Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL IV RANGKAIAN RESONANSI SERI


SISTEM TELEKOMUNIKASI

Kelompok : F3
Jurusan : S1 Teknik Elektro
Tanggal praktikum : 14 Oktober 2021
Asisten : A. Sri Astuti Kusuma Putri

SMART ELECTRONIC SYSTEM LABORATORY


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
Kelompok F3

RANGKAIAN RESONANSI PARALEL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Resonansi terjadi dalam rangkaian seri ketika frekuensi supply menyebabkan tegangan di L
dan C menjadi sama dan berlawanan dalam fasa. Sejauh ini kami telah menganalisis perilaku
rangkaian RLC seri yang sumber tegangannya adalah frekuensi tetap dari supply sinusoidal
keadaan tunak. Dalam rangkaian RLC seri terdapat titik frekuensi di mana reaktansi induktif
induktor menjadi sama nilainya dengan reaktansi kapasitif kapasitor. Dengan kata lain, XL = XC.
Titik di mana hal ini terjadi disebut titik Frekuensi Resonansi, (ƒr ) dari rangkaian, dan ketika kami
menganalisis rangkaian RLC seri, frekuensi resonansi ini menghasilkan Resonansi Seri.
Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang terdiri dari Resistor, Induktor, dan Kapasitor
yang diwakili oleh huruf R, L, dan C. Rangkaian resonansi RLC dihubungkan secara seri dan
paralel. Nama Rangkaian RLC berasal dari huruf awal dari komponen Resistor, Induktor, dan
Kapasitor. Untuk rangkaian tujuan saat ini arus membentuk osilator harmonik.Menggunakan
rangkaian LC dari resonansi. Jika resistor meningkat, ia menguraikan osilasi yang dikenal sebagai
redaman. Beberapa resistansi sulit ditemukan dalam waktu nyata, bahkan setelah resistor tidak
diidentifikasi sebagai komponen yang diselesaikan oleh rangkaian LC. Resonansi paralel terjadi
ketika frekuensi supply menciptakan perbedaan fasa nol antara tegangan supply dan arus yang
menghasilkan rangkaian resistif. Dalam banyak hal rangkaian resonansi paralel sama persis
dengan Rangkaian seri yang kita lihat dalam tutorial sebelumnya. Keduanya adalah jaringan 3-
elemen yang mengandung dua komponen reaktif yang menjadikannya rangkaian urutan kedua,
keduanya dipengaruhi oleh variasi frekuensi supply dan keduanya memiliki titik frekuensi di mana
kedua komponen reaktifnya saling membatalkan sehingga memengaruhi karakteristik rangkaian.
Kedua rangkaian memiliki titik frekuensi resonansi.

1.2 Tujuan Praktikum


- Mendemonstrasikan fenomena resonansi di sirkuit RLC Paralel.
- Memahami Karakteristik Rangkaian Resonansi Paralel.
- Membandingkan hasil perhitungan dengan hasil praktikum.
- Memahami pengaruh perubahan RLC terhadap nilai frekuensi resonansi.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Teori Modul


Gelombang AC merupakan sebuah gelombang yang mempunyai bentuk sinusoidal. Pada
rangkaian yang menggunakan sumber AC akan timbul respon yang bergantung pada besarnya
kapasitansi dan/atau induktansi dalam rangkaian tersebut. Gelombang AC memiliki Arus (I) dan
Tegangan (V). Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketikategangan terpasang (V) dan arus
yang dihasilkan (I) berada dalam kondisi sefasa.
Rangkaian resosnansi memiliki karakteristik yang apabila rangkaian diberikan masukan
tegangan AC dengan frekuensi tertentu, maka akan memberi keluaran dengan frekuensi sama
namun besarnya amplitudo tegangan tergantung dari besarnya frekuensi yang diberikan. Jika
frekuensi tepat diberikan, maka akan mengeluarkan amplitudo maksimum sehingga keluaran
dikatakan memberikan arus maksimum.

Gambar 1. Rangkaian Resonansi

Kondisi resonansi dapat terjadi bila frekuensi resonansi (fr) yang diberikan membuatrangkaian
memiliki Reaktansi = 0, dalam arti Z = R (impedansi mencapai harga minimum karena XC = XL
sehingga saling menghilangkan); Bila tidak terjadi resonansi, maka Reaktansi ≠ 0, Z >R; Bila f <
fr (sebelah kiri harga fr) reaktansi bersifat kapasitif dan arus mendahului tegangan. Bila f > fr
(sebelah kanan fr) reaktansi bersifat induktif dan arus ketinggalan terhadap tegangan.

