Anda di halaman 1dari 8

MODUL 1 PENGENALAN MATLAB

Helmi Purwacaraka (1710631160061)


Asisten:Krisna Aditya dan Livia Ayudia Yuliani
Tanggal Percobaan: 03/02/2020
TEL61650-Praktikum Sistem Kendali
Laboratorium Komputasi–Fakultas Teknik UNSIKA

Abstrak Istilah yang digunakan untuk merepresentasikan


karakteristik respon waktu
Pada praktikum Modul 1 kali ini praktikan melakukan
empat kali percobaan. Pada percobaan pertama praktikan suatu system diantaranya adalah Rise Time, Peak
diminta untuk membuat perintah dasar matlab untuk sistem Time, Maximum Overshoot, dan Setting Time.
kendali. Perintah dasar matlab digunakan untuk fungsi alih
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui
suatu sistem, sehingga kita dapat mengetahui Tranfer
dasar-dasar penegoperasian MATLAB dan
Function sistem kendali. Yang pertama fungsi alih dalam
SIMULINK untuk analisa dan simulasi sistem
representasi Poles dan Zeros, kedua fungsi alih dalam bentuk
kendali dasar. Agar pemahaman dari konsep
umum. Percobaan kedua praktikan membuat Transient
pemodelan bisa tercapai, maka dalam percobaan
Respon, dengan menggunakan Simulink kita dapat
ini diharapkan mampu untuk :
mengetahui fungsi alih System orde-1, System orde-2,
• Merancang dan mensimulasikan sistem
Kestabilan sistem dan Steady state error sehingga di
kendali sederhana
dapatkannya Rise time (Tr), Peak time (Tp), Setling time
(Ts) dan Present Overshoot (%OS). Percobaan ketiga • Menganalisa spesifikasi dan perbedaan
praktikan diharapkan mengetahui tempat kedudukan akar response transient orde-1 dan orde-2.
jika diketahui Transfer Function suatu sistem, serta Serta mampu menganalisa steady state
mengetahui kedudukan akar dari gambar Root Locus. error
Percobaan keempat praktikan diharapkan mengetahui • Memahami prinsip tempat kedudukan
tanggapan frekuensi Diagram Bode dari fungsi alih, sehingga akar dan menggambar serta menganalisis
praktikan mendapatkan hasil Gain Margin(GM), Phase kurva TKA
Margin (PM) • Memahami prinsip sistem pembuatan
digaram bode dan menentukan kestabilan
Kata kunci: Transfer Function, Poles dan Zeros, sistem diagram bode
Transient Respon, Simulink, System Orde-1. • Mendapatkan fungsi transfer model

1. PENDAHULUAN 2. STUDI PUSTAKA


Matlab adalah suatu bahasa tingkat tinggi untuk MATLAB adalah sebuah bahasa dengan
komputasi numerik, visualisasi, dan kemampuan tinggi untuk komputasi teknis. Ia
pemrograman. Matlab bisa digunakan untuk menggabungkan komputasi, visualisasi, sistem
berbagai aplikasi, termasuk pemrosesan sinyal control dan pemrograman dalam satu kesatuan
dan komunikasi, gambar dan pemrosesan video, yang mudah digunakan dimana masalah dan
sistem kontrol, uji dan pengukuran, keuangan penyelesaiannya di ekspresikan dalam notasi
komputasi, dan biologi komputasi. matematik yang sudah dikenal.Pemakaian
Pada percobaan pertama judul percobaannya MATLAB meliputi : matematika dan komputasi,
adalah Perintah dasar Matlab untuk sistem pengembangan algoritma, akuisisi data,
kendali. Melakukan simulasi fungsi alih suatu pemodelan, simulasi, prototype, grafik saintifik
sistem dengan Operasi matematika dalam dan engineering dan lain-lain.
MATLAB Software. Di dalam Matlab, terdapat suatu tools yang bisa
Pada Praktikum kali ini khususnya Modul 1, digunakan untuk simulasi, yaitu Simulink.
dikenali dengan fungsi alih Poles dan Zeros, Simulink adalah blok diagram yang dapat
fungsi alih bentuk umum, Transient response digunakan untuk simulasi multidomain dan
System orde-1, Transient response System orde-2, model desain dasar.
Kestabilan sistem, Steady state error, Tempat Simulink mendukung untuk level sistem
kedudukan akar untuk mengetahui Root Locus desain,simulasi, pembuatan program otomatis dan
dan Tanggapan frekuensi diagram bode. test berkelanjutan serta verifikasi embed sistem.
Simulink menyediakan grafik editor,penyesuaian

