000
299,2 x 106
Udara 1,0006
207 x 106
Teflon 2,100
199 x 106
Polyethylene 2,270
165 x 106
PVC 3,300
136 x 106
Nylon 4,900
190 x 106
Polystyrene 2,500
4
1.2.4 Impedansi Karakteristik
Parameter penting yang merupakan karakterisitik dasar suatu saluran
transmisi adalah impedansi karakteristik (dinyatakan dengan Zo).
Impedansi karakteristik saluran tanpa rugi-rugi diberikan dengan persamaan
berikut :
L
Zo (1.5)
C
TeganganMa ju
Impedansi karakteristik (Zo) = ArusMaju
Contoh 1.1 :
Hitunglah impedansi karakteristik saluran kawat sejajar bila induktansi
setiap kawat adalah 0,25 mH per meter dan kapasitansi antar kawat sebesar 30 pF
per meter.
Jawab :
Induktansi yang telah diketahui sebesar 0,25 mH per meter itu adakah untuk satu
kawat. Untuk induktansi total per meter dari saluran dua kawat, maka harga di
atas harus dikalikan dua sehingga L = 0,5 mH dan C = 30pF.
L
Zo = C
5
0,5 x10 6
= 30 x10 12
= 129 W
6
Apabila diasumsikan bahwa permukaannya adalah konduktor sempurna,
maka akan terlihat bahwa Et2 adalah nol sepanjang batas antara dua material.
Et1 = Et2 =0 (1.8)
Tetapi komponen normal dari intensitas medan listrik tetap ada, seperti
diperlihatkan pada gambar 1.1(a).
Apabila tidak terdapat muatan magnetik pada permukaan, maka Bn2 adalah
nol.
Oleh karena itu garis-garis gaya magnetik digambarkan suatu rangkaian
tertutup, seperti diperlihatkan pada gambar 1.1(b).
konduktor konduktor
(a) (b)
7
Untuk memahami yang lebih mendalam tentang bentuk dari transmisi
energi, akan lebih mudah bila melalui pemahaman tentang saluran transmisi. Oleh
karena itu, kita harus mengenal konsep-konsep dasar dari saluran transmisi.
Sebagai langkah awal untuk memulainya, marilah kita lihat persoalan
klasik suatu medan dari saluran transmisi, dengan sudut pandang yang agak lebih
dari sekedar sebuah rangkaian. Dari dasar teori medan, telah kita ketahui bersama
bahwa akan terdapat hubungan anatara medan listrik dan medan magnit, dengan
tegangan dan arus seperti ditunjukkan pada gambar 1.2(a).
E
H
B
(a) (b)
Gambar 1.2. Gelombang Berjalan pada Saluran Transmisi dari kawat terbuka
Dari sudut pandang ini, kita melihat bahwa medan listrik dan medan
magnit tampak berjalan bersama pada kecepatan yang sama dalam medium.
Sehingga kawat hanya akan membimbing gelombang dalam arah tertentu.
Gambar dari medan listrik dan medan magnit jika dilihat secara melintang dari
ujung-ujung kawat ditunjukkan dalam ganbar 1.2(b). Gelombang seperti itu,
mempunyai ciri tidak ada medan listrik dan medan magnit dalam arah rambatan
gelombang. Mode seperti ini disebut mode TEM (transverse electric and
magnetic), yaitu medan listrik dan medan magnit yang melintang dari arah
rambatan. Apabila medan listrik saja yang melintang dari arah rambatan, maka
mode seperti ini disebut mode TE (transverse electric). Dan apabila medan
magnitnya saja yang melintang dari arah rambatan, maka mode ini disebut mode
8
TM (transverse magnetic). Mode TE dan TM akan dapat terjadi didalam suatu
pipa berongga pemandu gelombang (waveguide), seperti pada gambar 1.3.
Z
X Z
H E
Y Y
(a) X (b)
Bumbung Gelombang Bentuk Persegi Z
Bumbung Gelombang Bentuk
Silinder
(mode TE) (mode TM)
9
Vrefleksi
G = Vmaju
(tanpa satuan)
(1.9)
Contoh 1.2 :
Suatu saluran transmisi mempunyai Zo = 200 W , ZL = RL = 300 W,
tegangan maju (tegangan yang merambat menuju beban) V+ = 100 mV. Berapakah
koefisien refleksi, tegangan yang direfleksikan serta tegangan pada beban ?
Jawab :
Dari persamaan (1.7) :
Z L Z o 300 200
0,2
G= Z L Z o 300 200
Sehingga tegangan refleksi dapat dicari dengan persamaan (1.6) seperti berikut
ini:
V- = G V+
= 0,2 x 100 mV
= 20 mV
VL = V+ + V - = 100 mV + 20 mV = 120 mV
10
Daya input (daya datang atau daya yang dikirimkan ke arah beban) dapat dihitung
sebagai berikut :
(V ) 2
P + = V + . I+ = Z o
(0,1) 2
= 200
= 0,05 mW
Daya yang dipantulkan kembali ke arah sumber dapat pula dihitung sebagai :
P- = G 2 . P+
= (0,2)2 x 0,05 mW
= 0,002 mW
Sehingga daya yang diserap oleh beban adalah :
PL = P+ - P -
= 0,05 mW – 0,002 mW
= 0,048 mW.
SOAL-SOAL :
1. Jelaskan yang anda ketahui tentang saluran transmisi dan berilah beberapa
contoh tentang saluran transmisi yang umum digunakan dalam sistem
telekomunikasi.
2. Hitunglah cepat rambat gelombang elektromagnetik yang merambat pada
medium dielektrik dengan k = 2,50.
3. Hitunglah panjang gelombang di udara dari frekuensi-frekuensi berikut
ini : 45 KHz, 46 MHz, 5,8 GHz, 35,4 GHz.
4. Ulangi soal 3, bila gelombang tersebut merambat pada bahan dielektrik
dengan k = 3,20.
5. Saluran transmisi diketahui mempunyai induktansi total sebesar 0,50 mH
per meter dan kapasitansi 40 pF per meter. Hitunglah harga impedansi
karaktersitik saluran tersebut.
11
6. Suatu saluran transmisi dengan Zo = 50 W , ZL = RL = 75 W, tegangan maju
V+ = 12,50 volt. Hitunglah besar koefisien refleksi, tegangan yang
direfleksikan serta tegangan pada beban.
12
BAB 2
PRINSIP SALURAN TRANSMISI DAN WAVEGUIDE
L1 L2 L3
I I I
C1 C2 C3
13
2.2 Saluran Transmisi Beban Sesuai (Match)
Suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi (lossless) jika pada ujung beban dipasang
beban dengan impedansi RL yang harganya sama dengan impedansi karakteristik
saluran Zo, maka gelombang dari sumber (generator) yang dikirimkan ke beban
tidak akan dipantulkan oleh beban. Dengan kata lain, semua energi yang
dikirimkan oleh sumber ke baban semuanya diserap oleh beban.
