Anda di halaman 1dari 9

[Percobaan I Rangkaian Resonansi Seri] Praktikum Rangkaian Listrik 2

PERCOBAAN I
RANGKAIAN RESONANSI SERI

A. Tujuan :

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat :


Menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian resonansi seri dengan komponen
yang telah ditentukan nilainya.
Menghitung faktor kwalitas dari rangkaian resonansi seri.
Menentukan nilai L dan C pada rangkaian resonansi seri dalam range
frekuensi resonansi 1 KHz s/d 5 KHz.

B. Dasar Teori :
Resonansi terjadi dalam rangkaian seri ketika frekuensi supply menyebabkan
tegangan di L dan C menjadi sama dan berlawanan dalam fasa. Sejauh ini kami telah
menganalisis perilaku rangkaian RLC seri yang sumber tegangannya adalah frekuensi
tetap dari supply sinusoidal keadaan tunak.
Dalam rangkaian RLC seri terdapat titik frekuensi di mana reaktansi induktif
induktor menjadi sama nilainya dengan reaktansi kapasitif kapasitor. Dengan kata lain,
XL = XC. Titik di mana hal ini terjadi disebut titik Frekuensi Resonansi, ( ƒr ) dari
rangkaian, dan ketika kami menganalisis rangkaian RLC seri, frekuensi resonansi ini
menghasilkan Resonansi Seri.
Rangkaian Resonansi Seri adalah salah satu rangkaian terpenting yang
digunakan dalam rangkaian listrik dan elektronik. Mereka dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk seperti pada filter listrik AC, filter kebisingan dan juga di rangkaian
penyetelan radio dan televisi menghasilkan rangkaian penyetelan yang sangat selektif
untuk menerima saluran frekuensi yang berbeda. Pertimbangkan rangkaian RLC
(Resistor, Induktor, Kapasitor) seri sederhana di bawah ini.
Rangkaian RLC Seri
Dari persamaan di atas untuk reaktansi induktif, jika Frekuensi atau Induktansi
ditingkatkan, nilai reaktansi induktif keseluruhan induktor juga akan meningkat.
Ketika frekuensi mendekati tak terbatas, reaktansi induktor juga akan meningkat
menuju tak terbatas dengan elemen rangkaian yang bertindak seperti rangkaian
terbuka.
Namun, ketika frekuensi mendekati nol atau DC, reaktansi induktor akan
berkurang menjadi nol, menyebabkan efek sebaliknya bertindak seperti korsleting. Ini
berarti bahwa reaktansi induktif adalah “ Proporsional ” terhadap frekuensi dan kecil
pada frekuensi rendah dan tinggi pada frekuensi lebih tinggi dan ini ditunjukkan dalam
kurva berikut:
Reaktansi Induktif Terhadap Frekuensi :

Grafik reaktansi induktif terhadap frekuensi adalah kurva garis lurus. Nilai
reaktansi induktif dari sebuah induktor meningkat secara linear seiring dengan
meningkatnya frekuensi yang melintasi induktor. Oleh karena itu, reaktansi induktif
adalah positif dan berbanding lurus dengan frekuensi ( XL ∝ ƒ )

Hal yang sama juga berlaku untuk rumus reaktansi kapasitif di atas tetapi
secara terbalik. Jika Frekuensi atau Kapasitansi ditingkatkan, keseluruhan reaktansi
kapasitif akan berkurang. Ketika frekuensi mendekati tak terbatas, reaktansi kapasitor
akan berkurang menjadi nol sehingga elemen rangkaian bertindak seperti konduktor
sempurna 0Ω.

Tetapi ketika frekuensi mendekati tingkat nol atau DC, reaktansi kapasitor
akan dengan cepat meningkat hingga tak terbatas yang menyebabkannya bertindak
seperti resistansi yang sangat besar, menjadi lebih seperti kondisi rangkaian terbuka.
Ini berarti bahwa reaktansi kapasitif adalah " Berbanding terbalik " dengan
frekuensi untuk setiap nilai kapasitansi yang diberikan dan ini ditunjukkan di bawah
ini:
Reaktansi Kapasitif terhadap Frekuensi

Grafik reaktansi kapasitif terhadap frekuensi adalah kurva hiperbolik. Nilai


Reaktansi dari sebuah kapasitor memiliki nilai yang sangat tinggi pada frekuensi
rendah tetapi dengan cepat berkurang dengan meningkatnya frekuensi. Oleh karena
itu, reaktansi kapasitif negatif dan berbanding terbalik dengan frekuensi ( XC α ƒ-1 )

Kita dapat melihat bahwa nilai-nilai resistansi ini tergantung pada frekuensi
supply. Pada frekuensi yang lebih tinggi XL tinggi dan pada frekuensi rendah XC
tinggi. Maka harus ada titik frekuensi dimana nilai XL sama dengan nilai XC dan ada.