Gambar 2. Arus Leading, Arus Resonansi, Arus Lagging

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

Gambar 3. Grafik Arus terhadap Frekuensi


Pada rangkaian Resonansi Seri, Resistor, Induktor dan Kapasitor dipasang secara Seri.

Gambar 4. Rangkaian Resonansi Seri

Maka impedansi dapat dihitung dengan rumus berikut :

Resonansi Seri terjadi saat XL = XC, sehingga jika dimasukkan φ

Kualitas dari pada sebuah rangkaian resonsi tergantung dari besarnya Banwidh perubahan
frekuensi untuk mencapai Arus maksimum sebuah rangkaian. Semakin kecil banwithnya, semakin
bagus pula rangkaiannya, tetapi hal ini juga tergantung kebutuhan. Untuk mencari Banwidh, dapat
dilakukan dengan melihat frekuensi -3db (seperti tampak pada gambar 3), dimana 𝐵𝑊 = 𝑓𝐻 − 𝑓𝐿.
1 𝐿
Sedangkan faktor kualitas (Q) sebuah rangkaian dapat dihitung dengan rumus 𝑅 √𝐶.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

2.2 Teori Tambahan


Rangkaian Resonansi Seri
• Pengertian
Rangkaian resonansi adalah rangkaian dasar di dalam rangkaian frekuensi radio. Rangkaian
ini dapat ditemui di pemancar, penerima, filter, dan lain-lain.Rangkaian resonansi ideal terdiri dari
komponen L dan C ideal, yang dihubungkansecara seri atau paralel. Untuk rangkaian praktis, L
dan C akan mengandung unsur resistif, R. Komponen resistif ini akan meredam sinyal. Jika pada
rangkaian resonansi ideal faktor kualitasnya tak berhingga, maka pada rangkaian praktis factor
kualitasnya akan berhingga.Hubungan seri atau paralel dari L dan C yang membentuk rangkaian
resonansi disebut resonator. Pada frekuensi tinggi (microwave), resonator direalisasikan dengan
elemen terdistribusi, yaitu berupa saluran transmisi (kabel sesumbu, saluran strip, atau saluran
microstrip).
Rangkaian resonansi seri diperlihatkan pada Gambar, terdiri dari komponen R, L, dan C
yang dihubungkan secara seri. Komponen R merupakan bagian resistif dari L dan / atau C.

Jika pada rangkaian tersebut diberikan arus sinusoidal, maka akan terjadi disipasi daya pada
R, dan penyimpanan energi magnetik pada Ldan energi listrik pada C.
Dalam rangkaian RLC seri terdapat titik frekuensi di mana reaktansi induktif induktor menjadi
sama nilainya dengan reaktansi kapasitif kapasitor. Dengan kata lain, XL = XC. Titik di mana hal
ini terjadi disebut titik Frekuensi Resonansi, ( ƒr ) dari rangkaian, dan ketika kami menganalisis
rangkaian RLC seri, frekuensi resonansi ini menghasilkan Resonansi Seri.

Rangkaian Resonansi Seri adalah salah satu rangkaian terpenting yang digunakan dalam
rangkaian listrik dan elektronik. Dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seperti pada filter listrik
AC, filter kebisingan dan juga di rangkaian penyetelan radio dan televisi menghasilkan rangkaian
penyetelan yang sangat selektif untuk menerima saluran frekuensi yang berbeda.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

• Rangkaian RLC Seri pada Resonansi

Karena arus yang mengalir melalui rangkaian resonansi seri adalah hasil tegangan dibagi
dengan impedansi, pada resonansi impedansi, Z adalah pada nilai minimumnya, (R). Oleh karena
itu, arus rangkaian pada frekuensi ini akan berada pada nilai maksimum V/R seperti yang
ditunjukkan di bawah ini.

• Arus Rangkaian pada Resonansi Seri

Kurva respons frekuensi dari rangkaian resonansi seri menunjukkan bahwa besarnya arus
adalah fungsi frekuensi dan memplotnya ke grafik menunjukkan kepada kita bahwa respons
Laboratorium Sistem Telekomunikasi
Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

