Anda di halaman 1dari 12

MODUL 1

Anton Nugroho [13117017]


Asisten: Okta Priyani [13117044]
Tanggal Percobaan: 14/11/2020 EL-3019- Praktikum Sistem Komunikasi Laboratorium
Teknik Elektro - Institut Teknologi Sumatera

1. DASAR TEORI

1.1 EKSPERIMEN 1 INTRODUCTION NI ELVIS II TEST EQUIPMENT

The NI Engineering Laboratory Virtual Instrumentation Suite (NI ELVIS) adalah hardware laboratorium yang
dikembangkan khusus untuk prototyping maupun sebagai modul instumentasi simulasi. NI ELVIS terdiri
dari prototyping board, piranti data acquisition (DAQ) multifungsi, dan instrumen virtual berbasis
LabVIEW. Didalamnya terdapat softwere NI ELVIS Instrument Launch yang memungkinkan menjalankan
simulasi pada hardware yang ada dilaboratorium seperti multimeter, power supply dan osiloskop.

Gambar 1.1 NI ELVIS II

Seluruh sistem NI ELVIS dibuat berbasis hardware dan software dari NI, dan memiliki 2 komponen
utama, yaitu:
1. Bench-top workstation (NI ELVIS II), berisi hardware instrumentasi, konektor, knop, dan LED.
Terdapat pula prototyping board (breadboard) pada bagian atas workstation, yang terpasang pada
platform NI ELVIS. Breadboard tersebut memungkinkan untuk bereksperimen dengan perancangan
dan analisis rangkaian.
2. NI ELVIS II software, yang mencakup: - Soft front panel (SFP) instruments - LabVIEW application
programmatic interface (API) - Multisim application programmatic interface (API) Software API
memungkinkan pengaksesan dan pengaturan fitur NI ELVIS secara custom dengan menggunakan
LabVIEW. Sebagian besar breadboard terbuat dari prototyping area holes yang tidak terhubung ke
data acquisition board. Prototyping board tersebut memiliki 4 daerah yang ditandai dengan tanda +\– .
Koneksi antar titik pada daerah tersebut harus disusun secara vertikal. Koneksi antar titik pada 3
bagian yang lain dari prototyping board harus disusun secara horizontal.

1.2 INTRODUCTION TO DATEX EXPERIMENTAL ADD-IN

The Emona DATEx Telecommunications Board NI ELVIS II adalah komponen pendukung dari NI ELVIS II.
Komponen tambahan ini berfungsi untuk mengukur, memberi imput dan menerima output dari softwere NI
ELVIS II. Komponen ini sudah mengalami perkembangan yang memungkinkan untuk menunjang
pembelajaran di dunia pendidikan meliputi bidang telekomunikasi, elektronika dan bagian sistem kendali.
Selain itu, penggunaan DATEX pada softwere NI ELVIS II, dapat untuk membangun dan mengukur sistem
komunikasi yang sesuai dengan diagram blok sistem komunikasi yang telah ada. Dalam hal ini blok diagram
digunakan sebagai media untuk menjelaskan prinsip kerja dari operasi sistem. Beberapa dari blok diagram
mereptesentasikan bagian dari bagian sirkuit yang bekerja secara terpisah disesuaikan dengan nama dan
fungsinya.

Gambar 1.2. Modul Emona DATEx

2. HASIL DAN ANALISIS

2.1 EKSPERIMEN 1
A. Digital Multimeter
Percobaan pertama yaitu membuka modul Digital Multimeter (DMM) pada software NI ELVIS II yang
dimana akan terbuka jika NI ELVIS II dan Emona DateX terhubung dan dihubungkan ke PC percobaan
dengan menggunakan kabel USB. Pada percobaan pertama diminta menjalankan multimeter sambil
melakkukan pengamatan terhadap nilai yang tertampil pada multimeter

Gambar 1.3 Tegangan DC Gambar 1.4 Tegangan AC


Gambar 1.5 Arus DC Gambar 1.6 Arus AC

Gambar 1.7 Kapasitor Gambar 1.8 Resistor

Nilai yang sangat kecil pada sebuah tegangan diakibatkan karena pada software tidak memilii nilai
pendekatan kesalahan pengukuran yang relative biasa digunakan saat pengukuran secara langsung dan
sepertinya dikarenakan dari nilai hambatan yang cukup tinggi.

B. Variable Power Supply


Pada percobaan kedua yaitu mensimulasikan dua buah tegangan DC pada Emona DateX .
Gambar 1.9. Rangkaian Variabel Power Supply

Gambar 2. Nilai Minimum tegangan positif Gambar 2.1 Nilai Maksimum tegangan positif

Gambar 2.2 Nilai Minimum tegangan negative Gambar 2.3 Nilai Maksimum tegangan negatif
Pada percobaan ini didapatkan nilai:
nilai Tegangan positif Tegangan Negatif
Minimum 347.29 mV -66.51 V
Maksimum 12.51 V -12.51 V
Pada percobaan ini, didapatkan hasil yang cukup mendekati dikkarenakan seharusnya nilai baik pada
teganngan minimum maupun secaara maksimum tidak mengalami perbedaan tetapi karena saat
percobaan dapat dilihat padaa table kalau nilai minimum terdapat perbedaan yang cukup berbeda
dikarenakan praktikan belum sepenuhnnya mmemutar knob pada tegangan secara penuh.

