PERCOBAAN III
Karakteristik dan Rangkaian Prasikap DC Field Effect Transistor
OLEH :
FET memiliki tiga terminal yaitu Source(S), Drain (D), dan Gate (G). Source
adalah terminal tempat pembawa muatan mayoritas masuk ke kanal untuk menyediakan
arus melalui kanal. Drain adalah terminal arus meninggalkan kanal. Gate adalah
elektroda yang mengontrol konduktansi antara Source dan Drain. Sinyal input diberikan
pada terminal Drain. Sedangkan Substrat atau umumnya dihubungkan dengan Source.
Material pada substrat biasanya netral atau didoping sedikit.
Umumnya sinyal input diberikan pada terminal Gate. Dalam rangkaian input,
terminal Gate dan kanal bertindak seolah-olah bagai kapasitor plat sejajar, dan
konduktivitas kanal dapat diubah oleh tegangan Gate terhadap Source. Untuk kanal-n,
tegangan positif pada Gate menginduksi muatan negatif pada kanal sehingga ada aliran
elektron dari Source ke Drain.
JFET adalah perangkat semikonduktor tiga terminal yang dapat digunakan
sebagai saklar elektronik dikontrol , amplifier , atau resistor tegangan dikendalikan.
Junction FET atau sering disingkat dengan JFET memiliki 2 tipe berdasarkan tipe bahan
semikonduktor yang digunakan pada saluran atau kanalnya. JFET tipe N-Channel (Kanal
N) terbuat dari bahan Semikonduktor tipe N dan P-Channel (Kanal P) yang terbuat dari
Semikonduktor tipe P
3.2.3 Simbol JFET (Junction Field-Effect Transistor)
(a) (b)
Gambar 3.2 Simbol JFET (a) Kanal-N dan (b) Kanal-P
Simbol JFET (Junction Field-Effect Transistor) untuk kanal-N dan kanal-P
ditunjukkan pada gambar diatas. Dalam simbol tersebut, arah tanda panah pada gate
merupakan arah arus pada persambungan seandainya diberi bias maju. Daerah kerja JFET
adalah bila persambungan tersebut diberi bias mundur. Oleh karena itulah, maka arus
gate IG adalah nol (sangat kecil) dan akibatnya resistansi input dari JFET adalah tinggi
sekali (dalam orde puluhan MΩ).
3.2.4 Konstruksi JFET (Junction Field-Effect Transistor)
(a) (b)
Gambar 3.3 Konstruksi Dasar Komponen JFET (a) Kanal-N dan (b) Kanal-P
Konstruksi dasar komponen JFET (Junction Field-Effect Transistor) kanal-N
adalah seperti pada gambar 5.3(a). Terlihat bahwa sebagian besar strukturnya terbuat dari
bahan tipe-N yang membentuk kanal. Bagian atas dari kanal dihubungkan ke terminal
yang disebut drain (D) dan bagian bawah dihubungkan ke terminal yang disebut source
(S). Pada sisi kiri dan kanan dari kanal-N dimasukkan bahan tipe-P yang dihubungkan
bersama-sama ke terminal yang disebut dengan gate (G).
Konstruksi dasar komponen JFET kanal-P adalah seperti gambar 5.3(b).
Sebagian besar struktur terbuat dari bahan tipe-P, ini disebut kanal. Bagian atas dari kanal
yang dihubungkan ke terminal disebut drain (D) dan bagian bawah yang dihubungkan
dengan terminal disebut source (S). Pada sisi kanan kiri dan kanan dari kanal-P
dimasukkan bahan tipe-N yang dihubungkan bersama-sama ke terminal yang disebut
dengan gate (G).
(a) (b)
Gambar 3.4 Prinsip Kerja Komponen JFET (a) Kanal-N dan (b) Kanal-P
Kurva karakteristik drain menyatakan besar arus drain (ID) yang terjadi
terhadap tegangan drain-source (VDS). Pada saat tegangan gate 0V, serta. Besarnya
resistansi saluran ini dapat diubah dengan memberi tegangan pada gate, sehingga JFET
biasa disebut juga sebagai resistor terkendali tegangan. Setelah mencapai nilai tegangan
tertentu pertambahan arus berhenti dan I D menjadi konstan meskipun tegangan VDS terus
ditambah. Tegangan pada saat arus berhenti bertambah (titik B) dinamakan
tegangan pinch-off (VP). Apabila tegangan ini ditambah terus maka pada suatu saat
ID akan mulai bertambah dengan sangat cepat dengan sedikit pertambahan tegangan V DS.
Keadaan ini dinamakan breakdown (dadal). Biasanya JFET beroperasi pada daerah arus
tetap. Rangkaian untuk memperoleh karakteristik JFET ditunjukkan pada gambar 5.4 (a)
sedangkan kurva karakteristik drain ditunjukkan pada gambar 5.4 (b).
(a) (b)
Gambar 3.5 (a) Rangkaian Bias Karakteristik JFET (b) Karakteristik Arus Drain
Terhadap Tegangan VDS
Apabila gate diberi tegangan positif ,maka nilai konstan arus drain ID akan
berkurang. Semakin positif tegangan gate maka arus drain akan semakin berkurang,
sehingga suatu saat akan tercapai harga tegangan dimana arus drain menjadi
nol. Tegangan VGS yang menyebabkan arus drain menjadi nol disebut tegangan cut-off
(VGS(off)). JFET harus dioperasikan pada daerah antara V GS = 0 dan VGS(off).
Pada JFET VGS(off) dan VP selalu sama besarnya, hanya tandanya yang berbeda.