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 1


blok librari dan pemecahan masalah untuk model
dan simulasi model dinamik. Simulink terintegrasi
dengan matlab yang memungkinkan kita untuk
menghubungkan algoritma matlab dengan model
dan mengeluarkan hasil simulasi pada matlab
untuk menganilisis lebih lanjut.
Sistem orde-1
Diagram blok Simulink
Sistem orde-1 mempunyai bentuk umum fungsi
• Hubungan seri alih sebagai berikut :

• Hubungan parallel Dimana 𝜏 adalah konstanta waktu


Sistem orde-2
Bentuk fungsi alih lingkar tertutup dari sistem
orde-2 adalah sebagai berikut :

• Dengan umpan balik

Dengan 𝜉 merupakan koefisien redaman yang


menunjukkan apakah sistem orde ke dua tersebut
overdamped, underdamped, critically damped
Blok diagram menyatakan model dari suatu atau oscillatory. Sedangkan 𝜔𝑛 adalah frekuensi
sistem. Pada blok diagram diatas fungsi G1 dan natural.
G2 adalah fungsi dalam bentuk polynomial. Blok- Dalam perancangan suatu sistem kendali harus
blok diagram tersebut kemudian dapat dibuat diketahui spesifikasi-spesifikasi yang
didalam Simulink. mendefinisikan karakteristik sistem.

Spesifikasi transient respons sebagai berikut :

1. Rise time (Tr)


2. Peak time (Tp)
3. Present Overshoot (%OS)
4. Settling time (Ts)
5. Final value (Fv) atau nilai steady state

Kestabilan sistem
Kestabilan sistem dapat ditentukan salah satunya
dengan menggunakan Routh-Hurwithz Criterion.
Yang menyatakan bahwa jumlah dari akar-akar
Transient Response polynomial yang berada disebelah kanan sumbu
Transient response menunjukkan karakteristik origin adalah samadengan banyaknya perubahan
output terhadap input dalam tim domain. tanda yang terjadi pada kolom pertama.
Karakteristik suatu sistem kendali biasanya dilihat
dari transient response-nya. Hal ini karena sistem Diketahui :
dengan penyimpanan energy tidak bias merespon
seketika itu juga dan akan selalu menunjukkan
transient response ketika sistem itu diberi input
atau gangguan. Untuk menganalisa sistem kendali
biasanya digunakan standar input seperti fungsi
impulse, step, ramp, atau sinusoidal. Gambar
diagram blok :

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 2


Dengan syarat sudut

Diagram bode

Tabel 1.4 Tabel Routh-Hurwithz Criterion

Steady State Error Gambar 1.2 Diagram blok sistem kendali dengan umpan
balik
Ada tiga jenis steady state error, yaitu untuk input
step, input ramp, dan input parabolic.
Jika suatu sistem memiliki fungsi alih G(s) dan
a. Step input fungsi umpan balik H(s) seperti gambar di atas,
maka tanggapan frekuensi dapat diperoleh
dengan R(s) = 1/s
dengan mensubstitusi s = jω. Sehingga diperoleh
responnya adalah G(jω)H(jω). Karena G(jω)H(jω)
adalah suatu bilangan kompleks, maka untuk
menggambarkannya dibutuhkan dua buah grafik
yang merupakan fungsi dari ω, yaitu:
b. Ramp input
dengan R(s) = 1/s2 1. Grafik magnitude terhadap frekuensi.
2. Grafik fasa terhadap frekuensi.

