Anda di halaman 1dari 8

Percobaan III

Rangkaian Resonansi, Faktor Daya &


Koreksi Daya

Ahmad Falah (13116050)


Asisten : M. Farid Hasan (13115012)
Tanggal Percobaan : 28/04/2018
EL2202 Praktikum Rangkaian Elektrik II
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

dimana G adalah konduktansi dan B adalah suseptansi Dari


Abstrak—Praktikum ini kita takan melakukan beberapa hubungan ini juga akan terlihat bahwa suseptansi kapasitif dan
percobaan, yaitu percobaan resonansi seri, percobaan resonansi induktif akan selalu saling mengurangi. Pada keadaan
paralel, percobaan resonansi seri paralel dan aplikasi rangkaian resonansi, kedua suseptansi tersebut akan saling meniadakan.
resonansi dalam filter. Resonansinya adalah resonansi paralel.
Dari kedua pembahasan di atas, jelas bahwa jenis resonansi
Kata Kunci—Resonansi, faktor daya, dan frequensi
tergantung dari macam hubungan L dan C (seri/paralel).

Resonansi Seri
I. PENDAHULUAN
Perhatikan rangkaian RLC seri pada Gambar 1. Dari
Resonansi pada rangkaian AC merupakan keadaan dimana hubungan Z tot  R  j  X L  X C  terlihat bahwa pada
reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif memiliki nilai yang waktu resonansi dimana XL = XC maka Ztot = R merupakan
sama satu sama lain (XL =XC). Ketika rangkaian AC dalam Zminimum, sehingga akan diperoleh arus yang maksimum.
keadaan resonansi maka reaktansi akan sama dengan ‘0’ Dalam keadaan ini rangkaian hanya bersifat resistif sehingga
(Nol), (X =XL- XC = 0), Frekuensi resonansi merupakan fasa arus sama dengan fasa tegangan yang terpasang.
frekuensi dimana keadaan resonansi tercapai, yaitu ketika
phasa tegangan AC dan arus AC berbeda 90○ satu sama lain.
I
Bentuk kurva untuk, rangkaian resonansi seri pada saat
keadaan resonansi, arus yang mengalir pada rangkaian R
mencapai nilai maksimumya. Ini merupakan kebalikan dari
bentuk kurva pada. Dari hubungan ini juga akan terlihat
bahwa suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling
mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua suseptansi V XL
tersebut akan saling meniadakan.

II. LANDASAN TEORITIS


XC
Rangkaian RLC
Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat Gambar 1. Rangkaian resonansi seri
dituliskan sebagai berikut:
Z tot  R  j  X L  X C   X C terjadi, maka mengingat X L  L dan
Saat X L
Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan 1
kapasitif selalu akan saling mengurangi. Bila kedua komponen XC  dapat diperoleh
ini sama besar, maka akan saling meniadakan, dan dikatakan
C
1 1
bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansinya
L  atau  O   resonani  atau
adalah resonansi seri. Demikian pula halnya pada rangkaian C LC
paralel RLC admitansi total rangkaian dapat dituliskan
sebagai: 1
fO 
Ytot  G  j BC  BX L  2 LC
Disini O atau fO adalah frekuensi yang membuat rangkaian - Resistor 47 Ω (1 buah), 50 Ω (1 buah), 3,9k Ω (1
bersifat resistif dan terjadi arus maksimum atau tegangan buah), 3,3k Ω (1 buah), 2,2k Ω (1 buah), 1,1k Ω (1
maksimum pada R. Bila dilihat dari impedansi rangkaian Z tot, buah), dan 1k Ω (1 buah)
maka pada f<fo rangkaian akan bersifat kapasitif dan pada f>fo - Induktor : 2,5 mH, 47 µH, 330 µH, 100 µH, 10 mH,
rangkaian akan bersifat induktif. dan 1 mH (masing-masing 1 buah)
Pada waktu resonansi seri, sangat mungkin terjadi bahwa
tegangan pada L atau pada C lebih besar dari tegangan
B. Langkah Kerja
sumbernya. Pembesaran tegangan pada L atau pada C pada
saat resonansi ini didefinisikan sebagai faktor kualitas Q. Sebelum memulai praktikum terlebih dahulu periksa alat-
alat atau komponen yang disediakan apakah sudah sesuai
dengan yang akan kita lakukan pada saat percobaan. Praktikan
akan membuat rangkaian resonansi yang dipandu oleh asprak
dengan melihat referensi gambar rangkaian pada modul,
Daya dimodul ini terbagi 5 tahap percobaan yaitu : Rangkaian
Dalam pembahasan daya listrik kita mengenal istilah daya resonansi seri, rangkaian resonansi paralel, rangkaian
nyata (P), daya reaktif (Q), dan daya semu (S). resonansi seri paralel 1, rangkaian resonansi seri paralel 2,
- Daya nyata (P) adalah energi yang disipasi atau aplikasi rangkaian resonansi dalam filter.
dihamburkan oleh beban.
- Daya reaktif (Q) adalah energi yang hanya terserap 3.1 Percobaan Rangkaian Seri R, L, C ( resonansi seri )
dan kembali ke sumbernya karena sifat beban yang
reaktif. •Disusun rangkaian pada gambar 2. Perhatikan
- Daya semu (S) adalah energi total dalam rangkaian bahwa hambatan 50 Ω merupakan resistansi
arus bolak-balik, baik dihamburkan, diserap ataupun 1 dalam generator sinyal.
yang kembali.