dimulai dari mendekati nol, mencapai nilai maksimum pada frekuensi resonansi ketika IMAX =
IR dan kemudian turun lagi ke hampir nol ketika ƒ menjadi tidak terbatas.
Hasil dari ini adalah bahwa besarnya tegangan melintasi induktor, L dan kapasitor, C dapat
menjadi berkali-kali lebih besar dari tegangan supply, bahkan pada resonansi tetapi karena mereka
sama dan pada perlawanan mereka membatalkan satu sama lain.
Karena rangkaian resonansi seri hanya berfungsi pada frekuensi resonansi, rangkaian jenis ini
juga dikenal sebagai Rangkaian Akseptor karena pada resonansi, impedansi rangkaian minimum,
sehingga dengan mudah menerima arus yang frekuensinya sama dengan frekuensi resonansinya.
Arus maksimum melalui rangkaian pada resonansi hanya dibatasi oleh nilai resistansi (nilai murni
dan nyata), maka tegangan sumber dan arus rangkaian harus dalam-fasa satu sama lain pada
frekuensi ini.
Kemudian sudut-fasa antara tegangan dan arus rangkaian resonansi seri juga merupakan
fungsi frekuensi untuk supply tegangan tetap dan yang nol pada titik frekuensi resonansi ketika:
V, I dan VR semuanya dalam-fasa satu sama lain seperti ditunjukkan di bawah ini. Akibatnya, jika
sudut fasa adalah nol maka faktor daya karena itu harus bersatu.
• Bandwidth dari Rangkaian Resonansi Seri

Respons frekuensi dari besaran arus rangkaian di atas, berhubungan dengan “ketajaman”
resonansi dalam rangkaian resonansi seri. Ketajaman puncak diukur secara kuantitatif dan disebut
faktor Kualitas, Q dari rangkaian.
Faktor kualitas menghubungkan energi maksimum atau puncak yang disimpan dalam
rangkaian (reaktansi) dengan energi yang dihamburkan (resistansi) selama setiap siklus osilasi
yang berarti bahwa itu adalah rasio frekuensi resonansi terhadap bandwidth dan semakin tinggi
rangkaian Q, semakin kecil bandwidth, Q = ƒr/BW.
Karena bandwidth diambil antara dua -3dB poin, selektivitas rangkaian adalah ukuran
kemampuannya untuk menolak frekuensi di kedua sisi dari titik-titik ini. Rangkaian yang lebih

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

selektif akan memiliki bandwidth yang lebih sempit sedangkan rangkaian yang kurang selektif
akan memiliki bandwidth yang lebih luas.
Selektivitas dari rangkaian resonansi seri dapat dikendalikan dengan menyesuaikan nilai
resistansi saja, menjaga semua komponen lain yang sama, karena Q = (XL atau XC) / R .

• Impedansi dalam Rangkaian Resonansi Seri

Perhatikan bahwa ketika reaktansi kapasitif mendominasi rangkaian kurva impedansi


memiliki bentuk hiperbolik untuk dirinya sendiri, tetapi ketika reaktansi induktif mendominasi
rangkaian kurva adalah non-simetris karena respon linear dari XL.
Anda juga dapat mencatat bahwa jika impedansi rangkaian pada resonansi minimum maka
akibatnya, admitansi/penerimaan rangkaian harus pada maksimum dan salah satu karakteristik dari
rangkaian resonansi seri adalah bahwa admitansi sangat tinggi.
Tetapi ini bisa menjadi hal yang buruk karena nilai resistansi yang sangat rendah pada
resonansi berarti bahwa arus yang dihasilkan yang mengalir melalui rangkaian mungkin sangat
tinggi. Kita ingat dari tutorial sebelumnya tentang rangkaian RLC seri bahwa tegangan kombinasi
seri adalah jumlah fasor dari VR, VL dan VC.
Kemudian jika di resonansi dua reaktansi adalah sama dan membatalkan, dua tegangan yang
mewakili VL dan VC juga harus berlawanan dan sama nilainya dengan demikian membatalkan satu
sama lain karena dengan komponen murni tegangan fasor diambil pada 90° dan -90° masing-
masing.
Kemudian dalam rangkaian resonansi seri sebagai VL = -VC tegangan reaktif yang dihasilkan
adalah nol dan semua tegangan supply dijatuhkan melintasi resistor. Oleh karena itu, VR =
Vsupply dan untuk alasan inilah rangkaian resonansi seri dikenal sebagai rangkaian resonansi
tegangan, (berlawanan dengan rangkaian resonansi paralel yang merupakan rangkaian resonansi
arus).
Laboratorium Sistem Telekomunikasi
Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

• Sudut Fasa dari Rangkaian Resonansi Seri

Perhatikan juga, bahwa sudut fasa positif untuk frekuensi di atas ƒr dan negatif untuk
frekuensi di bawah ƒr dan ini dapat dibuktikan dengan,

