Anda di halaman 1dari 28

MODUL I

RESPON TRANSIEN PLANT ORDE 1 DAN ORDE 2 MENGGUNAKAN MATLAB

Saskia Ronaa Basyaasyah (201811120)


Irfan Maulana Ibrahim (201811145)
Muhammad Fiqih Nurwahid (201811154)

Asisten: Muhamad Yusuf Tanggal Percobaan: 31/05/2021 dan 07/06/2021


Laboratorium Sistem Kontrol - INSTITUT TEKNOLOGI

Abstrak waktu sistem loop tertutup sangat penting


Respon sistem atau tanggapan sistem adalah bagi perancangan sistem pengendalian.
perubahan perilaku output terhadap Performansi sistem dinamika dalam domain
perubahan sinyal input. Respon sistem berupa waktu dapat didefinisikan sebagai respon
kurva ini akan menjadi dasar untuk waktu dengan inputan sinyal uji tertentu.
menganalisa karakteristik system selain Secara umum sinyal uji yang digunakan
menggunakan persamaan atau model adalah fungsi step, karena jika renspon dari uji
matematika. Bentuk kurva respon sistem step ini dapat diketahui, maka secara
dapat dilihat setelah mendapatkan sinyal matematis dapat dilakukan perhitungan
input. Sinyal input yang diberikan untuk terhadap sinyal uji yang lain. Selain respon
mengetahui karakteristik system disebut waktu, dapat pula diperoleh respon dalam
sinyal test. Ada 3 tipe input sinyal test yang domain frekuensi. Dimana respon frekuensi
digunakan untuk menganalisa system dari dari suatu sistem didefinisikan sebagai respon
bentuk kurva response, yaitu impulse signal pada kondisi steady terhadap masukan sinyal
atau sinyal kejut sesaat, step signal atau sinyal uji berupa fungsi sinusoidal. Sehingga dengan
input tetap DC secara mendadak, dan ramp tersusunnya laporan pada modul 1 ini
signal atau sinyal yang berubah mendadak diharapkan dapat mengenal dasar-dasar dari
(sin, cos). Respon sistem atau tanggapan penggunaan aplikasi Matlab, mengetahui
sistem terbagi dalam dua domain atau fungsi alih sistem dari orde 1 dan orde 2,
kawasan, yaitu domain waktu (time response) mampu menggunakan Matlab untuk
dan domain frekuensi (frequency response). menghasilkan grafik respon transient sistem
orde 1 dan orde 2 dengan berbagai jenis input
Kata Kunci : Sistem Kontrol, Matlab, Sinyal, dan Mengamati performansi sistem
Respon berdasarkan grafik respon transien dengan
input unit step.
1. PENDAHULUAN
2. TEORI
Pada dasarnya sebuah model matematis dapat Software MATLAB
dibangun melalui proses observasi data. Matlab adalah program interaktif untuk
Terdapat dua metode yang dapat digunakan komputasi numerik dan visualisasi data. Para
untuk mendapatkan model matematis dari ahli di bidang control menggunakan matlab
sebuah sistem dinamik, Karakteristik suatu untuk analisa dan perancangan sistem control.
sistem, merupakan hal yang penting bagi Pada matlab, disamping fungsfungsi dasar,
seorang perancang pengendali. Karakteristik tersedia beberapa toolbox untuk keperluan
sistem dapat diperoleh dengan cara aplikasi yang berbeda. Berikut ini adalah
memberikan berbagai sinyal uji, yaitu sinyal dasar-dasar pengoperasian MATLAB:
uji: step, impuls, ramp, sinusoidal. a. VEKTOR
Karakteristik sistem dapat dibedakan ke Setiap elemen vector ditulis diantara
dalam karakteristik sistem open loop dan tanda kurung dan vector dapat diset
sistem close loop. Performansi dalam domain sebagai variable
b. FUNGSI tidak berubah. Namun pendekatan fungsi alih
Pada matlab dilengkapi fungsi-fungsi digunakan secara meluas dalam analisis dan
standard seperti sin, cos, exp, log, sqrt desain sistem. Beberapa hal yang penting
dan sebagainya. Konstanta standard p dalam fungsi alih adalah sebagai berikut:
(pi), dan i atau j untuk bilangan a. Fungsi alih sistem adalah model
kompleks. matematika yang merupakan metode
c. PLOT operasional dari pernyataan
Langkah-langkah yang dilakukan persamaan diferensial yang
untuk membuat plot gelombang menghubungkan variabel keluaran
sinusoida sebagai fungsi waktu, dapat dengan masukan.
dilakukan dengan cara : pertama b. Fungsi alih sistem adalah sifat sistem
membuat vector waktu t, kemudian tersebut sendiri, tidak tergantung dari
menulisakan fungsi yang diinginkan besaran dan sifat masukan.
dan akhirnya melakukan proses plot. c. Fungsi alih tidak memberikan
d. MATRIK informasi mengenai struktur fisik
Memasukan matrik dalam matlab, sistem tersebut, atau atau dapat
semudah menuliskan vector, dengan dikatakan fungsi alih sistem yang
menambahkan titik koma atau enter secara fisik berbeda dapat identik.
untuk memisahkan tiap baris matriks. d. Jika fungsi alih sistem diketahui,
Selain itu matlab juga dilengkapi keluaran dapat ditelaah untuk berbagai
dengan Simulink, dimana pengguna macam bentuk masukan dengan
dapat menggunakan blok-blok yang pandangan terhadap pengertian akan
sudah tersedia untuk membuat sifat sistem tersebut.
program. e. Jika fungsi alih sistem tidak diketahui,
dapat diadakan secara percobaan
Fungsi Alih Sistem dengan menggunakan masukan yang
Dalam teori sistem kontrol, fungsi alih diketahui dan menelaah keluaran
digunakan untuk mencirikan hubungan sistem.
masukan dan keluaran dari komponen/sistem
yang dapat digambarkan dengan persamaan Orde Sistem
diferensial linier, invarian waktu. Fungsi alih Fungsi alih sebuah sistem didefinisikan
persamaan diferensial, invarian waktu suatu sebagai:
sistem didefinisikan sebagai perbandingan
antara Transformasi Laplace keluaran
terhadap Transformasi Laplace masukan
dengan anggapan semua syarat awal nol.
Orde sistem dapat diketahui dengan melihat
pangkat tertinggi s pada penyebut fungsi alih.
Fungsi alih dalam Persamaan (1.1) adalah
sistem dengan orde n.
a. Sistem Orde Satu
Bentuk umum fungsi alih sistem orde
Dengan menggunakan konsep fungsi alih, satu dinyatakan sebagai berikut:
sistem dinamik dapat dinyatakan dengan
persamaan aljabar dalam s. Jika pangkat
tertinggi s dalam penyebut fungsi alih sama
dengan n, maka sistem disebut sistem orde ke- Dimana T adalah konstanta waktu dan
n. K merupakan penguatan sistem.
Kedua parameter ini menggambarkan
Kegunaan konsep fungsi alih terbatas pada perilaku sistem orde satu. Konstanta
sistem linear persamaan diferensial, waktu waktu T berhubungan langsung
dengan waktu penetapan (settling teredam kritis dan teredam lebih tidak
time) yaitu ts = 4T (menggunakan memiliki overshoot. Jika =0,
kriteria toleransi 2 %). Sedangkan tanggapan transien akan berosilasi
penguatan K menyatakan terus (tidak berhenti).
perbandingan antara tanggapan a. Teredam kurang/Underdamped (0<
mantap (steady state) sistem dengan <1)
sinyal masukan berupa sinyal unit Fungsi alih didefinisikan sebagai
step. berikut:
Dalam merealisasikan sistem orde
satu tersebut maka perlu dipilih suatu
konfigurasi komputer analog yang
mengakibatkan kedua parameter, T
dan K, dapat diubah-ubah. Perubahan
tersebut tergantung pada performansi
sistem yang dikehendaki dan
perubahan komponen rangkaian yang
mewakili besar dari parameter- Jadi, dari Persamaan (1.6), dapat
parameter tersebut tidak saling dilihat bahwa ωn menyatakan
berpengaruh. Respons unit step sistem frekuensi alamiah tak teredam sistem.
orde 1 dapat dilihat dalam Gambar 1.1 Oleh karena itu, frekuensi alamiah tak
teredam ωn menunjukkan sistem akan
berosilasi apabila redaman diperkecil
menjadi nol.
b. Teredam kritis/Criticaldamped (
=1)
Apabila dua kutub C(s)/R(s) hampir
sama, maka sistem dapat didekati
dengan bentuk teredam kritis. Untuk
masukan unit step, maka:
b. Sistem Orde Dua
Bentuk umum fungsi alih sistem orde
dua adalah
c. Teredam lebih/Overdamped ( >1)
Untuk masukan unit step, C(s)
ditulis dalam Persamaan 1.7:

Perilaku dinamik sistem orde dua


dapat digambarkan dengan suku 2
paramater dan . Jika 0< <1, kutub loop
tertutup merupakan sekawan
kompleks dan berada pada sebelah kiri Respon Transien
bidang s dan memiliki overshoot, Respon Transien Respon transien diperoleh
dalam hal ini sistem dikatakan dalam ketika suatu sistem diberi masukan suatu unit
keadaan teredam kurang. Jika =1 step dan diamati keluaran (respon) ketika
maka sistem dikatakan teredam kritis. respon mulai menunjukkan nilai menuju
Jika >1 sistem dikatakan teredam steady state. Dalam menentukan karakteristik
lebih. Tanggapan transien sistem respons transien suatu sistem kontrol terhadap
masukan unit step, dicari parameter-
parameter (performansi sistem) untuk orde 2
sebagai berikut:
1. Waktu penetapan (Settling Time), ts :
merupakan waktu yang diperlukan
kurva respons untuk mencapai dan
menetap dalam daerah di sekitar nilai
akhir yang ukurannya ditentukan
dengan prosentase mutlak dari nilai
akhir (biasanya 5 % atau 2 %). Waktu
penetapan ini dikaitkan dengan
konstanta waktu terbesar dari sistem Gambar 1.3 menunjukkan kurva respons
kontrol. Kriteria prosentase kesalahan sistem orde dua terlalu teredam (overdamped)
yang akan digunakan ditentukan dari dengan masukan unit step.
sasaran disain.
2. Waktu tunda (Delay Time ), td :
merupakan waktu yang diperlukan
respons untuk mencapai setengah nilai
akhir pada saat lonjakan yang pertama
kali.
3. Waktu naik (Rise Time ), tr :
merupakan waktu yang diperlukan
respons untuk naik dari 10 sampai 90
%, 5 sampai 95 % atau 0 sampai 100
% dari nilai akhir. Untuk sistem orde Sedangkan parameter performansi untuk
dua redaman kurang (Underdamped) sistem orde 1 adalah T (time constant), Ts
digunakan waktu naik 0-100 %, dan (settling time)
untuk sistem redaman lebih
(Overdamped) digunakan waktu naik
10-90 %.
4. Waktu puncak (Peak Time), tp :
merupakan waktu yang diperlukan
respons untuk mencapai puncak
lewatan (lonjakan maksimal) yang
pertama kali.
5. Lewatan maksimum (Maximum
Overshoot), Mp : merupakan nilai
puncak maksimum kurva respons
yang diukur dari satu. Jika nilai Dimana:
keadaan mantap respons tidak sama T adalah waktu saat respon mencapai 63,2%
dengan satu, maka dapat digunakan dari nilai akhir
persen lewatan maksimum. Ts adalah waktu yang diperlukan untuk
mencapai steady state (toleransi 2%).
Gambar 1.2 menunjukkan kurva respons
sistem orde dua kurang teredam Teori Tambahan
(underdamped) dengan masukan unit step. Sistem Kontrol adalah Suatu sistem atau cara
pengaturan secara otomatis yang langsung
atau dari jarak jauh atau bisa juga merupakan
kombinasi dari kedua cara tersebut. Sistem
kontrol otomatis dapat dibedakan beberapa
jenis, antara lain adalah kontrol 1. Masukan
Proportional-Integral-Derivative (PID). Masukan atau input adalah
Kontrol PID adalah kontrol yang rangsangan dari luar yang diterapkan
memanfaatkan feedback dari keluaran yang ke sebuah sistem kendali untuk
mengandung sinyal kesalahan atau selisih dari memperoleh tanggapan tertentu dari
nilai yang diharapkan, sehingga kontrol ini sistem pengaturan.masukkan juga
dapat dimanfaatkan untuk menentukan presisi sering disebut respon keluaran yang
dari sistem yang dikendalikan. Automatic diharapkan.
Open Loop Control System adalah Suatu 2. Keluaran
sistim dimana pengontrolan tidak tergantung Keluaran atau output adalah
pada hasil akhir. Closed loop control system tanggapan sebenarnyayang
adalah Suatu system dimana pengontrolannya didapatkan dari suatu sistem kendali.
tergantung pada hasil akhir, atau sistim 3. Plant
konttrol yang sinyal keluarannya mempunyai Seperangkat peralatan objek fisik
pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. dimana variabel prosesnya akan
dikendalikan,misalnya pabrik, reaktor
Open loop control system mempunyai nuklir, mobil, sepeda motor, pesawat
beberapa kelebihan yaitu: terbang, pesawat tempur, kapal laut,
● Konstruksinya sederhana dan kapal selam, mesin cuci, mesin
perawatannya mudah pendingin (sistem AC, kulkas,
● Lebih murah daripada close loop freezzer), penukar kalor (heat
control exchanger), bejana tekan (pressure
● Tidak ada persoalan kestabilan vessel), robot dan lain sebagainya.
● Cocok digunakan untuk mengukur 4. Proses
keluaran yang sulit diukur atau secara Berlangsungnya operasi pengendalian
ekonomi tidak layak. suatu variable proses, misalnya proses
Kelemahan dari open loop control system kimiawi, fisika, biologi, ekonomi dan
adalah : sebagainya.
● Gangguan dan perubahan kalibrasi 5. Sistem
akan menimbulkan kesalahan, Kombinasi atau kumpulan dari
sehingga keluaran mungkin berbeda berbagai kompopnen yang bekerja
dari yang diharapkan. secara bersama-sama untuk mencapai
● Untuk menjaga kwalitas, maka tujuan tertentu.
diperlukan kalibrasi setiap saat. 6. Diagram Blok
Kelemahan dari close loop control system Bentuk kotak persegi panjang yang
adalah : digunakan untuk mempresentasikan
● Penggunaan umpan balik (feed back) model matematika dari sistem fisik.
yang membuat respon system relative 7. Fungsi Alih (Transfer Function)
kurang peka terhadap gangguan Perbandingan antara keluaran (output)
eksternal pada parameter system. terhadap masukan (input) suatu sistem
pengendalian loop terbuka gambar 1
Kondisi steady state yaitu kondisi dimana dapat dicari dengan membandingkan
sistem tidak berubah dengan berjalannya antara output terhadap input.
waktu, didapat dari grafik respon transien 8. Sistem Pengendalian
yang diamati saat sistem dikenai gangguan. Umpan Maju (Open loop system)
Kondisi terebut terpenuhi saat kurva respon Sistem kendali ini disebut juga sistem
menetap dalam daerah di sekitar harga akhir. pengendalian lup terbuka. Pada sistem
ini keluaran tidak ikut andil dalam aksi
Istilah – istilah dalam sistem pengendalian pengendalian. Disini kinerja kontroler
adalah: tidak bisa dipengaruhi input referensi.
9. Sistem Pengendalian Umpan Balik
Istilah ini sering disebut juga sistem
pengendalian loop tertutup.
Pengendalian jenis ini adalah suatu
sistem pengaturan dimana sistem
keluaran pengendalian ikut andil
dalam aksi kendali.
10. Sistem Pengendalian Manual
Sistem pengendalian dimana faktor
manusia sangat dominandalam aksi
pengendalian yang dilakukan pada
sistem tersebut. Peran manusia sangat
dominan dalam menjalankan
perintah,sehingga hasil pengendalian
akan dipengaruhi pelakunya. Pada
sistem kendali jerat tertutup. Tangan
berfungsi untuk mengatur permukaan
fluida dalam tangki.Permukaan fluida
dalam tangki bertindak sebagai
masukan, sedangkan penglihatan
bertindak sebagai sensor.
11. Sistem Pengendalian Otomatis
Sistem pengendalian dimana faktor
manusia tidak dominan dalam aksi
pengendalian yang dilakukan pada
sistem tersebut. Peran manusia
digantikan oleh sistem kontroler yang
telah diprogram secara otomatis sesuai
fungsinya, sehingga bisa memerankan
seperti yang dilakukan manusia. Di
dunia industri modern banyak sekali
sistem ken dali yang memanfaatkan
kontrol otomatis, apalagi untuk
industri yang bergerak pada bidang
yang proses nya membahayakan
keselamatan jiwa manusia.

3. HASIL DAN ANALISA

Grafik dan Program


title(‘nama/judul yang diinginkan’). Label
berfungsi untuk menambahkan keterangan
garis sumbu x dan y, pada program diatas
digunakan xlabel dan ylabel untuk
memberikan nama pada sumbu x dan y. dan
legend adalah keterangan yang menunjukkan
garis/grafik yang dibuat itu terbentuk dari
fungsi apa. Grid on digunakan untuk
menampilkan garis horizontal/vertical atau
kotak pada grafik.

Program 2

Hasil dari program 2 diatas adalah grafik


Program 1 sinusoidal yang membedakan ada gelombang
sinus nya garisnya putus-putus dan dapat
diatur ketebalan garisnya disini memakai 1
dan berwarna.

Hasil dari program 1 diatas adalah grafik


sinusoidal

Program 2 ini mempelajari bagaimana


membuat grafik plot. 2 buah variable yang
digunakan dalam program ini adalah variabel
Program 1 ini mempelajari bagaimana t dan variabel y atau menampilkan grafik t
membuat grafik plot. 2 buah variable yang terhadap y bisa dilihat pada skrip diatas, untuk
digunakan dalam program ini adalah variabel pembuatan grafiknya disini melakukan
t dan variabel y atau menampilkan grafik t penggunaan syntax plot yaitu plot t terhadap
terhadap y bisa dilihat pada skrip diatas, untuk y. Penjelasannya sama dengan program 1,
pembuatan grafiknya disini melakukan disini yang membedakan adalah garis putus-
penggunaan syntax plot yaitu plot t terhadap putus pada grafik tersebut, dengan syntax
y. Dan ditambahkan variabel pertama tanda tambahannya yaitu plot(t,y,'--
koma (,) kemudian variabel kedua. Pada gx','LineWidth',1). Fungsi dari syntax
pembuatan program ini juga dapat kita tersebut adalah untuk mengatur garis yang
tambahkan beberapa keterangan tambahan akan muncul pada grafik, seperti warna, jenis,
seperti title, label, legend dan grid on untuk dan ketebalan.
keterangan pada hasil output grafik. Title
berfungsi untuk menambahkan nama/judul
dari grafik plot yang kita buat, cara
penggunaanya adalah dengan syntax
Plot 1.1 tf(transfer function), impulse dan label.
Ketika program di-run, pada command
window kita dapat melihat hasil fungsi
alihnya tertera diatas. Didapatkan hasil grafik
dimana impuls turun dari angka 0,1.

Plot 1.3

Fungsi alihnya sesuai nilai R dan C adalah


1
v= 0.2𝑠 + 1

Fungsi alihnya sesuai nilai R dan C adalah


1
v= 0.2𝑠 + 1

Grafik impulse respon karena bekerja dalam


satu satuan waktu. Fungsi variable/parameter
R dan C yang digunakan adalah 20 Ohm
untuk R dan 0.01 F untuk C dan fungsi alih
menggunakan num, denum, v untuk transfer
function, impulse dan label.. Ketika program
di-run, pada command window kita dapat Pada program ini cara membuat plot respon
melihat hasil fungsi alihnya tertera diatas. orde satu dengan input step dengan fungsi
Didapatkan hasil grafik dimana impuls turun variable/parameter R dan C yang digunakan
dari angka 5. adalah 20 Ohm untuk R dan 0.01 F untuk C
dan fungsi alihnya kurang lebih masih sama
Plot 1.2 dengan impulse response, yaitu ada num,
denum, tf(transfer function), impulse dan
label. Tetapi dalam program kali ini tidak ada
penggunaan syntax impulse, dan karena input
program ini step maka syntax nya yg di
program sebelumnya impulse dirubah
menjadi step. Lalu tampil juga grafik kurva
naik seiring berjalannya waktu, pada program
ini kita diminta untuk mencari time constant,
Fungsi alihnya sesuai nilai R dan C adalah settling time, dan nilai akhir. Dan didapat
1 ketiga nilai itu sebesar 0.2 sekon untuk time
v = 10𝑠 + 1
constant, 0.782 sekon untuk settling time, dan
Masih mempelajari cara membuat respon 1 untuk nilai akhir.
orde satu dengan impulse response, fungsi
variable/parameter R dan C yang digunakan
adalah 100 Ohm untuk R dan 0.1 F untuk C
dan fungsi alihnya kurang lebih masih sama
dengan plot 1.1, yaitu ada num, denum,
Kriteria Performansi Nilai Nilai akhir 1

T (time constant) 0.2 sekon


Plot 1.5

Ts (settling time) 0.782 sekon

Nilai akhir 1

Plot 1.4
Fungsi alihnya sesuai nilai R dan C adalah Fungsi step berupa lonjakan yang naik ke atas
1
v = 10𝑠 + 1 sampai menuju ke steady state, disini
parameter yang digunakan adalah R=20 dan
C=0.01 sehingga di transfer fuction pada blok
transfer fcn diisi dengan 0.2 dan 1. Hasil
grafik akan muncul pada bagian scope.
Sehingga komponen yang digunakan ada 3
yaitu step, transfer function dan scope.

Plot 1.6

Pada program ini cara membuat plot respom


orde satu dengan input step dengan fungsi
variable/parameter R dan C yang digunakan
adalah 100 Ohm untuk R dan 0.1 F untuk C
dan fungsi alihnya kurang lebih masih sama
dengan impulse response, yaitu ada num,
denum, tf(transfer function), impulse dan
label. Syntax nya yang di program Fungsi alihnya adalah
sebelumnya impulse dirubah menjadi step. 1
Lalu tampil juga grafik kurva naik seiring sys = 2 𝑠^2 + 1.5 𝑠 + 1.25
berjalannya waktu dan didapat ketiga nilai itu
sebesar 10 sekon untuk time constant, 39,1
sekon untuk settling time, dan 1 untuk nilai
akhir.

Kriteria Performansi Nilai

T (time constant) 10 sekon Pada program ini adalah membuat plot respon
transient sistem orde 2 dengan input impulse,
terdapat 3 parameter yaitu m, k dan b. Dengan
Ts (settling time) 39.1 sekon nilai m adalah sebesar 2 Kg, nilai k sebesar
1.25 N/m, dan nilai b sebesar 1.5 Ns/m.
Ketika program di-run, pada command
window kita dapat melihat hasil fungsi
alihnya beserta dengan grafik impulse sebesar 10.4 untuk settling time, 1.91 untuk
response nya. delay time, 2.01 untuk rise time, 4.6 untuk
peak time, 18.4% untuk overshoot, 0.2 untuk
error, dan untuk redaman sistemnya grafik ini
Plot 1.7 termasuk underdamped.
Fungsi alihnya adalah
1
sys = 2 𝑠^2 + 3 𝑠 + 1.25 Kriteria Performansi Nilai/ keterangan

ts (settling time) 10.4 sekon

td (delay time) 1.91 sekon

tr (rise time) 2.01 sekon


Pada program ini adalah membuat plot respon
transient sistem orde 2 dengan input impulse, tp (peak time) 4.6 sekon
terdapat 3 parameter yaitu m, k dan b. Dengan
nilai m adalah sebesar 2 Kg, nilai k sebesar
1.25 N/m, dan nilai b sebesar 3 Ns/m. Ketika % Mp (max overshoot) 18.4 %
program di-run, pada command window kita
dapat melihat hasil fungsi alihnya beserta
dengan grafik impulse response nya.
ess (error steady state) 0.2
Plot 1.8
Fungsi alihnya adalah
1
sys = 2 𝑠^2 + 1.5 𝑠 + 1.25 Redaman sistem underdamped
(overdamped/
underdamped/ critically
damped)

Plot 1.9
Fungsi alihnya adalah
1
sys = 2 𝑠^2 + 10 𝑠 + 10

Pada program ini adalah membuat plot respon


transient sistem orde 2 dengan input step,
terdapat 3 parameter yaitu m, k dan b. Dengan
nilai m adalah sebesar 2 Kg, nilai k sebesar
1.25 N/m, dan nilai b sebesar 1.5 Ns/m.
Ketika program di-run, pada command
window kita dapat melihat hasil fungsi
alihnya beserta dengan grafik impulse
response nya. Pada program ini diminta untuk
mencari settling time, delay time, rise time, Pada program ini adalah membuat plot respon
peak time, max overshoot, error steady state, transient sistem orde 2 dengan input step,
dan redaman sistem. Dan didapatkan nilai terdapat 3 parameter yaitu m, k dan b. Dengan
nilai m adalah sebesar 2 Kg, nilai k sebesar 10
N/m, dan nilai b sebesar 10 Ns/m. Ketika
program di-run, pada command window kita
dapat melihat hasil fungsi alihnya beserta
dengan grafik impulse response nya. Pada
program ini diminta untuk mencari settling
time, delay time, rise time, peak time, max
overshoot, error steady state, dan redaman
sistem. Dan didapatkan nilai sebesar 3.18
untuk settling time, 0.802 untuk delay time, Membuat plot respon transient ssstem orde
1.77 untuk rise time, 20 sekon untuk peak dua dengan Simulink, dimana kurang lebih
time, 0% untuk overshoot, 0.9 untuk error, sama seperti plot 1.6 hanya saja dalam
dan untuk redaman sistemnya grafik ini program ini dibentuk dengan Simulink.
termasuk overdamped. Parameter yang digunakan adalah m=2 kg,
b=4 Ns/m dan k=10 N/m didapatkan
Kriteria Performansi Nilai/ keterangan
gelombang seperti diatas.

ts (settling time) 3.18 sekon ANALISA


Pada praktikum pertemuan pertama ini
membahas modul 1 dan modul 2, untuk
td (delay time) 0.802 sekon analisa kali ini membahas dari modul 1
terlebih dahulu. Judul dari modul 1 adalah
Respon Transien Plant Orde 1 Dan Orde 2
tr (rise time) 1.77 sekon dengan Menggunakan Matlab. Tujuan dari
dilakukannya praktikum modul ini antara lain
: yang pertama Mengenal dasar-dasar
tp (peak time) 20 sekon software MATLAB, yang kedua Mengetahui
fungsi alih model sistem orde 1 dan orde 2,
yang ketiga Mampu menggunakan MATLAB
% Mp (max overshoot) 0% untuk menghasilkan grafik respon transien
sistem orde 1 dan orde 2 dengan berbagai
jenis input, dan Mengamati performansi
ess (error steady state) 0.9 sistem berdasarkan grafik respon transien
dengan input unit step.

Pertama-tama sebelum membahas program-


Redaman sistem overdamped program yang akan di praktikumkan,
(overdamped/ membahas istilah-istilah dalam sistem
underdamped/ critically control. Sistem kontrol ini adalah sistem
damped) pengendalian terhadap satu atau beberapa
besaran (variabel, parameter) sehingga berada
Plot 1.10 pada suatu harga atau range harga tertentu.
Sistem kontrol dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu loop terbuka dan loop tertutup. Loop
tertutup juga dikenal sebagai sistem kontrol
umpan balik (feedback kontrol sistem)
dimana variabel keluaran dibandingkan
dengan parameter masukan dan perbedaan
antara keduanya digunakan untuk
menjalankan keluaaran yang sesuai dengan
masukannya. Loop tertutup dapat dibagi makanya dalam praktikum menggunakan
menjadi 2, yaitu manual feedback dan sinyal impulse dan step.
automatic feedback. Perbedaan antara
keduanya adalah apabila yang manual butuh Macam-macam respon sistem. Underdamped
manusia sebagai operator sedangkan otomatis response adalah output melesat naik untuk
hanya memerlukan sensor agar berjalan. mencapai input kemudian turun dari nilai
Contoh manual feedback adalah adanya yang kemudian berhenti pada kisaran nilai
manusia sebagai operator pada sistem termal, input. respon ini memiliki efek osilasi.
operator harus menjaga suhu pada suhu Critically damped response Adalah output
tertentu. Contoh automatic feedback biasa tidak melewati nilai input tapi butuh waktu
dipakai pada AC, tangki air, pemanas air (di lama untuk mencapai target akhirnya.
berikan contoh dengan diagram blok). Sistem Overdamped response adalah Respon yang
kontrol Loop terbuka adalah sistem kontrol dapat mencapai nilai input dengan cepat dan
yang keluarannya tidak diukur atau di umpan tidak melewati batas input.
balik kan untuk dibandingkan dengan
masukan contohnya adalah kipas angin. Transfer function Adalah model matematika
yang merupakan metode operasional dari
Pada diagram blok terdapat beberapa istilah, pernyataan persamaan diferensial yang
set point adalah nilai yang diinginkan bisa menghubungkan variabel keluaran dan
berupa suhu, kecepatan, sekian derajat, dll masukan jadi setiap sistem harus dibuat
nya, controller pengendali yang berfungsi menjadi fungsi alih untuk dapat dianalisis,
mengolah sinyal error menjadi sinyal kontrol, dengan fungsi alih kita dapat mengetahui orde
error adalah selisih antara setpoint dengan sistem dilihat dari pangkat tertinggi dari nilai
nilai saat ini, akuator adalah penggerak plant, penyebutnya. Sistem orde 1 adalah sistem
plant sendiri adalah objek fisis yang dikontrol yang sederhana atau tidak kompleks dan
misalnya tegangan, kecepatan motor, posisi sistem orde 2 adalah sistem yang lebih
dll. Feedback adalah umpan balik dari nilai kompleks.
saat ini (output/respon) yang umumnya
merupakan hasil pembacaan sensor. Pada praktikum modul 1 ini hasil analisa dan
grafiknya sudah tertera diatas, mulai dari
Macam-macam sinyal masukan, sinyal input syntax sederhana, program 1 dan program 2,
yang diberikan untuk mengetahui dan program plot dari 1.1 sampai program
karakteristik sistem disebut sinyal test. Sinyal plot 1.10. Untuk penggunaan diagram blok
masukan ada sinyal impuls, step dan ramp. pada Simulink lebih diteliti lagi input, arah
Sinyal impulse; respon implsue adalah respon panahnya dan komponennya karena jika
suatu sistem ketika diberikan input berupa apabila ada kesalahan maka hasil yang
sinyal impulse jadi dia bersifat mendadak ditampilkan juga salah.
maksudnya hidup langsung mati, sinyal step;
respon step adalah respon suatu sistem ketika 4. KESIMPULAN
diberikan input berupa sinyal step yaitu hasil
sinyalnya selalu konstan terhadap waktu ● Dari praktikum di modul 1 pada
contohnya ketika menyalakan lampu. Ramp; program 1 dan 2 dapat mengetahui
respon ramp adalah respon suatu sistem ketika bagaimana dasar penggunaan aplikasi
diberikan input berupa sinyal ramp jadi sinyal matlab, perintah-perintah sederhana
ini berbanding lurus dengan waktu apabila atau syntax jadi lebih mengetahui
waktu yang diberikan naik maka sinyalnya melalui praktikum modul ini
juga naik. Pada praktikum disini tidak ● Dalam teori sistem kontrol, fungsi alih
menggunakan sinyal ramp karena dia naik digunakan untuk mencirikan
terus menerus seiring bertambahnya waktu hubungan masukan dan keluaran dari
sehingga menyebabkan sistem tidak stabil komponen/sistem yang dapat
digambarkan dengan persamaan masing yang diberikan berbagai jenis
diferensial linier, invarian waktu. input.
Fungsi alih persamaan diferensial, ● Performansi sistem pada praktikum
invarian waktu suatu sistem modul ini dihasilkan underdamped
didefinisikan sebagai perbandingan dan overdamped dengan hasil yang
antara Transformasi Laplace keluaran sudah terlampir diatas
terhadap Transformasi Laplace
masukan dengan anggapan semua 5. SARAN
syarat awal nol. Dalam praktikum ini
orde sistem yang digunakan pada Karena praktikum pada modul I ini
sistem adalah orde 1 dan orde 2. program/plot nya banyak sehingga waktu nya
● Terdapat beberapa grafik respon menurut saya masih kurang jadi terdapat
transien setelah me-run aplikasi beberapa bagian yang masih kurang paham,
matlab sesuai dengan plot masing- padahal waktu praktikum masih ada, tetapi
asisten lab responnya sangat baik.
MODUL II
METODE ANALISIS SISTEM ORDE 2 DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

Saskia Ronaa Basyaasyah (201811120)


Irfan Maulana Ibrahim (201811145)
Muhammad Fiqih Nurwahid (201811154)

Asisten: Muhamad Yusuf . Tanggal Percobaan: 31/05/2021 dan 07/06/2021


Laboratorium Sistem Kontrol - INSTITUT TEKNOLOGI

Abstrak Bergantung dari nilai damping ratio, respons


Sistem Kontrol adalah sistem pengendalian step sistem orde dua menuju keadaan mantap
terhadap satu atau beberapa besaram (variabel dengan berosilasi dengan amplitudo osilasi
dan parameter) sehingga berada pada suatu mengecil (underdamped) atau menuju
harga atau range haarga tertentu. Sistem keadaan mantap secara eksponensial tanpa
Kontrol dapat dibedakan menjadi 2, yaitu osilasi (critically damped,overdamped).
Loop Terbuka dan Loop Tertutup. Simulasi Untuk menentukan respons frekuensi sistem,
dari sistem kontrol dengan penggunaan sistem diberi sinyal masukan sinus (steady-
Matlab. Matlab adalah program interaktif state). Pada bagian luaran, perubahan
untuk komputasi numerik dan visualisasi amplituda dan fasa pada sinyal sinus luaran
data. Para ahli di bidang control digunakan untuk menentukan masing-masing
menggunakan matlab untuk analisa dan respons magnituda dan respons fasa sistem.
perancangan sistem control. Pada matlab, respons frekuensi pada modul ini ditampilkan
disamping fungsfungsi dasar, tersedia dalam diagram Bode dan dari metode Root
beberapa toolbox untuk keperluan aplikasi Locus.
yang berbeda. Selain itu matlab juga Root Locus yang menggambarkan
dilengkapi dengan Simulink, dimana pergeseran letak pole-pole lup tertutup
pengguna dapat menggunakan blok-blok sistem dengan berubahnya nilai
yang sudah tersedia untuk membuat program. penguatan lup terbuka sistem ybs
memberikan gambaran lengkap tentang
Kata Kunci : Sistem Kontrol, Matlab, Sinyal, perubahan karakteristik sistem terhadap
Respon. perubahan penguatan sistem (gain
adjustment). Dengan menentukan
1. PENDAHULUAN karakteristik sistem yang diinginkan,
perancang dapat mengetahui letak pole-pole
Sistem dengan orde tinggi sering dominan sistem yang dinginkan pada bidang-
diimplementasikan dan direpresentasikan s. Dengan membandingkan letak pole-pole
sebagai interkoneksi seri atau paralel dari dominan yang diinginkan tersebut terhadap
sistem-sistem orde satu dan orde dua. Dengan root Locus sistem semula, perancang dapat
demikian, analisis, perancangan, dan mengetahui bagaimana mengubah
pemahaman kelakukan sistem orde tinggi karakteristik sistem semula menjadi yang
dapat diketahui dengan mengamati kelakuan diinginkan.
sistem orde satu dan orde dua. Secara fisis, Diagram Bode adalah metode plot tanggapan
sistem orde satu memodelkan sistem dengan frekuensi dalam bentuk magnituda vs
satu buah elemen penyimpan energi, misalnya frekuansi dan fasa vs frekuensi, tetapi skala
induktor pada rangkaian RL atau kapasitor frekuensi dalam bentuk logaritmis. Skala
pada rangkaian RC. Sementara itu, sistem logaritma digunakan untuk sumbu w karena
orde dua memodelkan sistem dengan dua magnituda dan sudut fasa mungkin
buah elemen penyimpan energi, misalnya digambarkan memiliki jangkauan frekuensi
kapasitor dan induktor pada rangkaian RLC.
lebih besar daripada dengan sumbu frekuensi
linear.

2. TEORI Sifat-sifat root locus:


a. Root locus mempunyai sifat simetri
Metode Root Locus terhadap sumbu nyata
Metode root locus / letak kedudukan akar b. Root locus bermula dari pole-pole
digunakan untuk meneliti perilaku sistem G(s)H(s) untuk penguatan (K) sama
dengan parameter sistem berubah pada dengan nol dan berakhir di zero-zero
lingkup tertentu, misalnya perubahan G(s)H(s) untuk K tak hingga
parameter penguatan K. Di dalam analisis (termasuk zero-zero pada titik tak
sistem, penguatan K dipilih sedemikian rupa hingga)
agar sistem stabil serta memberikan respon c. Spesifikasi transien dapat diatur
yang baik. Rancangan dimaksudkan agar dengan mengatur nilai K untuk
letak pole dan zero dari fungsi alih loop mendapatkan respon waktu yang
tertutup terletak pada daerah yang ditentukan. diinginkan. Mengubah bentuk root
Agar sistem stabil, pole dan zero harus locus berarti mengubah respon
terletak pada bidang s sebelah kiri sumbu transien (biasanya dengan kompensasi
imajiner. fasa maju yang mengakibatkan
adanya efek penambahan zero)
Metode letak kedudukan akar ini memberikan d. Keakuratan system dapat diperbesar
informasi penguatan K jika penguatan K dengan menambahkan pole di origin
diubah dari nol menjadi tak terhingga. Metode bidang-s yang berarti menambah tipe
ini memungkinkan kita untuk untuk mencari system yang mengakibatkan
pole loop tertutup dan zero loop terbuka konstanta galat tak hingga dan galat
dengan penguatan sebagai parameter. dapat menjadi nol. Hal ini dapat pula
diimplementasikan dengan
kompensasi fasa mundur
(memperbesar gain tanpa mengubah
kurva root locus)

Analisis Respon Frekuensi dengan Bode


Plot
Fungsi alih loop tertutup secara umum Suatu sistem steady state yang memiliki
adalah sebagai berikut masukan sinyal sinusoidal dapat kita ubah ke
dalam suatu tanggapan frekuensi. Salah satu
kelebihan dari metode tanggapan frekuensi
akar-akar karakteristik yang memenuhi adalah fungsi transfer sistem dapat ditentukan
persamaan karakteristik: secara eksperimen dengan mengukur respon
frekuensi. Namun demikian, perancangan
Suatu sistem loop tertutup dalam Gambar 2.1 suatu sistem dalam domain frekuensi
mempunyai persamaan karakteristik sebagai menuntut perancang untuk lebih
berikut memperhatikan bandwidth sistem dan efek
noise dan gangguan pada respon sistem.
atau
Diagram Bode merupakan suatu fungsi alih
maka akar karakteristik adalah harga s yang sinusoida yang terdiri dari dua buah grafik
memenuhi syarat berikut ini: syarat sudut yang terpisah. Satu merupakan diagram dari
logaritma besar fungsi alih sinusoida
syarat magnitude
(magnitude), dan yang satunya lagi
merupakan diagram sudut fasa.

Keduanya digambar terhadap frekuensi dalam


skala logaritmik. Jika suatu sistem memiliki
fungsi alih G(s)H(s), maka tanggapan Nilai K pada gambar diatas adalah variabel
frekuensi dapat diperoleh dengan (konstan) penguatan dan G(s) adalah plan
mensubstitusi s = jw. Sehingga diperoleh yang dimaksud. Gain margin didefinisikan
responnya adalah G(jw)H(jw). Karena sebagai perubahan dalam penguatan yang
G(jw)H(jw) adalah suatu bilangan kompleks, dikehendaki loop terbuka yang membuat
maka untuk menggambarkannya dibutuhkan sistem jadi tidak stabil. Sistem dengan gain
dua buah grafik yang merupakan fungsi dari margin yang lebih besar dapat menahan
w, yaitu grafik magnitude terhadap frekuensi perubahan besar dalam parameter sistem
dan grafik fasa terhadap frekuensi. Grafik ini sebelum ketidak stabilan terjadi dalam loop
kemudian disebut dengan plot bode. tertutup. Fase margin didefinisikan sebagai
perubahan dalam pergeseran fase loop
Plot bode digambarkan sebagai magnitudo terbuka yang ditetapkan untuk membuat
dan phase dari G(j*w) dimana vektor sistem loop tertutup tidak stabil.
frekuensi w hanya berisi frekensi positif.
Untuk melihat plot bode dari suatu transfer Dengan kata lain fase margin adalah beda fase
function dapat dipergunakan perintah, antara kurva fase frekuensi dan 180 derajat
misalnya: bode (50, [1 9 30 40]) dari suatu yang memberikan penguatan 0 dB (gain
transfer function berikut ini, maka crossover frekuensi, Wgc). Gain margin
menghasilkan diagram bode: merupakan beda antara kurva magnitudo dan
0 dB pada frekuensi yang menyebabkan sudut
fase -180 derajat (fase cross over frekuensi
Wpc) Berikut gambar gain dengan fase
margin dalam plot bode.

Perhatikan sumbu-sumbu pada gambar 9.2 Gambar 2.4 Gain dengan fase margin dalam
diatas. Frekuensi ada pada skala algoritmik, plot bode Di MATLAB, gain dan phase
fase dalam derajat dan magnitude dalam margin dapat dicari dengan syntax ‘margin’.
decibels. Dimana 1 decibel adalah 20 log Misalnya: margin (50,[1 9 30 40]).
(|G(j*w|).
Kondisi Stabil untuk Bode Plota
Gain Margin dan Phase Margin a. Kondisi stabil tercapai saat kedua
Suatu sistem dengan rangkaian sebagai margin bernilai positif, atau saat phase
berikut : margin lebih besar dari gain margin.
b. Kondisi marginal sistem stabil saat b. Untuk K bernilai 0, maka root locus
kedua margin bernilai nol, atau phase bermula dari pole-pole G(s)H(s). Lalu
margin sama besar dengan gain titik ini akan berakhir pada K bernilai
margin. tak hingga di zero-zero G(s)H(s).
c. Kondisi sistem yang tidak stabil c. Jika ingin mengubah root locus, maka
terjadi saat salah satu (atau bahkan harus mengubah juga respon transien.
keduanya) margin bernilai negatif, Adapun respon transien bisa
atau saat gain margin lebih besar dari disesuaikan dengan mengubah-ubah
phase margin. nilai K untuk mendapatkan respon
waktu yang tepat.
Teori Tambahan
Root locus berasal dari dua kata, yaitu “root” Diagram Bode atau diagram logaritmik
(akar) dan “locus” (tempat atau lokasi merupakan suatu fungsi alih sinusoida yang
kedudukan). Sehingga apabila diartikan terdiri dari dua buah grafik yang terpisah.
secara harfiah, maka root locus adalah tempat Satu merupakan diagram dari logaritma besar
kedudukan dari akar-akar persamaan fungsi alih sinusoida (magnitude), dan yang
karakteristik sebuah sistem yang ditentukan satunya lagi merupakan diagram sudut fasa.
oleh nilai K. Nilai K itu sendiri dalam root Keduanya digambar terhadap frekuensi dalam
locus MATLAB bisa 0 sampai tak hingga. skala logaritmik. Faktor-faktor dasar yang
Dengan adanya root locus, seseorang dapat sering terdapat pada suatu fungsi alih
menentukan stabilitas sebuah sistem. Apakah G(jw)H(jw) adalah: penguatan, faktor
sistem tersebut mau memiliki batas kestabilan integral dan turunan, faktor orde pertama, dan
tertentu atau akan selalu stabil. Caranya faktor kuadratik.
adalah dengan mengubah-ubah nilai K sesuai
dengan keinginan dan tujuan hasilnya. Respon frekuensi suatu sistem dapat
Membuat root locus MATLAB bisa lebih dipandang dalam dua cara. Memilih bode plot
mudah karena software ini mampu atau lewat diagram Nyquist. Keduanya
mendukung pekerjaan penelitian hingga memberikan informasi yang sama. Yang
pengembangan sebuah sistem. dapat dipelajari dari materi ini yakni :
a. Respon frekuensi
Metode root locus pertama kali digambarkan/direpresentasikan dari
dikembangkan oleh W.R.Evans. Sejak system repon atas masukan sinusoidal
metodenya tersebut terkenal di kalangan pada frekuensi yang beragam.
insinyur, sampai sekarang banyak digunakan Keluaran system linear atas masukan
untuk kontrol desain dan analisis sebuah sinusoidal pada frekuensi yang sama
sistem kontrol. Metode ini menjadi populer namun berbeda ukuran dan fasenya.
karena memudahkan seseorang menentukan b. Respon frekuensi didefinisikan
cara modifikasi kutub pengontrol, nol, dan sebagai ukuran (magnitude) dan beda
penguatan kutub sistem loop tertutup sesuai fase antara masukan dan keluaran
keinginan. sinusoidal. Dalam praktikum ini kita
dapat mengetahui cara kerja respon
Saat menggunakan root locus MATLAB, frekuensi loop-terbuka suatu system
maka hasil yang didapat lebih cepat dan untuk memprediksikan tingkah laku
akurat. Namun beberapa orang tetap system dalam loop tertutup. Contoh
membutuhkan sketsa secara manual guna bode plot untuk filter lolos rendah
memperoleh ide dasar yang tepat. Ada (Low Pass Filter) LPF.
beberapa hal lain yang perlu diketahui tentang
root locus, yaitu: Bentuk standar dari fungsi alih orde 2
a. Sifatnya simetri terhadap sumbu dinyatakan dengan persamaan berikut.
nyata.
diusahakan nilai waktu naik sekecil
mungkin.
● Waktu puncak / peak time, adalah
Dimana, waktu yang diperlukan tanggapan
𝜁 : rasio redaman. untuk mencapai puncak pertama kali.
𝜔𝑛 : frekuensi tidak teredam atau frekuensi Waktu puncak ini dihitung dengan
natural. persamaan:
Terlihat bahwa semua semua karakteristik
sistem dari sistem orde kedua standar Agar sistem kendali mempunyai
merupakan fungsi dari 𝜁 dan 𝜔𝑛. Tanggapan performansi yang baik maka
peralihan sistem kendali praktis sering diusahakan nilai waktu puncak sekecil
menunjukkan osilasi teredam sebelum mungkin.
mencapai keadaan steady, jika nilai rasio
redaman untuk masukan undak satuan. ● Waktu keadaan steady, adalah waktu
Berikut ini merupakan parameter-parameter yang diperlukan kurva tanggapan
yang dapat diperhatikan dalam sistem orde-2. untuk mencapai dan menetap dalam
● Waktu tunda / delay time, adalah daerah disekitar harga akhir yang
waktu yang diperlukan tanggapan ukurannya ditentukan dengan
untuk mencapai setengah harga akhir persentase mutlak dari harga akhir
yang pertama kali, yang dihitung biasanya 5%, 2% atau 0,5% dengan
dengan persamaan: rasio redaman berkisar antara 0-0,9
detik. Untuk kriteria lebih kurang dari
2%, waktu keadaan steady dihitung
Agar sistem kendali mempunyai dengan menggunakan persamaan:
performansi yang baik maka
diusahakan nilai waktu tunda sekecil
mungkin. Untuk kriteria lebih kurang dari 5%,
waktu steady dihitung dengan
● Waktu naik / Rise time, adalah waktu menggunakan persamaan:
yang diperlukan tanggapan untuk naik
dari 10% sampai 90%, 5% sampai
95% atau 0 sampai 10% dari harga Untuk kriteria kurang dari 0,5%,
akhirnya. Untuk sistem orde kedua, waktu yang keadaan mantap steady
redaman kurang biasanya digunakan dihitung dengan menggunakan
waktu naik 0 sampai 100% Dan untuk persamaan:
sistem rendaman lebih biasanya
digunakan waktu naik 10% sampai
90% waktu naik ini dihitung dengan
persamaan: Agar sistem kendali mempunyai
performansi yang baik maka
diusahakan nilai waktu keadaan
steady sekecil mungkin.
Untuk nilai rasio redaman antara 0,3-
0,8 waktu naik juga bisa dihitung ● Nilai puncak, adalah nilai yang
dengan menggunakan persamaan dicapai tanggapan untuk mencapai
puncak pertama kali. Nilai Puncak ini
dihitung dengan persamaan:

Agar sistem kendali mempunyai


performansi yang baik maka
● Maksimum overshoot, adalah harga sebelum-sebelumnya yaitu ada num,
puncak maksimum dari kurva denum, dan tf. Di program ini juga
tanggapan yang diukur dari satu. Jika kita ingin menampilkan 3 figure,
harga keadaan steady tanggapan tidak dimana figure pertama merupakan
sama dengan satu, maka digunakan plot system open loop tanpa
presentase maksimum overshoot yang penguatan, figure kedua merupakan
dinyatakan dalam persamaan: plot root locus system, dan figure
ketiga digunakan untuk menentukan
pole-pole yang baru berdasarkan
penguatan k.

Agar sistem kendali mempunyai ● Metode Bode Plot


performansi yang baik maka
diusahakan nilai maksimum
overshoot lebih kecil dari 20%

3. HASIL DAN ANALISA

Grafik dan Hologram


● Metode Root Locus

Program di atas tentang orde 2 dengan


penggunaan metode bodeplot.
Parameter yang digunakan ada 3 yaitu
m, k dan b. Parameter m bernilai 2, k
bernilai 2 dan b bernilai 5. Untuk
fungsi alihnya masih sama seperti
sebelum-sebelumnya yaitu ada num,
denum, dan tf. Di program ini juga
kita ingin menampilkan 2 figure,
figure pertama untuk menampilkan
bode plot system orde 2, dan figure
kedua untuk menunjukkan plot gain
dan phase gain setelah system
diberikan penguatan k=1000.

ANALISA
Program diatas tentang orde 2 dengan Modul 2 membahas tentang Metode Sistem
penggunaan metode root locus. Analisis Orde 2 dengan Menggunakan
Parameter yang digunakan ada 3 yaitu Matlab. Tujuan dari dilakukannya praktikum
m, k dan b. Parameter m bernilai 2, k modul ini antara lain : yang pertama Mampu
bernilai 2 dan b bernilai 5. Untuk menggunakan Matlab untuk metode root
fungsi alihnya masih sama seperti locus pada sistem orde 2, yang kedua mampu
menggunakan Matlab untuk analisis sistem sistem sebelum ketidak stabilan terjadi dalam
frekuensi dengan metode diagram bode pada loop tertutup. Fase margin didefinisikan
sistem orde 2. sebagai perubahan dalam pergeseran fase
loop terbuka yang ditetapkan untuk membuat
Pertama-tama sebelum membahas program- sistem loop tertutup tidak stabil. Dengan kata
program yang akan di praktikumkan, lain fase margin adalah beda fase antara kurva
membahas istilah-istilah dalam sistem control fase frekuensi dan 180 derajat yang
khususnya yang akan dibahas pada modul 2 memberikan penguatan 0 dB (gain crossover
ini. Sistem kontrol ini adalah sistem frekuensi, Wgc). Gain margin merupakan
pengendalian terhadap satu atau beberapa beda antara kurva magnitudo dan 0 dB pada
besaran (variabel, parameter) sehingga berada frekuensi yang menyebabkan sudut fase -180
pada suatu harga atau range harga tertentu. derajat (fase cross over frekuensi Wpc)
Root locus adalah metode letak kedudukan Berikut gambar gain dengan fase margin
akar digunakan untuk meneliti perilaku sistem dalam plot bode.
dengan parameter sistem berubah pada
lingkup tertentu misalnya pada perubahan Program diatas tentang orde 2 dengan
parameter K. Pole menyatakan mulainya root penggunaan metode root locus. Parameter
locus. Zero menyatakan berakhirnya root yang digunakan ada 3 yaitu m, k dan b.
locus. Jumlah locus sama dengan jumlah Parameter m bernilai 2, k bernilai 2 dan b
poles atau sama dengan orde dari suatu sistem bernilai 5. Untuk fungsi alihnya masih sama
itu sendiri. Letak pole terbaik ada pada seperti sebelum-sebelumnya yaitu ada num,
sebelah kiri sumbu Y. Pole nya terletak pada denum, dan tf. Di program ini juga kita ingin
sumbu Y, sedangkan Zero nya biasanya menampilkan 3 figure, dimana figure pertama
lambangnya bulat. Sedangkan pada sistem merupakan plot system open loop tanpa
zero nya tidak kelihatan karena tidak penguatan, figure kedua merupakan plot root
terhingga. Bode plot sama seperti root locus, locus system, dan figure ketiga digunakan
bode plot merupakan salah satu jenis cara atau untuk menentukan pole-pole yang baru
metode untuk mencari kestabilan sistem jika berdasarkan penguatan k.
root locus mencari dengan menggunakan Pole
dan Zero sedangkan bode plot mencari Program diatas tentang orde 2 dengan
kestabilan sistem dengan menggunakan penggunaan metode bodeplot. Parameter
frekuensi. Bode plot juga merupakan suatu yang digunakan ada 3 yaitu m, k dan b.
cara untuk menganalisa rancangan sistem Parameter m bernilai 2, k bernilai 2 dan b
kendali dengan memperhatikan respon bernilai 5. Untuk fungsi alihnya masih sama
frekuensi yang di plot secara logaritmik. seperti sebelum-sebelumnya yaitu ada num,
Respon frekuensi sendiri adalah sebuah denum, dan tf. Di program ini juga kita ingin
representasi dari respon sistem terhadap suatu menampilkan 2 figure, figure pertama untuk
input dengan frekuensi tertentu, secara menampilkan bode plot system orde 2, dan
sederhana merupakan perbandingan antara figure kedua untuk menunjukkan plot gain
magnitude dan phase antara input dan output. dan phase gain setelah system diberikan
Kita harus menaikkan (mengangkat) gain penguatan k=1000.
margin hingga setara sampai 0, gain margin
adalah garis lurus ke bawah tepat pada Kondisi Stabil untuk Bode Plot yang pertama
frekuensi di 45 derajat, 45 derajat karena kondisi stabil tercapai saat kedua margin
penggunaan dari orde 2. Gain margin bernilai positif, atau saat phase margin lebih
didefinisikan sebagai perubahan dalam besar dari gain margin. Kedua kondisi
penguatan yang dikehendaki loop terbuka marginal sistem stabil saat kedua margin
yang membuat sistem jadi tidak stabil. Sistem bernilai nol, atau phase margin sama besar
dengan gain margin yang lebih besar dapat dengan gain margin. Ketiga kondisi sistem
menahan perubahan besar dalam parameter yang tidak stabil terjadi saat salah satu (atau
bahkan keduanya) margin bernilai negatif, tanggapan frekuensi. Salah satu
atau saat gain margin lebih besar dari phase kelebihan dari metode tanggapan
margin. frekuensi adalah fungsi transfer sistem
dapat ditentukan secara eksperimen
4. KESIMPULAN dengan mengukur respon frekuensi.
Namun demikian, perancangan suatu
● Metode root locus / letak kedudukan sistem dalam domain frekuensi
akar digunakan untuk meneliti menuntut perancang untuk lebih
perilaku sistem dengan parameter memperhatikan bandwidth sistem dan
sistem berubah pada lingkup tertentu, efek noise dan gangguan pada respon
misalnya perubahan parameter sistem.
penguatan K. Di dalam analisis
sistem, penguatan K dipilih 5. SARAN
sedemikian rupa agar sistem stabil
serta memberikan respon yang baik. Karena praktikum pada modul II ini dibarengi
Rancangan dimaksudkan agar letak dengan modul I sehingga program/plot nya
pole dan zero dari fungsi alih loop banyak menyebabkan waktu nya menurut
tertutup terletak pada daerah yang saya masih kurang jadi terdapat beberapa
ditentukan. bagian yang masih kurang paham, padahal
● Suatu sistem steady state yang waktu praktikum masih ada, tetapi asisten lab
memiliki masukan sinyal sinusoidal responnya sangat baik.
dapat kita ubah ke dalam suatu
MODUL III
DESAIN KONTROLER PID DENGGAN MATLAB

Saskia Ronaa Basyaasyah (201811120)


Irfan Maulana Ibrahim (201811145)
Muhammad Fiqih Nurwahid (201811154)

Asisten: Muhamad Yusuf Tanggal Percobaan: 31/05/2021 dan 07/06/2021


Laboratorium Sistem Kontrol - INSTITUT TEKNOLOGI

Abstrak kedinamisannya. Sistem kendali sering


Praktikum modul tiga berjudul Desain disebut juga sebagai sistem kontrol yang
Kontroler PID Dengan MATLAB. merupakan sebuah susunan komponen-
Penggunaan MATLAB ini sangat membantu komponen fisik yang saling terhubung dan
perancang dalam menentukan kombinasi di membentuk satu kesatuan untuk melakukan
antara P, I, dan D Controller untuk aksi tertentu. Didalamnya merupakan
menghasilkan sistem pengaturan yang baik komponen-komponen yang saling terhubung
dan sederhana. PID (Proportional–Integral– dan terdiri dari beberapa bagian perangkat
Derivative controller) merupakan kontroler atau mesin yang bekerja bersama-sama untuk
untuk menentukan presisi suatu sistem melakukan suatu operasi tertentu. Dalam
instrumentasi dengan karakteristik adanya sistem kontrol terdapat variabel yang
umpan balik pada sistem tesebut. Sistem dikontrol yaitu besaran atau keadaan yang
kontrol PID terdiri dari 3 buah cara akan diukur dan dikontrol dalam hal ini
pengaturan yaitu kontrol P (Proportional), D disebut plant.
(Derivative), I (Integral) dengan masing -
masing cara dapat bekerja sendiri maupun Seiring dengan berkembangnya sistem
gabungan. Kontroler Proportional adalah komunikasi maka muncul ide melakukan
sistem kontrol yang bisa menghasilkan ouput pengendalian suatu objek dari jarak jauh
hanya apabila terjadi perbedaan antara input dengan media wireless. Pengendalian dengan
dengan output atau selalu membutuhkaan media wireless memiliki keuntungan dalam
error untuk menghasilkan output. Kontroler hal kepraktisan dan kemudahan perawatan.
Derivative adalah kontroler yang menentukan Namun di lain sisi juga memiliki kekurangan
presisi suatu sistem dengan gabungan dalam hal keakuratan data dan terganggunya
proportional dan integral. Kontroler Integral komunikasi data dikarenakan adanya noise
adalah kontroler yang berfungsi untuk pada sistem transmisi. Padahal keakuratan
menghasilkan respon sistem yang memiliki data merupakan sebuah aspek penting yang
kesalahan keadaan mantap nol (Error Steady harus diperhatikan pada perancangan sistem
State = 0). kontrol. Oleh karena itu diperlukan
perancangan sistem yang baik agar
Kata Kunci : Sistem Kontrol, Matlab, PID, penggunaan jaringan wireless pada sistem
Kontroler kontrol tidak memberikan dampak yang dapat
mengganggu kinerja dari sistem kontrol.
1. PENDAHULUAN
Dengan kelebihan yang dimiliki PC dalam hal
Sistem kendali adalah suatu sistem yang kemudahan dan kecepatan pengolahan data
bertujuan untuk mengendalikan suatu proses maka pada sistem ini digunakan PC dengan
agar output yang dihasilkan dapat dikontrol software MATLAB sebagai pusat kendali dan
sehingga tidak terjadi kesalahan. Dalam hal PID sebagai algoritma kontrol dari sistem.
ini output yang dikendalikan adalah Dengan software simulink MATLAB
kestabilannya, ketelitian, dan dirancang sebuah sistem kendali kecepatan
motor, mengamati respon sistem, dan adalah mengatur parameter P, I atau D agar
melakukan tuning PID secara real time. tanggapan sinyal keluaran sistem terhadap
masukan tertentu sebagaimana yang di
2. TEORI inginkan.

Untuk membangun unjuk kerja open loop Adapun kriteria dalam perancangan controller
response, dibangun close loop sistem, sebagai berikut:
sehingga unjuk kerja sistem secara 1. Memiliki rise time yang cepat.
keseluruhan memenuhi kriteria perancangan. 2. Overshoot sekecil mungkin.
Transfer function dari plant transfers function 3. Tidak memiliki steady error
yang didapat dari pemodelan di atas.
Controller dirancang agar supaya unjuk kerja
sistem sesuai dengan kriteria perancangan.
Metode control dapat dipilih dari salah satu
metode yang ada yaitu PID. Gambar berikut
adalah diagram blok close loop system:

P Controller
Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp
berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa
memberikan efek dinamik kepada kinerja
● Plant: objek fisis yang dikontrol kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki
(misal: tegangan, kecepatan motor, berbagai keterbatasan karena sifat kontrol
posisi, dll). Menerima input berupa yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian
sinyal kontrol. dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana
● Setpoint: nilai yang diinginkan (misal: kontrol P ini cukup mampu untuk
sekian derajat, sekian m/s, sekian memperbaiki respon transien khususnya rise
meter, dll) time dan settling time.
● Error: selisih antara setpoint dengan
nilai saat ini Sebagai awal perancangan controller pada
● Controller: pengendali yang berfungsi blok diagram close loop sistem dan kemudian
mengolah sinyal error menjadi sinyal close loop transfer function. Dengan proses
kontrol penyederhanaan blok diagram didapatkan
● Aktuator: penggerak plant hasil perhitungan close loop transfer function
● Feedback: umpan balik dari nilai saat sbb:
ini (output/ respon) yang umumnya
merupakan hasil pembacaan sensor

Sistem kontrol PID ( Proportional-Integral-


Pengaruh pada sistem :
Derivater controller ) merupakan controller
untuk menentukan presisi suatu sistem 1. Menambah atau mengurangi
instrumentasi dengan karakteristik adanya kestabilan.
umpan balik pada sistem tersebut. Sistem 2. Dapat memperbaiki respon transien
kontrol PID terdiri dari tiga buah cara khususnya : rise time, settling time
pengaturan yaitu kontrol P ( Proportional ), D 3. Mengurangi (bukan menghilangkan)
( Derivative ), I (Integral) dengan masing - Error steady state
masing cara dapat bekerja sendiri maupun
gabungan di antaranya. Dalam perancangan Karakteristik aksi pengontrolan proporsional
sistem kontrol PID yang perlu dilakukan adalah mengurangi waktu naik (rise time),
menambah overshoot. Penambahan Kp dikurangi. Close loop transfer function dari
mempunyai pengaruh mengurangi waktu cruis sistem dengan PI controller adalah:
naik, tetapi overshoot naik. Kenaikan
overshoot sebanding dengan kenaikan nilai
Kp, begitupun sebaliknya. Waktu turunnya
juga cenderung membesar. Proportional Penambahan integral controller berfungsi
controller mempunyai sifat menurunkan rise untuk mengeliminasi steady state error (Kp =
time step response. 100 dan KI = 100).

PD Controller PID Controller


Kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s) = PID controller bekerja pada sistem dapat
s.Kd . sifat dari kontrol D ini dalam konteks digunakan sebagai referensi untuk aplikasi
“kecepatan” atau rate dari error. Dengan sifat yang akan datang. Close loop transfer
ini ia dapat digunakan untuk memperbaiki function untuk cruise control sistem dengan
respon transien dengan memprediksi error PID controller dirumuskan:
yang akan terjadi. Kontrol Derivative hanya
berubah saat ada perubahan error sehingga
saat error statis kontrol ini tidak akan
bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan Pengaturan parameter Kp, Ki, Kd untuk PID
kontroler Derivative tidak dapat dipakai dapat mengacu pada kaidah berikut ini:
sendiri. Penggunaan nilai Kd mengurangi
● Tambahkan proportional control
overshoot dan waktu turun tetapi kesalahan
untuk memperbaiki rise time
keadaan tunak tidak mengalami perubahan
● Tambahkan integral control untuk
berarti. Untuk Kd pengaruh pada sistem yaitu
eleminasi steady state error
memberi efek redaman pada penambahan
● Tambahkan derivative control untuk
nilai Kp. Memperbaiki respon transien pada
memperbaiki overshoot
grafik. Close loop transfer function dari cruis
sistem dengan PD controller adalah:
TEORI TAMBAHAN

Kontrol otomatis saat ini memberikan peran


Penambahan Derivative controller berfungsi yang sangat besar dalam kehidupan manusia,
untuk memperbaiki respon pada penambahan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
nilai kp. industri. Beberapa di antaranya adalah robot,
pengaturan suhu sebuah tangki, pengaturan
PI Controller kelembaban udara dalam sebuah ruangan,
Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus tekanan udara dalam suatu pipa tertutup yang
menghilangkan respon steadystate, namun dijaga tetap, dll. Penguasaan sistem kontrol
pemilihan Ki yang tidak tepat dapat baik dalam hal teori maupun praktek akan
menyebabkan respon transien yang tinggi menghasilkan suatu sistem dengan respon
sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan yang sesuai dengan kebutuhan.
sistem. Pemilihan Ki yang sangat tinggi justru
dapat menyebabkan output berosilasi karena PID Controller merupakan salah satu jenis
menambah orde sistem. Kontrol integral pengatur yang banyak digunakan. Selain itu
memiliki karakteristik mengurangi waktu sistem ini mudah digabungkan dengan
naik, menambah overshoot dan waktu turun, metoda pengaturan yang lain seperti Fuzzy
serta menghilangkan keadaan tunak. Kontrol dan Robust. Sehingga akan menjadi suatu
P dan I memiliki karakteristik yang sama sistem pengatur yang semakin baik Tulisan
dalam waktu naik dan overshoot. Agar ini dibatasi pada sistem dengan Unity
overshoot tidak berlebihan nilai Kp harus Feedback System. PID Controller sebenarnya
terdiri dari 3 jenis cara pengaturan yang saling
dikombinasikan, yaitu P (Proportional) semua hasil responnya. Kontroler PID
Controller, D (Derivative) Controller, dan I menggunakan persamaan kontrol sebagai
(Integral) Controller. Masing-masing berikut:
memiliki parameter tertentu yang harus diset
untuk dapat beroperasi dengan baik, yang
disebut sebagai konstanta. Setiap jenis,
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.

Alat kontrol proporsional, integral dan


derivatif adalah jenis paling banyak
digunakan dalam industri karena
kesederhanaan struktur , punya ketahanan
Dengan:
tinggi serta pengoperasiaanya bervariasi.
e(t) = Error
Sistem kontrol PID dimanfaatkan dalam
u(t) = Keluaran pengontrol
sistem loop tertutup yang menyertakan
𝐾𝑝 = Penguat (gain) atau konstanta
feedback dari keluaran sistem untuk
proporsional
mendapat respon yang sesuai. Untuk
𝐾𝑑 = Konstanta derivatif (𝐾𝑝𝑇𝑑)
mengendalikan input, agar keluaran tercapai
bisa dengan cara menggunakan PID. 𝐾𝑖 = Konstanta integral (𝐾𝑃 𝑇𝑖 )
Nantinya akan didapat masukan baru untuk Ti = Waktu integral atau reset time
mendapatkan nilai yang sesuai. Td = Waktu derivatif atau rate time

Perkembangan teori kontrol juga diikuti oleh Fungsi alih dari persamaan kontrol ini yaitu:
software pendukungnya. Mulai dari software
untuk pemrograman sistem, sampai dengan
software untuk proses simulasinya. Salah satu
software yang dapat dipergunakan untuk
simulasi tersebut adalah MatLab dari
Mathworks, Inc. Software ini dilengkapi
dengan berbagai toolbox yang memudahkan
pemakai untuk melakukan Respon Alat Kontrol PID Jika Konstantanya
perhitunganperhitungan tertentu. Bahkan saat Dirubah
ini sudah dikembangkan toolbox khusus
untuk simulasi yang diberi nama Simulink.

Dalam mengimplementasikan sistem kontrol,


sebenarnya tidak perlu menggunakan PID
Controller. Jika sistem sudah memberikan 1. Waktu tunda (td)
respon yang cukup baik hanya dengan PI Merupakan jangkauan yang
Controller, maka tidak perlu menambahkan D diperlukan capaian menjadi
Controller ke dalamnya. Sehingga sistem setengahnya dari nilai akhir (final
menjadi lebih sederhana (kombinasi yang value) untuk pertamakalinya.
main banyak membuat sistem menjadi makin 2. Waktu naik (tr)
kompleks). Rise time adalah waktu yang
dibutuhkan respon untuk naik dari
Keluaran kontroler PID adalah hasil dari 10% ke 90%, 5% sampai 95% atau
penambahan alat kontrol proportional, 95% atau 0% ke 100% dari nilai akhir.
integral dan derivative. Apabila konstantanya 3. Waktu puncak (tp)
berubah, maka akan berpengaruh terhadap
Peak time adalah waktu yang respon Kontroler PI
untuk mencapai puncak pertama ● I=5
overshoot.
4. Lewatan maksimum (Maximum
overshoot (Mp))
Maximum overshoot adalah nilai
puncak Mp maksimum kurva respon
dalam bentuk persen.
5. Settling time(ts)
Didefinisikan dengan waktu yang
dibutuhkan kurva respon untuk ● I = 20
mencapai nilai akhir dan memiliki
range tetap terhadap angka akhir,
biasanya 2% atau 5%.

3. HASIL DAN ANALISA

Grafik Dan Program

Kontroler Proporsional
● P=1

● P = 10

ANALISA

Pada praktikum pertemuan kedua ini


membahas 4 modul sekaligus, untuk analisa
kali ini membahas dari modul yang ke-3.
Judul dari modul 3 adalah Desain Kontroler yang diinginkan (misal: sekian derajat, sekian
Pid Dengan Matlab. Tujuan dari m/s, sekian meter, dll) Error adalah selisih
dilakukannya praktikum modul ini antara lain antara setpoint dengan nilai saat ini.
: yang pertama adalah mampu menggunakan Controller adalah pengendali yang berfungsi
Matlab untuk merancang sistem kontrol mengolah sinyal error menjadi sinyal kontrol.
dengan kontroler PID, yang kedua memahami Aktuator adalah penggerak plant. Feedback
pengaruh parameter PID terhadap respon adalah umpan balik dari nilai saat ini (output/
sistem. Pada praktikum ini, peralatan dan respon) yang umumnya merupakan hasil
perlengkapan praktikum yang dibutuhkan ada pembacaan sensor.
modul kecepatan motor DC, kabel USB to
COM, komputer, dan multimeter. Terdapat 3 percobaan, pada percobaan
pertama yaitu perihal tentang controller
Pertama-tama sebelum membahas program- proporsional, disini dalam simulasinya
program yang akan di praktikumkan, menggunakan Simulink kemudian membuat
membahas istilah-istilah dalam sistem control blok pada Simulink sesuai pada yang tertera
khususnya yang akan dibahas pada modul 3 di modul didapatkan hasil dari 2 tabel di
ini. Sistem kontrol ini adalah sistem proporsional integral, yaitu pada grafik yang
pengendalian terhadap satu atau beberapa berada di scope1 merupakan grafik gambaran
besaran (variabel, parameter) sehingga berada sinyal masukan pada transfer fuction yang
pada suatu harga atau range harga tertentu. dikeluarkan oleh kontroler P. Sedangkan
Pengertian dari motor searah atau motor DC grafik yang di scope merupakan grafik
adalah jenis motor listrik yang dapat gambaran hasil keluaran dari sistem yang
mengubah energi listrik arus searah menjadi ditinjau. Pada gambar diatas merupakan
energi mekanis, sedangkan pengertian dari simulasi untuk kontroler proporsional yang
control atau kontroler itu sendiri adalah menggunakan parameter P sebagai gain yang
merupakan salah satu komponen sistem akan diberikan pada sistem. Besarnya nilai
pengaturan yang berfungsi mengolah sinyal gain yang diberikan adalah sebesar 1 dan
umpan balik dan sinyal masukan acuan setpoint yang diberikan sebesar 90˚. Dan Pada
(setpoint) atau sinyal error menjadi sinyal grafik yang berada di scope1 merupakan
control. Sinyal error disini adalah selisih grafik gambaran sinyal masukan pada transfer
antara sinyal umpan balik yang dapat berupa fuction yang dikeluarkan oleh kontroler P.
sinyal keluaran plant sebenarnya atau sinyal Sedangkan grafik yang di bagian scope
keluaran terukur dengan sinyal masukan merupakan grafik gambaran hasil keluaran
acuan (setpoint). Dan pada modul ini terdapat dari sistem yang ditinjau. Pada gambar diatas
pembahasan tentang kontrol PID, kontrol PID merupakan simulasi untuk kontroler
atau Control Proporsional Integral Derivative, proporsional yang menggunakan parameter P
berguna untuk mengontrol keluaran menjadi sebagai gain yang akan diberikan pada sistem.
lebih memuaskan yang artinya beroperasi Besarnya nilai gain yang diberikan adalah
untuk mengurangi sinyal error dan sebesar 10 dan setpoint yang diberikan
mematikannya saat sinyal error hilang. sebesar 90˚.
Proporsional berlaku sebagai penguat (gain)
saja tanpa memberikan efek dinamik kepada Pada percobaan kedua yaitu kontroler
kinerja kontroler, dan control proporsional ini proporsional integral didapatkan hasil dari 2
berfungsi untuk memperbaiki rise time. tabel antara lain, pada grafik yang berada di
Integral berfungsi untuk eliminasi steady state scope1 merupakan grafik gambaran sinyal
error. Derivative berfungsi untuk masukan pada transfer fuction yang
memperbaiki overshoot. Plant adalah objek dikeluarkan oleh kontroler PI. Sedangkan
fisis yang dikontrol (misal: tegangan, grafik yang di scope merupakan grafik
kecepatan motor, posisi, dll). Menerima input gambaran hasil keluaran dari sistem yang
berupa sinyal kontrol. Setpoint adalah nilai ditinjau. Pada gambar diatas merupakan
simulasi untuk kontroler proporsional integral respon sistem yang memiliki error steady-
yang menggunakan parameter P sebagai gain state yang 0, dan parameter D berfungsi
yang akan diberikan pada sistem dan sebagai pendeteksi error yang akan terjadi
parameter I sebagai pemberi respon sistem pada sistem. Besarnya nilai parameter yang
yang memiliki error steady-state yang 0. diberikan adalah sebesar P = 10, I = 20, D =10
Besarnya nilai parameter yang diberikan dan setpoint yang diberikan sebesar 1200. Dan
adalah sebesar P = 10, I = 5 dan setpoint yang Pada grafik yang berada di scope1 merupakan
diberikan sebesar 120˚. Dari hasil grafik grafik gambaran sinyal masukan pada transfer
keluaran dapat diambil kesimpulan bahwa fuction yang dikeluarkan oleh kontroler PID.
besarnya nilai parameter pada sistem masih Sedangkan grafik yang di scope merupakan
kurang untuk mencapai nilai setpoint yang grafik gambaran hasil keluaran dari sistem
diinginkan. Akan tetapi sistem tersebut akan yang ditinjau. Pada gambar diatas merupakan
tetap mencapai nilai setpoint dalam waktu simulasi untuk kontroler Proportional-
yang cukup lama. Dan juga hasil sistem Integral-Derivative (PID) yang menggunakan
tersebut termasuk dalam sistem yang parameter P sebagai gain yang akan diberikan
overdamped. Dan Pada grafik yang berada di pada sistem, parameter I sebagai pemberi
scope1 merupakan grafik gambaran sinyal respon sistem yang memiliki error steady-
masukan pada transfer fuction yang state yang 0, dan parameter D berfungsi
dikeluarkan oleh kontroler PID. Sedangkan sebagai pendeteksi error yang akan terjadi
grafik yang di scope merupakan grafik pada sistem. Besarnya nilai parameter yang
gambaran hasil keluaran dari sistem yang diberikan adalah sebesar P = 10, I = 7, D =
ditinjau. Pada gambar diatas merupakan 0,01 dan setpoint yang diberikan sebesar
simulasi untuk kontroler Proportional- 1200.
Integral-Derivative (PID) yang menggunakan
parameter P sebagai gain yang akan diberikan 4. KESIMPULAN
pada sistem, parameter I sebagai pemberi
respon sistem yang memiliki error steady- ● Dengan software simulink MATLAB
state yang 0, dan parameter D berfungsi dirancang sebuah sistem kendali
sebagai pendeteksi error yang akan terjadi kecepatan motor, mengamati respon
pada sistem. Besarnya nilai parameter yang sistem, dan melakukan tuning PID
diberikan adalah sebesar P = 10, I = 20, D =10 secara real time.
dan setpoint yang diberikan sebesar 1200. ● Keluaran kontroler PID adalah hasil
dari penambahan alat kontrol
Pada percobaan ketiga yaitu perilah kontroler proportional, integral dan derivative.
PID, didapat hasil pada 2 tabel antara lain, Apabila konstantanya berubah, maka
Pada grafik yang berada di scope1 merupakan akan berpengaruh terhadap semua
grafik gambaran sinyal masukan pada transfer hasil responnya.
fuction yang dikeluarkan oleh kontroler PID.
Sedangkan grafik yang di scope merupakan 5. SARAN
grafik gambaran hasil keluaran dari sistem
yang ditinjau. Pada gambar diatas merupakan Dikarenakan waktu yang terbatas dan terjadi
simulasi untuk kontroler Proportional- beberapa kesalahan saat merangkai pada
Integral-Derivative (PID) yang menggunakan Simulink sehingga terdapat beberapa materi
parameter P sebagai gain yang akan diberikan yang terlewat dan terkesan buru-buru
pada sistem, parameter I sebagai pemberi

Anda mungkin juga menyukai