Data Pengusul
Pengusul Nama: HOM Team (ParSim) Jabatan: Mahasiswa S2
- Sri Mulyati 23207118
- Lathifah Arief 23207122
- Fina Martiningtyas 23207130
- Nugroho Widiyanto 23207134
- Eko Murdyantoro 23207137
Tanggal: 05 - 01 - 2009 Tanda-tangan:
Lembaga: Program S2 Magister Teknik Elektro
Opsi Teknologi Informasi
Bidang Khusus Teknologi Media Digital and Game
Alamat: Lab. Sistem Kendali & Komputer, Labtek VIII, STEI – ITB
Jl. Ganesha No.10 Bandung
1 Pengantar
1.1 Ringkasan Isi Dokumen
Dokumen ini terdiri dari beberapa bab sebagai berikut :
1. Bab Pengantar
Menjelaskan mengenai ringkasan isi dokumen, tujuan penulisan, kegunaan dokumen,
referensi dan daftar singkatan.
2. Bab Proposal Proyek Pengembangan
Bab ini berisikan pendahuluan konsep rancangan, perencanaan teknologi, perencanaan
kerjasama dan kesimpulan. Bab ini untuk melihat sekilas perencanaan teknis dan
kerjasama dengan pihak terkait serta kelayakan pengembangan aplikasi yang akan dibuat.
3. Lampiran
Lampiran berisi :
Curiculum Vitae (CV) masing-masing anggota tim
Detail rencana anggaran (budget) dan arus kas (cashflow) per bulan
1.3 Referensi
[1] Cunningham, F.Gary, et.al, William Obstetrics, 21st ed, United State of America.
[2] Editor, Abdul Basri Saifuddin,dkk,. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Ibu
melahirkan dan Bayi lahir. Edisi 1 cetakan ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta, 2002
[3] Manuaba, Ida Bagus Gde. Operasi Kebidanan, Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Dokter Umum. EGC : Jakarta. 1995
[4] http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/ilmu-kesehatan-
masyarakat/bioetika-kelahiran-non-barat
[5] http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-syamsul.pdf, 2 Mei 2008
[6] http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=90&fname=kb1_7.htm, 2 Mei 2008
[7] http://www.cs.berkeley.edu/~ssorkin/papers/ca01/paper.pdf, 2 Mei 2008
[8] http://www.multires.caltech.edu/pubs/GI99.pdf, 2 Mei 2008
[9] http://www.redfish.com/papers/p115-han.pdf, 2 Mei 2008
[10] http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/ilmu-kesehatan-
masyarakat/bioetika-kelahiran-non-barat, 2 Mei 2008
[11] http://wscg.zcu.cz/wscg2003/Papers_2003/C71.pdf, 2 Mei 2008
SINGKATAN/ KEPANJANGAN/
ISTILAH ARTI
3D 3 dimension
ADB Asian Development Bank
BOM Bill of Material
IBI Ikatan Bidan Indonesia
IDAI Ikatan Dokter Anak Indonesia
IMPAC Integrated Management of Pregnancy and Childbirth
The John Hopkins Program for International Education in Ginecology and
JHPIEGO Obstetrics
JNPK-KR Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
MPS Making Pregnancy Safer
POGI Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
PONED Pelayanan Obstetri Bayi lahir Emergensi Dasar
PONEK Pelayanan Obstetri Bayi lahir Emergensi Komprehensif
R&D Research & Development
UAT User Acceptance Testing
VR Virtual Reality
WHO World Health Organization
Polindes Poliklinik Desa
his mengejan
maternal ibu melahirkan
morbiditas Kelahiran
mortalitas Kematian
neo-natal bayi lahir
partus persalinan
Insiden angka kematian ibu melahirkan (maternal) dan angka kematian bayi lahir (neonatal)
di Indonesia tergolong masih sangat tinggi, bahkan menempati urutan pertama tertinggi di
ASEAN. Berdasarkan data tahun 2002, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia adalah
334/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi lahir adalah 21,8/1000 kelahiran hidup
(Editor, Abdul Basri Saifuddin,dkk, 2002).
Kematian pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar pada negara-negara
berkembang. Di negara berkembang, sekitar 25 – 50% kematian terjadi pada wanita usia
subur. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama kematian wanita muda pada
masa puncak produktivitasnya. Angka kematian ibu melahirkan merupakan tolok ukur untuk
menilai keadaan pelayanan obstetri disuatu negara. Bila angka kematian ibu melahirkan
masih tinggi berarti sistim pelayanan obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan.