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

BAB III

METOLOGI PERCOBAAN

3.1 Metode Percobaan

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

1.2 Alat dan Perlengkapan


1. Function Generator
2. V Sine Generator (5 Vpp)
3. Resistor 30 Ω (R1) dan 50 Ω.
4. Induktor 0.5 H (L1) dan 1 H.
5. Kapasitor 20 uF (C1) dan 40 uF.
6. Ampere Meter 1 buah (dengan pengaturan mA)
7. Kabel Penghubung

1.3 Langkah Percobaan


1. Rangkailah menggunakan Proteus seperti gambar di bawah ini (PrintScreen hasil
rangkaian)

2. Jalankan Simulasi. Aturlah VSM Signal Generator dengan mengatur Amplitudeo 5


Vpp.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

Aturlah konfigurasi Digital Osciloscope seperti berikut

3. Variasikan besarnya Frekuensi pada VSM Signal Generator mulai dari 0 Hz hingga 120Hz.
Catat variasi frekuensi yang diberikan sehingga output tegangan pada Kapasitor
memebrikan nilai maksimum. Catat frekuensi pentingnya saja agar tidak terlalu banyak.
Frekuensi hasil Amplitudo Tegangan Arus (mAmpere)
praktikum Kapasitor (Volt)
(Heartz)
0

120

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

1. Ubah Resistor menjadi 50 Ω dengan Induktor dan Kapasitor tetap seperti padarangkaian.
Catat Frekuensi Resosnansinya.
2. Ubah Induktor menjadi menjadi 1 H dengan Resistor dan Kapasitor tetap seperti pada
rangkaian. Catat Frekuensi Resosnansinya. (R = 30 Ω, C = 20 uF )
3. Ubah Kapasitor menjadi menjadi 40 uF dengan Resistor dan Induktor tetap seperti pada
rangkaian. Catat Frekuensi Resosnansinya. (R = 30 Ω, L = 0.5 H )

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Frekuensi Hasil Praktikum Amplitudo Tegangan Kapasitor Arus (mAmpere)
(Volt)
(Heartz)

0 0 0

20 0,316 5,37

40 2,82 23,7

50 8,63 57,7

60 4,72 26

100 2,18 7,28

120 2,01 5,57

1. Frekuensi 0 Hz

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

2. Frekuensi 20 Hz

3. Frekuensi 40 Hz

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

4. Frekuensi 50 Hz

5. Frekuensi 60 Hz

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

6. Frekuensi 100

7. Frekuensi 120 Hz

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

4.2 Tugas Akhir


1. Hitunglah besarnya frekuensi resonansi menggunakan rumus seperti pada teori.
Bandingkan hasilnya dengan praktikum. Apakah sama? Jika tidak jelaskan.
2. Buatlah dalam grafik Arus sebagai sumbu Y dan Frekuensi sebagai sumbu X seperti pada
gambar 3 (sebelum RLC dirubah).
3. Hitung besarnya Bandwidth rangkaian resonansi seri diatas (sebelum RLC dirubah)!
4. Hitung berapa besarnya faktor kualitas rangkaian resonansi seri diatas (sebelum RLC
dirubah)!
5. Apakah ada pengaruh perubahan nilai R, L dan C terhadap nilai frekuensi resonansi. Jika
ada jelaskan!

Jawaban :
1
1. fr = 2𝜋√𝐿𝐶
1
= = 50, 354 Hz
2×3,14√0,5×20×10−6

Dari data ini kita dapat mengetahui bahwa nilai yang di peroleh dari percobaan mendekati
nilai menggunakan perhitungan teori. Ini di sebabkan karena ketepatan dan ketelitian pada
alat percobaan terutama osiloskop dan Vsm generator tidak sepenuhnya menunjukan nilai
aslinya.

2.

Grafik Hubungan antara Frekuensi terhadap Kuat Arus


70

60

50
Kuat Arus (mA)

40

30

20

10

0
0 20 40 50 60 100 120
Frekuensi (Hz)

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

3. Bandwidth rangkaian resonansi seri sebelum RLC dirubah


𝑓𝑟 50,354
BW = = = 9,554
𝑄 5,27

4. Faktor kualitas rangkaian resonansi seri sebelum RLC dirubah


1 𝐿
Q = 𝑅 √𝐶

1 0,5
= 30 √20×10−6 = 5,27

5. Berubahnya nilai dari resistor tidak memengaruhi frekuensi resonansinya hanya saja arus
yang mengalir apabila semakin besar resistor yang diberikan maka arus yang mengalir
semakin kecil. Dan apabila semakin besar nilai induktor ataupun kapasitor maka semakin
kecil frekuensi resonansinya dan arus yang terukur pada amperemeter semakin besar.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