Sebagai contoh saluran transmisi dengan beban sesuai (match) dapat dilihat pada
gambar 2.2 di bawah ini
RS = 50
100 W RL = 50
V
Vinput Z0 = 50 W
W
W
(a)
Rs = 50 W
100 V Z0 = 50 W
(b)
50 Gelombang berjalan
V
Waktu
(c)
1A Gelombang berjalan
Waktu
Panjang
Lintasan
(d)
Gambar 2.2. Saluran Transmisi dengan Beban Sesuai
Sumber membangkitkan gelombang sebesar 100 V dengan tahanan dalam
generator Rs = 50 W. Sumber tersebut dihubungkan oleh suatu saluran transmisi
dengan impedansi karakteristik Zo = 50 W ke suatu beban dengan impedansi RL =
50 W. Bila rangkaian pada gambar 2.2(a) diamati, maka Zo = Rl = 50 W, sehingga
dapat dikatakan bahwa saluran transmisi dalam keadaan sesuai (match).
Perhitungan selanjutnya dapat dilakukan sebagai berikut :
14
Zo
V
50
100V 50V
Rs Z o 50 50
Vinput =
Sedangkan arus input yang mengalir dalam saluran transmisi dari sumber
dinyatakan dengan :
1 1
Vsumber 100V 1A
Iinput = 50 50 50 50
Sekarang gelombang yang merambat pada saluran transmisi dari sumber ke beban
V+ = Vinput sebesar 50 V atau I+ = Iinput sebesar 1 A. Koefisien pantul di ujung beban
G = 0, sehingga tegangan pantul V- = 0 dan arus pantul I - = 0. Artinya tidak akan
terjadi gelombang pantul di ujung beban dan semua energi akan diserap oleh
beban.
Untuk membuktikan hal yang demikian ini, terlebih dahulu harus
menghitung daya yang diserap beban sebagai berikut.
Tegangan di beban VL dan arus di beban IL adalah :
VL = V+ + V - = 50 V, dan
IL = I+ + I - = 1A.
15
Sebagai contoh saluran transmisi dengan beban tidak sesuai (missmatch)
dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini. Sumber membangkirkan gelombang
100 V dengan tahanan dalam generator Rs = 35 W. Sumber tersebut dihubungkan
oleh suatu saluran transmisi dengan impedansi karakteristik Zo = 75 W ke suatu
beban dengan impedansi juga RL = 105 W.
RS = 35
100 W RL =105
V
Vinput Z0 = 75 W
W
W
(a)
Rs = 35 W
100 V Z0 = 75 W
(b)
V+ = 68,2 V
(c)
V - = 11,4 V
(d)
Gambar 2.3 Saluran Transmisi Beban Tak Sesuai
Contoh di atas, bila diamati maka Zo ¹ RL, dapat dikatakan bahwa saluran
transmisi dalam keadaan tidak sesuai (missmatch). Maka selanjutnya dapat
dianalisa sebagai berikut :
Zo
V
75
100V 68,2V
R Zo 75 35
Vinput = s
Z L Z o 105 75
0,167
G= Z L Z o 105 75
16
Sekarang gelombang V+ = Vinput sebesar 68,2 V yang ditransmisikan ke baban.
Pada saat sampai di beban tegangan pantul V- adalah
V- = G V+ = (0,167)(68,2 V) = 11,4 V.
Artinya dalam saluran akan terjadi gelombang pantul 11,4 V di ujung beban dan
gelombang ini kembali ke sumber (generator)
1 1
Vsumber 100V 1A
Iinput = 50 50 50 50
RS = 50
100 W
V
Vinput Z0 = 50 W
W
17
(a)
Rs = 50 W
100 V Z0 = 50 W
(b)
50
V+
V
0 V-
-
50V
50V
V+ - V -
Panjang
Saluran
(c)
2
A I-
1 I+
A
(d)
R L Z o 0 75
1
G= R L Z o 0 75
V - = G V+ = -50V
I - = -G I+ = 1A
18
Untuk membukktikan bahwa semua energi dikembalikan oleh beban, maka harus
dibuktikan daya yang diserap beban PL = 0 sebagai berikut.
Tegangan di beban VL dan arus di beban IL adalah :
VL = V+ + V - = 0 , dan
IL = I+ + I - = 2A.
P L = V L IL = 0
Dari perhitungan di atas harga = PL = 0, artinya tidak ada daya yang diserap oleh
baban dan semua energi dikembalikan oleh beban ke sumber.
RL Z 0 x 75
lim 1
RL Z o x x 75
G=
Tegangan pantul V- dan arus pantul I - di beban adalah
19
V - = G V+ = 50V
I - = -G I+ = -1A
RS = 50 RL = ~
100 W (terbuka)
V
Vinput Z0 = 50 W
W
(a)
Rs = 50 W
100 V Z0 = 50 W
(b)
100
V V
-
50 V+
V
100
V
0 V+-V-
50
V
Panjang
Saluran
(c)
10A
I+
0
I-
-1 A
1A
I+ - I -
Panjang
Saluran
(d )
Gambar 2.5. Saluran Transmisi Ujung Terbuka
20
VL = V++ V - = 100 V, dan
IL = I + + I - = 0
P L = V L IL = 0
Zin
ZL
Z0
Z L jZ o tan l
Zin = Zo (2.1)
Z o jZ L tan l
21
Z 02
1). Untuk l = l/4 ® Zin = Z L
2). Untuk l = l/2 ® Zin = ZL
3). Untuk l = l ® Zin = ZL
Contoh 2.1 :
Hitunglah impedansi input dari gambar di bawah ini, bila diketahui Zo = 50 W, dan
frekuensi kerja = 3 GHz),
Untuk a) ZL = 0
b) ZL = 70 W dan
c) ZL = 73 + j42
Zin
ZL
Zo
11 cm
Jawab :
3.10 8 2 2
10cm l l 11cm 2,2
l = 3.10
9
10
22
Z L jZ 0 tan l
Zo
Dinyatakan bahwa Zin = Z o jZ L l , maka :
0 j tan 2,2
50 j 36,3
a). Zin = 50
70 j 50 tan 2,2
50 (52,6 j17)
b). Zin = 50 j 70 tan 2,2
VSWR = Vmin
V V 1 V 1 L
V
V V 1 V
1 L
= V
1 L ZL Zo
VSWR = ; dimana : L (2.2)
1 L ZL Zo
23
Untuk saluran yang match (ZO = ZL), dimana tidak terdapat gelombang pantul,
atau ½Vmaks½ = ½Vmin½, atau juga GL = 0, maka VSWR = 1.