Sistem rujukan di Indonesia menjadikan rumah sakit (RS) kabupaten sebagai rumah sakit
rujukan sekunder, yang memiliki berbagai fungsi pelayanan obstetri. Berdasarkan laporan,
angka kematian ibu melahirkan di Indonesia tahun 1997 adalah 390/100.000 kelahiran hidup,
dan angka kematian bayi lahir 40/1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan tertinggi di
kawasan Asia Tenggara. Angka kematian ibu melahirkan yang masih tinggi menunjukkan
bahwa kesehatan reproduksi para ibu masih memprihatinkan.
World Health Organization (WHO) pada bulan November 1999, melaporkan hampir 600.000
ibu hamil dan bersalin meninggal setiap tahun diseluruh dunia. Peristiwa ini sebagian besar
terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara maju angka kematian ibu
melahirkan pertahun hanya 27/100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara berkembang
angka kematian ibu melahirkan rata–rata dapat mencapai 18 kali lebih tinggi, yaitu
480/100.000 kelahiran hidup. Ini disebabkan karena di negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia, hampir 80% persalinan masih ditangani oleh dukun.
Berdasarkan Rencana Strategik Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-
2010 disebutkan bahwa dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia
Sehat 2010, visi MPS adalah ”Kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu
melahirkan menjadi 125 per 100.000 kelahiran dan angka kematian bayi lahir menjadi 16 per
1000 kelahiran hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan 4 strategi utama dan azas-
azas pedoman operasionalisasi strategi antara lain bahwa MPS memusatkan perhatiannya
pada pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan bayi lahir yang baku, cost effective, dan
berdasarkan bukti (evidence based) pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan,
baik di sektor pemerintah maupun swasta. Keluaran yang diharapkan dari strategi ini adalah
terselenggaranya pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan bayi lahir dasar berkualitas di
Polindes dan Puskesmas, PONED di Puskesmas, dan PONEK di Rumah Sakit
Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Propinsi.
Oleh karena itu, berdasarkan hal-hal tersebut diatas, sesuai pula dengan rekomendasi Safe
Motherhood Technical Consultation di Sri Langka 1997, intervensi yang sangat kritis adalah
tersedianya tenaga penolong persalinan terlatih. Agar tenaga penolong tersebut (bidan atau
dokter) dapat memberikan pelayanan yang bermutu, diperlukan standar pelayanan medik.
Adanya standar pelayanan medik akan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan dengan
cara dan tenaga kesehatan yang tepat.
Upaya standarisasi pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan bayi lahir telah dimulai dengan
dibentuknya Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) serta
diperkenalkannya Pelatihan berdasarkan Kompetensi pada tahun 1993, kemudian disusunnya
Safe Motherhood Modul dalam kurikulum inti Pendidikan Dokter Indonesia pada tahun 1996
oleh konsorsium ilmu kesehatan Depdikbud bekerjasama dengan Depkes, WHO, dan JNPK-
KR, upaya standarisasi pendidikan (baik pre service maupun in service) telah mulai
dilaksanakan. Selanjutnya pada tahun 1999-2000 telah berhasil disusun Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Ibu melahirkan dan Bayi lahir sebagai hasil kerjasama antara JNPK-
KR/POGI dengan IDAI, Perinasia, IBI, ADB, WHO, JHPIEGO yang merupakan
(Kasdu, 2001) menyatakan, “Kelahiran merupakan tiga tahap yang harus dilalui, diawali
dengan dari mulainya pembukaan jalan lahir, keluarnya kepala janin, sampai keluarnya
plasenta atau ari-ari.” Sejalan dengan pendapat tadi, Bagian Obsetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung (1998 : 221) menyatakan bahwa kelahiran
adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Tidak
berbeda dengan (Mochtar, 1998) yang memandang bahwa kelahiran adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin + plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim
melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Pendapat lain yang sedikit berbeda yang
dikemukakan oleh (Foster, 2006) menyatakan bahwa kelahiran merupakan waktu-waktu sakit
dan penderitaan, pendarahan, dan keluarnya cairan tubuh dengan ancaman kematian yang
senantiasa ada. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa
kelahiran merupakan rangkaian dari tiga tahap, dimulai dengan pembukaan jalan lahir,
keluarnya janin, dan pengeluaran plasenta dengan ancaman kematian..