4.4 Analisa

• Gina Amalia Firdaus (202011228)


Praktikum Sistem Telekomunikasi modul keempat, membahas Rangkaian Resonansi.
Rangkaian resonansi adalah peristiwa frekuensi ilmiah bertemu dengan frekuensi omega dimana
nilai reaktansi induktif sama dengan nilai reaktansi kapasitif dan nilai Z sama dengan R murni
pada rangkaian RLC ketika dialiri arus AC. Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketika
tegangan terpasang (V) dan arus yang dihasilkan (I) berada dalam kondisi sefasa. Percobaan
pertama adalah rangkaian resonansi seri. Rangkaian resonansi seri adalah ketika Resistor,
Induktor dan Kapasitor dipasang secara seri. Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi
untuk menghambat arus listrik, induktor adalah komponen listrik untuk menyimpan energi dalam
bentuk medan magnet, kapasitor adalah komponen listrk untuk menyimpan energi dalam bentuk
muatan listrik. Namun, pada rnagkaian AC, kapasitor dan inductor berfungsi menjadi hambatan.
Resonansi seri merupakan keadaan dimana nilai arusnya maksimal dan tegangannya minimum.
Kondisi resonansi dapat terjadi bila frekuensi resonansi (fr) yang dapat diberikan membuat
rangkaian memiliki reaktansi ( j ( XL – XC ) ) = 0. Karena nilai XL sama dengan nilai XC,
sehingga nilai Z = R (di sini XL dan XC saling menghilangkan). Kondisi yang terjadi pada
rangkaian bila tidak terjadi resonansi adalah jika nilai f lebih kecil dari fr maka rangkaian tersebut
kapasitif, dimana arus mendahului tegangan atau disebut dengan leading. Sedangkan jika f lebih
besar dari fr maka rangkaian akan bersifat induktif dimana arus tertinggal dari tegangan atau
disebut dengan lagging. Besarnya fasa arus mendahului tegangan dan arus tertinggal dari
tegangan adalah 90˚.Ketika nilai φ dimasukkan ke dalam persamaan Ztot = R + j ( XL – XC ),
saat XL = XC, maka didapatkan nilai frekuensi resonansi diperoleh 𝑓𝑟 = 1 2𝜋√𝐿 𝐶 . Frekuensi
resonansi adalah frekuensi di mana total impedansi rangkaian RLC seri menjadi murni , yang
tidak ada impedansi imajiner. Kualitas dari rangkaian resonansi tergantung pada besarnya
Bandwidth perubahan frekuensi untuk mencapai nilai maksimum. Besar kecilnya bandwidth
tergantung dari kebutuhannya. Misalnya semakin kecil bandwidthnya, maka semakin bagus pula
rangkaiannya. Untuk mencari nilai bandwidth dapat menggunakan persamaan BW = fH – fL pada
frekuensi -3db, dimana fH adalah frekuensi atas dan fL adalah frekuensi bawah. Frekuensi rendah
adalah ketika arus mendekati arus maksimum (0,707 Imax). Sedangkan frekuensi maksimum
ketika frekuensi menunjukkan arus setelah melewati arus maksimum. Faktor kualitas (Q) dari
rangkaian dapat dihitung dengan rumus =1 𝑅 √ 𝐿 𝐶 . Nilai Q (factor kualitas) yang bagus berada
pada rentang 1 sampai 5. Tujuan dari percobaan pertama adalah pertama mendemonstrasikan
fenomena resonansi di sirkuit RLC seri, kedua, memahami karakteristik rangkaian resonansi seri,
ketiga, membandingkan hasil perhitungan dengan hasil praktikum, dan keempat memahami
pengaruh perubahan RLC terhadap nilai frekuensi resonansi. Alat dan perlengkapan yang
dibutuhkan adalah function generator, V Sine Generator (5 Vpp), Resistor 30 ohm sebagai R1 dan
50 ohm, inductor 0,5 H sebagai L1 dan 1 H, kapasitor 20 uF sebagai C1 dan 40 uF, amperemeter
1 buah yang diatur pada mA, dan kabel penghubung.Jika ditinjau pada rangkaian, nilai frekuensi
tegangan diberikan, kemudian masuk ke sirkuit RLC, dimana bila frekuensi yang diberikan sama
dengan frekuensi sirkuit maka akan terjadi resonansi. Pada radio, bandwidth dibuat sekecil
mungkin, sehingga radio didengarkan tidak bertabrakan antara 1 radio dengan radio lainnya.
Kesalahan pada percobaan ini mungkin terjadi, yang disebabkan oleh aplikasi Proteus yang kerap
kali error, sehingga tidak menunjukkan arus atau tegangan yang sebenarnya. Kesalahan bisa saja