Beberapa keadaan istimewa ditinjau dari beban :
ZL = 0 (short circuit) ® VSWR = ¥
ZL = ZO (matched) ® VSWR = 1
ZL = ¥ (open circuit) ® VSWR = ¥
Pada suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi, tegangan yang dikirim dan tegangan
refleksi memiliki hubungan sebagai :
V- = ½GL½V+
Dengan demikian perbandingan daya yang dikirimkan dengan daya pantul adalah:
DAYA.REFLEKSI P (V ) 2 / R
DAYA. ARAH .MAJU P (V ) 2 / R
(LV )2 / R
= L2
(V ) 2 / R
Dari persamaan (2.2) dapatlah kita cari hubungan antara koefisien pantul dan
VSWR sebagai berikut :
VSWR 1
½GL½ =
VSWR 1
Dengan menggantikan harga ½GL½ di atas, maka perbandingan antara daya kirim
dan daya pantul akan menjadi :
POWER.REFLECTED VSWR 1
POWER.INCIDENT VSWR 1
24
Tabel 2.1 Hubungan antara VSWR, Daya Refleksi dan Daya Kirim
Contoh 2.2 :
Suatu gelombang dengan level puncak 100 Volt dihubungkan ke salah satu ujung
dari suatu saluran transmisi. Karena beban yang terpasang pada ujung yang lain
dari saluran itu ternyata tidak sesuai, maka tegangan yang diserap oleh beban
hanya 80 Volt peak, sedangkan sisanya sebesar 20 Volt peak akan dipantulkan
kembali ke saluran yang selanjutnya terus kembali ke generator. Gelombang
berdiri (Standing Wave) yang terjadi didalam saluran akan memiliki harga
maksimum sebesar :
25
Contoh 2.3 :
Berapakah perbandingan gelombang berdiri (VSWR) dan koefisien pantulan, bila
suatu antenna dengan impedansi sebesar 24 W dihubungkan ke suatu saluran yang
memiliki impedansi karakteristik sebesar (a) 60 W ; (b) 150 W.
Jawab :
(a) Koefisien pantulan adalah
Z L Z O 24 60
3
Z Z 24 60 7
G= L O
1 1 3
7 2,5
1 1 3
VSWR = 7
(b) Besarnya koefisien pantulan adalah :
Z L Z O 150 60 3
7
G = Z L Z O 150 160
dan perbandingan gelombang berdiri adalah :
1 1 3
VSWR =. 7 2,5
1 1 3
7
BAB 3
26
TIPE SALURAN TRANSMISI
Di era yang semakin maju dan modern ini teknologi informasi akan
semakin berkembang pesat termasuk unsur – unsur pendukung dari sistem
komunikasi seperti media transmisi yang digunakan untuk menghantarkan
informasi. Dimana media transmisi mengalami kemajuan dalam hal kualitas
dalam menghantarkan informasi dari sumber informasi ke tujuan.
Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media
aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal
TV saja. Signal TV ini menggunakan alokasi frekuensi 6Mhz (standard NTSC)
atau 7 atau 8Mhz (standard PAL), sehingga dalam satu kabel dapat disalurkan
berpuluh siaran TV. Umumnya spektrum frekuensi yang digunakan untuk signal
TV berkisar antara 111Mhz - 450 Mhz, padahal kabel koaksial ini mampu
membawa frekuensi hingga 1000 Mhz. Frekuensi yang tidak terpakai inilah yang
kemudian digunakan untuk membawa signal data, dan dibawa pada frekuensi 550
Mhz.
Traffic yang terjadi pada pelanggan kabel modem umumnya bersifat
asimetrik. Trafik downstream bersifat lebih besar daripada trafik upstreamnya, hal
ini umum terjadi pada traffic Internet. Trafik downstream memakai besar
frekuensi 6 Mhz dan dimodulasi dengan 64QAM, sehingga bandwidth yang
didapat sekitar 6Mhz x 6 (banyaknya bit dlm 64QAM) x FEC x overhead =
27Mbps. Bandwidth sebesar ini dishared bersama-sama dengan pengguna lainnya.
Sedangkan di sisi upstream, besar frekuensi yang digunakan bervariasi antara
200Khz, 400, Khz, 800 Khz, 1600 Khz, dan 3200 Khz. Apabila 800Khz yang
digunakan maka besar bandwidth yang didapat sekitar 800Khz x 4 (banyaknya bit
dalam QPSK) x overhead x FEC = 2700 Kbps
I. Pengertian.
Kabel merupakan suatu media penghantar dimana umumnya data mengalir
dari satu piranti rangkaian ke satu peranti rangkaian yang lain. Terdapat beberapa
jenis kabel yang biasa digunakan di dalam Local Area Network (LAN). Terdapat
27
beberapa kondisi di mana rangkaian hanya mengijinkan satu jenis kabel saja yang
dapat digunakan, namun terdapat juga situasi ataupun kondisi di mana kombinasi
lebih dari satu jenis kabel dibenarkan.
Pemilihan jenis-jenis kabel adalah berhubungan erat dengan topologi,
protokol dan ukuran rangkaian. Memahami kriteria-kriteria berbagai jenis kabel
yang berlainan dan kaitannya dengan berbagai aspek lain di dalam rangkaian
adalah perlu untuk perkembangan sistem rangkaian yang modern.
Insulating Material
Gambar 3.1. Kabel Koaksial (Coaxial).
Kabel koaksial ini mempunyai satu kawat tembaga yang berfungsi sebagai
media penghantar elektrik yang terletak di tengah-tengah. Satu lapisan plastik
berfungsi sebagai pemisah terhadap kawat tembaga yang berada di tengah-tengah
28
itu dengan satu lapis pintalan besi. Pintalan besi ini berfungsi sebagai penghalang
terhadap gangguan dari cahaya florensen, komputer dan sebagainya.
Walaupun pengkabelan koaksial agak sulit untuk pemasangannya, namun
ia sangat peka terhadap datangnya sinyal. Selain itu, ia dapat menampung
pengkabelan yang lebih panjang terhadap rangkaian dengan peranti-peranti lain
dibandingkan dengan kabel lapis pasangan berpintal.
Kabel koaksial yang tipis juga dikenal sebagai thinnet.10Base2 yang
berarti memiliki spesifikasi untuk fungsi kabel koaksial tipis yang dapat
membawa sinyal Ethernet. Angka 2 berarti menerangkan panjang untuk panjang
maksimal yaitu 200 meter. Kabel koaksial yang tipis ini adalah umumnya
digunakan di dalam rangkaian yang terdapat di sekolah-sekolah.
Kabel koaksial yang tebal juga dikenal sebagai thicknet. 10Base5 yang
berarti memiliki spesifikasi untuk fungsi kabel koaksial tebal yang dapat
membawa isyarat Ethernet. Angka 5 mewakili panjang maksimal yaitu 500 meter.
Kabel koaksial ini mempunyai penutup (cover) plastik yang berfungsi sebagai
penahan kelembapan dari bahan konduktor yang berada di tengah-tengah. Hal Ini
menjadikan ia mampu menampung gelombang yang lebih besar terutama pada
topologi linear bus. Namun begitu, kekurangan kabel ini ialah ia sangat sukar
untuk dibengkokkan dan ini turut menyulitkan proses pemasangan(installasi).
Kabel koaksial terbagi menjadi :
1. Kabel koaksial Baseband.
2. Kabel koaksial Broadband.
29
1. 50 Ohm untuk transmisi digital.
2. 75 Ohm untuk transmisi analog.
Selain itu kabel koaksial juga memiliki noise immunity yang lebih baik di
bandingkan dengan kabel twisted pair.
Sedangkan kemampuan untuk menghantarkan data yaitu sebesar 1 ~ 2 Gbps untuk
panjang kurang lebih 1 Km
30
Gambar 3.3. Twisted Pairs
31
tidak berlapis (unshielded twisted pair- UTP) merupakan jenis kabel yang paling
mudah ditemui dan umumnya digunakan pada instansi – instansi pendidikan.