Jika sekarang kita menempatkan kurva untuk reaktansi induktif di atas kurva
untuk reaktansi kapasitif sehingga kedua kurva pada sumbu yang sama, titik
persimpangan akan memberi kita titik resonansi seri frekuensi, ( ƒr atau ωr ) seperti
yang ditunjukkan di bawah ini.
Frekuensi Resonansi Seri

di mana: ƒr di Hertz, L di Henries dan C di Farads.

Resonansi listrik terjadi dalam rangkaian AC ketika dua reaktansi yang


berlawanan dan sama-sama membatalkan satu sama lain sebagai XL = XC dan titik
pada grafik di mana ini terjadi adalah dua kurva reaktansi saling bersilangan. Dalam
sebuah rangkaian resonanai seri, frekuensi resonansi, ƒr titik dapat dihitung sebagai
berikut.
Kita bisa melihat kemudian bahwa pada resonansi, dua reaktansi membatalkan
satu sama lain sehingga membuat kombinasi LC seri bertindak sebagai rangkaian
pendek dengan perlawanan hanya untuk aliran arus dalam rangkaian resonansi seri
menjadi resistansi, R.

Dalam bentuk yang kompleks, frekuensi resonansi adalah frekuensi di mana


total impedansi rangkaian RLC seri menjadi murni "nyata", yang tidak ada impedansi
imajiner. Ini karena pada resonansi mereka dibatalkan. Jadi total impedansi dari
rangkaian seri menjadi hanya nilai resistansi dan karena itu: Z = R.

Kemudian pada resonansi impedansi rangkaian seri berada pada nilai minimum
dan hanya setara dengan resistansi, R dari rangkaian. Impedansi rangkaian pada
resonansi disebut "impedansi dinamis" rangkaian dan tergantung pada frekuensi, XC
(biasanya pada frekuensi tinggi) atau XL (biasanya pada frekuensi rendah) akan
mendominasi kedua sisi resonansi seperti ditunjukkan di bawah ini.
Arus Rangkaian pada Resonansi Seri

Kurva respons frekuensi dari rangkaian resonansi seri menunjukkan bahwa


besarnya arus adalah fungsi frekuensi dan memplotnya ke grafik menunjukkan kepada
kita bahwa respons dimulai dari mendekati nol, mencapai nilai maksimum pada
frekuensi resonansi ketika IMAX = IR dan kemudian turun lagi ke hampir nol ketika ƒ
menjadi tidak terbatas.
Hasil dari ini adalah bahwa besarnya tegangan melintasi induktor, L dan
kapasitor, C dapat menjadi berkali-kali lebih besar dari tegangan supply, bahkan pada
resonansi tetapi karena mereka sama dan pada perlawanan mereka membatalkan satu
sama lain.
Karena rangkaian resonansi seri hanya berfungsi pada frekuensi resonansi,
rangkaian jenis ini juga dikenal sebagai Rangkaian Akseptor karena pada resonansi,
impedansi rangkaian minimum, sehingga dengan mudah menerima arus yang
frekuensinya sama dengan frekuensi resonansinya.
Karena arus maksimum melalui rangkaian pada resonansi hanya dibatasi oleh
nilai resistansi (nilai murni dan nyata), maka tegangan sumber dan arus rangkaian
harus dalam-fasa satu sama lain pada frekuensi ini.
Kemudian sudut-fasa antara tegangan dan arus rangkaian resonansi seri juga
merupakan fungsi frekuensi untuk supply tegangan tetap dan yang nol pada titik
frekuensi resonansi ketika: V, I dan VR semuanya dalam-fasa satu sama lain seperti
ditunjukkan di bawah ini. Akibatnya, jika sudut fasa adalah nol maka faktor daya
karena itu harus bersatu.
Sudut Fasa dari Rangkaian Resonansi Seri

Sudut fasa positif untuk frekuensi di atas ƒr dan negatif untuk frekuensi di
bawah ƒr dan ini dapat dibuktikan dengan,
C. Peralatan dan Komponen:
1 Function generator (FG)
1 Osiloskop
1 Dekade resistor
1 Dekade kapasitor
1 Dekade induktor
Kabel penghubung secukupnya
Catatan: pastikan semua alat ukur telah dikalibrasi sebelum digunakan dan pastikan
nilai dari setiap komponen telah sesuai melalui pengukuran!

D. Rangkaian Percobaan :
1. Pengukuran Arus
1

I
C=0,5 F

L=50 mH
E 3
Probe
FG. 1 Volt (VP) R=100VR Ch. 2

4
2

Gambar 1. Rangkaian pengukuran arus

Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.


Pasanglah probe osiloskop (channel 1) pada titik 1 dan 2 (ref), dan probe 2
(channel 2) pada titik 3 dan 4 (ref)!
[Percobaan I Rangkaian Resonansi Seri] Praktikum Rangkaian Listrik 2

Aturlah E = 1 Volt (VP) upayakan agar selalu konstan pada setiap kali pengukuran
(melalui probe 1)!
Ukurlah VR (melalui probe 2) untuk setiap perubahan f dari 100 Hz s/d 3 kHz,
dengan step 100 Hz. Catat hasil pengukuran pada tabel 1.!

I V
Hitunglah arus dari setiap perubahan frekuensi, catat hasil perhitungan
R
pada tabel 1. R
Berdasarkan data arus (I) terhadap perubahan frekuensi (f) pada tabel 1., buatlah
plot grafik kurva karakteristik resonansi paralel seperti pada gambar 2.
(menggunakan excell)!
Dari kurva tersebut carilah frekuensi resonansinya (fr pengukuran) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2. Catat nilai fr pengukuran dari gambar tsb!
Keterangan: fr menyebabkan nilai I pada rangkaian = IMax
Hitunglah pula nilai frekuensi resonansi secara teori dengan menggunakan
persamaan 1, catat nilai fr teori tersebut!
Dari grafik kurva arus I terhadap frekuensi (f), hitunglah pula nilai Selektifitas (S)
atau Kualitas (Q) dari rangkaian melalui persamaan 2 (menncari B=Bandwidth
terlebih dahulu) dan persamaan 3. Catat nilai Spengukuran atau Qpengukuran tersebut!
1
Keterangan: f1 dan f2 menyebabkan nilai arus pada rangkaian = I Max
2

f 1
r
(1)
2

B f 2 f LC
1 (2)

f (3)
2
S Q B

S Q VC atau VL (4)
EE

I
IMax

IMax
2

f
f1 fr f2
Gambar 2. Kurva karakteristik resonansi seri

Program Studi Teknik Mekatronika halaman 2


[Percobaan I Rangkaian Resonansi Seri] Praktikum Rangkaian Listrik 2

2. Pengukuran Faktor Kualitas (Q)


Pilihlah 3 dari 4 nilai fr pada Tabel 2. (kolom 1), lalu hitunglah nilai L dan C dari
masing-masing fr yang dipilih, yaitu melalui perhitungan (persamaan 1) dan catat
nilai Cperhitungan dan Lperhitungan pada tabel 2!
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3., dan pasanglah komponen sesuai
dengan perhitungan yang didapatkan sebelumnya (Lperhitungan dan Cperhitungan)!
Pasanglah probe osiloskop (channel 1) pada titik 1 dan 3 (ref), dan probe 2
(channel 2) pada titik 2 dan 3 (ref)!
Aturlah E = 1 Volt(VP), upayakan agar selalu konstan pada setiap kali
pengukuran!
Ukurlah VC dan VL melalui probe 1 dan probe 2, untuk setiap perubahan nilai fr
dan catat hasil pengukuran pada tabel 2. !
Hitung nilai Q dari setiap percobaan dengan menggunakan nilai VC atau VL hasil
dari pengukuran (persamaan 4), catat pada tabel!

I
R=100
1
Probe
E VL+ VC Ch. 1
1 Volt (VP) 2
FG.
VC
Probe
3 Ch. 2

Gambar 3. Rangkaian pengukuran faktor kualitas

C. Tabel Data Pengukuran


1. Pengukuran Arus

Tabel 1. Tabel pengukuran arus


No. f (kHz) VR (mV) I=VR/R (mA)
1 0.2
2 0.4
3 0.6
4 0.8
.
.
.
3

Program Studi Teknik Mekatronika halaman 3


[Percobaan I Rangkaian Resonansi Seri] Praktikum Rangkaian Listrik 2

fr (pengukuran) =
fr (teori) =
S atau Q =

2. Pengukuran Faktor Kualitas (Q)

Tabel 2. Tabel pengukuran faktor kualitas


S atau
No. fr (kHz) VL (mV) VC (mV) L (mH) C( F) Q
1 2
2 3
3 4
4 5

D. Tugas sebagai analisa data


1. Dari percobaan (1) hitunglah fr secara teoritis, kemudian bandingkan dengan fr
dari hasil pengukuran!. Jika ada perbedaan hitunglah prosentase kesalahan
menggunakan rumus seperti pada persamaan 5!
fr fr
errorfr (%) teori pengukuran x100% (5)
fr
teori

2. Dari percobaan (2) hitung Q secara teoritis, kemudian bandingkan dengan hasil
percobaan!. Jika ada perbedaan, hitunglah prosentase kesalahan menggunakan
rumus seperti pada persamaan 6!
Q Q
errorQ(%) teori praktek x100% (6)
Q
teori

3. Beri penjelasan secara ilmiah apa penyebab terjadinya kesalahan data dalam
pengukuran!

4. Jelaskan melali tulisan tentang contoh aplikasi dari rangkaian Resonansi Seri ini!

Program Studi Teknik Mekatronika halaman 4

Anda mungkin juga menyukai