Abdul Hadi
Politeknik Negeri Bengkalis
Email : abdulhadi@polbeng.ac.id
Abstract
1. PENDAHULUAN
Sistem motor servo banyak digunakan untuk mengatur dan mengontrol pergerakan
posisi mekanik terutama sistem robotik(Li dkk., 2012). Kontroler yang diterapkan bisa
berbentuk kontrol cerdas seperti neural network (Lee dkk., 1992) maupun kombinasi kontrol
konvensional dan cerdas (Ebrahim, 2002). Namun, kendali konvensional lebih sering untuk
diterapkan pada sistem real. Kendali konvensional seperti proportional control mudah dalam
membuat algoritma dan perhitungan sinyal error. Kendali proporsional menghitung sinyal
error dengan prinsip semakin besar error maka semakin besar sinyal kontrol sistem yang
dikendalikan.
Model matematis motor servo yang diperoleh dari penelitian Vijayakarthick dan
Bhaba (Vijayakarthick dan Bhaba, 2012) dikontrol dengan menggunakan kontroler PD.
Setelah itu, dengan parameter model matematis tersebut dilakukan penelitian dengan
diterapkan pada computer numerical control (CNC) 3 aksis. Untuk implementasi motor servo
pada CNC 3 aksis dilakukan penelitan tentang perbandingan performansi dari kontroler P, PI,
PD dan PID dari CNC 3 aksis (Hady dkk., 2014). Untuk kontrol motor servo baru
menggunakan kontroler PD namun tidak dikoreksi performansi besar kesalahan hasil
kontrolernya. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian menggunakan kontroler
proporsional. Penelitian juga ini akan melihat performansi sistem motor servo dengan
kontroler proporsional dengan perhitungan RMSE.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Motor Servo
Sistem motor servo adalah motor yang biasa digunakan untuk pergerakan mekanik
seperti pergerakan lengan robot dan CNC (Li dkk., 2012). Motor servo memiliki konfigurasi
encoder yang digunakan untuk membaca posisi dari motor sehingga kita dapat mengetahui
posisi secara akurat. Adanya encoder inilah yang menjadi salah satu kelebihan motor servo
dibandingkan dengan motor lainnya. Prinsip kerja motor servo yaitu bergerak berdasarkan
masukan sinyal pulsa. Setiap radian putaran motor digerakkan oleh satu atau lebih sinyal
pulsa. Selain itu, kelebihan motor servo yaitu memiliki torsi yang besar sehingga banyak
digunakan untuk industri manufaktur skala besar dengan beban relatif besar. Kekurangan dari
motor servo harganya relatif mahal dibandingkan dengan motor lainnya. Motor servo AC
lebih sering digunakan dalam industri karena memiliki torsi yang lebih besar dibandingkan
dengan motor servo DC. Selain itu, motor servo AC dapat digunakan untuk mode kontrol
kecepatan, torsi ataupun posisi (Sanyo, 2006).
Nopember 2016, hlm. 143
Seminar Nasional Industri dan Teknologi (SNIT), Politeknik Negeri Bengkalis
Parameter model fungsi alih diperoleh hasil identifikasi sistem riil yang dilakukan oleh
Vijayakarthick dan Bhaba (Vijayakarthick dan Bhaba, 2012). Persamaan (2) menunjukkan
fungsi alih yang akan digunakan pada penelitian ini.
0,4
G ( s) (2)
s(2,7743 s 1)
Keluaran
Referensi + Error Kontrol
0,4
Proporsional s(2,7743 s 1)
-
Gambar 1 menggambarkan sistem kontrol untuk motor servo dengan metode kontrol
proporsional. Dari menerapkan metode kontrol proporsional ini sistem yang dibangun lebih
sederhana. Walaupun sederhana, sifat dari kontrol proporsional yang robust terhadap
gangguan tetap dimiliki oleh sistem kendali ini.
respon transien berarti menganalisa domain waktu dari respon keluaran. Respon transien dari
suatu sistem dapat dilihat pada Gambar 2.
Dari Gambar 2, kurva respon terdiri dari dua bagian yaitu respon transien dan respon
steady state. Respon transien yaitu kurva dari nilai awal sampai ke nilai akhir. Respon steady
state yaitu suatu cara dimana keluaran sistem berperilaku dengan waktu t mendekati tak
terhingga. Analisa respon transien bertujuan untuk mengetahui performasi sistem saat
dikontrol. Parameter yang diperhatikan yaitu delay time (td), settling time (ts), rise time (tr),
peak time (tp), dan maximum overshoot (Mp) (Ogata, 1997).
1. Delay time (td), yaitu waktu yang dibutuhkan respon untuk mencapai setengah dari
nilai akhir pertama kali.