Kualitas kabel UTP berbeda dari kabel telepon, Kabel UTP mempunyai empat
pasang kawat di dalamnya dan setiap pasang berpinlin dengan jumlah pilinan
yang berlainan bagi setiap inci untuk membantu menyingkirkan gangguan dari
pasangan kawat yang hampir atau dari peranti bereletrik yang lain.
EIA/TIA(Electronic Industry Association/Telecommunication Industry
Association) telah menyetadarkan mutu, dan standard UTP dan memberikan lima
kategori utama.
Penyambungan Kabel Tidak Belapis Berpasangan Berpintal
( Unshielded Twisted Pair Connector)
Penyambung yang paling sesuai untuk kabel berpasangan tidak berlapis
ialah RJ-45 connector. RJ berarti Registered Jack yang mana nama tersebut
diambil dari penyambungan kabel telpon. RJ-45 connector merupakan
penyambung yang dibuat dari plastik dan berguna untuk menyambung kabel
telepon. Satu slot difungsikan hanya untuk penyambungan dari satu sisi saja.
32
Satu kekurangan kabel UTP ini ialah ia mudah terpengaruh dengan
gelombang frekuensi radio dan alat elektrik yang lain. Kabel berlapis pasangan
berpintal ini sangat sesuai untuk daerah yang mempunyai banyak gelombang
frekuensi alat elektrik. Namun begitu, banyaknya gangguan akan menjadikan
kabel ini cepat rusak. Kabel jenis ini sesuai digunakan pada rangkaian yang
menjalankan topologi Gelang Token.
III. Kabel Fiber Optik
Pendahuluan
Perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi dunia yang
berkembang dengan cepat, secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi Indonesia. Beroperasinya
satelit telekomunikasi Palapa dan kemudian pemakaian SKSO (Sistem
Komunikasi Serat Optik) di Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia juga
mengikuti dan mempergunakan teknologi ini di bidang telekomunikasi.
Tidak disangkal lagi bahwa serat optik akan memberikan kemungkinan
yang lebih baik bagi jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu media
transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan
keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya, maka pada
33
serat optik gelombang pembawanya tidak merupakan gelombang elektromagnet
atau listrik, akan tetapi merupakan sinar/cahaya laser.
Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama, tetapi
karena banyaknya kesulitan atau hambatan yang timbul terutama di dalam usaha
menghilangkan kotoran dalam pembuatan serat optik. Kotoran di dalam serat
optik dapat mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan dispersi yang tidak sempurna.
Sebagaimana namanya maka serat optik dibuat dari gelas silika dengan
penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk lainnya. Pembuatan serat
optik dilakukan dengan cara menarik bahan gelas kental-cair sehingga dapat
diperoleh serabut/serat gelas dengan penampang tertentu. Proses ini dikerjakan
dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting dalam pembuatan serat
optik adalah menjaga agar perbandingan relatif antara bermacam lapisan tidak
berubah sebagai akibat tarikan. Proses pembungkusan seperti pemberian bahan
pelindung atau proses pembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah
hingga ratusan kabel pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.
Para peneliti Lucent hari Kamis (28/06) menemukan bahwa sehelai serat optik
ternyata mampu mengirimkan informasi 10 kali lebih banyak dari yang selama ini
diperkirakan. Tim di Bell Labs mengungkapkan bahwa secara teori ternyata
dimungkinkan mengirimkan sekitar 100 terabit data, atau sekitar 20 milyar e-mail
satu halaman, secara simultan lewat sehelai serat optik. Sebagai pembanding,
sistem optik komersial saat ini hanya mampu mengirim data di bawah 2 terabit
per detik. Sedangkan percobaan di laboratorium menunjukkan laju transmisi yang
dapat dicapai adalah sebesar 10 Terabytes per second (Tbps).
Sejauh ini para ilmuwan kesulitan menghitung seberapa besar informasi,
secara teoritis, yang dapat dikirimkan melalui serat optik karena bentuk optik-nya
sendiri membuat pengiriman data mudah sekali mengalami ketidakteraturan.
Dalam melakukan risetnya, Bell Laps meneliti sistem telekomunikasi yang
menggunakan wavelength division multiplexing --suatu teknik untuk
meningkatkan kapasitas sehelai serat-- dan memperkirakan seberapa banyak
informasi yang dapat dikirim dari transmitter ke receiver. Menurut Lucent, bila
signal yang dikirim memiliki tenaga terlalu kecil, maka signal itu akan terganggu
34
atau dikalahkan "keramaian" sistem, sebaliknya bila signal terlalu kuat, maka dia
akan berbaur dan mengganggu signal lain. Namun dengan kekuatan dan panjang
gelombang tertentu, para peneliti memastikan bahwa, secara teoritis, serat optik
dapat mengirim 100 terabit data per detik tanpa mengalami gangguan atau
mengganggu.
Kabel Fiber Optik memiliki suatu inti yang dibuat daripada kaca yang
terletak di tengah-tengah. Ia dikelilingi oleh beberapa lapisan bahan pelindung. Ia
menghantarkan cahaya dan bukannya sinyal elektronik dan mengurangi masalah
gangguan gelombang frekuensi bahan elektrik.
Ini menjadikan ia amat ideal bagi daerah yang memiliki gelombang
frekuensi yang tinggi. Ia juga merupakan bahan yang paling bermutu bagi
sambungkan rangkaian antara bangunan terutama kelebihannya yang tahan pada
kerosakan yang disebabkan oleh suhu kelembapan dan cahaya.
Kabel fiber optik mampu mengantarkan sinyal di dalam daerah yang luas
dibanding kabel koaksial dan Twisted pair. Serat Optik juga mempunyai
kemampuan membawa informasi dengan jumlah yang besar. Kapasitas membawa
informasi yang besar ini berarti menambah kemampuan berkomunikasi termasuk
acara interaktif dan tatap muka dengan video (video conferencing).
Harga kabel fiber optik berbeda jauh dibandingkan kabel tembaga namun kabel
serat optic juga sulit untuk dipasang(install) dan dimodifikasi. Harus
memperhatikan sudut tekukan pada saat pemasangan.
35
Jenis Jenis Kabel Koaksial Dengan Karakteristik
A. Untuk jenis RG tahanan 50 ohm
Makna RG pada kabel koaksial yaitu tipe-tipe kabel koaksial dilihat dari keadaan
fisik dan kegunaan kabel koaksial menurut American Askery Standarty MIL-C-17
.
ELEKTRÝKSEL DEÐERLER
Karakteristik i
50±2 50±2 50±2 50±2
empedans
Kapasite ( pF/m ) 101 101 101 101
VF 0,66 0,66 0,66 0,66
Maximal frekuensi
3 3 1 3
(GHz)
36
B. Untuk Jenis RG tahanan 75 ohm
Type Kabel
Inti penghantar
Bahan dielektrik RGStCu
59 B/U
PE RGStCu
6 A/U
PE RGCuSn
11 A/U
PE RG 216/U
CuSn
PE
Berat bahan (Kg) 57,8 122,0 141,3 185,4
ELEKTRÝKSEL DEÐERLER
Karakteristik
75±3 75±3 75±3 75±3
empedans
Kapasite ( pF/m ) 67 67 67 67
VF 0,66 0,66 0,66 0,66
Maximal frekuensi
3 11 3 3
(GHz)
37
Perbandingan kabel koaksial dengan Serat optis
A. Pendahuluan
Perkembangan dan penerapan teknologi dunia yang berkembang dengan
cepat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan
sistem telekomunikasi Indonesia. Beroperasinya satelit telekomunikasi Palapa dan
kemudian pemakaian SKSO (Sistem Komunikasi Serat Optik) di Indonesia
merupakan bukti bahwa Indonesia juga mengikuti dan mempergunakan teknologi
ini di bidang telekomunikasinya.
