Anda di halaman 1dari 5

DASAR PENYEARAH TERKONTROL

(CENTER, TNR 14, KAPITAL, BOLD, 1,15 SPASI)


Firdaus Jonathan
(11pt italic tanpa gelar akademis)
STT - PLN
E-mail: firdausjonathan21@gmail.com (corresponding authors)

ABSTRACT
Rectifier is a tool to convert alternating voltage into a direct voltage. Application of the use of rectifiers
in the industry widely as Uninterruptible Power Supply (UPS), constant voltage regulator, motor speed
regulator, improvement of power factor. A phase controlled rectifier using the pulse width modulation
method is a type of driver whose output voltage is controlled by improving the power factor. Here we
want to look for conditions that occur in the matching component (SCR) where there is an on and off
SCR. Then we will also find out the use of SCR in real life...

Keywords: SCR, Rectifier, Controlled

ABSTRAK
Penyearah adalah alat untuk mengubah tegangan bolak balik menjadi tegangan searah. Penerapan
penggunaan rectifier dalam industri secara luas sebagai Uninterruptible Power Supply(UPS), pengatur
tegangan konstan, penggerah kecepatan motor, pebaikan faktor daya. Satu phasa terkendali penyearah
menggunakan metode pulse width modulation adalah satu jenis penyarah yang tegangan keluaran
dikendalikan dengan perbaikan faktor daya. Disini kita ingin mencari kondisi kondisi yang terjadi pada
komponen penyeara (SCR) dimana ada menghidupkan dan mematikan SCR. Kemudian kita juga akan
mengetahui penggunaaan dari SCR di kehidupan nyata sebagaima.

Kata kunci: SCR, Penyearah, pendendali


1. PENDADULUAN (11 pts/Bold)
Silicon-controlled rectifier merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang menggunakan tiga
kaki yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang (gate) – dalam operasinya. SCR adalah salah satu
thyristor yang paling sering digunakan dan dapat melakukan penyaklaran untuk arus yang besar.
Gambar 1 Bentuk fisik SCR
SCR dapat dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi, yaitu SCR arus rendah dan SCR
arus tinggi. SCR arus rendah dapat bekerja dengan arus anoda kurang dari 1 A sedangkan SCR arus tinggi
dapat menangani arus beban sampai ribuan ampere.
. Pada kenyataannya, SCR mirip dengan dioda karena SCR menghantarkan hanya pada satu arah. SCR
harus diberi bias maju dari anoda ke katoda untuk konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang
yang digunakan berfungsi untuk menghidupkan alat. Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar
kecuali bahwa SCR memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar. Gerbang
SCR dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu diperlukan setidaknya 0,7 V untuk
memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pemicu gerbang (gate trigger voltage). Biasanya
pabrik pembuat SCR memberikan data arus masukan minimum yang dibutuhkan untuk menghidupkan
SCR. Lembar data menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu gerbang (gate trigger current). Sebagai
contoh lembar data 2N4441 memberikan tegangan dan arus pemicu : VGT = 0,75 V I GT = 10 mA Hal ini
berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu 10 mA pada tegangan 0,75 V untuk
mengunci SCR. SCR dapat digunakan untuk penghubungan arus pada beban yang dihubungkan pada
sumber AC. Karena SCR adalah penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang
input AC. Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50%; bentuknya adalah bentuk
gelombang DC yang berdenyut setengah gelombang. Aplikasi SCR Pada aplikasinya, SCR tepat
digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR
juga banyak digunakan untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC,
pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari
catu daya, digunakan untuk “start lunak" dari motor induksi 3 fase dan pemanas induksi. Sebagian besar
SCR mempunyai perlengkapan untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal
dalam pengoperasiannya.

2. METODE PRAKTIKUM[11 pts/Bold]


2.1 Alat dan Bahan
1. Alat ukur listrik digital (Clampmeter).
2. Beban lampu pijar, lampu led, lampu
fluorescent ballast magnetic dan elektronik (lampu hemat energy) 
3. Kabel penghubung/jumper.

2.2 Langkah Percobaan


1. Siapkan seluruh peralatan yang akan digunakan.
2. Buat rangkaian pada gambar 1 untuk mengukur besaran-besaran listrik yang diperlukan
pada pengukuran THD, dengan beban lampu fluorescent (ballast elektronik/magnetic)
3. Siapkan alat ukur digital Clampmeter.

L9

L10
R

I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
MCB T L12

N
I II L13

Gambar 1. Rangkaian pengukuran harmonisa beserta gelombang dan spektrumnya

4. Ukurlah seluruh besaran-besaran nilai THD dan besaran lainnya sesuai tabel 5 pada tiap
orde harmonic hingga orde harmonic ke 25 (seluruh prosedur pengukuran besaran
listrik, tanyakan pada asisten)
5. Setelah langkah 1-4 selesai. Percobaan dilanjutkan dengan menggunakan lampu pijar
25/40/60/100 W sebagai beban linier.
6. Masukan gambar kurva arus beserta spectrum harmonic arus baik beban non linier
maupun beban linier pada tiap fasanya termasuk netral kedalam computer, (untuk
prosedurnya tanyakan kembali kepada assisten).