2. Settling time (ts), yaitu waktu yang dibutuhkan kurva respon mencapai dan menetap
dengan range di sekitar nilai akhir yang diinginkan dimana ditentukan persentase
absolut (sekitar 2% atau 5%).
3. Rise time (tr), yaitu waktu yang dibutuhkan respon naik dari 10% sampai 90%, 5%
sampai 95% atau 0% sampai 100% dari nilai akhir.
4. Peak time (tp), yaitu waktu yang dibutuhkan respon mencapai puncak pertama dari
overshoot.
5. (Persen) maximum overshoot (Mp), yaitu nilai puncak maksimum dari kurva respon
yang biasanya dinilai dalam persen. Jika puncak maksimum lebih dari satu, persentase
nilai puncak maksimum menunjukkan stabilitas relatif dari sistem. Persentase puncak
maksimum dapat didefenisikan seperti Persamaan (4) berikut.
C (tp) C ()
Maximum Overshoot 100% (5)
C ( )
Dimana C(tp) overshoot saat peak time (tp) dan C(∞) overshoot saat waktu tak hingga.
3. METODE PENELITIAN
Untuk melakukan pembuktian metode kontrol proporsional pada penelitian ini
dilakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Bahan yang diperlukan yaitu
laptop yang telah terinstal perangkat simulasi. Prosedur penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mencari pemodelan matematis dalam bentuk fungsi alih dari sistem motor servo.
2. Fungsi Alih disimulasikan dengan perangkat simulasi.
3. Simulasi dilakukan dengan tiga jenis referensi yaitu step, sinusoidal dan ramp.
4. Hasil dari simulasi dengan masukan step untuk melihat performansi dan dengan
masukan sinusoidal dan ramp akan dianalisa dalam bentuk RMSE.
4. HASIL PENELITIAN
Motor servo merupakan motor yang biasanya digunakan untuk pergerakan posisi suatu
sistem mekanik. Dengan menggunakan motor servo ini, suatu pergerakan dapat dideteksi
dengan baik dan menghasilkan posisi yang akurat. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi
Nopember 2016, hlm. 145
Seminar Nasional Industri dan Teknologi (SNIT), Politeknik Negeri Bengkalis
untuk pembuktian metode yang diberikan. Simulasi dilakukan dengan membandingkan antara
menggunakan kontroler (close loop) dengan tanpa kontroler (open loop). Sinyal uji masukan
terhadap sistem dengan tiga jenis sinyal yaitu step, sinusoidal dan ramp. Untuk pengujian
close loop, gain kontroler proporsional diberikan sebesar 35 yang diperoleh dari metode trial
and error.
Respon keluaran motor servo dengan masukan sinyal uji step dapat dilihat pada
Gambar 3. Sinyal step digunakan untuk membuktikan sistem dengan parameter settling time
(ts), peak time (tp) dan delay time (td) pada sistem close loop. Sinyal step dimasukkan ke
dalam sistem Persamaan (2) yaitu sebesar 1 meter dengan waktu 20 detik.
7
6 Referensi Step
Respon Open Loop
5 Respon Close Loop
0
0 5 10 15 20
Gambar 3. Respon dengan Referensi Step
Dari Gambar 3, respon keluaran open loop motor servo terlihat tidak mengikuti
referensi sinyal uji. Sedangkan untuk respon keluaran close loop motor servo diperoleh td 0,55
detik, tp 0,75 detik dan ts sebesar 15 detik. Dari hasil respon close loop ini berarti repson
keluaran sistem cukup cepat, karena td dan tp kurang dari satu detik. Namun, ts relatif lama
sehingga kestabilan sistem terganggu.
Sistem motor servo yang biasanya digunakan untuk kontrol posisi maka sistem
kontrolnya yaitu kontrol tracking. Kontrol tracking yang biasanya diterapkan untuk sistem
servo dapat melihat karakteristik sebuah motor servo saat diimplementasikan. Sistem kontrol
tracking harus mengikuti sinyal referensi yang diberikan. Referensi yang diberikan dapat
berbentuk linear dan nonlinear. Untuk referensi linear dapat dilihat saat sistem diberikan
sinyal ramp, sedangkan referensi nonlinear dapat dilihat dengan masukan sinyal sinusoidal.
Masukan sinyal uji linear pada motor servo dengan kemiringan sebesar 1 dengan
waktu 10 detik dapat dilihat menghasilkan keluaran seperti Gambar 4 Respon menggambar-
kan referensi linear dan respon keluaran open loop dan close loop.
12
Referensi Linear
10
Respon Open Loop
8 Respon Close Loop
-2
0 2 4 6 8 10
2
Referensi Nonlinear
1.5 Respon Open Loop
Respon Close Loop
1
0.5
-0.5
-1
-1.5
0 5 10 15 20 25