Faktor Daya
Faktir daya atau ditulis Cos phi merupakan perbandingan •Diubah frequensi generator sinyal untuk mencari
tegangan Vo maksimal dan Vo minimal.
daya nyata dan daya semu. Ingat rumus daya P = S Cos phi,
jadi Cos phi = P/S.
2
Faktor daya tinggi dengan nilai mendekati 1 merupakan
faktor daya yang bagus, sebaliknya faktor daya rendah dengan •Pada frequensi yang menyebabkan tegangan Vo
nilai mendekati 0 merupakan faktor daya yang buruk. maksimum dan atau minimum tersebut, catat
besarnya tegangan induktor VAB dan kapasitor
3 VBO.
III. METODOLOGI
Pada percobaan ini di dalam modul III kita akan
melakukan 9 tahap percobaan yaitu : Rangkaian resonansi seri, •Dilakukan analisis mengenai karakteristik
rangkaian resonansi paralel, rangkaian resonansi seri paralel 1, rangkaian saat terjadi resonansi dan di jelaskan di
rangkaian resonansi seri paralel 2, aplikasi rangkaian 4 laporan.
resonansi dalam filter, Faktor daya dengan R tetap, faktor daya
dengan L tetap, faktor daya dengan R dan perbaikan faktor
daya. Tetapi kami hanya berhasil melakukan percobaan
sampai percobaan 5.
2,5 mH

A B O
A. Alat dan Bahan
50 ohm 470 pF
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
- Multimeter digital ( 1 buah)
- Beardboard (1 buah)
- Power Suply DC (2 buah) 1 Vpp
47 ohm
- Kabel BNC-BNC (1 buah)
- Kabel BNC-probe jepit (2 buah)
- Kabel 4mm-jepit buaya (max, 5 buah)
Generator
- Generator Sinyal (1 buah) Sinyal
- Osiloskop (1 buah)
- Kapasitor 470 pF(1 buah), 8,2 nF(1 buah) , 1 nF (1
buah), 0,01 nF (1 buah).
Gambar 2. Rangkaian percobaan resonansi seri
3.2 Rangkaian paralel R, L ( resonansi paralel )
•Rangkai rangkaian seperti gambar 4.
1
•Rangkai rangkaian seperti pada gambar 3 .
1
•Diubah frequensi generator sinyal untuk mencari
tegangan Vo maksimal dan Vo minimal.
•Diubah frequensi generator sinyal untuk mencari
2
tegangan Vo maksimal dan Vo minimal.
2 •Pada frequensi yang menyebabkan tegangan Vo
maksimum dan atau minimum tersebut, catat
•Pada frequensi yang menyebabkan tegangan Vo 3 besarnya tegangan induktor VAB dan kapasitor VBO.
maksimum dan atau minimum tersebut, catat
3 besarnya tegangan induktor VAB dan kapasitor VBO.
•Dilakuakan analisis mengenai karakteristik rangkaian
saat terjadi resonansi dan dijelaskan pada laporan
•Dilakuakan analisis mengenai karakteristik rangkaian 4
saat terjadi resonansi dan dijelaskan pada laporan
4
3.4 Rangkaian seri C dengan paralel C dan L
2,5 mH

