Menghubungkan Ch A
Mengganti-ganti
dengan output Menyalakan marker
tegangan Variable PS
Mengatur Variable PS Membuat hubungan Membuka Osiloskop, Comparator dan Ch B
perlahan-lahan
Scope
agar knobnya full ke pada NI-ELVIS seperti tekan Auto-Scale, ChA dengan Q1
kiri gambar 3.1-2 Ch B ON
Membandingkan
Gambar 3.1-1 Langkah Mempersiapkan Sinyal FM output LPF dan output
ZCD
Bagian B, mempersiapkan ZCD (Zero-Crossing Bagian D,mengirim sinyal sinus dan memperoleh
Detector) sinyalnya kembali.
Membuat
Memutuskan
konfigurasi pada NI- Memutar knob
hubungan dari 2kHz
ELVIS seperti pada Gain LPF full ke kiri
Sine Master Signal
gambar ...
Mengamati output
Mengatur noise
pada modul Adder
menjadi 0 dB dan
untuk nilai noise dB
mengamati hasilnya
yang berbeda
Mengamati bentuk
Mengganti port Menggunakan noise
Mengulangi langkah Eye dari Eye-
Noise Generator -6 dB dan menunggu
4 sampai 6 Diagram dan
menjadi 0 dB 2 menit
mencatat ukurannya Berbicara pada
microphone dan
Mengganti frekuensi Menunggu 2 menit mengamati bentuk
output Function
generator menjadi
dan mengamati
bentuk Eye Diagram
sinyal pada osiloskop
4kHz yang baru
Meningkatkan frekuensi
Berhenti menambahkan Mencatat frekuensi
function generator setiap
200Hz sampai sinyal sampling terendah
200Hz dan mengamati
pesan terlihat bagus sebelum terjadi aliasing
hasilnya
Untuk hasil sinyal pesan suara, praktikan Gambar 4.2-3 Sinyal dengan Noise 0dB
kesulitan dalam memperoleh sample bentuk
sinyal suara yang baik sehingga yang diperoleh Dapat dilihat bahwa sinyal dengan noise 0dB
hanya bentuk seperti gambar diatas yang tidak sudah sangat terdistorsi dan tidak dapat dikenali
memberikan insight apapun terhadap proses kembali sedangkan sinyal dengna noise -20dB
modulasi-demodulasi FM. Dapat dilihat bahwa masih dapat dilihat bentuk sinyal digital-nya
sinyal suara hasil demodulasi terlihat kecil dan (kondisi HIGH-LOWnya masih jelas) walaupun
tidak punya kemiripan bentuk sama sekali dengan pada kondisi HIGH dan LOWnya sudah tidak
sinyal suara awal yang dikirim. stabil (banyak simpangan). Hal itu menjadi
semakin buruk ketika noisenya -6dB dan 0dB.
4.2 HASIL DAN ANALISIS PERCOBAAN 2 Dapat dilihat bahwa noise bersifat additif
(SNR DAN EYE-DIAGRAM) terhadap amplitude sinyal dan hal ini tampak jelas
Percobaan kedua ini membahas tentang Signal-to- karena dari gambar dapat dilihat terjadi banyak
Noise Ratio serta menggambar Eye-Diagram. perubahan pada amplitude yang tidak jelas
(random) yang berarti sinyal mengandung noise.
Menambahkan Noise Sebenarnya hal ini memodelkan AWGN (Additive
Sinyal yang digunakan pada bagian ini adalah White Gaussian Noise) yang merupakan noise
sinyal digital dengan frekuensi 2kHz yang yang muncul pada sistem komunikasi. Sifat aditif
menjadi sumber Clock untuk line code sequence dari AWGN sudah dapat dilihat dari ketiga
generator yang di set ke NRZ (non-return to zero). gambar diatas.