Diagram bode merupakan salah satu metode


c. Parabolic input analisis dalam perancangan sistem kendali yang
memperhatikan tanggapan frekuensi sistem yang
dengan R(s) = 1/s3
diplot secara logaritmik.
Dari kedua buah grafik yang diplot tersebut, yang
perlu diperhatikan adalah nilai dari Gain Margin
(GM) dan Phase Margin (PM). Nilai GM besarnya
adalah 1/G, dengan G adalah gain saat kurva
Tempat kedudukan akar grafik fasa memotong nilai -180ᵒ. Nilai GM
Kurva pergerakan close loop pole dari open loop umumnya dinyatakan dalam dB, yang dihitung
pole ke open loop zero akibat peningkatan nilai dengan 20log10 (GM). Sementara PM adalah nilai
Gain (K). fasa dalam derajat saat kurva grafik magnitude
dengan frekuensi memotong nilai 0 dB.

3. METODOLOGI

Pada Modul 1 ini, alat dan bahan yang digunakan


Gambar 2.1 Diagram blok tempat kedudukan akar yaitu :
1. Komputer beserta software MATLAB
dari Gambar 2.1 persamaan karakteristik sistem
2. Buku catatan
dinyatakan dengan 1+𝐾𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)=0
Memulai percobaan
Nilai s berada pada TKA jika s memenuhi
persamaan diatas. Karena s dapat merupakan
bilangan kompleks, maka dari persamaan tersebut
s adalah sebuah titik pada TKA jika memenuhi
syarat magnitude.

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 3


•Kestabilan
•num yaitu [10] dan koefisien den yaitu [1 7 6 42 8 56].
4 •Amati grafik yang terjadi

•Steady state error


•Masukkan [1] pada koef. numerator dan [1 2] pada
5 koef. denumerator

•Ganti fungsi transfer [1] pada koef. numerator dan [1 2


2] pada koef. denumerator
6 •Hitung error yang terjadi

Gambar 3-1 Memulai Percobaan GAMBAR 3-2 MATLAB SIMULINK

PERCOBAAN KEDUDUKAN AKAR


Percobaan 1 Script Matlab
•num yaitu [10 10] dan koefisien den yaitu
•Buatlah Script baru pada MATLAB (menu [1 5 6].
1 FILE lalu pilih New 1 •Amati grafik yang terjadi
•Masukkan pole dan zero. Untuk sistem
berorde n, nilai-nilai zero dimasukkan pada •masukan q=tf(10, 1 1 12 40)
2 variabel num dan nilai zero dimasukkan pada 2
variabel den
• Tulis Script berikut lalu Save
• >>num = [1 1]; •ketikkan perintah rlocus(q)
3
• >>den = [ 1 2 1]; 3
• >>G = tf ( num,den )

GAMBAR 3-3 KEDUDUKAN AKAR

•Tekan Running pada MATLAB FREKUENSI DIAGRAM BODE


4

•Save terlebih dahulu script ke folder anda •num yaitu [0 0 25] dan koefisien den yaitu [1 4 25].
5 1 •Amati grafik yang terjadi

•Transfer Function akan keluar pada MATLAB •Ketik pada Command Window
6 2 •Bode(num,den)

GAMBAR 3-2 DIAGRAM PERCOBAAN 1 SCRIPT MATLAB 3 •Gambar diagram bode yang terlihat

Percobaan 2 Matlab Simulink GAMBAR 3-4 FREKUENSI DIAGRAM BODE

•Carilah Simulink pada MATLAB MENGAKHIRI PERCOBAAN


1
•System orde-1 •Sebelum keluar dari ruang praktikum, dirapikan meja
•Masukkan fungsi transfer nilai [1] untuk koefisien praktikum dan dimatikan komputer dari jala-jala listrik
numerator dan [1 3] pada denumerator. 1
2 •catat karakteristiknya (Ts, Tr, Tp)