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

disebabkan oleh praktikan, seperti salah menenpatkan kursor untuk menetukan tegangan pada
puncak tertinggi, salah dalam mengambil data, salah dalam melakukan perhitungan (melakukan
pembulatan saat perhitungan), dan ketidaktelitian dalam merangkai komponen.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

• M. Fathan Ramayani

Pada praktikum kali ini kita akan membahas modul 4 sistem telekomunikasi ini kita akan
membahas berkaitan dengan rangkian resonansi, dimana rangkaian resonansi ini dapat terjadi jika
Kondisi resonansi dapat terjadi bila frekuensi resonansi (fr) yang diberikan membuat rangkaian
memiliki Reaktansi ( j(XL – XC ) ) = 0. Ini juga berarti Impedansi (Z) = R + j(XL – XC ) = R + 0
= R (impedansi mencapai harga minimum karena XC(Reaktansi Kapasitf) = XL (Reaktansi
Induktif) sehingga saling menghilangkan). Dimana ada 2 percobaan RLC seri dan RLC pararel,
dimana Tujuan dari praktikum RLC seri ini adalah 1).Mendemonstrasikan fenomena resonansi di
sirkuit RLC Seri. 2) Memahami karkteristik Rangkaian Resonansi Seri. 3) Membandingkan hasil
perhitungan dengan hasil praktikum. 4) Memahami pengaruh perubahan RLC terhadap nilai
frekuensi resonansi. Rangkianan resonansi yang kita akan bahas pada praktikum ini menggunakan
resistor, kapasitor dan induktor oleh karena itu kita menyebutkan rangkaian RLC. Dimana
percobaan yang akan dilakukan disini adalah rangkaian RLC seri dan rangkaian RLC pararel.
Resonansi sendiri adalah kondisi resonansi dapat terjadi bila frekuensi resonansi (fr) yang
diberikan membuat rangkaian memiliki Reaktansi ( j(XL – XC ) ) = 0. Ini juga berarti Impedansi
(Z) = R + j(XL – XC ) = R + 0 = R (impedansi mencapai harga minimum karena XC (Reaktansi
Kapasitf) = XL (Reaktansi Induktif) sehingga saling menghilangkan). Atau pada saat di diagram
fasor nya frekuensi tegangan sefasa dengan arusya. Bila tidak terjadi resonansi, maka Reaktansi ≠
0, Z >R; Bila f < fr (sebelah kiri harga fr) reaktansi bersifat kapasitif dan arus mendahului tegangan
(lagging). Bila f > fr (sebelah kanan fr) reaktansi bersifat induktif dan arus ketinggalan terhadap
tegangan(leading). Alat dan percobaan pada RLC seri ini adalah generator signal, lalu ada AC
AMMeter, lalu ada capacitor analog primitive= 20uF, inductor yang generic inductor= 0,5 H, dan
resistor yang analog primitive= 30 Ω. Osiloskop, dan kabel. Rangkai sesuai dimodul. Lalu atur
pada AC ammeter diubah ke milliampere, dan ubah pada generator signal dimana atur frekuensi
nya 10 hz,dan amplitude nya 5. Dan juga atur osiloskopnya dimana pada channel A = V nya adalah
0,7 , position nya 0 . lalu untuk bagian horizontalnya atur 2,77 m, untuk channel B,C,D nya di off
kan karena kita hanya menggunakan 1 masukan yaitu pada channel A. lalu hitung dulu frekuensi
resonansi nya menggunakan rumus, dimana nanti temukan hasilnya 50,3 Hz. Disini dapat kita
jadikan acuan . sehingga nanti pada percobaan nya mulai dari 0 Hz, 10 hz,30 Hz, 50 Hz, 70 Hz,
100 Hz, dan 120 Hz. Lalu di run. Dimana nilai 0 Hz , amplitude teg kapasitor = 0 V dan arus = 0
mA. Dimana nilai 10 Hz , amplitude teg kapasitor = 70,42 mV dan arus = 2,28 mA. Dimana nilai
30 Hz , amplitude teg kapasitor = 950,63 mV dan arus = 10,5 mA. Dimana nilai 50 Hz , amplitude
teg kapasitor = 8,66 V dan arus = 57,0 mA. Dimana nilai 70 Hz , Kelompok C9108 Laboratorium
Sistem Telekomunikasi Institut Teknologi PLN amplitude teg kapasitor = 3,20 V dan arus = 15,4