Kondisi di lapangan mengenai penanganan proses persalinan:
Alasan dipilihnya rancangan aplikasi dengan perangkat lunak simulator persalinan antara lain:
aplikasi sejenis ini masih jarang dikembangkan, dan kalaupun ada harganya masih
sangat mahal; dengan adanya aplikasi simulasi persalinan ini dapat memberikan bekal
latihan/praktek bagi dokter dan bidan yang membantu dalam tindakan persalinan;
secara tidak langsung, aplikasi simulator ini dapat berperan membantu pemerintah
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan bayi lahir di Indonesia
yang cukup tinggi, yaitu dengan membiasakan para penolong persalinan untuk mampu
menekan risiko kegagalan pertolongan persalinan bila terjadi kompleksitas persalinan.
2.1.2 Tujuan
2.1.3 Manfaat
Secara umum, perangkat lunak simulator persalinan ini merupakan suatu produk aplikasi
teknologi informasi yang bersifat edukatif, aplikatif, dan interaktif sebagai media
belajar/training bagi para penolong persalinan (bidan, dokter). Dengan adanya perangkat
lunak ini diharapkan para penolong persalinan dapat mensimulasikan dan berinteraksi dengan
sistem aplikasi simulator persalinan ini seperti menghadapi suatu kegiatan pertolongan
persalinan yang sebenarnya.
Business Model
Business use case model menggambarkan fungsionalitas utama sistem secara umum dan
interaksinya dengan pihak yang terlibat. Business use case model memiliki elemen berupa
business actor dan business usecase. Business actor menggambarkan peran yang dimainkan
oleh seseorang/suatu sistem eksternal yang berinteraksi dengan sistem yang dikembangkan.
Adapun business usecase adalah fungsionalitas yang disediakan sistem untuk business actor.
Business use case model dapat diilustrasikan dengan suatu business use case diagram yang
menggambarkan relasi antara business actor dan business usecase dalam domain bisnis atau
domain fungsional, sehingga usecase-usecase akan dilihat dari sudut pandang pengguna (user
point of view). Business use case diagram yang mengilustrasikan business use case model
sistem ParSim adalah sebagai berikut:
Nomor Dokumen: PRO-04 Nomor Revisi:04 Tanggal: 05/01/2009 Halaman 15 dari 35
© 2008 oleh LSKK STEI-ITB. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis LSKK-STEI ITB
Jalan Ganesha 10 Bandung, 40132 Indonesia.
Gambar 1 Business Model Sistem ParSim
Target Pengguna
Target pengguna adalah pihak yang akan menggunakan produk simulator ini. Pengguna
produk ini terdiri dari beberapa golongan berikut:
1. Bidan
Bidan merupakan profesi khusus yang menangani persalinan. Ada suatu prosedur standar
dalam menangani persalinan yang harus diikuti oleh bidan sehingga persalinan dapat
terlaksana dengan lancar dan selamat. Prosedur standar ini dapat ditunjukkan melalui
produk ini.
2. Lembaga Kebidanan
Lembaga kebidanan meliputi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan sekolah-sekolah
kebidanan. Penggunaan produk ini oleh lembaga-lembaga tersebut adalah bermacam-
macam seperti sebagai media sertifikasi kebidanan, bahan praktek pengajaran dan
kepustakaan
3. Mahasiswi Kebidanan
Praktek persalinan selama ini yang dilakukan di sekolah kebidanan masih menggunakan
simulator boneka yang tidak interaktif (pasif) sehingga pengalaman dan pemahaman
mahasiswi bidan kurang mengena. Praktek sebenarnya menggunakan ibu yang benar-
Adapun batasan/ruang lingkup tentang proses persalinan yang akan dibangun dalam
perangkat lunak simulator persalinan ini meliputi :
Fitur Dasar
Secara umum aplikasi tentang proses persalinan masih jarang di Indonesia. Pada
pembelajaran dan training biasanya masih menggunakan fitur dasar yang masih sangat
sederhana misalnya: phantom/boneka (di Indonesia), simulasi konvensional persalinan yang
Fitur Unggulan
Siklus Produksi
Proses produksi dilakukan untuk memberikan nilai (value) pada suatu bahan dasar. Dalam
proyek ini, bahan pertimbangan mendasar untuk pengembangan berasal dari customer namun
juga disesuaikan dengan dukungan teknologi, sehingga dapat disebut bersifat user and
technology driven. Bahan pertimbangan yang berasal dari customer berupa masukan ide
mengenai proses-proses dan kasus-kasus apa saja dalam persalinan (partus) manusia yang
hendak dipelajari atau perlu divisualisasikan. Bahan pertimbangan mengenai teknologi adalah
teknik-teknik dan pendekatan algoritma yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pemodelan
dan visualisasi yang dibutuhkan tersebut.