Dalam lembaran data (datasheet) biasanya hanya mencantumkan salah satu antara
VGS(off) atau VP.
(a) (b)
Gambar 3.6 Kurva Transkonduksi JFET (a) Kanal-N dan (b) Kanal-P
Dengan menggunakan lembaran data (datasheet) dari FET atau komponen lainnya
yang bersangkutan [ g min, g max, & g rata-rata], simulasikan gambar rangkaian di
bawah ini, sehingga besaran-besaran prasikap DC pada konfigurasi penguat ini
diketahui !
4
5 Gambar 3.8. Konfigurasi pembagi tegangan
R 2.VDD
VG=
R 1+ R 2
11 M .20
VG=
82 M +11 M
220
VG= =2,365 V
82 M +1193
Perhitungan VGS
Vp
. RS
)VGS + IDSS . RS−VG=0
2
10 .610 2. 10 .610
( (−6) 2) 2
(
VGS + 1−
−6❑ )
VGS +10. 610−2,365=0
6 )❑VGS +6,1−2,365=0
VG−VGS
ID=
RS
2,365−(−1,33 )
ID=
610
2,365+1,33
ID= =6,06 mA
610
Perhitungan VDS
VDS=VDD−ID ( RD+ RS )
VDS=20−6,06 mA ( 2 k +610 )
VDS=20−0,00606 ( 2610 )=4,1834 V
Jadi terdapat selisih nilai antara pengukuran dan perhitungan yakni pada VG
sebesar 0,065 V, VGS sebesar 1,264 V, ID sebesar 1,971 mA, dan pada VDS sebesar
5,142 V. Selisih ini bisa disebabkan kesalahan dalam melakukan pengukuran atau
aplikasi yang digunakan memiliki tingkat kesalahan tertentu.
Dengan menggunakan lembaran data (datasheet) dari FET atau komponen lainnya
yang bersangkutan [ g min, g max, & g rata-rata], simulasikan gambar rangkaian di
atas [dengan catatan RD 2KΩ diganti dengan komponen Relay beserta dioda
pengaman arus balik relay, yang mana R Coil relay rata-rata 400 Ω] , sehingga
besaran-besaran prasikap DC pada konfigurasi FET sebagai Switch ini diketahui
& FET sebagai Switch bisa berfungsi dengan baik !
3.4.2.1 Simulasi FET Sebagai Switch
RL1(C1)
RL1
12V
D1
DIODE
RL1(COM)
R1 R2
+10.0
mA
1k 1k
D2 D3
LED-BLUE LED-GREEN
RV1
Q1
2N3819 +7.98
0.00 Volts
0%
mA
1k
+10.0
mA
+0.00
Volts
BAT1
20V
RL1
12V
D1
DIODE
RL1(COM)
R1 R2
+20.7
mA
1k 1k
D2 D3
LED-BLUE LED-GREEN
RV1
Q1
2N3819 +3.70
+24.3 Volts
25%
mA
1k
+45.1
mA
+0.44
Volts
BAT1
20V
RL1
12V
D1
DIODE
RL1(COM)
R1 R2
+21.1
mA
1k 1k
D2 D3
LED-BLUE LED-GREEN
RV1
Q1
2N3819 +3.57
+38.2
50%
Volts
mA
1k
+59.3
mA
+0.45
Volts
BAT1
20V
RL1(C1)
RL1
12V
D1
DIODE
RL1(COM)
R1 R2
+21.6
mA
1k 1k
D2 D3
LED-BLUE LED-GREEN
RV1
Q1
2N3819 +3.36
+77.5
75%
Volts
mA
1k
+99.1
mA
+0.47
Volts
BAT1
20V
R 2.VDD
VG=
R 1+ R 2
11 M .20
VG=
82 M +11 M
220
VG= =2,365 V
82 M +1193
Perhitungan VGS
Vp
. RS
2 )VGS + IDSS . RS−VG=0
10 .610 2. 10 .610
VGS +( 1− )VGS +10. 610−2,365=0
( (−6) ) 2
2
−6 ❑
( 6,136 ) VGS +(1+ 12,2
2
6 )
VGS +6,1−2,365=0
❑
VG−VGS
ID=
RS
2,365−(−1,33 )
ID=
610
2,365+1,33
ID= =6,06 mA
610
Perhitungan VDS
VDS=VDD−ID ( RD+ RS )
VDS=20−6,06 mA ( 2 k +610 )
VDS=20−0,00606 ( 2610 )=4,1834 V
Terdapat selisih nilai antara pengukuran dan perhitungan yakni pada VG sebesar
0,065 V, VGS sebesar 1,264 V, ID sebesar 1,971 mA, dan pada VDS sebesar 5,142 V.
Selisih ini bisa disebabkan kesalahan dalam melakukan pengukuran atau aplikasi yang
digunakan memiliki tingkat kesalahan tertentu.
Hasil Datanya dapat dilihat dalam tabel berikut :
3.6 Kesimpulan
3. Dari hasil data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa jika potensio 0
maka lampu led yang menyala adalah lampu led yang biru dan apabila
potensio lebih dari 0 maka lampu led yang menyala adalah lampu led yang
hijau. Dan dapat membuktikan bahwa FET dapat dijadikan sebagai switch
namun memiliki beberapa kelemahan seperti kecepatan switchingnya lebih
rendah atau lambat dan tidak mampu menanggani daya besar, walaupun saat
ini sudah ada FET yang mampu bekerja untuk daya besar.
DAFTAR PUSTAKA