VO 470 pF

50 ohm VA 50 ohm 470 pF


2 ,5 m H

470 pF

1 Vpp 1 Vpp
47 ohm 47 ohm

Generator G e n e ra to r
Sinyal S in ya l

Gambar 3. Rangkaian percobaan resonansi paralel Gambar 5. Rangkaian resonansi seri paralel 2

3.3 Rangkaian paralel L dengan seri L dan C •Rangkai rangkaian seperti gambar 5.

2,5 mH
1

50 ohm 470 pF •Diubah frequensi generator sinyal untuk mencari


2,5 mH tegangan Vo maksimal dan Vo minimal.
2
1 Vpp
47 ohm •Pada frequensi yang menyebabkan tegangan Vo
maksimum dan atau minimum tersebut, catat
3 besarnya tegangan induktor VAB dan kapasitor VBO.

Generator
Sinyal

•Dilakuakan analisis mengenai karakteristik rangkaian


saat terjadi resonansi dan dijelaskan pada laporan
4
Gambar 4. Rangkaian percobaan resonansi seri paralel 1
3.5 Aplikasi rangkaian resonansi dalam filter
a. Rangkaian Diferensiator
Vo max

(Vo max)
•Disusun rangkaian seperti gambar 6 dibawah, /√2
pada breadboard yang disediakan
1
Vo min

•Dicari frequensi dimana Vo menjadi minimum,


ini adalah Fc. Lalu dicari Vo di Fc/10, Fc/100, dan FL FC/10 10*FC FH 100*FC
FC/100 FC
& Fc*10, Fc*100, seperti pada gambar 7
2 dibawah. Gambar 7. Bode plot untuk rangkaian gambar 6

2,5 mH
•Untuk mencari Vo max digunakan frequensi
Vi Vo
50Hz. Kemudian dicari titik-titik frequensi FL, FH.
3 50 ohm 47 nF

•Digunakan mode X-Y pada osiloskop dengan ch.1 1 Vpp


adalah Vin dan ch.2 adalah Vo.(Untuk 47 ohm
mempermudah mencari amplitudo Vo,
4 di'ground'kan ch.1). Generator
Sinyal

•Dicari juga beda fasa antara Vin dan Vo pada Gambar 8. Rangkaian percobaan resonansi seri paralel 2
titik-titik frequensi tersebut. Dan digambarkan
5 bode-plot serta beda fasanya di BCP.

Vo max

•Dilakukan langkah pertama sampai ketiga


percobaan 1 untuk rangkaian gambar 8 dibawah. (Vo max)
6 /√2

FC/100 FC/10 FL FC FH 10*FC 100*FC


Vi 47 nF Vo
Gambar 9. Bode plot untuk rangkaian gambar 8
50 ohm
2,5 mH

1 Vpp
47 ohm IV. HASIL DAN ANALISIS
Generator A. Percobaan 1. Rangkaian Seri R, L, C (resonansi seri)
Sinyal
Langkah awal dari percobaan ini adalah dengan
merangkai rangkaian yang ada pada bagian prosedur dengan
keterangan nilai komponen sebagai berikut:
Gambar 6. Rangkaian percobaan resonansi seri paralel 1 Keterangan komponen :
Vi = 1 Vpp Fo = 1/2π√LC = 149826.5 Hz
R = 47 Ω
C = 489 pF
D. Percobaan 4. Rangkaian Seri C dengan Paralel C dan L
No Tegangan (mV) Frequensi(kHz) Pada percobaan ini kita juga akan merangkai rangkaian
1 V0 max 79.1 149.936 resonansi seri paralel 2. . Kita akan memakai rangkaian seperti
Tabel 1. Tabel percobaan 1 gambar pada prosedur percobaan. Berikut adalah keterangan
komponen ideal yang digunakan dan tabel hasil percobaan 4 :
Pada percobaan ini kami hanya mencari Vo maksimal saja
yaitu yang terdapat pada frequensi 149.936 yang bernilai Keterangan komponen :
voltase sebesar 79.1 mV dari jarak selisih nilai penggunaan Vi = 1Vpp R1 = 47 Ω
frequensi fo yang merupakan patokan percobaan yang juga C1 = 489 pf dipakai fo = 143800 Hz
merupakan nilai prediksi untuk frequensi resonansi sebesar C2 = 481 pf
109.5.
No Tegangan (mV) Frequensi(kHz)
B. Percobaan 2. Rangkaian Paralel R, L (resonansi paralel) 1 Vo max 141 3826.65
2 Vomin 6.68 153.83
Pada percobaan ini kita juga akan merangkai rangkaian Tabel 4. Tabel percobaan 4
resonansi paralel sesuai referensi dimodul percobaan 2.
Berikut adalah keterangan komponen ideal yang digunakan Frekuensi resonansi yang pertama berasal dari rangkaian
dan tabel hasil percobaan 1 : paralel yang menghasilkan nilai Vo min lokal dan frekuensi
resonansi yang kedua berasal dari rangkaian seri yang
Keterangan komponen : menghasilkan nilai Vo max lokal. Pada percobaan 4 ini juga
Vi = 1 Vpp Fo = 1/2π√LC = 149826.5 Hz kita mencari resonansi seri paralel seperti percobaan
R = 47 Ω sebelumnya, kita akan memakai frequensi resonansi sebesar
C = 489 pF 149826.5 Hz. Kemudian kita dapat mencari nilai Vo max
pada frequensi 3826.65 kHz dan nilai Vo min pada frequensi
No Tegangan (mV) Frequensi(kHz) 153.83 kHz.
1 Vo max 121 4826.65
2 Vomin 1.94 148.136 E. Percobaan 5. Aplikasi rangkaian resonansi dalam filter
Tabel 2. Tabel percobaan 2
Pada percobaan kali ini kita menerapkan rangkaian resonansi
Untuk rangkaian resonansi paralel, impedansi rangkaian
ke dalam filter.
menjadi maksimum dan arus pada rangkaian menjadi Keterangan komponen :
minimum sehingga frequensi resonansi terjadi pada saat R = 46,5 Ω L = 2,505 mH
tegangan minimum. Didapat nilai frequensi resonansi sebesar C = 42,79 nf
4826.65 kHz, nilai Vo max didapat pada frequensi 123800 Hz Fo = 1/2π√LC = 14667 Hz
dan nilai Vomin pada frequensi 148.136 kHz.
Dan didapatkan data sebagai berikut:
C. Percobaan 3.Rangkaian Paralel L dengan Seri L dan C.
No Variabel Tegangan(mV) Frequensi (Hz)
Pada percobaan ini juga kita akan merangkai rangkaian
resonansi seri paralel 1. Kita akan memakai rangkaian seperti 1 fc 2.57 149826.5
gambar dimodul. Berikut adalah keterangan komponen ideal 2 Fc /10 63.8 14982,65
yang digunakan dan tabel hasil percobaan 3 : 3 Fc /100 154 1498.3
4 Fc *10 63 1498265
Keterangan komponen : 5 Fc *100 251 14982650
Vi = 1Vpp C = 489 pF 6 Vo max 166 50
L1 = 2,505 mH R2 = 47 Ω Tabel 5. Tabel percobaan 5A
L2 = 2,48 mH Fo = 1/2π√LC = 149826.5 Hz
Pada percobaan 5 ini sebenarnya kami akan melakukan
No Tegangan (mV) Frequensi(kHz) percobaan 2 rangkaian resonansi seri paralel. Kita mencari fo
1 Vo max 121 4826.65 menjadi minimum yaitu fC, lalu mencari Vo di fC/10, fC/100,
2 Vomin 1.94 148.136 fC*10, fC*100 dan fL = fH. Nilai-nilai tersebut bisa dilihat dari
Tabel 3. Tabel percobaan 3 tabel diatas. Bentuk bode plot magnitude diatas seharusnya
dapat membentuk band stop filter karena rangkaian yang
Rangkaian terdapat induktor dan kapasitor yang diserikan digunakan adalah rangkaian resonansi paralel sehingga pada
kemudian diparalelkan dengan induktor karena hal ini ada 2 saat frekuensi resonansi, besarnya tegangan output yaitu yang
frekuensi resonansi. Didapat nilai frequensi resonansi sebesar paling minimum dan pada nilai frekuensi lainnya nilai
202767 Hz, nilai Vo max didapat pada frequensi 4826.65 kHz tegangan output berapa diatas nilai tegangan saat frekuensi
dan nilai Vo min pada frequensi 148.136 kHz. resonansi. Namun karena beberapa factor seperti factor
koreksi nilai kapasitor dan inductor, ketelitian alat ukur dan
lain-lain, bentuk band stop filter tersebut belum dapat teramati
secara sempurna. Adapun bentuk grafik bode plot dari
percobaan ini adalah sebagai berikut: V. KESIMPULAN

0.25 • Pada rangkaian RLC, resonansi terjadi saat nilai reaktansi


Vo Max (volt)

0.2 atau suseptansi sama dengan 0.


0.15 • Tegangan Vo maksimum terjadi pada saat resonansi seri
0.1 dan tegangan minimum Vo terjadi pada saat resonansi
0.05 paralel.
0 • Pada rangkaian resonansi seri XL = XC, sedangkan pada
rangkaian resonansi paralel YL = YC. (X= reaktansi, Y=
suseptansi.

Frequency (Hz)

Gambar 9. Bode plot percobaan 5a REFERENSI

F. Percobaan 7.Faktor Daya dengan R Tetap 1. Petunjuk Praktikum Rangkaian Elektrik II


Laboratopium Dasar Teknik Elektro Institut
Pada percobaan ke 7 kita mengganti variabel sebanyak 5 kali Teknologi Sum
dengan nilai yang berbeda dan kita akan mencari nilai ɸ yang 2. atera 2018.
untuk mencarinya kita harus menyamakan periode nilai ch1 3. http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2101%20%20Ran
dan ch2 pada osiloskop, untuk awal adalah merangkai gkaian%20Elektrik/20132014/Bahan%20Kuliah%20(
rangkaian sebagai berikut: 20112012)/Percobaan%206.pdf, 14 November 2014,
08:00 am.
LAMPIRAN

Gambar 10.Skematik percobaan pada percobaan 7

Kemudian data yang dihasilkan ialah sebagai berikut:

Vrms R L ɸ Cos ɸ
47uH -1.747 0.995
100uH 3.461 0.998
7.07 V 56 Ω 330uH -3.526 0.9981
1mH -3.229 0.998
10mH -3.461 0.9982
Tabel 5. Tabel hasil percobaan 7
Faktor daya pada percobaan 7 pada L = 1 mH

Adapun untuk hasil dari osiloskop pada percobaan ini saya Hasil output pada osiloskop pada percobaan 3 bernilai Vo
lampirkan pada Lampiran. Max di VRMS 123 mV
Faktor daya pada percobaan 7 pada L = 10 mH Hasil output pada osiloskop pada percobaan 3
bernilai Vo Max di VRMS 123 mV

Faktor daya pada percobaan 7 pada L = 47 u H


Hasil output pada osiloskop pada percobaan 3
bernilai Vo Min di VRMS 1.94 mV

Faktor daya pada percobaan 7 pada L = 100 uH

Anda mungkin juga menyukai