Kedua jenis pertimbangan di atas kemudian diolah untuk mendapatkan pemodelan serta
visualisasi proses (dan kasus-kasus) persalinan yang dapat bermanfaat dan bernilai bagi
pengguna (baik customer secara khusus maupun consumer secara umum) juga untuk
mendapatkan time-to-market yang rendah. Pengolahan yang dilakukan untuk menghasilkan
pemodelan dan visualisasi tersebut melingkupi perencanaan dan pengembangan (yang
selanjutnya akan disebut sebagai kegiatan R&D saja), baik untuk menghasilkan suatu
prototipe produk maupun fabrikasi untuk produksi dengan target pasar.
Pada proses pembelajaran biologi dan kedokteran ataupun kebidanan secara konvensional,
demo biasanya diberikan dengan menunjukkan atau menggunakan spesimen statis.
Kelemahan cara ini adalah cenderung kurang menarik sehingga dapat diatasi lewat
penggunaaan demo ataupun simulasi (interaktif) dan dikemas secara lebih menarik dengan
menggunakan pemodelan organ manusia dalam tiga dimensi. Secara bertahap kebutuhan
kasus-kasus khusus dari customer, terutama yang jarang terjadi akan dipenuhi, Begitu pula
secara bertahap pengembangan dengan menggunakan teknologi visualisasi dan pemodelan
yang lebih baik juga akan digunakan. Artinya proses produksi partus simulator (ParSim) ini
akan berupa suatu siklus dan tidak berhenti hanya sampai pada level prototipe saja.
Tolak ukur keberhasilan kegiatan R&D adalah dihasilkannya prototipe produk yang realiable
(terverifikasi), dengan BOM (Bill of Material) yang rendah, serta inovatif. Parameter lainnya
adalah product differentiation, time to market yang cepat, dan investasi yang menguntungkan.
Proses fabrikasi untuk menghasilkan produk yang terjangkau namun bernilai, dan yang
terjamin quality-control-nya untuk memenuhi persyaratan produk yang akan dipasarkan, perlu
dilakukan melalui serangkaian manajemen dan proses produksi yang tertata. Serangkaian
manajemen dan proses yang tertata ini diperlukan untuk memastikan produk dapat sampai
dengan cepat pada pengguna (time to market yang rendah). Proses produksi ini juga harus
didukung oleh teknologi (meliputi lingkungan pengembangan yang fleksibel, proses
otomatisasi, dan penggunaan tools yang minimal) serta adanya value chain.
Kegiatan R&D untuk menghasilkan prototipe produk simulasi persalinan akan dilakukan oleh
kelompok Human Organ Model LSKK ITB dan selanjutnya akan dilanjutkan ke tahap
produksi melalui sejumlah kerja sama antara kelompok Human Organ Model LSKK ITB
dengan pihak-pihak yang akan dijelaskan pada bagian perencanaan kerja sama.
Dokumen yang dibutuhkan dalam proses produksi ParSim (Partus Simulator) ini adalah:
Sistem ParSim (Partus Simulator) yang akan dikembangkan secara umum terdiri dari
komponen pengelola input dan interaksi dengan pengguna, komponen pemrosesan model dan
visualisasi, komponen pengelola tampilan dan pilihan, serta komponen konfigurasi sistem.
(1) menghitung perubahan bentuk dari sebuah obyek viskoelastis (viscoelastic object)
terhadap gaya luar, dan
(2) mendeteksi tumbukan antara obyek yang berubah bentuk dan padat.
Sedangkan untuk memodelkan pengirisan obyek, tusukan jarum, kontraksi organ, dan
pergerakan janin digunakan metode topological transformation.