Tak disangkal lagi bahwa serat optik akan mmberikan kemungkinan yang lebih
baik bagi jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu media transmisi
yang mampu menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan
yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya, maka pada serat optik
gelombang pembawanya bukan gelombang listrik ataupun gelombang
38
elektromagnetik akan tetapi cahaya, baik cahaya tampak maupun cahaya tak
tampak.
Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama,tetapi
karena banyaknya kesulitan atau hambatan yang timbul terutama didalam usaha
menghilangkan kotoran dalam pembuatan serat optik. Kotoran dalam serat optik
dapat mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan disperse yang tidak sempurna.
Sebagaimana namanya maka serat optik dibuat dari gelas silika dengan
penampang berbentuk lingkaran atau berbentuk lainnya. Pembuatan serat optic
dilakukan dengan cara menarik bahan gelas kental cair sehingga dapat diperoleh
serabut/serat gelas dengan penampang tertentu.Proses ini dikerjakan dalam
keadaan bahan gelas yang panas. Yang penting dalam pembuatan serat optic
adalah menjaga agar perbandingan relatifantara bermacam lapisan tidak berubah
sebagai akibat tarikan.Prosespembungkusan seperti pemberian bahan pelindung
atau prosespembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga
ratusan kabel pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.
1
Polimer merupakan bahan hasil turunan dari minyak bumi. Hasil jadi dari polimer antara lain
karet sintetis dan plastik.
39
750 – 2000 mickron. Dengan adanya perbedaan diameter tersebut membuat serat
optik POF lebih mudah ditangani daripada serat optik yang berasal dari silika.
40
Sedangkan untuk pertanyaan kedua, ada prosedur sederhana untuk
memperoleh indek bias core lebih tinggi dari cladding. Seperti kita ketahui bahwa
dengan menambahkan sejumlah kecil substansi ke substansi lain akan
menghasilkan perubahan atau peningkatan sifat dari substansi yang ditambahi.
Dalam kasus pembuatbedaan indek bias core dan cladding ini, ditambahkan
germanium tetrachloride dalam wujud gas ke dalam kaca silika murni.
Germanium yang memiliki 18 elektron lebih banyak daripada silika bertindak
sebagai dopan. Sebagai hasilnya, indek bias dari inti akan menjadi lebih tinggi.
Dan untuk cladding, dari silika murni ditambahkan boron atau flourine untuk
mengurangi indek biasnya. Peningkatan perbedaan itulah yang menentukan baik
tidaknya transmisi cahaya.
Ada berbagai macam serat optik menurut mode transmisi dan profil indek
bias. Hal tersebut tidak akan dibahas secara detail di sini, namun pada dasarnya
dalam merancang serat optik bergantung kepada kebutuhannya. Parameter-
parameter seperti atenuasi, bandwidth, dispersi, dan kekuatan tarik harus menjadi
pertimbangan dalam perancangan tersebut. Juga mengenai perlindungan terhadap
faktor-faktor eksternal seperti kelembaban, panas, dingin, dan air harus
diperhatikan. Itulah mengapa lembaran plastik digunakan. Biasanya kabel serat
optik tersebut juga harus memenuhi kebutuhan seperti fleksibilitas, ketahanan
terhadap ikatan dan benturan serta ringan. Berikut diilustrasikan desain serat optik
untuk menggambarkan banyaknya polimer yang digunakan dalam pembuatan
serat optik.
Sebagai contoh, serat optik disusun sebagai suatu sistem multilayer
dimana serat pertama kali dikelilingi oleh tabung penyangga. Tabung penyangga
ini biasanya berupa lapisan silikon atau epoxy resin yang lebih lembut dari jaket
luar dan tidak memiliki fungsi optik. Lapisan ini menjaga serat dari microbend
(bengkokan mikro) karena adanya kontak fisik dengan komponen lain dalam
susunan kabel.
41
Gambar 3.8 Contoh desain serat optik.
42
Gambar 3.9 Proses MCVD.
Dalam MCVD, oksigen ditiupkan dalam senyawa silikon klorida (SiCl 4),
germanium klorida (GeCl4) dan senyawa-senyawa lainnya. Keluaran dari
peniupan senyawa-senyawa tersebut kemudian masuk ke tabung pembentuk.
Dalam tabung berputar yang dipanasi tersebut terjadi dua hal:
Silikon dan germanium bereaksi dengan oksigen, membentuk silikon
dioksida (SiO2) dan germanium dioksida (GeO2).
Silikon dioksida dan germanium dioksida melebur membentuk kaca silika.
Hasil dari proses ini adalah kaca silika yang berbentuk batangan / tabung panjang
sebagai bahan untuk proses selanjutnya.
43
Gambar 3.10 Penarikan serat dari bahan dasar
Pengujian
Setelah proses pembuatan serat selesai, diperlukan pengujian terhadap
serat tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah:
1. Kekuatan tarik / rentang, setidaknya harus memenuhi 100.000 lb/in2.
2. Profil indek bias, untuk menentukan tingkap (aperture) numeris.
44
3. Geometri serat, yaitu mengenai keseragaman diameter core, ukuran
cladding, dan diameter pelapis.
4. Atenuasi, yaitu nilai pelemahan sinyal / cahaya dari berbagai panjang
gelombang cahaya.
5. Kapasitas informasi yang dapat dibawa (Bandwith), jumlah sinyal yang
dapat dibawa pada satu waktu (serat multimode).
6. Dispersi kromatik, penyebaran berbagai panjang gelombang saat melalui
core, hal ini berpengarung pada bandwidth.
7. Temperatur dan kelembaban operasi.
8. Ketergantungan atenuasi terhadap temperatur.
9. Kemampuan untuk menyalurkan cahaya dalam air.
Seperti gambar di atas, jika ada sinar yang masuk ke core serat optik maka
sebenarnya sinar tersebut akan dipantul-pantulkan oleh lapisan antara core dan
cladding sehingga sinar tetap pada core. Kejadian tersebut akan terjadi jika sudut
45
datang lebih besar dari sudut kritis. Jika sudut datang kurang dari sudut kritis 2
maka sinar akan dibiaskan ke cladding, kejadian tersebut membuat atenuasi yang
sangat besar pada kuantitas sinar yang dilewatkan. Besarnya sudut kritis
dirumuskan:
n2
C cos 1
n1
Misalkan jika n1=1,446 dan n2=1,430 maka diperoleh sudut kritis 8,53 derajat.