C.Osiloskop
Percobaan ketiga yaitu menjalankan modul Osiloskop pada software. Perngukuran kali ini menggunakan
parameter sinyal sine 2kHz sebagai poin referensi dan didapatkan data sebagai berikut:

Gambar 2.4 hasil simulasi osiloskop Gambar 2.5 Rangkaian Osiloskop

Tabel Data Osiloskop


V (RMS) 1.326 V
Frekuensi 2.083 kHz
Vpp 3.729 V
Perioda 0.48 ms

Nilai periode yang ada didapatkan dari rumus periode (T):


.
sehingga setelah perhitungan rumus, didapatlah hasil nilai periode sebesar 0.48 ms. Hasil tersebut terlihat
bahwa nilai frekuensi sebesar 2,083 kHz mendekati nilai master sinyal sebesar 2 kHz.

D. Fuction Generator
Percobaan berikutnya yaitu mengukur teegangan input dan output yang dibangkitan dengan
menggunakkan generator sinyal dan berikut data yang didapat:

Gambar 2.6 Rangkaian Generator Sinyal


Gambar 2.7 nilai minimum generator sinyal Gambar 2.8 nilai maksimum generator sinyal

Nilai Minimum 42.13 mV


Nilai Maksimum 9.985 V

Dari data yang didapatkan adalah semakin besar nilai pada frekuensi, semakin rapat gelombang yang
terbentuk dan semakin besar nilai amplitudo, semakin tinggi Vpp-nya. Sehingga frekuensi dan amplitude
sangat berpengaruh pada periode pada tegangan peak-to-peak.

2.2 EKSPERIMEN 2
A. Master Signal
Pada Percobaan Eksperimen 2, Pada percobaan modul master signal kita kan melakukan perbandingan hasil
output sinyal dengan 3 parameter input sinyal yaitu 2 kHz Sine, 100 kHz Sine, 100 kHz Cosine. Setelah
percobaan dilakukan maka didapatlah hasil output sebagai berikut:

A B

C
Gambar 2.9 (A). Osiloskop 2kHz Sine, (B) Osiloskop 100k kHz Cosine, (C) Osiloskop 100k Sine.
Sinyal Tegangan Output (V) Frekuensi (kHz)
2k Sine 3.792 2.083
100k Cosine 3.960 100.054
100kk Sine 3.750 99.95

Kemudian kita akan membandingkan Ch0 sebagai 100k Cosine dan Ch1 Sebagai 100k Sine dan hasilnya:

A B
Gambar 3 (A). Rangkaian master signal, (B) hasil penggabungan Ch0 dan Ch1

Dari hasil gambar osiloskop, dapat disimpulkan kalau sinyal sine dan sinyal cosine terdapat perbedaan fasa
sebesar -90˚ sehingga sinyal sine terlihat mendahului sinyal cosine.

B. Speech
Tujuan praktikum modul speech yaitu mengetahui komponen komunikasi dalam mengolah transmisi suara
dan juga memeriksa pengoperasian peralatan menggunakan sinyaal yang dihasilkan oleh gelombang
suara. Bukan gelombang sinus. Berikut data yang didapatkan dari percobaan:

A B
C
Gambar 3.1 sumber suara dari (A) Bersenandung, (B) mengucap “Satu”, (C) mengucap “Dua”.

Berdasarkan hasil, saat berbicara “Satu”, frekuensi cukup lemah. tapi apabila disebutkan “One” dimana
suara yang diinputkan cukup keras, maka frekuensi meninggi dan itu berpengaruh pada kerapatan
gelombang. Sebaliknya, ketika berbicara “dua” atau kata “two” dimana memiliki suara rendah, akan
berpengaruh pada renggangnya gelombang karena frekuensi yang kecil. Namun kembali pada masing-
masing karakteristik suara praktikan yang berbeda-beda.

C.Amplifier
Modul amplifier akan mensimulasikan mengenai penguatan pada sebuah gelombang sinyal.

Gambar 3.2 Rangkaian Amplifier

Dari rangkaian diatas, didapatkan data sebagai berikut:

A B
Gambar 3.3 Hasil (A) Penguatan pertama, (B) Penguatan Kedua

Input Output Gain


1 3.767 V 8.562 V 2.27
2 3.718 V 1.301 V 2.85
Dari hasil, terlihat untuk perputaran searah jarum jam, control gain membuaat peningkatan nilai output
tegangan, sedangkan bila control gain diputar berlawanan arah membuat menurunkan nilai output
tegangan pada rangkaian penguatan kemudian melakukat simulasi terkait penguatan gelombang pada
frekuensi suara dan data yang didapat sebagai berikut:

