PERCOBAAN 1
ANALISA RESPON TRANSIEN DAN KESTABILAN
C. Dasar Teori
C.1 System Kendali
Sistem kendali adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa
subsistem – subsistem dan proses – proses dengan tujuan untuk
mendapatkan keluaran atau output yang diinginkan dengan memberikan
masukkan atau input tertentu.
Istilah – istilah dalam sistem pengendalian adalah (Sembiring,2014) :
1. Masukan
Masukan atau input adalah rangsangan dari luar yang diterapkan
ke sebuah sistem kendali untuk memperoleh tanggapan tertentu dari
sistem pengaturan.masukkan juga sering disebut respon keluaran yang
diharapkan.
2. Keluaran
Keluaran atau output adalah tanggapan sebenarnya yang
didapatkan darisuatu sistem kendali.
Proses identifikasi sistem jika digambarkan ke dalam bentuk diagram alir seperti
pada Gambar
D. Prosedur Pecobaan
1. Menyususun rangkaian seperti pada Gambar D.1 menggunakan SimPower
Blok Set dan blok Simulink. Blok SimPower Blok Set yang digunakan adalah
DC voltage Source, Series RLC brance (2), voltagemeasuremen dan blok
Power GUi sedangkan blok simulink yang digunakan adalah Clock, Scope
dan To Workspace (2)
6. Menklik 2 kali blok Power GUI, klik tab Configure parameters, lalu
klik tab Solver dan Simulation type menjadi Diskrite dan isi kolom
Sample timepaling sedikit 0.0001
7. Mengklik tab Simulation pada main menu Simulink lalu klik Model
Configuration Parameters dan isi kolom Stop time dengan angka 10
dan kolom Fixed-step size (fundamental sample time): dengen angka
0.0001 ataulebih kecil
plot(t,v)
xlabel('Waktu (Detik)')
grid on
1.2
1
Tegangan (V)
0.8
0.6
0.4
0.2
00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (Detik)
10. Mengukur prosentase Overshoot, waktu penetapan/ setting time dan rise
time
untuk respo n tersebut
11. Membuat fungsi alih dari rangkaian RLC dengan menggunakan persamaan
(x)
12. Menentukan factor redaman , ζ dan frekwensi alamiah, ωn kemudian
hitunglah
% OS, tp dan ts menggunakan persamaan x dan x
13. Mengganti nilai R, L dan C dan ukur prosentase Overshoot, waktu
penetapan/
setting time dan peak time dan catat menggunakan Tabel 1.2
E. Data Percobaan
7 10 5 0.26 0 10 7.6880
8 10 5 0.28 0 10 8.0799
9 26 6 0.26 0 10 9.5631
1
28 8 0.28 0 10 9.6152
0
F. Analisa Data
F.1 Analisa Perhitungan
1. Data Pertama
R = 10 Ω, L = 5 H, C = 0.024
• P(s) = ?
• 𝜔𝑛 = ?
• 𝜁 =?
• %𝑂𝑆 = ?
• 𝑇𝑝 = ?
• 𝑇𝑠 = ?
Penyelesaian :
1
• 𝑃(𝑆) = 𝐿𝑥𝐶
𝑅 1
𝑆 2 + 𝐿 𝑆+𝐿 𝑥 𝐶
1
5𝑥0,024
=
10 1
𝑆2 + 𝑆+
5 5𝑥0,024
8,33
=
𝑆2 +2𝑆+8,33
1
• 𝜔𝑛 = √
𝐿𝑥𝐶
= √8,33
= 2,886
𝑅
• 𝜁 = 𝐿
2 𝑥 𝜔𝑛
2
=
2 𝑥 2,886
= 0,347
𝜋
• 𝑇𝑃 =
𝜔𝑛 √1− 𝜁 2
𝜋
=
2,886√1 − 0,3472
= 1,16
−𝐼𝑛 (0,02 √1− 𝜁 2)
• 𝑇𝑆 = 𝜁 . 𝜔𝑛
0,347 𝜋
=𝑒− ( ) 𝑥 100
√1 − 𝜁0,3472
= 31,3%
%𝑂𝑆𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − %𝑂𝑆𝑢𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 %𝑂𝑆 = | |
%𝑂𝑆𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
31,3 − 31,5
=| | × 100%
31,3
= 0,006%
𝑇𝑝 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑝 𝑈𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑇𝑝 =| |
𝑇𝑃 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
1,16 − 1,15
=| | × 100%
1,16
= 0,008%
𝑇𝑠 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑠 𝑈𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑇𝑠 =| |
𝑇𝑠 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
3,97 − 3,803
=| | × 100%
3,97
= 0,042 %
2. Data Kedua
R = 1 Ω, L = 24 H, C = 0.002
• 𝜔𝑛 = ?