Jika sinar datang berasal dari udara (tidak langsung ke core) maka indek bias
udara harus dilibatkan dalam perhitungan sudut kritis sinar datang dari luar /
udara. Sudut datang luar yang dapat diterima dirumuskan:
n
ext cos 1 1 sin C
n0
Karena n0=1 maka melanjutkan contoh di atas diperoleh Qext=12,4 derajat. Berikut
digambarkan kedatangan sinar dari berbagai sudut:
2
Perlu dicatat bahwa sudut kritis pada serat optik mengacu pada sumbu serat optik, hal ini berbeda
dengan fisika umum dimana pengukuran sudut bias / kritis diacukan pada garis normal.
46
kemampuan tampung sinar. Namun dengan besarnya ukuran tersebut juga
membawa masalah saturasi pada penerima. Ukuran serat optik dinyatakan dalam
diameter core/diameter cladding, dalam satuan mikron (10-6). Misalnya, serat
optik 50/125, berarti diameter core 50 mikron dan diameter cladding adalah 125
mikron. Berikut diilustrasikan ukuran-ukuran serat optik yang umum digunakan:
Gambar 3.13 Penampang lintang ukuran serat optik yang umum, dalam mikron.
Jika yang diacu adalah bahan, maka yang dipertimbangkan adalah atenuasi
dan harga. Serat optik yang umum dipakai adalah berasal dari kaca silika, plastik,
dan Plastic Clad Silica (PCS). Serat optik dari kaca silika memiliki atenuasi
terendah tetapi paling mahal. Serat optik dari plastik memiliki atenuasi terbesar
tetapi paling murah. Kelemahannya adalah ketahanannya terhadap panas dan api.
Serat Optik PCS memiliki atenuasi dan harga diantara kedua macam serat
sebelumnya.
Sedangkan menurut mode propagasinya, serat optik dibedakan menjadi
dua tipe yaitu single mode dan multi mode. Untuk multi mode sendiri dibedakan
menjadi multi mode step index dan multi mode graded index. Berikut
digambarkan pola propagasi sinar dalam ketiga jenis mode tersebut:
47
Multi mode step index
Pada jenis ini cahaya merambat dalam beberapa mode.Ukuran diameter
core antara 50-250µm yang dilapisi cladding yang sangat tipis.Penyambungannya
lebih mudah karena diameter core lebih besar.Jenis ini hanya digunakan untuk
jarak pendek.
Multi mode graded index
Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki index bias berbeda,
index bias yang tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun
sampai kebatas core dan cladding.Ukuran diameter core antara 30-60µm.Cahaya
merambat karena refaraksi yang terjadi pada core, sehingga rambatan cahaya
sejajar dengan sumbu serat.Jenis ini digunakan untuk jarak menengah.
Singlemode step index
Cahaya merambat hanya dalam satu mode yaitu sejajar dengan sumbu
serat optic.Ukuran diameter core antara 2-10µm.Cladding lebih besar dari
inti(core).Digunakan untuk jarak jauh, dan mampu menyalurkan data dengan
kecepatan bit rate yang tinggi.
48
N1 =indeks gas inti
∆ = indeks kias relative
Banyaknya mode kayu mengakibatkan naiknya dispersi.
Contoh
Diketahui serat optik dengan λ =820 nm
n1 = 1,41
n2 = 1,4
diameter inti = 50 nm
∆ = 0,0071
hitung:
NA
Jumlah mode
Jawab
1. NA = (1,412 – 1,42) ½ = 0,1676
V = (2 x π x 25.10-6) x 0,1676
820.10-9
=32,1
2. Jumlah mode
MN = V2/2 = 32,1/2 =515
Catatan
MN harus integer dengn pembulatan kebawah
49
1,48 Ga
O2
Indeks
1,46
Bias
F2O5
1,44
0 5 10 15 20
Penambahan dopant (x mol)
Atenuasi
(db/km) 100
10
0,1
50
NA sampai 0,6
Sudut penerima sampai 70º
Diameter inti 110 – 1400 µm
Contoh:
1. Inti polysterene (n1 = 1,60)
Selubung methyl methacrylate (n2=1,47)
NA = 0,60
2. Inti polymethyl methacrylate (n1=1,49) selubung copolymer NA = 0,50
Tabel. Karekteristik atenuasi dan bandwidth pada berbagai macam serat optik.
Index of
Size Atten. Bandwidth
Material Refraction
Mode Profile
microns (microns) dB/km MHz/km
Multi-mode Glass Step 800 62.5/125 5.0 6
Multi-mode Glass Step 850 62.5/125 4.0 6
Multi-mode Glass Graded 850 62.5/125 3.3 200
Multi-mode Glass Graded 850 50/125 2.7 600
Multi-mode Glass Graded 1300 62.5/125 0.9 800
Multi-mode Glass Graded 1300 50/125 0.7 1500
Multi-mode Glass Graded 850 85/125 2.8 200
Multi-mode Glass Graded 1300 85/125 0.7 400
Multi-mode Glass Graded 1550 85/125 0.4 500
Multi-mode Glass Graded 850 100/140 3.5 300
Multi-mode Glass Graded 1300 100/140 1.5 500
Multi-mode Glass Graded 1550 100/140 0.9 500
Multi-mode Plastic Step 650 485/500 240 5 @ 680
Multi-mode Plastic Step 650 735/750 230 5 @ 680
Multi-mode Plastic Step 650 980/1000 220 5 @ 680
Multi-mode PCS Step 790 200/350 10 20
3.7/80 or
Single-mode Glass Step 650 10 600
125
Single-mode Glass Step 850 5/80 or 125 2.3 1000
Single-mode Glass Step 1300 9.3/125 0.5 *
Single-mode Glass Step 1550 8.1/125 0.2 *
* Tidak dapat diukur dengan cermat, diperkirakan tak berhingga.
Karakteristik Fiber
51
1.Rugi-rugi fiber
2.Dispersi
3.Pemilihan panjang gelombang
Rugi-rugi fiber disebabkan oleh
a) Material absorsi oleh material karena ketidak murnian
b) Light scattering karena ketidak sempurnaan material
c) Rugi-rugi belokan karena deformasi struktur dan Wave Guide
Pout
Loss =
Pin
Pout
Los| = 10 log (db)
Pin
Elading
Core
Pin Pout
Contoh:
Fiber dengan panjang 100m memiliki Pin = 10 µw dan P out = 9 µw .
Hitung rugi-rugi dalam db /km.
