Anda di halaman 1dari 46

Analisis Sistem LTI

Pengolahan Sinyal Digital (EL3010)

Amir Faisal, ST, MEng, PhD

Teknik Biomedis
Institut Teknologi Sumatera
Analisis Sistem LTI

• Metoda Analisis Sistem Linier


• Resolusi Sinyal Waktu Diskrit
• Respon Sistem LTI
• Sifat-sifat Konvolusi
• Sistem FIR dan IIR
• Kausalitas Sistem LTI
• Fungsi Korelasi dan Aplikasinya
Metoda Analisis Sistem Linier

• Metode Langsung
• Konvolusi
• Persamaan Beda (Difference Equation)
• Metode Tidak langsung
• Transformasi Z
Jawab langsung dari hubungan input-output :
y(n )  F [ y(n  1),  , y(n  N), x (n ), x (n  1),  , x (n  M)]

N M
Sistem LTI: y( n )    a k y( n  k )   b x (n  k )
k
k 1 k 0

Persamaan Beda
{ak} dan {bk} parameter-parameter konstanta
tidak tergantung pada x(n) atau y(n)
• Sinyal input diuraikan menjadi sejumlah sinyal-sinyal
dasar
• Sinyal-sinyal dasar dipilih agar respon sistem
terhadapnya mudah ditentukan
• Menggunakan sifat linier, respon total adalah jumlah
dari respon sinyal-sinyal dasar
x (n )  c x
k
k k (n ) yk (n)  T[x k (n)]
 
y(n )  T[ x (n )]  T  c k x k (n )
k 
  c k T[ x k (n )]   c k y k (n )
k k
Resolusi Sinyal Waktu Diskrit
• Dipilih sinyal unit impuls sebagai sinyal dasar

x k (n)  (n  k)

x ( n ) ( n  k )  x ( k ) ( n  k )


x (n )   x ( k ) ( n  k )
k  
Contoh Soal 5.1

• Diketahui sinyal dengan durasi terbatas x(n) = {2, 4, 0,


3}
• Nyatakan sinyal ini dalam unit impuls
Jawab :
2
x (n )   x ( k ) ( n  k )
k  1

x (n )  x (1)(n  1)  x (0)(n )  x (1)(n  1)  x (2)(n  2)

x (n )  2(n  1)  4(n )  3(n  2)


Respon Sistem LTI

• Unit impuls sebagai input


y(n, k )  T [(n  k )]  h (n, k ) Respon impuls
• Sinyal input dinyatakan dengan unit impuls

x (n )   x ( k ) ( n  k )
k  
• Sinyal output dinyatakan dengan unit impuls
  
y(n )  T[ x (n )]  T   x (k )(n  k )
k    
 
 
k  
x (k )T[(n  k )]   x (k )h (n, k )
k  
• Sistem time-invariant :
h (n )  T [(n )]  h (n  k )  T [(n  k )]

• Sistem linier dan time-invariant (LTI) :


 
x (n )   x ( k ) ( n  k )
k  
y( n )   x (k )h (n  k )
k  

Konvolusi
Konvolusi (4 Operasi)

• Operasi folding h (k )  h (k )

• Operasi shifting h (k )  h (n  k )

• Operasi perkalian x (k ) h (n  k )

• Operasi penjumlahan  x (k )h (n, k )
k  
Contoh Soal 5.2
Respon impuls suatu sistem LTI adalah:
h(n) = {1, 2, 1, -1}

Tentukan respon dari sistem bila inputnya:


x(n) = {1, 2, 3, 1}

Jawab :

v n (k )  x (k )h (n  k )
 
y( n )   x (k )h (n  k )   v
k   k  
n (k )
h(n) = {1, 2, 1, -1}

x(n) = {1, 2, 3, 1}


y( n )   x (k )h (n  k )
k  


y(0)   x (k )h (k )
k  

v 0 (k )  x (k )h (k )

y(0)  v
k  
0 (k )  4

y( n )   x (k )h (n  k )
k  


y(1)   x(k)h(1  k)
k  

v1 (k)  x(k)h(1  k)

y(1)   v (k )  8
k  
1

y( n )   x (k )h (n  k )
k  


y(1)   x (k )h (1  k )
k  

v1 (k)  x(k)h(1  k)


y(1)  v
k  
1 (k )  1

x(n) = {…, 1, 4, 8, 8, 3, -2, -1, 0, … }



y( n )   x (k )h (n  k )
k  

mnk  k nm

y( n )   x ( n  m) h ( m)
m  


y( n )   x (n  k )h (k )
k  
 

 x (n  k )h (k )   h (n  k ) x (k )
k   k  
Contoh Soal 5.3
Tentukan output y(n) dari sistem LTI dengan respon impuls:

h(n)  a u(n), a  1
n

bila inputnya suatu unit step, yaitu :


x (n )  u (n )
Jawab :
h(k) tetap, x(k) yang di folding dan digeser menjadi x(n - k)

y( n )   x (n  k )h (k )
k  
y(0)  1

y(1)  1  a

y(2)  1  a  a 2

n 1
1 a
y( n )  1  a  a    a 
2 2

1 a
Sifat-sifat Konvolusi

Komutatif x (n )  h (n )  h (n )  x (n )
x(n) y(n) h(n) y(n)
h(n) x(n)

Asosiatif [x(n)  h1 (n)]  h 2 (n)  x(n)  [h1 (n)  h 2 (n)]


x(n) y(n)
h1(n) h2(n)

x(n) y(n)
h(n) = h1(n)*h2(n)
Sifat-sifat Konvolusi
Asosiatif dan komutatif x (n )  h (n )  h (n )  x (n )
x(n) y(n)
h1(n) h2(n)

x(n) y(n)
h2(n) h1(n)
Distributif

x(n)  [h1 (n)  h 2 (n)]  x(n)  h1 (n)  x(n)  h 2 (n)


h1(n)
x(n) y(n) x(n) y(n)
+ h(n) = h1(n)+h2(n)
h2(n)
Contoh Soal 5.4

Tentukan respon impuls h(n) dari dua sistem LTI


yang dihubungkan seri (kaskade), yang masing-
masing mempunyai respon impuls :
n n
1 1
h1 ( n )    u ( n ) h 2 (n )    u (n )
2 4
Jawab :
Asosiatif h(n)  h1 (n)  h 2 (n)
 
h (n )   h (k )h
k  
1 2 (n  k )  v
k  
n (k )
n n
1 1
h1 ( n )    u ( n ) h 2 (n )    u (n )
2 4
k n k
1 1
v n ( k )  h1 ( k ) h 2 ( n  k )     
2 4

n0  v n (k )  0  h(n)  0, n  0
k0 nk 0 nk0  v n (k )  0

k n k n n
1 1
n
1
h (n )          2 k

k 0  2   4  4 k 0

 1  n 1
n
1 
n
1 
2

   (2  1)    2    
4  2    2  
Sistem FIR dan IIR

• Sistem FIR
• Finite-duration Impuls Response
h (n )  0, n  0 dan n  M
M 1
y( n )   h (k ) x (n  k )
k 0
• Output pada waktu n = kombinasi linier dari input-input:
x(n), x(n-1), ……., x(n-M+1)
yang diberi bobot dengan harga-harga respon impuls:
h(k), k = 0, 1, ……, M-1
• Mempunyai memori terbatas sebanyak M
• Sistem IIR
• Infinite-duration Impuls Response

y( n )   h (k ) x (n  k )
k  

• Output pada waktu n = kombinasi linier dari input-input:


x(n), x(n-1), x(n-2), ………
yang diberi bobot dengan harga-harga respon impuls:
h(k), k = 0, 1, ……
• Mempunyai memori tak terbatas
Kausalitas Sistem LTI
Sistem Kausal
 Output tidak tergantung pada input yang akan datang

y( n o )   h (k ) x (n
k  
o  k)
1 
y( n o )   h (k ) x (n
k  
o  k )   h (k ) x (n o  k )
k 0

y(n o )  [h (1) x (n o  1)  h (2) x (n o  2)  ]


 [h (0) x (n o )  h (1) x (n o  1)  ]
h (n )  0 n0 Sistem Kausal
 n
y( n )   h (k ) x (n  k )   x (k )h (n  k )
k 0 k  
Sistem dan Input Kausal
 h(n) = 0, n < 0 x(n) = 0, n < 0
 n
y( n )   h (k ) x (n  k )   x (k )h (n  k )
k 0 k  

n n
y( n )   h (k ) x (n  k )   x (k )h (n  k )
k 0 k 0
Contoh Soal 5.5
Respon impuls dari suatu sistem LTI adalah:

h (n )  a n u (n ) a 1
Tentukan outputnya bila inputnya unit step x(n) = u(n)
Jawab:
Sistem dan input kausal
n n
y( n )   h (k ) x (n  k )   x (k )h (n  k )
k 0 k 0
n
1  a n 1
y( n )   a
k 0
k
y( n ) 
1 a
Latihan Soal 1

Tentukan output y(n) dari sistem LTI dengan respon


impuls :

3 2 1
bila inputnya :