• 𝜁 =?
• %𝑂𝑆 = ?
• 𝑇𝑝 = ?
• 𝑇𝑠 = ?
Penyelesaian :
1
𝑃(𝑆) = 𝐿 𝑥 𝐶
𝑅 1
𝑆2 + 𝐿 𝑆 + 𝐿 𝑥 𝐶
1
24 𝑥 0,002
=
10 1
𝑆 2 + 24 𝑆 + 24 𝑥 0,002
20,83
=
𝑆2 + 0,41𝑆 + 20,83
1
𝜔𝑛 = √
𝐿𝑥𝐶
= √20,83
= 4,564
𝑅
ζ= 𝐿
2 × 𝜔𝑛
0,042
=
2 × 4,564
= 0,004
𝜋
𝑇𝑝 =
𝜔𝑛 √1 − 𝜁 2
𝜋
=
4,564√1 − 0,0052
= 0,69 detik
− ln(0,02√1 − 𝜁 2 )
𝑇𝑠 =
𝜁. 𝜔𝑛
− ln (0,02√1 − 0,0052 )
=
0,005 . 4,564
= 171,43 detik
𝜁𝜋
−( )
%𝑂𝑆 = 𝑒 √1−𝜁 2 × 100
0,005𝜋
−( )
=𝑒 √1−0,0052 × 100
= 98,4%
%𝑂𝑆𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 −%𝑂𝑆𝑢𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 %𝑂𝑆 = | |
%𝑂𝑆𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
98,4 − 85,6807
=| | × 100%
98,4
= 0.1292%
𝑇𝑝 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑝 𝑈𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑇𝑝 =| |
𝑇𝑃 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,69 − 0,6882
=| | × 100%
0,69
= 0,026%
𝑇𝑠 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑠 𝑈𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑇𝑠 =| |
𝑇𝑠 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
171,43 − 9,9942
=| | × 100%
171,43
= 0.941%
3. Data Ketiga
R = 10 Ω, L = 5 H, C = 0.026
Diketahui:
R = 10 Ω
L=5H
C = 0.026 F
Ditanya:
• P(s) = ?
• 𝜔𝑛 = ?
• 𝜁 =?
• %𝑂𝑆 = ?
• 𝑇𝑝 = ?
• 𝑇𝑠 = ?
Penyelesaian :
1
𝑃 (𝑠 ) = 𝐿 𝑥 𝐶
2 𝑅 1
𝑆 +𝐿𝑆+𝐿𝑥𝐶
1
5 × 0,26
=
10 1
𝑆 2 + 5 𝑆 + 5 × 0,26
0,769
=
𝑆2 + 2𝑆 + 0,769
1
• 𝜔𝑛 = √𝐿 𝑋 𝐶
= √0,77
= 0,877
𝑅
• ζ= 𝐿
2×𝜔𝑛
2
=
2 × 0,877
= 1,140
𝜋
• 𝑇𝑝 =
𝜔𝑛 √1−𝜁 2
𝜋
=
0,877√1 − 1,1402
= 6,54 detik
− ln(0,02√1−𝜁 2 )
• 𝑇𝑠 = 𝜁.𝜔𝑛
− ln (0,02√1 − 1,1402 )
=
1,140 . 0,877
= 4,516 detik
𝜁𝜋
−( )
√1−𝜁2
• %𝑂𝑆 = 𝑒 × 100
1,140𝜋
−( )
√1−1,1402
= 𝑒 × 100
= 0%
%𝑂𝑆𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − %𝑂𝑆𝑢𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 %𝑂𝑆 = | |
%𝑂𝑆𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0−0
=| | × 100%
0
= 0%
𝑇𝑝 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑝 𝑈𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑇𝑝 =| |
𝑇𝑃 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
6,54 − 10
=| | × 100%
6,54
= 0.529%
𝑇𝑠 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑠 𝑈𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑇𝑠 =| |
𝑇𝑠 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
4,52 − 7,6880
=| | × 100%
4,52
= 0.701%
2. Data kedua
R = 1 Ω, L = 24 H, C = 0.002
3. Data Ketujuh
R = 10 Ω, L = 5 H, C = 0.026
G. Kesimpulan
1. Respon transien sistem kendali adalah respon sistem yang diamati mulai saat
sinyal mengalami perubahan sampai saat sinyal mencapai keadaan steady-
state (konstan).