•System orde-2 •Dipastikan asisten telah menandatangani catatan


percobaan kali ini pada Buku Catatan Laboratorium
•masukkan nilai [10] untuk numerator dan [1 2 40] 2
3 •catat karakteristiknya (Tr, Tp, Ts, %OS)

•Selesai
3

GAMBAR 3-5 MENGAKHIRI PERCOBAAN

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 4


4. HASIL DAN ANALISIS
Percobaan 1 : Matlab dapat digunakan untuk
menuliskan fungsi alih suatu sistem/proses
dengan perintah sebagai berikut :
Untuk fungsi alih dalam representasi poles dan
zeros :
• G = zpk ( [zeros],[poles],[gain] )
Contoh:
>>G =zpk ( [-1 -2],[0 -1 3], [5] )
Zero/pole/gain:

5 (s+1) (s-2)
Gambar 4-4 Command Window bentuk umum
---------------
s (s+1) (s-3)
Dari dua gambar diatas antara fungsi alih dalam
representasi poles dan zeros dengan bentuk
umum tentulah berbeda. Dari input dan output
juga sudah terlihat. Untuk fungsi alih poles dan
zeros, zeros didefinisikan sebagai akar-akar dari
persamaan transformasi laplace keluaran dan
Gambar 4-1 Script poles dan zeros poles sebagai akar-akar dari persamaan
transformasi laplace masukan. Untuk fungsi alih
bentuk umum hanya mencari transfer function
tanpa membutuhkan poles dan zeros.

Percobaan 2 Transient response :


a. System orde-1
fungsi transfer dengan cara mengklik
dua kali pada kolom transfer function
dan masukkan nilai [1] untuk koefisien
numerator dan [1 3] pada denumerator.
Gambar 4-2 Command Window

• Untuk fungsi alih dalam bentuk umum :


>>G = tf ( num,den )
Contoh:
>>num = [1 1];
>>den = [ 1 2 2];
>>G = tf ( num,den )
Transfer Function: Gambar4-5 fungsi transfer System orde-1

s+1
--------------
s^2 + 2 s + 1

Gambar4-6 Grafik System orde-1

Gambar4-3 Script fungsi alih bentuk umum

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 5


Tabel4-1 karakteristik Apakah system tersebut stabil dan bandingkan
Ts Tr Tp dengan menganalisa fungsi transfer tersebut
- 1.055 s 3200 dan 7600 menggunakan prinsip kestabilan Routh.

b. Sistem orde-2 Dari grafik perfoma sistem yang didapatkan dari


masukkan nilai [10] untuk numerator dan [1 2 40] software Matlab menunjukkan bahwa sistem
untuk denumerator tersebut adalah stabil, dikatakan sistem stabil
apabila Kp = 10 yang digunakan sesuai dengan
range 0 > Kp > 56. Jika nilai Kp kurang atau lebih
dari range tersebut maka sistem tidak stabil.

d. Steady state error


1. Masukkan [1] pada koef. numerator dan [1 2]
pada koef. denumerator ke dalam tabel scope.
2. Hitung besarnya error pada grafik tersebut.
Gambar4-7 fungsi transfer System orde-2
Analisa hasil percobaan

Gambar4-11 Steady state error

Gambar4-8 Grafik system orde-2

Tabel4-2 Karakteristik
Tr Tp Ts %OS
185.013 ms 1.468 - 63.115%
2.296
3.299

Gambar4-12 Grafik steady state error


c. Kestabilan sistem

fungsi transfer sistem dengan 3. Ganti fungsi transfer [1] pada koef. numerator
cara yang sama masukkan ke dalam tabel transfer dan [1 2 2] pada koef. denumerator ke dalam tabel
function untuk koefisien num yaitu [10] dan scope.
koefisien den yaitu [1 7 6 42 8 56].