Dilakukan dengan mendengar penguatan pada sinyal. Dapat dianalisis kalau penguatan bernilai minimum,
tidak ada suara yang terdengar dari earphone terhubung, sedangkan ketika pennguatan bernilai maksimum,
terdapat suara yang yang terdengar. Hal itu terjadi ketika penguatan bernilai minimum, tidak ada frekuensi
terbaca, sehingga tidak terdengar apa pun. Dan setiap output amplifier terdapat pergesarn fasa sebesar
180˚ sehingga suaranya tidak terdengar cukup jelas

D. Adder
Pada modul ini, berbeda dari modul amplifier dimana percobaan ini menjumlahkan keseluruhan dari
penguatan sehingga tegangan satu poin akan dijumlahkan dengan poin lainnya sehingga menjadi tegangan
yang lebih besar dari kedua input tegangan yang terhubung ke sumber.

A B
Gambar3.5 rangkaian Adder (A) Minimum, (B) makksimum.

Nilai Vo Vi Gain

Minimum 3.592 167.89 0.213

Maksimum 3.592 7.303 4.91


A B
Gambar 3.6 rangkaian Adder B (A) Maksimum, (B) Minimum
Nilai Vo Vi Gain
Minimum 3.592 167.89 0.213
Maksimum 3.592 7.303 4.91

Karena dasar prinsip modul adder adalah menjumlahkan, didapatkanlah hasil gain yang mirip. Tetapi
apabila input hanya berasal dari satu sumber maka output yang diraih bernilai sama dengan input yang
diberikan.

Begitu pula pada penggabungan modul adder A dan modul adder B:

Gambar 3.7 Rangkaian Adder Gabungan

Pada Percobaan penggabungan, belum diketahui pasti mengapa terjadi perbedaan nilai dan perbedaan
gelombang walau ada beberapa anallisis namum masih belum bisa sesuai dengan percobaan yang telah
dilakukan tetapi jika ditarik sekilas, nilai ampllitudo dan nilai masukan frekkuensi cukup berpengaruh
E. Phase Shifter
Berikut data yang kami dapatkan:

A B
C D
Gambar 3.7. Rangkaian Phase-Shifter (A) sudut 0˚ nilai Maksimum (B) sudut 0˚ nilai Minimum
(C) sudut 180˚ nilai Maksimum, (D) sudut 180˚ nilai Minimum

Seperti dilihat, pada setiap sudut yang berbeda terdapat pergeseran fasa yang berasal dari nilai frekkuensi
dan juga seperti pada amplitude jika dinaikkan maka yang terjadi adalah pergeseran fasa yang cukup besar.

F. Voltage Controlled Oscillator


Modul terakhir yang akan disimulasi yaitu pengukuran control tegangan dengan mengamati gelombang
pada osilator. Dari percobaan didapatkan data-data sebagai berikut:

B C
D E
Gambar 3.8 (A) Rangkaian VCO, (B) output 5 V Scale 5 kHz, (C) output 10 V Scale 5 kHz
(D) output 5 V Scale 5oo mHz (E) output 5 V Scale 50 kHz

Frekuensi scale Tegangan scale Vo Frekuensi real Sensitivitas


500 Hz 5 4.045 V 6. 112 kHz 1.511
500 Hz 10 3.977 V 14.476 kHz 3.639
500 mHz 5 3.977 V 1.474 kHz 0.371
50 kHz 5 3.977 V 147.462 kHz 36.827

Jika diperhatikan pada data baik pada tegangan output, frekuensi aslinya, maupun sensitivitas dari
gelombang sinyal itu sendiri dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya frekuensi berpengaruh pada
sensitivitas sinyal dan Efek yang terjadi pada VCO adalah menaikkan VCO positif dan menurunnkan VCO
bernilai negatif.

3. Kesimpulan
1. Pada percobaan function generator,diketahui kalau semakin besar nilai pada frekuensi, semakin
rapat gelombang yang terbentuk dan semakin besar nilai amplitudo, semakin tinggi Vpp-nya.
Sehingga frekuensi dan amplitude sangat berpengaruh pada periode pada tegangan peak-to-peak.
2. Nilai ampllitudo dan nilai masukan frekuensi cukup berpengaruh pada seluruh modul karena hal itu
berpenngaruh untuk menentukan bagus atau tidak/ merugikan atau menguntungkan suatu
gelombang sinusoidal.
3. besarnya frekuensi berpengaruh pada sensitivitas sinyal dan Efek yang terjadi pada VCO adalah
menaikkan VCO positif dan menurunnkan VCO bernilai negatif.
4. Praktikan telah dapat memahami apa itu NI ELVIS II dan fitur-fitur yang ada didalamnya serta dapat
melakukan pengukuran dengan fitur yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Modul 1 Sistem Komunikasi, Laboratorium Dasar,Teknik Elektro Institut Teknologi


Sumatera, 2020.
[2] Haykin, Simon. 2009. Communication Systems. 5th Ed. John Wiley& Sons, Inc.
[3]: https://materibelajar.co.id/pegertian-amplitudo/ diakses pada 16/11/2020

Anda mungkin juga menyukai