3. Sistem dengan faktor redaman yang berlebihan dengan faktor redaman lebih
dari 1 (ς > 1) diklasifikasikan sebagai sistem dengan redaman lebih
(Overdamped) dimana respon transiennya tidak berosilasi dan tanpa
overshoot sehingga untuk mencapai kestabilan membutuhkan waktu yang
cukup lama.
B. Alat Bahan
1. Komputer
2. Software MATLAB
C. Dasar Teori
C.1 Fungsi Alih
Fungsi alih sistem linear parameter konstan didefinisikan sebagai
perbandingan dari transformasi Laplace keluaran (fungsi respons) dan
transformasi Laplace masukan (fungsi penggerak), dengan anggapan bahwa
semua syarat awal adalah nol.
𝑪(𝒔) (𝒃𝒎𝒔𝒎 + 𝒃𝒎−𝟏𝒔𝒎−𝟏+ ˖˖˖ +𝒃𝟎)
= 𝑮 (𝒔) =
𝑹(𝒔) (𝒂𝒏𝒔𝒏 + 𝒂𝒏−𝟏𝒔𝒏−𝟏+ ˖˖˖ +𝒂𝟎)
Pada persamaan di atas, terdapat output yaitu C(s), input yaitu R(s) dam
sistem itu sendiri yang dimana merupakan rasio atau perbandingan dari polinomial
yang ada di sebelah kanan. Rasio atau perbandingan tersebut, yaitu G(s) disebut
sebagai fungsi alih. Fungsi alih dapat direpresentasikan menggunakan diagram
blok. Diagram blok adalah diagram yang menjelaskan sebuah sistem dan
digambarkan dengan blok atau kotak yang terhubung dengan garis yang
menunjukkan hubungan atau proses yang terjadi diantara blok – blok yang ada.
𝑠4 + 2𝑠3 + 3𝑠2 + 4𝑠 + 5 = 0
Terlihat ada 2 kali perubahan tanda pada kolom pertama, sehingga ada 2
poleyang bagian real nya positif (system tak stabil).