1 2 2 1 1
Jawab :

y(n)  3 8 11 9 7 3 1
Latihan Soal 2

Tentukan output y(n) dari sistem LTI dengan respon impuls :


1 1 0 1
bila inputnya :
1 2 2 3
Jawab :

y(n)  1 3 4 6 5 2 3
Fungsi Korelasi dan Aplikasinya

• Korelasi diri (autocorrelation) dan korelasi


silang (crosscorrelation)
• Sifat-sifat fungsi korelasi
• Korelasi dari sinyal periodik
• Hubungan input-output korelasi
• Aplikasi fungsi korelasi
• Fungsi koherensi
Korelasi Diri dan Korelasi Silang

• Operasi matematik pada korelasi mirip dengan pada


konvolusi
• Konvolusi dapat digunakan untuk menentukan output
suatu sistem dengan input sinyal x(n), bila respon
impuls dari sistem h(n) diketahui
y ( n)  x ( n)  h( n)
 
  x ( k ) h( n  k )   h( k ) x ( n  k )
k   k  

• Fungsi korelasi digunakan untuk menentukan


kemiripan antara dua buah sinyal
Fungsi korelasi silang:
 
rxy ()   x ( n) y ( n   )   x ( n   ) y ( n)
n   n  
 
ryx (k )   y ( n) x ( n  k )   y ( n  k ) x ( n)
n   n  

rxy (k )  ryx (k ) rxy (k )  x(k )  y (k )

Bila y(n)=x(n)  korelasi diri:


 
rxx (k )   x ( n) x ( n  k )   x ( n  k ) x ( n)
n   n  
Contoh Soal 3.6
Tentukan korelasi silang dari kedua sinyal berikut:
x(n)  {,0,0,2,1,3,7,1,2  3,0,0, }

y (n)  {,0,0,1,1,2,2,4,1,2,5,0,0, }

Jawab:
Perhitungan korelasi lebih sederhana dari konvolusi,
yaitu tidak perlu dilipat, salah satu sinyal langsung
digeser, dikalikan dan dijumlahkan
x(n)={…, 0 , 0 , 2, -1, 3, 7, 1, 2, -3, 0, 0 ….}

y(n)={…, 0 , 0 , 1, -1, 2, -2, 4, 1,-2, 5, 0, 0 ….}


k positip
k -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 rxy
0 0 2 -1 3 7 1 2 -3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 7
1 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 13
2 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 -18
3 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 16
4 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 -7
5 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 5
6 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 -3
7 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0
x(n)={…, 0 , 0 , 2, -1, 3, 7, 1, 2, -3, 0, 0 ….}

y(n)={…, 0 , 0 , 1, -1, 2, -2, 4, 1,-2, 5, 0, 0 ….}

k negatif
k -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rxy
0 0 2 -1 3 7 1 2 -3 0
-1 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0
-2 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 33
-3 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 -14
-4 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 36
-5 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 19
-6 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 -9
-7 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 10
-8 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0

rxy (k)=[ 0 10 -9 19 36 -14 33 0 7 13 -18 16 -7 5 -3 0]


Sifat-sifat Korelasi Diri dan Korelasi Silang

• Misalkan x(n) dan y(n) adalah dua buah sinyal energi


(energinya terbatas)
 
Ex   x (n)  rxx (0)
n  
2
Ey   (n)  ryy (0)
y 2

n  

• Tinjau kombinasi linier dari keduanya :

f (n)  ax(n)  by (n  k )
• a, b konstanta sembarang dan k adalah pergeseran
waktu tertentu
Energi dari f(n):


Ef   [ ax
n  
( n )  by ( n  k )] 2
0
  
a 2
x
n  
2
( n)  b 2
y
n  
2
(n  k )  2ab  x(n) y (n  k )  0
n  

a 2 rxx (0)  b 2 ryy (0)  2abrxy (k )  0


2
a a
rxx (0)   2rxy (k )   ryy (0)  0
b b
4rxy2 (k )  4rxx (0)ryy (0)  0
rxy (k )  rxx (0)ryy (0)  E x E y
rxx (k )  rxx (0)  E x
Korelasi ternormalisasi:
rxy (k )  rxx (0)ryy (0) rxx (k )  rxx (0)
rxy (k ) rxx (k )
 xy (k )   xx (k ) 
rxx (0)ryy (0) rxx (0)
 xy (k )  1  xx (k )  1

Fungsi korelasi diri adalah fungsi genap


rxy (k )  ryx (k )
rxx (k )  rxx (k )
Fungsi Korelasi pada Sinyal Periodik

• Misalkan x(n) dan y(n) adalah dua buah sinyal periodik


• Sinyal periodik adalah sinyal daya (dayanya terbatas)
• Korelasi diri dan korelasi silang didefinisikan sebagai :
M
1
rxx ()  lim 
M  2 M  1 n   M
x (n )x (n  )
M
1
rxy ()  lim 
M  2 M  1 n   M
x (n )y(n  )

• Karena merupakan sinyal daya, maka :


1 N 1
rxx ()   x (n )x (n  )
N n 0
1 N 1
rxy ()   x (n )y(n  )
N n 0
 Hubungan Input-Output Fungsi Korelasi

• Misalkan x(n) adalah sinyal input dari suatu sistim


dengan respon impuls h(n), maka outputnya adalah:

y( n )  h ( n ) * x ( n )   h (k )x (n  k )
k  

• Korelasi silang dari input dan output:


• Korelasi silang adalah output dari sistem bila inputnya
adalah korelasi diri
ryx ()  y() * x ()  h ()  x ()  x ()  h ()  rxx ()
Aplikasi Fungsi Korelasi

• Fungsi korelasi banyak diaplikasikan pada radar,


sonar, geologi dan komunikasi digital
• Pada radar, sonar dan geologi digunakan untuk
menentukan posisi obyek yang terdeteksi
• Misalkan x(n) adalah sinyal berupa gelombang yang
ditransmisikan yang dapat dipandang sebagai sinyal
acuan dan y (n) adalah sinyal yang diterima yang
merupakan pantulan (echo) dari suatu target
• Sinyal pantulan ini terdiri dari sinyal transmisi yang
teratenuasi setelah melewati jarak tertentu
(pergeseran waktu) dan sinyal gangguan (derau):
y(n )  ax (n  D)  w (n )
y(n )  ax (n  D)  w (n )
M
ryx ()   y(n  )x (n )
n 0
M
  [ax (n  D  )  w (n  )]x (n )
n 0
M M
 a  x (n  D  )x (n )   w (n  ) x (n )
n 0 n 0
M M
ryx (D)  a  x (n )x (n )   w (n  D) x (n )
n 0 n 0

• Suku pertama berharga maksimum dan suku kedua


cenderung berharga kecil karena tidak ada korelasi
antara sinyal transmisi dan sinyal derau
• Posisi target dapat dihitung dari:
c D ts
2 L  c( D t s )  L 
2
• Fungsi korelasi diri dapat digunakan untuk menentukan
perioda dari sinyal yang terbenam dalam derau
• Misalkan diperoleh sinyal diskrit yang berasal dari suatu
fenomena fisis :
y(n )  x (n )  w (n ), 0  n  M  1 M  N
 0, n  0 n  M
• Karena merupakan fungsi periodik, maka korelasi dirinya:
1 M 1
ryy ()   y(n ) y(n  )
M n 0
1 M 1
  [ x (n )  w (n )][ x (n  ) w (n  )]
M n 0
1 M 1 1 M 1
  x ( n ) x ( n  )   x ( n ) w ( n  )
M n 0 M n 0
1 M 1 1 M 1
  w ( n ) x ( n  )   w ( n ) w ( n  )
M n 0 M n 0
1 M 1 1 M 1
ryy ()   x (n ) x (n  )   x (n ) w (n  )
M n 0 M n 0
1 M 1 1 M 1
  w ( n ) x ( n  )   w ( n ) w ( n  )
M n 0 M n 0
 rxx ()  rxw ()  rwx ()  rww ()
• Karena x(n) periodik, maka suku pertama berharga
maksimum pada ℓ =0, N, 2N, . . .
• Karena tidak ada korelasi antara x(n) dan w(n), suku ke 2
dan 3 relatif kecil sedangkan suku terakhir karena w(n)
acak, maka akan berharga kecil kecuali di ℓ = 0
• Korelasi diri dari sinyal yang dideteksi  korelasi diri dari
sinyal yang akan ditentukan periodanya
 2 
x (n )  sin  n 0  n  99
 10 
P
SNR  x
Pw
Fungsi Koherensi

• Dapat digunakan untuk mendeteksi kemiripan dua


buah sinyal dalam domain frekuensi
Sxy ()  TF[rxy ()]
Sxx ()  TF[rxx ()]
Syy ()  TF[ryy ()]
• Sxx dan Syy disebut sebagai power spectral density
dari x dan y Sxy ()  Sxx ()Syy ()
• Dari sifat-sifat fungsi korelasi, maka :
xy ()
2
S
0   xy () 
2
1
Sxx ()Syy ()
• Didefiniskan fungsi koherensi :

Anda mungkin juga menyukai