2.3 Total Harmonic Distortion (THD)[11 pts/Bold]


THD merupakan rasio antara nilai RMS komponen harmonisa dan RMS dari nilai fundamental, dan
dinyatakan dalam bentuk persen (%)
h max

THD=
√∑
h>1
Mh
2
(1)
M1
Dengan :
THD = Total Harmonic Distortion
Mh = Nilai rms arus atau tegangan harmonik ke-h
M1 = Nilai rms arus atau tegangan pada frekuensi dasar
3. HASIL DAN PEMBAHASAN [11 pts/Bold]
Hasil adalah inti dari suatu artikel yang menyajikan data hasil praktikum yang ditemukan dan
disusun dalam ilustrasi (tabel, gambar, foto, denah, atau diagram). Pembahasan terhadap hasil praktikum
dan pengujian yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian teoritik, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif [1]. Hasil praktikum sebaiknya ditampilkan dalam berupa grafik atau pun tabel. Untuk grafik
dapat mengikuti format untuk diagram dan gambar. Kutipan berturut-turut dalam tanda kurung [2].
Pembahasan berisi penjelasan apa arti hasil dan implikasinya untuk kajian di masa depan, tidak
mengulangi apa yang telah dipaparkan dalam kajian pustaka atau hasil. Hubungkan hasilnya dengan
pertanyaan yang diajukan di bagian pendahuluan.

4. KESIMPULAN DAN SARAN [11 pts/Bold]


Kesimpulan berisi kumpulan dan meringkas hasil yang paling penting dan implikasinya. Isi
kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan praktikum bukan rangkuman hasil praktikum. Kesimpulan
dan saran dibuat secara singkat, jelas, dan padat didasarkan pada hasil praktikum [3]. Kesimpulan dan
Saran berupa paragraf tanpa numbering. Kutipan berturut-turut dalam tanda kurung() [4] (Gunakan
kutipan menggunakan automatik/aplikasi sitasi)

UCAPAN TERIMAKASIH [11 pts/Bold, Jika ada]


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Instansi/perusahaan/lembaga yang telah memberi
dukungan yang membantu pelaksanaan praktikum dan atau penulisan artikel.

DAFTAR PUSTAKA[11 pts/Bold]


Kutipan berturut-turut dalam tanda kurung [1]. Kalimat tanda baca berikut braket [2]. Merujuk hanya
untuk nomor referensi, seperti pada [3] -Jangan menggunakan "Ref. [3] "atau" referensi [3]. Minimal
daftar pustaka sebanyak 5 Kutipan.

[1] ernández-Delgado Juárez, M., Mostbauer, P., Knapp, A., Müller, W., Tertsch, S., Bockreis, A., &
Insam, H. (2018). Biogas purification with biomass ash. Waste Management, 71, 224–232.
https://doi.org/10.1016/j.wasman.2017.09.043
[2] Legino, S., & Arianto, R. (2017). Solving Large Scale Unit Dilemma in Electricity System by
Applying Commutative Law. In The International Conference on Mathematics: Pure, Applied
and Computation (ICoMPAC). Surabaya, Indonesia: (Presented: November 1, 2017).
[3] Mojica, E. E., Ardaniel, A.-A. S., Leguid, J. G., & Loyola, A. T. (2017). Development of a low-
cost biogas filtration system to achieve higher-power efficient AC generator. In International
Conference on Engineering and Technology (IntCET 2017) (Vol. 20042, pp. 1–7).
https://doi.org/10.1063/1.5022936
[4] Pääkkönen, A., Tolvanen, H., & Rintala, J. (2018). Techno-Economic Analysis Of A Power To
Biogas System Operated Based On Fluctuating Electricity Price. Renewable Energy, 117, 166–
174. https://doi.org/10.1016/j.renene.2017.10.031
[5] Tauro, R., García, C. A., Skutsch, M., & Masera, O. (2018). The potential for sustainable biomass
pellets in Mexico: An analysis of energy potential, logistic costs and market demand. Renewable
and Sustainable Energy Reviews, 82, 380–389. https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.09.036
[6] Wang, A. L., Damartzis, T., Diethelm, S., Herle, J. Van, & Marechal, F. (2018). Thermo-
Economic Evaluation of Sustainable Biogas Upgrading via Solid-Oxide Electrolysis. Energy and
Power Engineering, 12(4), 1607.

Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka berurut berdasarkan urutan sitasi yang digunakan
(sekuensial) dan diberi nomor angka arab dalam kurung siku. Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka
mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal dan
nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4) tempat penerbitan. (5) nama
penerbit.

LAMPIRAN
Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi dengan lampiran berupa foto data dan foto saat praktikum. X

Anda mungkin juga menyukai