Jawab :
Pout
db = 10 log 9/10 = - 0,458 db
Pin
db/km = 0,458/ 0,1 = - 4,58 db/km
rugi-rugi = 4,58 db/km
Contoh-contoh :
1. Ditemukan rugi-rugi absobs absorsi 3% dari daya masukan ke fiber dengan
panjang daya masukan ke fiber dengan panjang 10M . Hitung rugi-rugi dalam
db/km
Jawab :
52
10 m
0,03 Pin
Pout 0,97Pin
(db) = 10 log
Pin Pin
= - 0,132 db / 10 m
= - 13,2 db/km
rugi-rugi = 13,2 db/km
2. Sistem komunikasi serat optic memiliki panjang 10 km dan rugi-rugi 2,5
db/km. Hitung daya keluaran jika daya masukan 400 µm
10 m
400 µm P out
L = 25 db
Pout
10 log (db) = - 25
Pin
Pout
= anti log -2,5 = 0,00316
Pin
P out = 0,00316 x 400 µm
P out = 1,264 µm
Dispersi
Dispersi digunakan untuk menjelaskan 2 fak pelebaran pulsa.Jika lebar
pulsa input tp1 , lebar pulsa tp2 dispersi ∆t dapat didefinisikan sebagai berikut: ∆t
= √ (tp2² - tp1² )
53
Dispersi diukur dalam unit waktu umumnya orde monoseconds ( 10-9 s)
atau pikoscon (10 -12 s)
Total dispersi dari fiber tergantung kepada panjang , file yang panjang
akan menyebabkan pelebaran pulsa yang lebih panjang. Jika dalam pabrikasi
disebutkan disperse kesatuan panjang ( µs/km )maka dapat dihitung disperse total
∆t = L x ( disperse / km )
dimana:
∆t = disperse fiber
L = panjang fiber
L Ln1
Tdo = = ß--- delay propagasi minimum
c/nl c
dimana :
L = panjang fiber
n 1= indeks bias inti
c = kecepatan cahaya
c/n1= Kal cahaya dalam fiber
54
n1 n2
Untuk ∆ << 1 dimana ∆ =
n1
Didapat
∆t = (L x n1 / c) x ∆
dengan menggunakan NA
∆t = [ L x (NA)²] / (2xn1xc)
C. Sistem Jaringan
Serat optik digunakan untuk menggantikan jenis penghantar data yang
lain. Oleh karena itu serat optik dapat digunakan untuk transmisi data, dengan
berbagai topologi jaringan seperti star, ring, dan bus. Struktur dasar penggunaan
serat optik dalam komunikasi end-to-end ditunjukkan gambar berikut:
55
Gambar 3.16 Pemaksimalan bandwidth serat optik dengan multiple access.
56
menguatkan sinyal dan kemudian harus mengubahnya kembali ke besaran
optis.
2. Karena umumnya yang dipancarkan adalah sinar infra merah dengan
intensitas tertentu jika mengenai mata dapat merusak mata.
3. Konstruksi serat optik cukup lemah / rapuh.
E. Kesimpulan
1. Pada dasarnya serat optik tersusun atas tiga lapisan yaitu
i. Core (inti)
ii. Cladding (pelindung)
iii. Coat (jaket)
2. Jenis serat optik menurut mode rambatan sinarnya adalah
iv. Single mode
v. Multi mode, terbagi dalam dua macam
1. multi mode step index
2. multi mode graded index
3.Keuntungan terbesar dengan pemakaian serat optik adalah besarnya
bandwidth
yang tersedia dan kecilnya atenuasi selama perambatan sinyal.
BAB 4
SMITH CHART (PETA SMITH)
57
Pendahuluan
Metode Grafis lazim digunakan pada pemecahan persoalan transmisi,
karena munculnya bilangan kompleks sering mengakibatkan perhitungan menjadi
lama dan sulit. Dengan metode grafis diharapkan kelambanan dan kesulitan
perhitungan dapat jauh dikurangi dengan ketelitian hasil yang cukup memadai,
yaitu dengan mengunakan chart saluran transmisi yang paling popular adalah
dengan mengunakan smith char.
Smith Chart pada dasarnya merupakan kumpulan kurva-kurva untuk resistansi
konstans yang dapat menyatakan impedansi beban, impedansi input, bahkan
impedansi pada tiap titik pada saluran tersebut, dinyatakan dalam fraksi/pecahan
panjang gelombang relative terhadap tempat terjadinya tegangan maxsimum atau
titik tegangan minimum. Juga dapat dengan mudah diturunkan |Ѓ|<Ф dan VSWR.
Smith char dibangun didalm lingkaran dengan radius sebesar satu, pada
koordinat polar yang mengunakan variable radius |Ѓ| dan variable sudut
berlawanan arah jarum jam, sehingga suatu ttik menunjuk koordinat Ѓ = |Ѓ|<Ф
dapat dipandang dalam suatu system koordinat Rectampular komplek, bahwa
koofisien pantul terdiri dari bagian real dan bagian imajiner. Tetapi informasi
tentang koefisien pantul malah tidak dicakup didalam smith chart, hal ini
menghindari keruetan jika harus ditampilkan bertumpukan dengan kurva-kurva
impedansi.
Γi
|Γ| = 1
ø
Γr
Matching impedance
Sebuah system saluran transmisi direfresentasikan oleh gambar berikut :
58
Zs
Rs Xs
XL
E ZL
RL
Syarat agar tak terjadi gelombang pantul atau gelombang tegak (standing wave)
maka impedansi karakteristik saluran haruslah setara dengan nilai impedansi
beban (adanya matching impedance).
Rs + jXs = RL - jXL
Diagram Smith
Diagram smith merupakan grafik Г = f (Zo,Zr) pada sumbu Гr tegak lurus sumbu
Гi.
59
Zs
Rs Xs
XL
E ZL
RL
Zo
Vinc Vinc
ΓL = ZL
Vrefl
Vrefl
Koefisien pantul pada titik beban, jika beban ZL dihubungkan dengan saluran
yang mempunyai karakteristik Z0 ;
Vrefl Z 0 Z L
L r i
Vin Z0 ZL
Karena harga atau nilai dari komponen pasif itu tidak tetap maka impedansi
komponen biasanya dinormalisasikan.
Z L R jX
z r jx
Z0 Z0 (pers.1)
Sehingga koefisien pantul :
Z 0 Z L Z 0 Z L / Z 0 Z 1 r jx 1
L r i
Z 0 Z L Z 0 Z L / Z 0 Z 1 r jx 1 (pers.2)
60
dari persamaan ini dengan memisahkan harga normalisasi resistansi dan reaktansi,
maka diperoleh :
- Bagian Real ;
1 r 2 i 2
r
1 r 2 i 2
- Bagian Imajiner ;
2.i
x
1 r 2 i 2
Manipulasi terhap persamaan diatas (bagian real dan bagian imajiner) akan
menghasilkan bentuk yang menyatakan sifat kurva-kurva dalam koordinat
rektanguler-komplek dengan sumbu-sumbu Гr dan Гi.
1). Bagian real
1 r 2 i 2
r
1 r 2 i 2
61
Sebagai contoh :
-
- jika r = 0 maka lingkaran mempunyai radius = 1 dengan pusat (Гr,Гi)
= (0,0). Ini sesuai dengan sifat pembebanan reaktif murni yang
menyebabkan koefisien pantul Г = 1.
-
- Jika r = 00 , maka lingkaran mempunyai radius = 0 dengan pusat (Гr,Гi)
= (1,0). Ini sesuai dengan sifat beban terbuka yang menyebabkan koefisien
pantul |Г| = 0.
-
- Jika r = 1 , maka lingkaran mempunyai radius = 1/2 dengan pusat
(Гr,Гi) = (1/2,0).
-
- Dan seterusnya.
Diperoleh pola kurpa :
62
Persamaan lingkaran dalam system koordinat Гr,Гi dimana;
Berpusat dititik : (1,1/x)
Berradius : 1/x
Sebagai contoh ;
-
Jika x = 0, Maka radius = 00 dan pusatnya (Гr,Гi) = (1,00). Membentuk garis
lurus yang equivalent dengan sumbu Гr.