Gambar4-13 Steady state error


Gambar4-9 Simulink kestabilan sistem

Gambar4-14 Grafik teady state error


Gambar4-10 Grafik kestabilan sistem
LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 6
4. Hitung error yang terjadi. Analisa hasilnya.
Bandingkan dengan percobaan sebelumnya.

Tabel 4-1 Steady state error

no Fungsi Time Response Gambar


Alih Gambar4-16 Scipt tempat kedudukan akar 2
Tr Tp Ts %OS
G(s)
3. Untuk menggambar TKA, ketikkan perintah
1 718. - - 0.498 Gambar sebagai berikut :
314
% 4-12 rlocus(q);
ms

2 531. - - 0.497 Gambar


002 %
4-13
ms

Dari tabel di atas terlihat fungsi alih 1 dan 2 tidak


menghasilkan Settling Time (TS), jadi fungsi alih
tersebut tidak bisa dikatakan error karena steady
state error terjadi jika ukuran waktu settling time
menyatakan respon telah masuk 5% atau 2% atau
0,5% dari respon steady state. Gambar4-17 Root locus p

Percobaan 3 Tempat kedudukan akar :


1. Ketik numerator dan denomirator untuk
transfer function

Gambar4-18 Root locus q

Percobaan 4 Tanggapan frekuensi diagram bode :


Gambar4-15 Script tempat kedudukan akar 1
1. Buat fungsi alih sistem
2. Buat system linear dalam bentuk transfer Ketik pada Command Window dan masukkan
function transfer function yang diberikan untuk percobaan
q = tf(num,den) ini, seperti contoh:
respon

Dengan perintah:
num=[0 0 25];
den=[1 4 25];

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 7


5. KESIMPULAN
Berikut adalah kesimpulan dari modul 1 :
1. Keluaran fungsi transfer yang dihasilkan
dari poles zero dengan fungsi alih bentuk
umum tentunya berbeda

Gambar4-19 Script fungsi alih sistem


2. Pada transient response System orde-1
dengan memasukkan fungsi alih kita
mendapatkan Setling time, Rise time dan
2. Untuk menggambar bode Ketik pada Command Pak time
Window :
3. Pada transient resnponse System orde-2
Bode(num,den) dengan memasukkan fungsi alih kita juga
mendapatkan pada point 2
4. Pada Kestabilan sistem dengan
memasukkan fungsi transfer, kita dapat
membandingkan dengan prinsip
kestabilan Routh
5. Pada Steady state error dengan
memasukkan fungsi transfer kita juga
Gambar4-20 Script fungsi alih bode mendapatkan point 2 ditambah Overshoot
(%OS)
3. Gambar diagram bode yang terlihat di Matlab 6. Pada Tempat kedudukan akar dengan
pada lembar data percobaan. memasukkan transfer function kita
mendapatkan grafik Root Locus
7. Pada Tanggapan frekuensi diagram bode
dengan memasukkan transfer function
dan menambahkan script Bode(num,den)
kita mendapatkan Gain Margin (GM) dan
Phase Margin (PM).

DAFTARPUSTAKA
Gambar4-21 Diagram bode fungsi alih [1] Jackstar H. S., PanduanPenulisanLaporan, Jacks
Publishing, Bandung, 2008.
Tabel4-2 [2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford University Press,
𝜔GM 𝜔PM USA, 1997.
Fungsi GM PM Diagram
Alih Bode [3] http://labdasar.ee.itb.ac.id., 01 Maret 2020,
22.00 WIB.
2.7 68.9 Gambar
4-21

Beri Dari tabel diatas dihasilkan Gain Margin


(GM) sebesar 2.7 dan Phase Margin sebesar 68.9.
Pada percobaan diatas kita juga membuat fungsi
alih bode, sehingga dihasilkan keluaran diagram
bode.

LaporanPraktikum - LaboratoriumKomputasi – FT UNSIKA 8

Anda mungkin juga menyukai