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

mA. Dimana nilai 100 Hz , amplitude teg kapasitor = 2,18 V dan arus = 7,30 mA. Dimana nilai
120 Hz , amplitude teg kapasitor = 2,01 V dan arus = 5,55 mA. Dimana disini dapat membuktikan
bahwa nilai pada frekuensi resonansi perhitungan sesuai karena pada saat 50 Hz tegangan yang
dihasilkan paling besar. Sesuai dengan teori bahwa Rangkaian resosnansi memiliki karakteristik
yang apabila rangkaian diberikan masukan tegangan AC dengan frekuensi tertentu, maka akan
memberi keluaran dengan frekuensi sama namun besarnya amplitudo tegangan tergantung dari
besarnya frekuensi yang diberikan. Jika frekuensi tepat diberikan, maka akan mengeluarkan
amplitudomaksimum sehingga keluaran dikatakan memberikan arus maksimum

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

• Azrefki Miftahul Jannah (202011225)


Pada praktikum ini yang berjudul rangkaian resonansi seri memiliki 4 tujuan, diantaranya
adalah Mendemonstrasikan fenomena resonansi di sirkuit RLC seri, Memahami karkteristik
Rangkaian Resonansi seri, Membandingkan hasil perhitungan dengan hasil praktikum dan
Memahami pengaruh perubahan RLC terhadap nilai frekuensi resonansi.
Rangkaian adalah hasil menyusun ataupun merangkai. Telekomunikasi merupakan proses
pengiriman sinyal informasi dari pemancar ke penerima yang dibatasi oleh jarak, komunikasi
merupakan media pengiriman ataupun perantara diantara pemancar dan penerima. Rangkaian
resonansi merupakan rangkaian dasar di dalam rangkaian frekuensi radio. Rangkaian ini dapat
ditemui di pemancar, penerima, filter, dan lain- lain. Rangkaian resonansi ideal terdiri dari
komponen L dan C ideal, yang dihubungkan secara seri ataupun paralel. Untuk rangkaian praktis,
L serta C akan mengandung unsur resistif, R. Komponen resistif ini akan meredam sinyal. Jika
pada rangkaian resonansi ideal faktor kualitasnya tak berhingga, maka pada rangkaian praktis
faktor kualitasnya akan berhingga. Hubungan seri atau paralel dari L dạn C yang membentuk
rangkaian resonansi disebut resonator. Pada frekuensi tinggi ( microwave), resonator
direalisasikan dengan elemen terdistribusi, ialah berupa saluran transmisi( kabel sesumbu, saluran
strip, ataupun saluran mikrostrip). Pada pelajaran ini kita hanya akan membahas resonator(
rangkaian resonansi) yang terdiri dari R, L, serta C.
Setelah itu perlengkapan serta peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
yang pertama terdapat 1 unit Komputer, yang kedua terdapat Proteus 8. 10 ialah suatu aplikasi
buat mendesain PCB yang pula dilengkapi dengan simulasi PSpice pada tingkat skematik saat
sebelum rangkaian skematik di- upgrade ke PCB, Proteus sanggup mengombinasikan program
ISIS buat membuat skematik desain rangkaian dengan program ARES buat membuat layout PCB
dari skematik yang kita buat. Aplikasi Proteus digunakan buat desain rangkaian mikrokontroller.
Bahan- bahan yang di gunakan untuk merangkain ialah terdapat Resistor 1 buah, R1= 30 ohm serta
50 ohm, Resistor merupakan komponen yang digunakan dalam tiap rangkaian elektronika karena
dapat berperan sebagai pengatur ataupun untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam
sesuatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik bisa didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.
Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya dibuat dari bahan karbon, Kapasitor
1 buah , C1= 20 Uf serta 40 uF, Kapasitor merupakan komponen elektronika pasif yang bisa
menyimpan tenaga ataupun muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi kapasitor( kondensator)
di antaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai perata arus pada
rectifier dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power Supply( Catu Daya). Satuan nilai untuk
kapasitor( kondensator) yaitu Farad( F). Induktor 1 buah L1= 0. 5H serta 1H. Induktor ataupun