D. Prosedur Percobaan
E. Data Percobaan
7 10 5 0.26 0 10 7.6880
8 10 5 0.28 0 10 8.0799
9 26 6 0.26 0 10 9.5631
10 28 8 0.28 0 10 9.6152
• Diketahui: R = 10 Ω
L=5H
C = 0,024 F
• Jawaban:
Fungsi Alih
𝟏
(𝑳 × 𝑪)
𝑮 (𝒔 ) =
𝑹 𝟏
(𝒔𝟐 + 𝑳 𝒔 + 𝑳 × 𝑪)
𝟏
( )
𝟓 × 𝟎, 𝟎𝟐𝟒
𝑮 (𝒔 ) =
𝟏𝟎 𝟏
(𝒔𝟐 + 𝟓 𝒔 + 𝟓 × 𝟎, 𝟎𝟐𝟒)
(𝟖, 𝟑𝟑)
𝑮 (𝒔 ) =
(𝒔𝟐 + 𝟐𝒔 + 𝟖, 𝟑𝟑)
𝟏 𝟖, 𝟑𝟑
−| |
𝒃𝟏 = 𝟐 𝟎
𝟐
−[(𝟏 × 𝟎) − (𝟐 × 𝟖, 𝟑𝟑)]
=
𝟐
= 𝟖, 𝟑𝟑
𝟏 𝟎
−| |
𝒃𝟐 = 𝟐 𝟎
𝟐
−[(𝟏 × 𝟎) − (𝟐 × 𝟎)]
=
𝟐
=𝟎
𝐓𝐚𝐛𝐞𝐥 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐭𝐚𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧 𝒓𝒐𝒖𝒕𝒉 𝐬𝐢𝐧𝐲𝐚𝐥 𝟏
S2 1 8,33
S1 2 0
S0 8,33 0
2. Data Kedua
• Diketahui: R=1Ω
L = 24 H
C = 0,002 F
• Jawaban:
Fungsi Alih
𝟏
(𝑳 × 𝑪)
𝑮 (𝒔 ) =
𝑹 𝟏
(𝒔𝟐 + 𝑳 𝒔 + 𝑳 × 𝑪)
𝟏
( )
𝟐𝟒 × 𝟎, 𝟎𝟎𝟐
𝑮 (𝒔 ) =
𝟏 𝟏
(𝒔𝟐 + 𝟐𝟒 𝒔 + 𝟐𝟒 × 𝟎, 𝟎𝟎𝟐)
(𝟐𝟎, 𝟖𝟑)
𝑮 (𝒔 ) =
(𝒔𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟒𝟐𝒔 + 𝟐𝟎, 𝟖𝟑)
𝟏 𝟐𝟎, 𝟖𝟑
−| |
𝟎, 𝟎𝟒𝟐 𝟎
𝒃𝟏 =
𝟎, 𝟎𝟒𝟐
−[(𝟏 × 𝟎) − (𝟎, 𝟎𝟒𝟐 × 𝟐𝟎, 𝟖𝟑)]
=
𝟎, 𝟎𝟒𝟐
= 𝟐𝟎, 𝟖𝟑
𝟏 𝟎
−| |
𝟎, 𝟎𝟒𝟐 𝟎
𝒃𝟐 =
𝟐
−[(𝟏 × 𝟎) − (𝟎 × 𝟎, 𝟎𝟒𝟐)]
=
𝟎, 𝟎𝟒𝟐
=𝟎
Tabel kriteria kestabilan routh sinyal 2
S2 1 20,83
S1 0,042 0
S0 20,83 0
• Diketahui: R = 10 Ω
L=5H
C = 0,26 F
• Jawaban:
Fungsi Alih
𝟏
(𝑳 × 𝑪)
𝑮 (𝒔 ) =
𝑹 𝟏
( 𝒔𝟐 + 𝒔 + )
𝑳 𝑳×𝑪
𝟏
( )
𝟓 × 𝟎, 𝟐𝟔
𝑮 (𝒔 ) =
𝟏𝟎 𝟏
(𝒔𝟐 + 𝟓 𝒔 + 𝟓 × 𝟎, 𝟐𝟔)
(𝟎, 𝟕𝟕)
𝑮 (𝒔 ) =
(𝒔 + 𝟐𝒔 + 𝟎, 𝟕𝟕)
𝟐
𝟏 𝟎, 𝟕𝟕
−| |
𝒃𝟏 = 𝟐 𝟎
𝟐
−[(𝟏 × 𝟎) − (𝟐 × 𝟎, 𝟕𝟕)]
=
𝟐
= 𝟎, 𝟕𝟕
𝟏 𝟎
−| |
𝒃𝟐 = 𝟐 𝟎
𝟐
−[(𝟏 × 𝟎) − (𝟐 × 𝟎)]
=
𝟐
=𝟎
Tabel Kriteria Kestabilan Routh Sinyal 3
S2 1 0,77
S1 2 0
S0 0,77 0
Ogata, Kotsuhiko. 2010. “Modern Control Engineering 5th”. Pearson. New Jersey.