NAMA KELOMPOK: M3
NAMA ANGGOTA:
1. I Gusti Agung Jiwa Prabawa S NIM.190554112 (Kelas D)
2. Defa Maulana Adam Hasibuan NIM.1905541121 (Kelas D)
3. I Made Diky Dharmawan NIM.1905541122 (Kelas D)
4. I Gede Ferdi Pratama NIM.1905541123 (Kelas D)
Sinyal masukan uji (test input signals) yang sering digunakan adalah
fungsi tangga, fungsi ramp, fungsi sinusoidal, fungsi percepatan, fungsi impulsa,
dan sebagainya. Penggunaan sinyal uji ini dapat dibenarkan, karena terdapat
korelasi antara karakteristik sistem terhadap sinyal masukan uji tersebut. Dari
berbagai sinyal uji yang dijelaskan diatas dapat dilakukan analisis dengan mudah,
karena sinyal-sinyal tersebut merupakan fungsi waktu yang sangat sederhana.
Secara umum, setiap kali kita mengaktifkan suatu sistem, kita mengaktifkan
fungsi step. Ada 3 tipe uji sinyal input yang digunakan untuk menganalisa sistem
dari bentuk kurva response:
1. Impulse signal, signal kejut sesaat
2. Step signal, sinyal input tetap Dc secara sesaat
3. Ramp signal, signal yang berubah mendadak (sin,cos)
Respon output system orde I dan orde II, untuk masukan fungsi Impulsa,
step, ramp, dan kuadratik memiliki bentuk yang khas sehingga mudah diukur
kualitas responnya (menggunakan tolak ukur yang ada) Pada sistem orde tinggi
umumnya memiliki bentuk respon yang kompleks atau tidak memiliki bentuk
respon yang khas, sehingga ukuran kualitas sulit ditentukan. Meskipun demikian
untuk sistem orde tinggi yang ada dalam praktek stem yang ada di industri),
umumnya memiliki respon menyerupai atau dapat didekati dengan respon orde I
dan II. Untuk sistem yang demikian dapatlah dipandang sebagai sistem orde I atau
II, sehingga ukuran kualitas sistem dapat diukur dengan tolak ukur yang ada.
a. Tanggapan Unit-step
Untuk masukan fungsi unit-step , maka :
r(t) = 1, sehingga
R(s) = L[r(t)] = 1/s
Bila dimasukkan kedalam persamaan fungsi alih loop tertutup, maka
didapatkan :
Transformasi balik Laplace memberikan hasil keluaran dalam
fungsi waktu:
−𝑡⁄
c(t) = 1 – 𝑒 𝑇, untuk t ≥ 0
a. Tanggapan Unit-Step
Fungsi alih loop tertutup dapat ditulis ulang menjadi :
Pole-pole dari fungsi alih loop tertutup di atas kompleks bila B2 – 4AK <
0 dan real bila B2 – 4AK ≥ 0.
Didefinisikan :
Dimana:
ωn = frekuensi alami tak teredam (undamped natural
frequency)
τ = attenuation
ζ = rasio peredaman (damping ratio)
maka :
Atau
2.4 Percobaan
2.4.1 Sistem Orde-1
1. Dari Simulink Matlab, masukan fungsi alih lingkar tertutup (sistem yang
akan diberikan asisten pada waktu percobaan) dengan mengetikkan
perintah – perintah sebagai berikut.
1
2. Masukan fungsi transfer dengan cara mengklik dua kali pada kolom
s +3
transfer function dan masukkan nilai [1] untuk numerator coefficient dan
[1 3] pada denumerator coefficient.
3. Amati dan gambar step response-nya serta catat karakteristiknya (Tr,Tp,
Ts) dengan melihat dari kolom scope.
10
dan [ 1 2 40 ] pada denumerator coefficient.
s 2+2 s+ 40
2. Amati dan gambar step response-nya serta catat karakteristiknya ( Tr, Tp ,
Ts, %OS) dengan melihat dari kolom scope.
10
, diperoleh sistem yang tidak stabil karena
s 5+7 s 4+6 s 3+ 42 s 2+8 s +56
amplitudo sistem yang selalu berubah setiap waktunya.
1
Melalui simulink dengan inputan konstan 1 dan fungsi transfer ,
s +2
didapat nilai Steady state error = 0,67.