Dalam pembuatan aplikasi ParSim ini, spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang
akan digunakan adalah:
1. Perangkat keras
Untuk melancarkan dan memenuhi kebutuhan pengembangan serta produksi ParSim ini,
direncanakan kerja-sama dengan beberapa pihak terkait. Jika dikelompokkan menurut fase
pengembangan yang membutuhkan kerja-sama tersebut, maka beberapa kerja-sama yang
direncanakan itu antara lain:
Riset
Kerja sama yang dibutuhkan pada fase riset akan dilakukan dengan beberapa pihak
yang mewakili kelompok berikut: bidan, dokter kandungan, calon bidan atau
mahasiswa kedokteran, serta dengan beberapa dosen dan pengembang ahli yang
menguasai ilmu dan teknologi pemodelan dan simulasi. Kerja sama dengan bidan,
dokter kandungan, serta calon bidan atau mahasiswa kedokteran mengarah pada upaya
untuk mendapatkan jenis kasus dan interaksi apa saja yang dibutuhkan dalam simulasi
serta mendapatkan pengetahuan dasar mengenai persalinan. Kerja sama dengan dosen
dan pengembang ahli bertujuan untuk mendapatkan masukan mengenai teknologi
yang tepat untuk digunakan dalam pengembangan.
Pengembangan Development
Kerja sama dalam fase pengembangan mencakup kerja sama dengan pihak-pihak yang
memiliki fasilitas komputasi dan visualisasi yang dibutuhkan untuk pengembangan.
Selain itu juga masih dibutuhkan kerja sama dengan pihak dosen dan pengembang ahli
Pengembangan proyek ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari dosen, pengguna dan
ahli dibidang kebidanan. Tahapan-tahapannya meliputi:
perencanaan proyek/bisnis
identifikasi spesifikasi kebutuhan sistem
perancangan rinci sistem
pengujian prototipe sistem
perbaikan atau peningkatan sistem
pengujian dan penyelesaian akhir produk jadi
Secara garis besar, jadwal produksi yang menjadi acuan proses produksi agar produk dapat
selesai dikembangkan seperti target waktu yang diharapkan dapat dilihat pada file project.
Proyek ini akan dilaksanakan selama 8 bulan dengan estimasi biaya sebagai berikut :
Target Pasar
Target pasar adalah pihak yang ditargetkan untuk membeli produk ini. Target pasar tidak
selalu berarti sama dengan target pengguna. Target pengguna dapat menggunakan produk ini
dengan gratis sehingga tidak termasuk sebagai target pasar.
Calon bidan merupakan target pengguna utama produk ParSim. Adapun target pasar produk
ParSim adalah lembaga-lembaga kebidanan meliputi sekolah-sekolah kebidanan, Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan kebidanan lainnya baik swasta
maupun instansi pemerintah.
Target pasar tahun pertama produk ini adalah pasar dalam negeri. Untuk pengembangan
selanjutnya, produk simulator ini ditargetkan akan dipasarkan ke luar negeri.
Ada sekitar 120 sekolah kebidanan di Indonesia. Angka itu menunjukkan ukuran pasar di
dalam negeri. Selain dalam negeri, ada pasar luar negeri yang lebih besar. Pada 3 tahun
pertama, produk ini akan difokuskan untuk menggarap pasar dalam negeri. Setelah itu,
produk ini akan diluncurkan ke pasar internasional. Target pangsa pasar selama 5 tahun
pertama bisa dilihat pada tabel di bawa ini.
Penjualan
Besar penjualan diharapkan minimal sama dengan pangsa pasar seperti yang ditunjukkan pada
tabel 4. Volume produksi disesuaikan dengan permintaan pasar sehingga biaya persediaan
barang dan biaya kerusakan dapat ditekan seminimal mungkin.
Strategi Pemasaran
Untuk mencapai target penjualan yang optimal, strategi pemasaran akan memakai prinsip 5P
yaitu product, price, promotion, place, dan people.
Produk ini merupakan simulator persalinan. Dengan produk ini, diharapkan pengguna dapat
mengalami pengalaman real dalam menangani persalinan sehingga pengguna dapat
memahami dengan baik melalui pengalaman. Aspek psikomotorin sangat ditekankan pada
penggunaan produk ini. Sebagai produk pertama adalah berupa simulator persalinan normal.