-
Jika x = 00, maka radius = 0 dan pusatnya (Гr,Гi) = (1,0).
-
Jika x = 1, Maka radius = 1 dan pusatnya (Гr,Гi) = (1,1). Simetris terhadap
sumbu Гr untuk x = 1.
-
Dan seterusnya.
Γi
X=1
X = 1/2
X=2
X=0 X = 00
Γr
X = -2
X = -1/2 X = -1
63
Γi
X=1
X = 1/2
X=2
r=1
r = 1/2
X=0 r=2 X = 00
Γr
X = -2
X = -1/2 X = -1
Γi 1
Peta Smiht
VSWR
Pada smith chart disediakan pula skala khusus VSWR = (1 + | Г|) / (1 - |
Г|), sehingga dalam penentuan suatu swr disuatu titik dapat mengambil jarak
radial antara titik Zin pada chart dengan Z = r = 1 (titik pusat chart) kemudian
menyelesaikan jarak tersebut.
1 | |
VSWR
1 | |
| rin.Ro Ro | | rin.Ro Ro |
VSWR
| rin.Ro Ro | | rin.Ro Ro |
Jika rin > 1 atau rin > Ro, maka VSWRin = 1/rin = Rin/Ro,
Jika rin < 1 atau rin < Ro, Maka VSWRin = 1/Rin = ro/Rin.
Dimana :
-
rin = Zin = Nilai impedansi masukan bagian Real.
-
Ro = Zo = nilai impedansi saluran bagian real.
64
hubungan pararel agar lebih mudah. Dibandingkan kegunaanya sebagai chart
impedansi. Analogi dan perbedaannya sebagai chart acmitansi :
-
admitansi ternormalisasi : y = 1/z = Y/Yo = 1/(r+jx) = g + Jb
-
lingkaran r = constant -----à g = constant
lingkaran X = constant ----à b = constant
-
untuk Г dan sudut Ф yang terbaca diskala pingiran chart harus ditambah
dengan 1800
Aturan – aturan Peta smith :
a. Aturan lingkaran.
- Garis mendatar yang melalui pusat (centrum) 1.0 menyatakan nilai
resistansi Normalisasi (R/Z0) atau Konduktasi Normalisasi ( G/Y0).
- Separuh lingkaran diatas garis menyatakan nilai reaktansi induktif
normalisasi ( +JX/Z0 ) atau suseptansi induktif normalisasi ( +JB/Y0 ).
Separuh lingkaran dibawah garis menyatakan nilai rekatansi kapasitif
Normalisasi ( -JX/Z0 ) atau nilai suseptansi Kapasitif normalisasi (
-JB/Z0 ).
- Jika yang diketahui adalah impedans masukan saluran transmisi (Zi) maka
untuk mencari impedans beban (ZB) harus diperhatikan lingkaran paling
luar dengan skala yang ada didalam lingkaran yang pembacaannya
berlawanan arah dengan jarum jam, yang diistilahkan panjang gelombang
menuju beban. Sebaliknya jika yang diketahui adalah impedans beban
(ZB) maka untuk mencari impedans masukan (Zi) diperhatikan lingkaran
paling luar dengan skala paling luar, pembacaanya mengikuti arah arum
jam, yang diistilahkan panjjang beban menuju generator.
- Lingkaran yang paling dalam menyatakan koepisien sudut pantul yang
dinyatakan dalam derajat.
b. Aturan skala garis.
- skala sebelah kanan menyangkut angka-angka pantulan koepisien pantul
(atas), bagiaan bawah menyangkut nilai rugi-rugi pantulan.
65
- Skala disebelah kiri, menyangkut masalah gelombang tegak (SWR) bagian
bawah, sedangkan bagian atas menyangkut masalah rugi-rugi trasmisi.
c. Skala derajat pada lingkaran dengan r = 0 pada peta smith mengambarkan nilai
koefisien sudut pantul (Φ).
d. Penentuan Nilai Vswr dan Koefisien pantul.
- Vswr, dalam penentuan suatu swr disuatu titik dapat mengambil jarak
radial antara titik Zin pada chart dengan Z = r = 1 (titik pusat chart)
kemudian menyesuaikan jarak tersebut. Atau mengambil jarak yang sama
pada Z = r = 1 tetapi berlawanan arah dan dari titik tersebut ditarik garis
tegak lurus ke ruler VSWR dan pada titik perpotongan antara garis dan
ruler adalah nilai Vswr.
- Koefisien pantul (k), dalam penentuan suatu swr disuatu titik dapat
mengambil jarak radial antara titik Zin pada chart dengan Z = r = 1 (titik
pusat chart) kemudian menyelesaikan jarak tersebut. Dari titik swr tersebut
ditarik garis lurus kebawah hingga memotong ruler koefisien pantul.
Pertemuan titik potong tersebut merupakan nilai koefisien pantul.
Contoh Soal:
Jawab:
= (45 + j55)
66
2. Suatu Proyek pembangunan jaringan telepon yang membentangkan saluran
koaksial sepanjang 15 Km. Kabel koaksial yang digunakan mempunyai nilai
Vf = 0,8 . Frekuensi operasional 3 Khz. Tegangan sumber 15 Volt. Tahanan
dalam (Rd) = 200 Ohm. Beban berupa resistansi murni sebesar 450 Ohm.
Diameter luar koaksial mempunyai ukuran 6mm, sedangkan diameter dalam
mempunyai ukuran 2,09 mm dengan konstanta dielektrik 1,6. Jika redaman
sebesar 0,005 watt/Km. Tentukan:
a) Daya sumber
b) Daya beban
Jawab
Diketahui:
Vf = 0,8
f = 3 Khz
Vs= 15 Volt
Rd= 200 Ohm
Ri = 450 Ohm
D = 6 mm
d = 2,09 mm
k = 1,6
α = 0,005 watt/Km
c 3.108
Vf 3
0,8 0,8.10 5
f 3.10
15.10 3
norm 0,1875
0,8.10 5
R Jx 450 J 0
ZB(norm) = 8,9
Zo 50,05
Zi(norm) = 0,125 – j 0,41
Zi = (0,125 – j 0,41) 50,05
= 6,26 – j 20,52 Ohm
2 2
Vs 15
Ps = I2.R= Ri 6,26 0,0287 Watt
Rd Zi 200 21, 45
67
1 k
9= maka diperoleh nilai k = 0,8
1 k
Zi = 6,26 2 ( j 20,52) 2 21,45
= 8,899 mWatt
120,96 o
Normalisasi panjang saluran: 0,336 o
360
Yi 0,00726 j 0,00066
Yi (norm) = 2,2 j 0,2 siemens
YO 0,0033
Jawab:
ZB (norm) = 0,75 + j 0,25 Ohm
68
Zi(norm) = bertolak belakang 180o dengan Yi(norm) maka di peroleh = 0,75 – j 0,25
ZB(norm) = bertolak belakang 180o dengan YB(norm) maka di peroleh = 1,2 – j 0,4
Yi (0,0125 j0,004167)
Yo = 0,0166 siemens
Yi(norm) (0,75 j0,25)
69