1
Gambar 2.12 Data hasil percobaan 2.4 menggunakan fungsi transfer
s 2+2 s+2
Melalui Simulink dengan inputan konstan 1 dan fungsi transfer
1
s 2+2 s+2
didapat nilai steady state error = 0,67.
2.6 Analisa Data Hasil Percobaan
2.6.1 Analisa Data Hasil Percobaan 2.1
𝟏
Diketahui = 𝐶(𝑠)
=
𝑅 (𝑠) 𝒔 +𝟑
Tr = 2,2 τ
Ts =4τ
= 4 . 1/3 = 1.333 s
Tp =τ
Tp = 0.33 s
Jadi, diperoleh nilai Tr = 0.733s, Ts = 1.333s, dan Tp = 0.33s
1
sampai 5%. Pada percobaan inputan konstan 1 dan transfer fungsi secara
s +3
manual didapat nilai peak time = 0,33 s, rise time= 0.733 s, dan settling
time=1.33 s. Dengan menggunakan simulink didapatkan sistem yang stabil.
4
Ts =
ωn.z
4
= =4s
√ 40/ √ 40
%OS = e (-𝜋/√402 / √1 − 402)
= e-0,496 = 0.6089 = 60.9%
10
, secara manual didapat nilai peak time= 0.5 s, rise time= 0.22 s,
s 2+2 s+ 40
settling time= 4 s, dan % overshoot= 60.9%. Hal ini sedikit berbeda ketika
melakukan perhitungan menggunakan syntax stepinfo pada matlab, didapat nilai
peak time= 0.5066 s, rise time= 0.1869 s, settling time= 3.6574 s, dan
%overshoot=60.453% . Perbedaan mencolok dapat dilihat pada settling time. Hal
ini disebabkan oleh variasi rumus manual antara setlling 2% dan 5%. Dan melalui
simulink didapat sistem yang stabil.
S1 |13 0 0|
S0 8 0 0
Pada percobaan analisis kestabilan sistem dengan inputan kosntan 1 dan
10
fungsi transfer menggunakan kriteria routh dan
s 5+7 s 4+6 s 3+ 42 s 2+8 s +56 0
simulink didapat hasil yang berbeda. Pada perhitungan manual kestabilan routh
didapat sistem yang stabil. Sedangakan pada simulink didapat hasil yang tidak
stabil karena sistem tidak pernah menjadi steady state ataupun memiliki
amplitudo yang konstan (dalam artian berubah tiap waktunya). Hal ini mungkin
dikarenakan kriteria routh masih kurang untuk menetukan apakah sistem stabil
atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan simulink dapat menjadi patokan yang
tepat untuk menentukan apakah sistem stabil atau tidak.
1 1
function dan menghasilkan nilai steady state error yang sama
s +2 s 2+2 s+2
yaitu 0.67. Steady state error sendiri ialah perbandingan antara nilai input dan
penjumlahan, antara selisish output dan input sebelum sistem naik dengan
selisish output output dan input sesudah sistem naik. Sehingga dengan
1
memasukkan rumus ess = , dengan nilai kp adalah transfer fungsi
1+ Kp
maka didapat nilai steady state error= 0.67.
1
Gambar 2.16 Steady state error fungsi transfer
s +2
1
Gambar 2.17 Steady state error fungsi transfer
s 2+2 s+2
2.7 Kesimpulan
1. Waktu tunda (delay time), td : adalah waktu yang dibutuhkan tanggapan
untuk mencapai setengah dari nilai akhir dari tanggapan untuk pertama
kali.
2. Waktu naik (rise time), tr : adalah waktu yang dibutuhkan untuk naik dari
10% – 90%, 5% – 95%, atau 0% – 100% dari nilai akhir dari tanggapan.
Untuk kasus underdamped, biasanya digunakan kriteria 0% – 100%.
Untuk kasus overdamped, biasanya digunakan kriteria 10% – 90%.
3. Waktu puncak (peak time), tp : adalah waktu yang dibutuhkan tanggapan
untuk mencapai nilai puncak dari overshoot pertama kali.
4. Overshoot maksimum (maximum overshoot), Mp : adalah nilai puncak
maksimum dari tanggapan diukur dari nilai akhir dari tanggapan. Biasanya
dirumuskan dalam persentase :
DAFTAR PUSTAKA
Fatchul Arifin. 2015. RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI.
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/fatchul-arifin-st-
mt-dr/response-sistem-waktu-dan-frekuensi-sistem-kendali.pdf)
(Diakses pada tanggal 5 Januari 2021)