Line code tersebutlah kemudian yang menjadi Membuat Bandlimited Signal
sinyal yang diamati pada Ch A osiloskop serta
Trigger source dari port SYNC Sequence Setelah menambahkan noise pada sinyal untuk
Generator. Noise yang diberikan pada sinyal mensimulasikan sistem komunikasi real, sinyal
divariasikan dari -20dB, -6dB, dan 0dB. Berikut tersebut kemudian harus diubah menjadi
adalah gambar untuk sinyal dengan noise -20dB, - bandlimited signal dengan melewatkannya ke
6dB, dan 0 dB: Bandpass filter. Berikut adalah hasilnya:
Gambar 4.2-1 Sinyal dengan Noise -20Db Gambar 4.2-4 Sinyal Bandlimited dengan Noise -20dB
1 2
2 6.1
3 10.4
Gambar 4.3-5 Rekonstruksi Sinyal Hasil Sampling
4 14.6 Efek Aliasing
5 18.7 Pada bagian terakhir percobaan ini
didemontrasikan pengaruh sinyal yang
6 22.9 direkonstruksi apabila frekuensi sampling tidak
memenuhi kriteria Nyquist. Sebelumnya,
Puncak-puncak tersebut (yang dominan) berdasarkan referensi [1], kriteria Nyquist
merupakan frekuensi alias dari sinyal awal yang menyatakan bahwa untuk memperoleh kembali
sudah tersample dengan frekuensi sinyal secara sempurna sinyal yang disample maka
sampling. Secara teoritis, untuk sinyal pesan sinyal tersebut harus di sampling dengan
berfrekuensi 2kHz yang disampling frekuensi sampling yang dua kali lebih besar
menggunakan sinyal dengan frekuensi 8kHz daripada komponen frekuensi maksimum yang
memberikan frekuensi alias di (8kn±2k) dengan n ada pada sinyal yang ingin disampling. Dalam
menandakan frekuensi harmonis ke-n. Hal ini
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 12
rumusan matematisnya kriteria Nyquist adalah f s Gambar 4.3-10 Rekonstruksi (atas) dan Sampling Sinyal
>2fmax. Hal yang perlu diperhatikan adalah metode S/H (bawah) dengan Fs 5kHz
frekuensi sinyal pesan yang ingin disample 2kHz Dapat dilihat untuk frekuensi sampling 7kHz,
dan awalnya frekuensi sampling adalah 8kHz. 6kHz, dan 5kHz bentuk sinyal terekonstruksi
Prosedur percobaan ini adalah secara bertahap masih baik dan tidak terdistorsi (sama seperti
mengurangi frekuensi sinyal sampling sebesar sinal pesan hanya memiliki beda fasa dan beda
1kHz sampai frekuensinya 3kHz. Berikut adalah amplitude sedikit). Bentuk sinyal terekonstruksi
gambar dari sinyal hasil rekonstruksi serta sinyal sudah mulai terdistorsi dan berbeda dengan sinyal
hasil sampling (S/H) untuk tiap frekuensi: pesannya ketika fs 4kHz dan 3kHz seperti pada
gambar di bawah ini:
DAFTAR PUSTAKA
[1] Simon Haykin, Communication Systems 4th Ed.,
Gambar 4.3-15 Spektrum Sinyal Tersample untuk Fs 3kHz John Wiley & Sons Inc., USA, 2001.
Saat frekuensi sampling 3kHz, terdapat dua [2] Modul Praktikum Sistem Komunikasi,
puncak yang nilainya hampir sama di 0dB Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer
sedangkan hal itu tidak terjadi untuk dua STEI ITB, Bandung, 2022.
frekuensi lainnya. Pada dasarnya dua puncak [3] https://training.ti.com/sites/default/files/do
tersebut karena terlalu dekat jadi saling cs/what_is_an_eye_diagram.pdf, 7 April 2022,
menjumlah dan hal itu terjadi karena frekuensi 06:10 WIB.
samplingnya tidak memenuhi kriteria Nyquist.
[4] HFE1105_50-52-54.qxd
5. KESIMPULAN (highfrequencyelectronics.com), diakses 7
April 2022, 06:16 WIB.
Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari
percobaan-percobaan pada praktikum modul ini:
1. Salah satu teknik demodulasi FM yang
dapat diimplementasikan adalah Zero-
Crossing Detector yang terdiri dari
Comparator, ZCD, dan Lowpass filter.
Diperoleh sinyal hasil demodulasi yang
bentuknya sama dengan sinyal yang
dikirim hanya amplitudenya yang
teratenuasi.