Pada produk pertama ini, simulator yang dibuat memodelkan proses persalinan normal dan
masalah-masalahnya. Setiap tindakan pengguna akan direspon oleh sistem seolah-oleh
kejadian real.
Harga (Price)
Produk ini diposisikan sebagai produk dengan target pasar lembaga-lembaga kebidanan,
bukan perorangan. Oleh karena itu, harga produk ini termasuk ke dalam kelas harga mahal.
Harga mahal ini ditetapkan dengan mempertimbangkan bahan baku yang mahal dan
pembuatan yang kompleks. Estimasi awal untuk harga total produk ini adalah Rp 10 juta.
Promosi (Promotion)
Promosi dilakukan dengan mengadakan kerja sama dengan pemerintah. Dengan demikian,
diharapkan semua lembaga yang berhubungan dengan kebidanan di bawah pemerintah akan
membeli produk ini. Lembaga kebidanan bukan dibawah pemerintah akan mengikutinya.
Promosi juga dilakukan melalui internet untuk menjangkau pasar global.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk memenuhi permintaan pasar yang terus
meningkat dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen, saluran distribusi
yang digunakan adalah saluran distribusi langsung dan tidak langsung.
Saluran distribusi tidak langsung menyalurkan produk melewati suatu perantara. Perantara di
sini pemerintah. Saluran distribusi langsung menyalurkan produk tanpa melewati suatu
perantara. Saluran ini dapat dilakukan dengan menggunakan internet.
Orang (People)
Produksi dilakukan oleh tim thesis HOMTeam dari magister Teknik Elektro bidang khusus
Nomor Dokumen: PRO-04 Nomor Revisi:04 Tanggal: 05/01/2009 Halaman 26 dari 35
© 2008 oleh LSKK STEI-ITB. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis LSKK-STEI ITB
Jalan Ganesha 10 Bandung, 40132 Indonesia.
Multimedia dan Game Technology angkatan 2007. Curiculum Vitae masing-masing
HOMTeam dapat dilihat pada lampiran.
Positioning
Produk ini akan diposisikan sebagai produk yang murah dan mudah dipakai oleh banyak
orang dari berbagai latar belakang pendidikan.
Brand
Brand atau merek adalah salah satu unsur terpenting dalam sebuah bisnis. Karena itu,
pemberian nama pada produk ini sangat diperhatikan. Untuk produk ini, brand yang dipakai
adalah ParSim dengan dasar bahwa brand tersebut mudah diingat dan membuat pendengar
langsung mengasosiasikan dengan Partus Simulator.
Net Present Value (NPV) adalah metode standar untuk penilaian kondisi arus kas dengan
membawa arus kas pada masa depan ke dalam nilai sekarang. Kas berlebih bernilai positif,
sedangkan kas defisit (pemasukan lebih kecil dari pengeluaran) bernilai negatif. Suatu proyek
dikatakan layak dilayakkan jika NPVnya bernilai positif.
dengan:
Proyeksi cash flow sebagai dasar penghitungan NPV adalah sebagai berikut:
Discount
Rate 10%
Tahun 0 Rp (19.900.000)
Tahun 1 Rp 72.000.000
Tahun 2 Rp 240.000.000
Tahun 3 Rp 492.000.000
Tahun 4 Rp 660.000.000
Tahun 5 Rp 744.000.000
NPV Rp 1.387.548.072,58
1. Kelebihan sistem:
Dapat memberikan pengalaman real bagi pengguna dalam menangani persalinan
(aspek psikomotor).
Merupakan perangkat lunak aplikatif (bersifat praktis) dan user friendly (mudah
dioperasikan).
Tampilan / visualisasi 3D
Ada interaksi antara sistem dengan pengguna dan sebaliknya
Merupakan produk perangkat lunak buatan dalam negeri yang berkualitas dan
ekonomis
2. Kekurangan sistem:
Dari sisi penanganan aspek psikomotorik simulasi, tidak ada Virtual Reality (VR)
yang melibatkan pergerakan "nyata" dalam simulasinya, jadi kurang terasa seperti
membantu proses persalinan sesungguhnya dari sisi penanganan langsung
3. Tingkat teknologi (tingkat kesulitan):
Teknologi yang dipakai dalam pembuatan produk ini tergolong sulit
4. Ketersediaan material / komponen
Komponen yang diperlukan mudah didapatkan di dalam negeri