Anda di halaman 1dari 5

c.

Resonansi Rangkaian RLC

Perhatikan gambar disamping ini , bagaimana hubungan


XL dan Xc agar rangkaian bersifat resistif ?

Rangkaian resistif yaitu rangkaian yang hanya terdiri dari


hambata (R) saja ,maka impedensi rangkaian Z sama
dengan hambatan nya (Z=R) hal ini terjadi jika reaktansi
induktif sama dengan reaktansi kapasitif (XL= Xc ).
Peristiwa ketika rangkaian bersifat resistif disebut resonansi .

Salah satu besaran yang penting diketahui pada peristiwa resonansi adalah frekuensi
resonansi fr . . Cara menentukan frekuensi resonansi dengan syarat umum terjadinya resonansi
,yaitu sebagai berikut :

1) XL = Xc

𝜔L = 1/𝜔𝐶

𝜔2 = 1/𝐿𝐶

𝜔 = √1/LC) ,𝜔 =frekuensi sudut resonansi

2) XL = Xc

𝜔L = 1/𝜔𝐶

2𝜋𝑓 𝐿 = 1/(2𝜋𝑓𝐶)

𝑓2 = 1/(4 𝜋2 𝐿𝐶)

f = 1/2 𝜋 √1/LC) , f = frekuensi resonansi


B. PENERAPAN LISTRIK AC

1. Rangkaian Osilator
Gambar 1. Rangkain Osilator
Untuk mengangkut getaran listrik suara
frekuensi audio (di bawah 20 kHz)
diperlukan getaran listrik frekuensi radio (di
atas 20 kHz) . Hal ini dilakukan agar suara
dapat dipancarkan ke tempat yang jauh.
Rangkaian yang menghasilkan getaran
listrik frekuensi radio adalah rangkaian
osilator.
Pada gambar disamping ditunjukan sebuah rangkaian dengan induktansi L yang
dirangkai parallel dengan kapasitor yang memiliki kapasitas C . Rangkaian
cenderung bergetar (berosilasi) pada frekuensi resonansi nya ketika suatu pulsa
energi diberikan pada rangkaian ini . Energi di simpan oleh kapasitor dalam bentuk
medan listrik. Kapasitor kemudian memberikan energi medan listrik ini ke kumparan
untuk diubah menjadi energi menyebabkan kapasitor diisi muatan listrik kembali.
Siklus perubahan energi listrik menjadi energi magnetik dan sebaliknya berulang-
ulang dalam rangkaian ini . Oleh sebab itu , rangkaian ini disebut rangkaian osilator.
Ketika XL = XC ,proses osilasi dalam rangkaian osilator terjadi pada suatu frekuensi
1
resonansi , fr dengan nilai .
2 π √1/LC)

2. Rangkaian Penala

Rangkaian penala berfungsi untuk memilih satu gelombang radio dari sekian
banyak gelombang radio yang mendekat pada antena penerima radio. Rangkaian
penala terdiri atas sebuah kumparan dengan induktansi L dan sebuah kapasitor
varibel dengan kapasistansi C yang dirangkai secara paralel , perhatikan gambar
dibawah ini .
Gambar 2. Rangkaian Penala
Jika rangkaian penala disetel pada sebuah pemancar tertentu, rangkaian penala
akan membangkitkan frekuensi tinggi yang sama dengan frekuensi tinggi dari
pemancar tersebut serta penerima radio beresonansi dengan pemancar tersebut.
1
Frekuensi penala adalah fr = .
2 π √1/LC)

Jadi ketika kita ingin menerima gelombang radio pemancar lain yang
frekuensinya lebih tinggi ,kita harus menaikkan frekuensi resonansi rangkaian
penala dengan memperkecil nilai kapasitas C dari kapasitor variable . Caranya
adalah dengan memutar tombol yang menyetel nilai kapasitas C dari kapasitor
variable .

3. Sistem Pembangkitan Listrik

Sistem Pembangkit listrik terdiri atas tiga bagian ,yaitu bagian pembangkit
listrik ,bagian transmisi listrik , dan bagian distribusi listrik (perhatikan gambar
dibawah ini).

Gambar 3. Sistem pembangkitan listrik


Pada bagian pembangkit listrik ,energi dari air atau uap atau gas atau nuklir atau
matahari diubah ke energi listrik oleh system turbin-generator. Daya listrik yang
dibangkitkan oleh generator besar pada pusat pembangkit listrik ini , tegangan
keluarannya sekitar 6-10 kV. Letak pembangkit listrik biasanya jauh dari kota ,
sehingga perlu ditransmisikan (disalurkan) melalui penghantar kawat yang cukup
Panjang. Supaya efisien maka diputuhkan bahwa daya yang dibangkitkan oleh
generator adalah listrik AC dengan tegangan tinggi.

Bagian transmisi jaringan akan mentransmisi daya listrik dengan tegangan


tinggi 150 kV dan 500 kV. Anggap tegangan keluaran generator adalah 10 kV
sehingga tegangan ini dinaikkan menjadi tegangan 150 kV atau 500 kV oleh
transformator step-up (peningkat tegangan) yang terdapat pada pusat pembangkit.
Listrik digunakan melalui gardu listrik yang disebut gardu induk. Pada gardu,
tegangan yang sangat tinggi 500 kV diturunkan menjadi tegangan menengah 20 kV
yang siap didistribusikan oleh bagian distribusi listrik menuju ke konsumen. Dari
gardu induk ,listrik disaurkan ke gardu-garu transformator yang terpencar letaknya
di dalam kota . Dalam gardu transformator ini terdapat transformator step-down
(penurunan tegangan) yang akan menurunkan tegangan listrik dari 20 kV menjadi
tegangan 220 V. Dari gardu transformator , arus listrik AC disalurkan ke konsumen
akhir ,seperti rumah ,sekolah , pabrik , dan tempat-tempat lain.

4. Rangkaian Listrik AC dalam Rumah-rumah

Dari sebuah tiang listik , dua jalur kawat akan masuk ke rumah-rumah melaui
komponen-komponen : circuit breaker utama (milik PLN) , kWh-meter (pengukur
pemakaian energi listrik ),dan kotak sekring pelayanan rumah.
Gambar 4. Rangkaian yang memperlihatkan arus listrik
disuplai ke rumah-rumah

Jalur kawat pertama berwarna kuning adalah hantaran fasa bertegangan,


sedangkan jalur kawat kedua berwarna biru adalah hantaran nol (tidak bertegangan).
Selanjutnya,hantaran fasa diberi symbol L (“live” yang berarti bertegangan ) dan
hantaran nol diberi symbol N (“netral” yang berarti bertegangan nol). Kawat listrik
L dan N dari luar rumah disuplai ke rumah-rumah melalui kabel utama yang berisi
hantaran fasa (L) dan hantaran nol (N). Kabel utama selanjutnya dihubungkan ke
circuit breaker utama (milik PLN) ke kWh-meetr dan kotak sekring pelayanan
rumah (Gambar 4).

Anda mungkin juga menyukai