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

Coil merupakan Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang
membentuk suatu Kumparan. Pada dasarnya, Induktor bisa memunculkan Medan Magnet bila
dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam
waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi
Faraday. Ampere meter 1 buah, Ampere meter merupakan salah satu alat ukur yang biasa
digunakan untuk mengukur seberapa besar kuat arus listrik yang ada pada suatu rangkaian .
Function Generator,Kabel Penghubung.
Pada modul ini kita membuat rangkaian di aplikasi proteus sesuai petunjuk modul dan
membuat variasi frekuensi pada pengaturan sinyal generator, dengan rangkaian 30 ohm , induktor
0.5 hendri, dan kapasitor 20 mikro farad, untuk melihat perubahan amplitudo tegangan kapasitor
dan arus, dimana dapat kita simpulkan bahwa grafik rangkaian resonansi seri , pada frekuensi awal
semakin besar frekuensi maka semakin besar juga arus dan amplitudonya namun setelah sampai
pada titik maksimal atau amplitudo tertinggi saat frekuensi semakin tinggi, amplitudo dan arus
semakin kecil , seperti pada modul ini dapat kita lihat di data pengamatan saat puncak grafik
tertinggi ada di 50 Hz , namun setelah 50 Hz arus dan amplitudo semakin kecil. Jadi pada 50 Hz
terjadi resonansi karena pada saat 50 Hz amplitudo atau simpangan terjauh pada gelombang itu
saat berada di 50 Hz.
Pada pengolahan data modul 4 ini yaitu “Rangkaian Resonansi Seri” mencari frekuensi
resonansi saat resistor berubah, induktor berubah, dan resonansinya berubah memiliki angka yang
angka yang sama hanya sedikit berbeda di angka belakang koma , ini disebabkan karena adanya
kesalahan kesalaha pada praktikum. Kesalahan – kesalahan pada praktikum modul 4 yang
memungkinkan sehingga dapat mengakibatkan hasil yang sedikit berbeda yaitu kurang telitinya
praktikan dalam mengolah data pada tabel, kurang telitinya praktikan dalam menghitung data, saat
mengambil data hanya tida angka di belakang koma yang tercatat tidak seluruhnya jadi dapat
mempengaruhi hasil akhir, praktikan yang kurang teliti dalam melihat gelombabg pada osiloskop
sehingga gelombang sedikit kurang mencapai titik maksimal, aplikasi proteus mengalami eror
sehingga sensor kurang sensitif dan menunjukkan nilai yang kurang akurat, pembukaan aplikasi
proteus yang tidak melalui “run as administrator” sehingga saat memilih komponen yang akan di
rangkai tidak terdapat komponen pada library, kesalahan yang mungkin terjadi seperti rangkaian
yang di rakit atau di buat tidak sesuai dengan rangkaian yang ada dimodul seperti kesalahan dalam
pembuatan cabang di kabel penghubung atau input an muatan di kapasitor atau di resistor tidak
sesuai dengan modul.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
KELOMPOK F3

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
− Karkteristik Rangkaian Resonansi Seri yaitu apabila rangkaian diberikan masukan
tegangan AC dengan frekuensi tertentu, maka akan memberi keluaran dengan frekuensi
sama namun besarnya amplitudo tegangan tergantung dari besarnya frekuensi yang
diberikan. Jika frekuensi tepat diberikan, maka akan mengeluarkan amplitudo maksimum
sehingga keluaran dikatakan memberikan arus maksimum.
− Hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus dan hasil dari pengambilan
data dari percobaan ini menyatakan bahwa hasilnya hampir sama yaitu data yang diperoleh
dan hasil perhitungan yang diperoleh frekuensinya yaitu 50 Heartz.
− Pengaruh perubahan RLC terhadap nilai frekuensi resonansi yaitu apabila nilai induktansi
semakin besar maka frekuensi resonansinya akan semakin besar juga. Dan berbanding
terbalik dengan resistansi dan kapasitansinya, dimana jika resistansi dan kapasitansi
semakin besar maka nilai frekuensi resonansinya semakin kecil.

5.2 Saran
− Agar lebih teliti lagi dalam merangkai rangkaian agar hasil outputannya sesuai dengan
yang asisten laboratorium ajarkan, karna jika ada komponen
− Komponen yang tidak sesuai atau ada jumper yang belum terhubung maka akan
mempengaruhi hasil dari outputannya. - Sinyal yang kurang bagus sehingga kami praktikan
sedikit susah mengerti akan materi yang disampaikan asisten
− Penjelasan dari asisten sudah cukup baik tetapi terkadang ditertawakan padahal disini juga
kita sedang belajar

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai