Anda di halaman 1dari 74

Material Teknik Elektro

Oleh

I Ketut Wijaya

(Dipergunakan di lingkungan sendiri, sebagai buku ajar mata


kuliah Material Teknik Elektro)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DESEMBER 2015

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Buku ajar : Material Teknik Elektro


Mata Kuliah : Material Teknik Elektro
Kode Mata Kuliah : TE...
Nama Penulis : Dr. Ir. I Ketut Wijaya, M.Erg.
NIP : 19591012 198702 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan
Teknik Elektro dan Komputer
Fakultas Teknik Unud

Wayan Gede Ariastina


NIP. 19690413 199412 1 001

ii
KATA PENGATAR

Buku Material Teknik Elektro di buat untuk memenuhi salah satu


kreteria sebagai pengampu mata kuliah untuk mampu membuat hasil
karya dalam bentuk buku ajar dalam memperbanyak hasil karya SDM
dan dapat di sumbangkan pada Jurusan Teknik Elektro. Buku ajar yang
berjudul “Material Teknik Elektro” berhasil di wujudkan berkat tangan-
tangan Tuhan yang memberikan petunjuk sehingga buku dapat kiranya
terselesaikan.

Besar harapan penulis agar buku ajar dapat dipergunakan sebagai


buku acuan dalam memberikan kulian kepada mahasiswa di kelas. Buku
ajar ini tidak lepas dari kekurangan dan ketidaklengkapan baik dalam
penyusunan maupun materi pada buku ajar ini.

Terima kasih kepada teman-teman di Jurusan Teknik Elektro untuk


ikut memberikan penilain pada buku ajar ini agar dikemudian hari dapat
dilakukan perbaikan dan penyempunaan.

Denpasar, Desember 2015

Penulis

iii
Kontrak Perkuliahan

1 Identitas Mata Kuliah


Nama Mata Kuliah Materi Teknik Elektro
Kode Mata Kuliah TE
Jumlah SKS 2 SKS
Semester 1
2 Manfaat Mata Kuliah : Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar
dari materi Teknik Elektro
3 Diskripsi Mata Kuliah : Kegiatan kuliah Materi Teknik Elektro
dilakukan secara berkesinambungan antara
teori dan tugas yang diberikan
4 Standar Kopetensi : Materi Teknik Elektro diberikan secara
terstruktur yang diselesaikan dalam satu
semester dengan 2 SKS
5 Kopetensi Dasar : Mampu memahami teori-teori dasar dalam
penerapan dan mempraktikan di
laboratorium
6 Strategi Perkuliahan : Menggunakan strategi Student Centred
Learning (STL) dengan memberikan
beberapa topik yang dibahas mahasiswa
secara berkelompok ataupun perorangan
7 Materi Pokok : Materi bahan-bahan yang dipergunakan
pada pembangkitan, transmisi, distribusi
dan instalasi
8 Buku Bacaan : Buku-buku yang berkaitan dengan materi
bahan-bahan yang dipergunakan pada
ketenagalistrikan
9 Tugas-tugas : Yang berkaitan dengan hubungan materi
teknik elektro dan aplikasi bahan
10 Kreteria Penilaian : Penilaian berdasarkan kontrak perkuliahan
dengan mahasiswa dengan bobot 60% nilai
perkuliahan dan 40% nilai tugas-tugas
11 Rancangan Acara : Perkuliahan dilakukan secara menyeluruh
Perkuliahan sebanyak 16 kali pertemuan dengan 2 SKS
teori dan tugas-tugas yang diserahkan pada
minggu berikutnya

Wakil Mahasiswa Bukit Jimbaran


Pengampu

iv
SAP (Satuan Acara Perkuliahan)

No Kompetensi Dasar Indikator Capaian Materi Pokok


1 2 3 4
1 Mendeskripsikan Setelah mengikuti 1. Pengertian
perspektif tentang perkuliahan ini, tentang struktur
struktur fisik dan mahasiswa diharapkan fisik dan sifat-
sifat-sifat dapat : sifat
makroskopik makroskopik
benda padat, cair 1. Mengimplementasikan benda padat, cair
dan gas; perspektif tentang dan gas;
Klasifikasi
Klasifikasi struktur fisik dan sifat-
material teknik
material teknik sifat makroskopik elektro,
elektro, benda padat, cair dan konduktor,
konduktor, gas; Klasifikasi semikonduktor,
semikonduktor, material teknik elektro, isolator, super
isolator, super konduktor, konduktor dan
konduktor dan semikonduktor, bahan magnetik.
bahan magnetik isolator, super 2. Mampu
dan konduktor dan bahan memahami
permasalannya magnetik. struktur fisik dan
2. Menganalisis struktur sifat-sifat
fisik dan sifat-sifat makroskopik
makroskopik benda benda padat, cair
padat, cair dan gas; dan gas;
Klasifikasi material Klasifikasi
teknik elektro, material teknik
konduktor, elektro,
semikonduktor, isolator, konduktor,
super konduktor dan semikonduktor,
bahan magnetik. isolator, super
konduktor dan
bahan magnetik
2 Mendeskripsikan Setelah mengikuti 1. Pengertian
perspektif tentang perkuliahan ini, tentang sifat
sifat kelistrikan, mahasiswa diharapkan kelistrikan, sifat
sifat thermal, dapat : thermal,
konduktivitas, konduktivitas,
sifat fisis, kimia 1. Mengimlementasikan sifat fisis, kimia
dan sifat mekanis perspektif tentang sifat dan sifat mekanis
dari bahan
dari bahan kelistrikan, sifat thermal,

v
konduktor dan konduktivitas, sifat fisis, konduktor dan
superkonduktor kimia dan sifat mekanis superkonduktor.
dari bahan konduktor dan 2. Mampu
superkonduktor. memahami Sifat
2. Menganalisis sifat kelistrikan, sifat
kelistrikan, sifat thermal, thermal,
konduktivitas, sifat fisis, konduktivitas,
kimia dan sifat mekanis sifat fisis, kimia
dari bahan konduktor dan dan sifat mekanis
superkonduktor. dari bahan
konduktor dan
superkonduktor.
3 Mendeskripsikan Setelah mengikuti 1. Pengertian
perspektif tentang perkuliahan ini, tentang sifat
sifat kelistrikan, mahasiswa diharapkan kelistrikan, sifat
sifat thermal, dapat : thermal,
konduktivitas, sifat konduktivitas,
fisis, kimia dan sifat 1. Mengimlementasikan sifat fisis, kimia
mekanis dari bahan dan sifat mekanis
perspektif tentang sifat
semikonduktor dari bahan
kelistrikan, sifat thermal,
semikonduktor
konduktivitas, sifat fisis,
2. Mampu
kimia dan sifat mekanis
memahami sifat
dari bahan
kelistrikan, sifat
semikonduktor.
thermal,
2. Menganalisis sifat konduktivitas,
kelistrikan, sifat thermal, sifat fisis, kimia
konduktivitas, sifat fisis, dan sifat mekanis
kimia dan sifat mekanis
dari bahan
dari bahan semikonduktor.
semikonduktor.
3 Mendeskripsikan Setelah mengikuti 1. Pengertian
perspektif tentang perkuliahan ini, tentang sifat
sifat kelistrikan, mahasiswa diharapkan kelistrikan, sifat
sifat thermal, dapat : thermal,
konduktivitas, sifat konduktivitas,
fisis, kimia dan sifat 1. Mengimlementasikan sifat fisis, kimia
mekanis dari bahan dan sifat mekanis
perspektif tentang
semikonduktor dari bahan
sifat kelistrikan, sifat
semikonduktor.
thermal, konduktivitas,
2. Mampu
sifat fisis, kimia dan
memahami sifat
sifat mekanis dari bahan
kelistrikan, sifat
semikonduktor.
thermal,

vi
2. Menganalisis sifat konduktivitas,
kelistrikan, sifat sifat fisis, kimia
thermal, konduktivitas, dan sifat mekanis
sifat fisis, kimia dan dari bahan
sifat mekanis dari bahan semikonduktor.
semikonduktor.
4 Mendeskripsikan Setelah mengikuti 1. Pengertian
perspektif tentang perkuliahan ini, tentang sifat
Sifat kelistrikan, mahasiswa diharapkan kelistrikan, sifat
sifat thermal, dapat : thermal,
konduktivitas, sifat konduktivitas,
fisis, kimia dan sifat 1. Mengimlementasikan sifat fisis, kimia
mekanis dari bahan dan sifat mekanis
perspektif tentang
dari bahan
isolasi gas, cair sifat kelistrikan, sifat
semikonduktor.
(minyak), padat thermal, konduktivitas,
2. Mampu
(isolasi berserat, sifat fisis, kimia dan
memahami sifat
isolasi mineral, sifat mekanis dari bahan
kelistrikan, sifat
kaca, porselin, semikonduktor.
thermal,
plastik, polimer); 2. Menganalisis sifat konduktivitas,
kelistrikan, sifat
sifat fisis, kimia
thermal, konduktivitas,
dan sifat mekanis
sifat fisis, kimia dan
dari bahan
sifat mekanis dari bahan
semikonduktor.
semikonduktor.
5 Mendeskripsikan Setelah mengikuti 1. Pengertian sifat
perspektif tentang perkuliahan ini, kelistrikan, sifat
Sifat kelistrikan, mahasiswa diharapkan thermal,
sifat thermal, dapat : konduktivitas,
konduktivitas, sifat sifat fisis, kimia
fisis, kimia dan sifat dan sifat mekanis
1. Mengimlementasikan
dari bahan
mekanis dari bahan perspektif tentang sifat
magnetik; Sifat
magnetik; Sifat fisis kelistrikan, sifat
fisis dan optis
dan optis dari serat thermal, konduktivitas,
dari serat optik.
optik sifat fisis, kimia dan
2. Mampu
sifat mekanis dari bahan
memahami sifat
magnetik; Sifat fisis dan
kelistrikan, sifat
optis dari serat optik.
thermal,
2. Menganalisis sifat konduktivitas,
kelistrikan, sifat sifat fisis, kimia
thermal, konduktivitas, dan sifat mekanis
sifat fisis, kimia dan dari bahan
sifat mekanis dari bahan magnetik; Sifat
magnetik; Sifat fisis dan

vii
optis dari serat optik. fisis dan optis
dari serat optik.

6 Mendeskripsikan Setelah mengikuti 1. Pengertian bahan


perspektif tentang perkuliahan ini, konversi energi
bahan konversi mahasiswa diharapkan secara langsung
energi secara dapat : (photovoltaic,
langsung thermoelectric,
elektrokimia,
(photovoltaic, 1. Mengimlementasikan dll); dan
thermoelectric, perspektif tentang
mengaplikasikan
elektrokimia, dll); bahan konversi energi
material ke
dan secara langsung
teknik elektro.
mengaplikasikan (photovoltaic,
2. Mampu
material teknik thermoelectric,
memahami
elektro. elektrokimia, dll); dan
bahan konversi
mengaplikasikan
energi secara
material ke teknik
langsung
elektro.
(photovoltaic,
2. Menganalisis bahan thermoelectric,
konversi energi secara elektrokimia,
langsung (photovoltaic, dll); dan
thermoelectric, mengaplikasikan
elektrokimia, dll); dan material teknik
mengaplikasikan elektro.
material teknik elektro.

viii
DAFTAR ISI

Lembar Judul ................................................................................ i


HalamanPengesahan ..................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................. iii
Kontrak Perkuliahan ..................................................................... iv
SAP ............................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................. vi

BAB I Struktur Sifat-Sifat Dan Mikrokopis Benda Padat, Cair,


Dan Gas ......................................................................................... 1
1.1 Bahan isolasi yang berbentuk gas ................................ 1
1.2 Bahan isolasi berbentuk cair ........................................ 2
1.3 Bahan Isolasi Berbentuk Padat..................................... 3
1.4 Sifat-Sifat Makrokopis Benda Padat,
Cair, dan Gas ............................................................... 4
1.5 Klasifikasi Bahan Konduktor, Semikonduktor, Isolator,
Super Konduktor Dan Bahan Magnetik ...................... 5
BAB II Sifat Kelistrikan, Sifat Thermal, Konduktivitas,
Sifat Fisis, Kimia Dan Sifat Mekanis
Dari Bahan Konduktor Dan Superkonduktor .................. 22
2.1 Konduktor .................................................................. 22
2.2 Super Konduktor ............................................................... 28
BAB III Sifat Kelistrikan, Sifat Thermal, Konduktivitas,
Sifat Fisis, Kimia Dan Sifat Mekanis
Dari Bahan Semikonduktor .............................................. 34
3.1 Sifat-Sifat Mekanik ..................................................... 34
3.2 Karakteristik Termal ................................................... 37
3.3 Pengaruh Medan Listrik .............................................. 39
3.4 Sifat-sifat Semikonduktor............................................ 40
Bab IV Sifat Kelistrikan, Sifat Thermal, Konduktivitas, Sifat Fisis,
Kimia Dan Sifat Mekanis Dari Bahan Isolasi Gas,
Cair (Minyak), Padat (Isolasi Berserat, Isolasi Mineral,
Kaca, Porselin, Plastik, Polimer) ............................................ 41
4.1 Bahan Isolasi Gas ....................................................... 41
4.2 Bahan Isolasi Cair ....................................................... 41
4.3 Bahan Isolasi Padat ..................................................... 42
Bab V Sifat Fisis Dan Optis Dari Serat Optik ...................................... 47
5.1 Fungsi Fiber Optik ...................................................... 47

ix
5.2 Cara Kerja Fiber Optik ............................................... 48
5.3 Bagian-Bagian Serat Optik Jenis Single Mode ............. 49
5.4 Kode Warna Pada Kabel Serat Optik ......................... 50
BAB VI Bahan Konversi Energi Secara Langsung (Photovoltaic,
Thermo Electric, Elektro Kimia, Dll);
Aplikasi Material Teknik Elektro .................................... 52
6.1 Photovoltaic .............................................................. 52
6.2 Thermo Electric ......................................................... 53
6.3 Elektro Kimia ............................................................ 57
6.4 Aplikasi Material Teknik Elektro .............................. 60

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tegangan Tembus Minyak Transformator Untuk


Jarak 2,5 mm .................................................................. 3
Tabel 2. Kandungan Silicon Bahan Baja Kelistrikan .................... 19
Tabel 3. Beberapa Bahan Magnet Kertas ...................................... 21
Tabel 4. Nilai Konduktivitas Termal Beberapa Benda .................. 26
Tabel 5. Sifat Mekanik Bahan ....................................................... 35
Tabel 6. Warna Serat Optik .......................................................... 50

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Distribusi Fermi-Dirac Sebagai Dasar Struktur Pita


Dalam Semikonduktor .................................................. 8
Gambar 2. Contoh isolator ............................................................ 12
Gambar 3. Penggunaan Keramik Sebagai Isolator ......................... 12
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Resistivitas Terhadap Suhu . 14
Gambar 5. Keadaan Normal Atom Kisi Pada Logam .................... 15
Gambar 6. Keadaan Superkonduktor Atom Kisi pada logam ....... 15
Gambar 7. Efek Meissner .............................................................. 16
Gambar 8. Diagram Tegangan-Regangan Bahan ........................... 36
Gambar 9. Sifat Thermal Dan Suhu .............................................. 38
Gamber 10. Kabel Serat Optik ...................................................... 50
Gambar 11. Sel Volta .................................................................... 58

xii
DAFTAR RUMUS

Rumus 1. Sulfur Heksafluorida (SF6) ........................................... 1


Rumus 2. Fluxi .............................................................................. 18
Rumus 3. Kuat Medan ................................................................... 18
Rumus 4. Momen Magnetis ........................................................... 18
Rumus 5. Rapat Fluxi .................................................................... 18
Rumus 6. Suseptibilitas Magnetis .................................................. 18
Rumus 7. Magnetisasi ................................................................... 19
Rumus 8. Hambatan Jenis ............................................................. 23
Rumus 9. Perubahan Hambatan Jenis ............................................ 23
Rumus 10. Konduktivitas Termal .................................................. 25
Rumus 11.Tahanan Termal .......................................................... 25
Rumus 12. Modulus Elastis ........................................................... 35
Rumus 13. Pertambahan penjang L/L yang sebanding
dengan naiknya suhu T ................................................ 38
Rumus 14. Daya Hantar Panas ..................................................... 38
Rumus 15. Pengaruh Medan Listrik .............................................. 39
Rumus 16. Mobilitas ..................................................................... 39
Rumus 17. Tahanan Jenis .............................................................. 39

xiii
BAB I
STRUKTUR SIFAT-SIFAT DAN MIKROKOPIS BENDA PADAT,
CAIR, DAN GAS

1.1 Bahan Isolasi Yang Berbentuk Gas


Contoh :
a. Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapat dan mempunyai
tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30kV/cm. Susunan udara di
muka bumi, terdiri atas 79% Nitrogen (N2) dan 20% Oksigen (O2),
sedangkan sisanya adalah sekitar 1% terdiri dari: Argon, Helium,
Neon, Kripton, karbondioksida dan lain-lain. Pada sistem jaringan
tenaga listrik, maka udara merupakan bahan penyekat antara kawat
konduktor atau antara kawat konduktor dengan tanah. Pada tekanan
yang tidak terlalu tinggi, udara merupakan bahan penyekat yang baik,
kebocoran melalui udara adalah kecil sekali. Tetapi pada tekanan
yang cukup tinggi, maka akan terjadi loncatan elektron di udara.
Udara sering juga digunakan sebagai pendingin.
b. Hidrogen
Sifat-sifatnya adalah: tidak berwarna dan tidak berbau,merupakan gas
yang teringan,mudah terbakar tetapi tidak memelihara
pembakaran,bila bercampur dengan udara mudah meletustegangan
tembusnya 18 kV/cmgas hidrogen ekonomis bila dipergunakan pada
mesin-mesin kapasitas 15 MW ke atas.
Keuntungan pengunaan gas hidrogen dibandingkan dengan udara :
Kebisingan suara berkurangTemperatur pendinginan yang dibutuhkan
relatif rendahEfisiensi dapat naik antara 0,7 sampai 1% lebih tinggi
dengan kepekatan Hidrogen 8 sampai 10 kali lebih rendah daripada
udara. Daya hantar panas hidrogen 6 sampai 7 kali lebih besar
daripada udara. Tidak membutuhkan pengamanan terhadap bahaya
kebakaran (hidrogen tidak memelihara kebakaran).
c. Sulfur Heksafluorida (SF6)
Sulfur heksafluorida (SF6) merupakan suatu gas hasil reaksi
eksotermis antara unsur sulfur dengan fluor :

S + 3 F2 SF6 + 262 kkalori................................................................1

Sifat-sifatnya :
Merupakan gas terberat (massa jenisnya 6,14 kg/m3 atau sekitar 5 kali
berat udara )Tidak mudah terbakarTidak larut dalam airTidak

1
beracunTidak berwarna dan tidak berbauTegangan tembusnya sangat
tinggi yaitu 75 kV/cmTepat sekali digunakan sebagai pendingin pada
peralatan listrik yang menimbulkan panas atau bunga api.
d. Ciri Khas Molekul Zat Gas adalah gaya tarik menarik sangat kecil,
susunannya sangat tidak teratur, letaknya saling berjauhan, dan
bergerak sangat bebas.

1.2 Bahan Isolasi Berbentuk Cair


Bahan isolasi cair biasanya digunakan sebagai bahan pengisi pada
beberapa peralatan listrik, misalnya: transformator, rheostat dsb. Dalam
hal ini, bahan isolasi cair berfungsi sebagai isolator arus listrik dan
sekaligus sebagai pendingin. Oleh karena itu bahan isolator cair harus
mempunyai tegangan tembus yang besar dan daya hantar panas yang
tinggi.
a. Minyak transformator
Fungsi minyak transformator adalah mengeluarkan panas yang
ditimbulkan arus listrik dalam kumparan dan melindungi kumparan
transformator dari pengaruh air.

Tabel 1. Tegangan Tembus Minyak Transformator Untuk Jarak 2,5 mm


Minyak
Tegangan Miyak
Sedang
Kerja Baru
dipakai
> 35 KV 40 KV 35 KV
6-35 KV 30 KV 25 KV
< 6 KV 30 KV 20 KV

Agar minyak transformator dapt berfungsi sebagai pendingin yang


baik, maka kekentalannya tidak boleh terlalu tinggi agar mudah
bersirkulasi di dalam tangki. Untuk memperpanjang umur minyak
transformator, bisa dilakukan dengan cara mencampurnya dengan
senyawa tertentu, antara lain dengan paraoksi diphenilamin. Senyawa
tersebut dimasukkan ke dalam minyak transformator yang telah
dipanasi hingga 850C. Campuran yang terjadi, konsentrasinya dibuat
0,1% dan selanjutnya didinginkan. Minyak transformator yang sudah
diberi senyawa paraoksi diphenilamin akan berwarna kemerah-
merahan.
Ciri Khas Molekul Zat Cair adalah : gaya tarik menarik tidak begitu
kuat, susunannya tidak beraturan, letaknya agak renggang, dan
bergerak bebas berpindah-pindah tempat
2
1.3 Bahan Isolasi Berbentuk Padat
Ciri Khas Molekul Zat Gas adalah : gaya tarik menarik sangat kecil,
susunannya sangat tidak teratur, letaknya saling berjauhan, dan bergerak
sangat bebas.
a. Bahan tambang
Bahan tambang merupakan bahan yang asalnya didapat dari
penggalian tanah. Bahan ini ada yang berbentuk bijih (besi, timah, seng
dan lain-lain), dan harus diproses terlebih dahulu dalam dapur untuk
mendapatkan bahan yang dikehendaki. Selain itu ada beberapa
brongkolan/batu (pualam, batu tulis dan sebagainya).
1). Batu pualam
Yang dimaksud dengan batu pualam adalah batu kapur (CaCo3) atau
dolimit yang dipoles. Sifat-sifatnya yaitu ada yang berwarna putih,
kuning, kelabu dan lain-lain tergantung dari warna pigmen, mudah pecah
dan berat, dan mudah menghisap air atau minyak. Karena sifat-sifat
tersebut diatas, maka sekarang batu pualam jarang dipakai sebagai bahan
isolasi.
2). Asbes
Asbes merupakan bahan yang berserat, tidak kuat dan mudah putus.
Selain itu asbes tidak bisa terbakar jadi tahan panas tinggi. Asbes dapat
dibuat lempeng-lempeng tipis, yang disebut kertas asbes. Sedangkan
semen asbes dibuat dari bahan-bahan semen Portland sebagai pengikat
dari asbes, kemudian dipres dalam keadaan dingin dan dibuat dalam
bentuk papan, lempeng, tabung dan lain-lain. Asbes disamping
digunakan sebagai penyekat panas, juga sebagai penyekat listrik.
Sebagai penyekat listrik, asbes digunakan pada tegangan rendah. Untuk
mempertinggi daya sekat listriknya, asbes dicelupkan dalam vernis,
sirlak atau bahan penyekat lainnya, sehingga daya mekanis dan daya
tahanan airnya lebih kuat.
3). Mika
Sifat-sifat dari mika adalah kekuatan dielektriknya 3.000 V/mm,
dielektric loss factornya rendah, tahanan listriknya tinggi, tahan terhadap
panas dan lembab, kekuatan mekanisnya baik, temperaturnya kerjanya
baik, dan mudah lentur tetapi kuat
Bentuk senyawa dari mika :
Mika alam, Muscovita [KAl2, AlSi3O(OH)2] disebut juga Lonit
mika, merupakan bahan yang paling banyak digunakan. Selain itu
Phlogopite [KAl2, AlSiO3(OH)2] sifat-sifatnya tidak sebaik Muscovite,
tetapi tahan terhadap temperatur tinggi, mempunyai kestabilan yang
tinggi dan jernih.Mika sintetis, fluorophlogopite, mika ini dibuat dengan

3
jalan memanaskan campuran antara silikat, aluminium, magnesium, dan
ditambahkan kedalam Fluorence Compound. Susunan atomnya hampir
sama dengan phlogopite.Penggunaan mika :Sebagai bahan isolasi yang
terpenting seperti elemen-elemen pemanas mesin-mesin elektrikSebagai
bahan dielektrik termasuk kelas C, karena tahan terhadap temperatur,
bila dicampur dengan dielektrik kelas A akan membentuk golongan
perantara B dan bila dicampur dengan silikon menghasilkan bahan
dielektrik kelas H dipergunakan sebagai bahan pengisi kapasitor.Sebagai
bahan kapasitor, mica receiving, mica transmitting dan mica
reconstituted.
4). Mekanit
Merupakan mika yang dirubah sesuai dengan kebutuhan
pemakainya. Contohnya : polat mekanit, mekanit komutator, pita
mekanit.
5) Bahan-bahan berserat
Ada tiga macam golongan dasar yang dipergunakan yaitu tumbuh-
tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan. Sebenarnya bahan ini kurang baik
sebagai penyekat listrik, karena sifatnya yang sangat menyerap cairan.
Kita tahu bahwa cairan dapat merusak penyekat dan daya sekat listrik
akan turun. Faktor-faktor yang menyebabkan bahan serat dipakai sebagai
penyekat listrik adalah bahannya akan melimpah sehingga harganya
murah, daya mekanisnya cukup baik (kuat dan fleksibel), dengan
disusun berlapis-lapis dan dengan dicampur zat-zat lain, dapat diperbaiki
daya mekanisnya, daya sekatnya dan ketahanannya terhadap panas.
Contohnya benang, terbuat dari atau sutra. Tekstil, terbuat dari
benang yang ditenun dan dijadikan pita atau kain.selain itu dikenal juga
tekstil tiruan, misalnya nilon, tetoron, decron, trilin dan sebagainya.

1.4 Sifat-Sifat Makrokopis Benda Padat, Cair, dan Gas


Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu
dipertimbangkan beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
a. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat
adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi
adanya perubahan itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk
benda, dan dari bahan apa benda tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya
dari luar yang bekerja, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi
pada suatu benda :
a) Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena
benda mempunyai sifat kenyal (elastis)

4
b) Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula,
hal ini hanya sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk
semula karena besar gaya yang bekerja melampaui batas
kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang.
c) Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena
besar gaya yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan
sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang.
b. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk
sendiri), dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi
yang tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami
kenaikkan suhu dan sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya
menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan benda akan
bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : Jika isi
(volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akanbertambah.
Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam
keadaan panas.
c. Sifat Kimia berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan
yang terbuat dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari
bahan itu sendiri dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan
bahan cairan. Biasanya reaksi kimia dengan bahan cairan itulah
yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi kimia dengan
sekitarnya disebut pemburaman.

1.5 Klasifikasi Bahan Konduktor, Semikonduktor, Isolator, Super


Konduktor Dan Bahan Magnetik
a. Bahan Konduktor
Semua bahan yang dapat mengalirkan arus dengan mudah
dinamakan dengan konduktor, contohnya, tembaga,aluminium
dll, yang termasuk bahan konduktor logam untuk saluran listrik
yang membaca aliran listrik, bahan resistif dan bahan lain seperti
bahan sekering dan untuk titik kontak saklar. Bahan konduktor
digunakan untuk saluran listrik dan kabel harus mempunyai rugi
daya yang kecil ketika dialiri arus yang besar (untuk kabel yang
mana rugi daya dan temperaturnya harus kecil). Dengan kata
lain, tahanan bahan digunakan untuk filament pada lampu harus
dapat menahan temperatur yang tinggi.

5
a) Konduktivitas dan Resistifitas Konduktor
Faktor yang mempengaruhi Resistivitas Penghantar, adalah
Temperatur, Tahanan pada beberapa bahan konduktor
terutama pada bahan logam murni akan bertambah dengan
kenaikan dari temperatur. Perubahan dari tahanan dari bahan
per ohm per derajat celcius dengan adanya perubahan
temperatur dinamakan koefesien temperatur tahanan dari
bahan, dan Tahanan dari konduktor akan berubah sesuai
dengan perubahan temperatur
b) Sifat bahan dengan Resistifitas Rendah
Bahan dengan resistifitas rendah pada umumnya digunakan
pada penghantar untuk perumahan, saluran transmisi dan
distribusi, pada lilitan motor, generator dan transformator,
serta pada bagian konektor rangkaian elektronika. Bahan ini
digunakan pada semua pengguna dengan rugi daya dan rugi
tegangan serendah mungkin. Tembaga adalah bahan yang
sangat banyak penggunaannya, sebagai konduktor pada
rangkaian elektronika. Banyak kawat yang terbuat dari
tembaga. Tembaga adalah suatu konduktor yang baik dan
sangat mudah untuk penyambungannya. Aluminium adalah
penghantar yang baik,tetapi tidak sebaik tembaga. Bahan ini
banyak digunakan pada transformator tenaga dan saluran
transmisi dibandingkan pada bagian rangkaian
elektronikanya.
c) Suatu bahan yang mempunyai resistifitas rendah akan
mempunyai keadaaan-keadaan sebagai berikut :
1) Koefesien temperatur adalah rendah.
2) Koefesien temperatur tahanan adalah perubahan rendah.
Hal ini diperlukan untuk menentukan jatuh tegangan dan
rugi daya yang rendah dengan perubahan temperatur.
Dengan kenaikan temperatur karena adanya arus yang
mengalir pada bahan akan naik dan rugi daya serta rugi
tegangan akan bertambah. Untuk mendapatkan kerugian
yang rendah bahan konduktor harus mempunyai
koefesien temperatur rendah.
3) Tekanan mekanik yang cukup
4) Tekanan mekanik adalah diakibatkan oleh angin dan
karena berat dari konduktor saluran udaranya sendiri,
yang digunakan untuk jaringan distribusi dan transmisi
pada penyaluran daya listrik. Oleh karena itu, untuk

6
menahan tekanan mekanis pada beberapa penggunaannya
maka bahan konduktor harus lebih kuat dibandingkan
tekanan mekanisnya.
5) Dapat dibengkok
6) Pada ukuran yang berbeda dan lampung yang berbeda
dari penghantar adalah diperlukan untuk berbagai jenis
penggunaan. Untuk penggunaan ini, bahan konduktor
dapat mudah dan diolah kedalam ukuran dan lempung
yang berbeda : Tahan Korosi Bahan konduktor
diharapkan untuk tidak mudah terkorosi atau berkarat bila
konduktor tersebut digunakan tanpa isolasi dan digunakan
diluar.
7) Sifat bahan dengan Resistifitas tinggi Bahan yang
mempunyai resistifitas yang tinggi adalah pada umumnya
bahan yang terbuat dari campuran yang berbeda. Contoh
yang paling umum dari bahan yang resistifitas tinggi
adalah: anganin, constanta, ichrom, dan lain-lain.
8) Contoh penggunaannya sebagai berikut: Elemen
pemanas, Start pada motor listrik, Tahan beban, Rheostat

b. Semi Konduktor
adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut
juga sebagai bahan setengah penghantar listrik. Suatu
semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus
tertentu, tatacara tertentu dan persyaratan kerja semikonduktor
berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat arus, penguat
tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu
semikonduktor supaya bisa berfungsi harus tahu spesifikasi dan
karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi syarat operasinya
maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang
sering digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena
konduktansinya yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan
materi lain (biasa disebut pendonor elektron).

7
Doping Semikonduktor

Gambar 1. Distribusi Fermi-Dirac Sebagai Dasar Struktur Pita Dalam


Semikonduktor

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam


elektronik adalah sifat elektronikn dapat diubah banyak dalam sebuah
cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian.
Ketidakmurnian ini disebut dopan.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan
konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar.[butuh rujukan]
Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-
berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.
Bahan-bahan semi konduktor yang sering digunakan adalah
Germanium dan Silikon. Sifat-sifat bahan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a). Germanium
Germanium merupakan salah satu bahan semi konduktor yang banyak
dipakai. Germanium diperoleh sebagai serbuk berwarna kelabu melalui
proses kimia, yaitu dengan mereduksi germanium oksida. Selain itu juga
dapat diperoleh dari pemurnian Kadmium dan seng.
Germanium adalah bahan semi konduktor yang bervalensi 4 dan
mempunyai susunan seperti karbon atau silikon. Spesifikasi germanium
adalah sebagai berikut:
Daya hantar panas : 0,14 Cal/cm dt °C
Kapasitas panas : 0,08 Cal/gr °C
Koefisien muai panjang (0-100°C) : 6 x Titik lebur
: 936°C
Permitivitas : 16 C2/N m2
Tahanan jenis listrik pada 20°C : 0,47 Ω m

Pada temperatur yang rendah, bahan semi konduktor ini bersifat


sebagai isolator, kemudian pada suhu yang cukup tinggi, bahan ini

8
berubah sifatnya menjadi bahan penghantar yang baik. Germanium
merupakan bahan yang sangat luas pemakaianya didalam pembuatan
rectifier, transistor, dan peralatan semi konduktor yang lain.
Germanium yang dicampur dengan Arsen (As) disebut N-
Germanium. N artinya negatif, karena pada temperatur kamar,
germanium tipe N ini mempunyai banyak elektron bebas yang
bermuatan negatif. Arsen yang memberikan elektron disebut donor.
Germanium yang dicampur dengan Indium (In) yang mempunyai 3
elektron valensi disebut P-Germanium. P artinya positif, dan
menunjukkan bahwa banyak sekali hole yang bermuatan positif yang ada
dalam Germanium tipe P ini.
b) Silikon
Silikon (Si) tidak ditemukan dalam bentuk aslinya, akan tetapi
ditemukan dalam bentuk silika yang direduksi dengan kokas dan
kemudian dimurnikan dengan converter, menghasilkan SiO atau SiHCl,
atau dengan proses didestilasi berulang-ulang dan kemudian direduksi
dengan hydrogen menghasilkan SiH.
Sifat-sifat silikon :
a. Mempunyai mobilitas yang tinggi
b. Konstanta dielektriknya kecil
c. Konduktivitas termis yang besar
d. Disipasi panas yang baik.
e. Impurity ionization energy yang sangat kecil

Dari sifat-sifat silikon tersebut diatas, maka silikon banyak


digunakan sebagai bahan semi konduktor, misalnya sebagai dioda
rectifier, thyristor (SCR), dan lain-lain. Senyawa silikon, SiO (quartz),
sering dipergunakan pada alat-alat optik dengan index bias 1,54.
c) Dioda dan Transistor
1) Dioda
Jika dua tipe bahan semi konduktor yaitu type-P dan type-N
digabung menjadi satu, maka akan didapat sambungan P-N (p-n
junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya memang
material tipe P dan tipe N bukan disambung begitu saja, melainkan dari
satu bahan semi konduktor diberi doping (impurity material) yang
berbeda.
Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P
lebih besar dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N
dan mengisi kekosongan elektron (hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi
tegangan balik (reverse bias), maka tidak ada elektron yang dapat

9
mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan potensial di
sisi N lebih tinggi. Hal itu menyebabkan dioda hanya dapat mengalirkan
arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah
(rectifier).
2). Transistor
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction).
Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung
terminalnya berturut-turut disebut emitor, base, dan kolektor.
Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor. Transistor
ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya
tergantung dari perpindahan elektron di kutub negatif mengisi
kekurangan elektron (hole) di kutub positif. Transistor bipolar pertama
kali ditemukan oleh William Schockley pada tahun 1951.
Transistor adalah komponen yang dapat bekerja sebagai sakelar
(switch on/off) dan juga sebagai penguat (amplifier). Transistor bipolar
adalah inovasi yang mengantikan transistor tabung (vacum tube). Selain
dimensi transistor bipolar yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga
lebih kecil sehingga dapat bekerja pada suhu yang lebih dingin. Dalam
beberapa aplikasi, transistor tabung masih digunakan terutama pada
aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang baik, namun
konsumsi dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron,
teknik yang digunakan adalah pemanasan filamen seperti pada lampu
pijar.
Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan
dengan penggabungan 2 buah dioda. Emiter-Base adalah salah satu
junction dan Base-Kolektor junction lainnya. Seperti pada dioda, arus
hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika
tegangan pada material P lebih positif daripada material N (forward
bias).
Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-
emiter diberi bias positif sedangkan base-colector mendapat bias negatif
(reverse bias).
Karena base-emitor mendapat bias positif maka seperti pada
dioda, elektron mengalir dari emiter menuju base. Kolektor pada
rangkaian ini lebih positif sebab mendapat tegangan positif. Karena
kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju kutub ini.
Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju
base seperti pada dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis,
hanya sebagian elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada

10
pada base. Sebagian besar akan menembus lapisan base menuju
kolektor.
Itulah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak
dapat menjadi sebuah transistor, karena persyaratannya adalah lebar
base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh elektron. Jika
misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan
terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika base diberi bias
maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya
sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan.
d) Persiapan bahan semikonduktor
Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan
handal diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang
diperlukan sangat tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan
dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti dari
material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga
diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi,
kembaran, dan retak tumpukan) mengganggu properti semikonduktivitas
dari material. Retakan kristal merupakan penyebab utama rusaknya
perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai
kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini
menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat
hingga dua belas inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai silinder
kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan
struktur kristal untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus
telah dikembangkan untuk memproduksi bahan semikonduktor awal.
Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan
kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai
perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat
dicairkan. Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan,
sedangkan material yang diinginkan mengkristal kembali sehingga
menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit
kesalahan.
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan
heterojunction antara bahan-bahan semikonduktor yang berbeda,
konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur kristal yang berulang, penting
untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

11
c. Isolator
Tidak semua bahan dapat mengalirkan arus listrik, hal tersebut tidak
berarti bahwa arus listrik tidak mengalir dalam rangkaian tertutup. Hal
ini disebabkan karena hambatan jenis penghantar terlalu besar sehingga
sulit menghantarkan arus listrik.
Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Hampir seluruh bahan non logam adalah isolator. Contoh isolator adalah
asbes, kayu kering, gelas, plastik, karet dll.
Dalam bahan isolator , elektron-elektron tidak bebas bergerak . Hal
ini karena setiap atom dari bahan isolator terikat dengan kuat. Pada
isolator, setiap muatan elektron dipegang erat oleh inti atomnya,
sehingga pada suhu ruangan/normal tidak mungkin adanya pengaliran
arus listrik.
Apabila isolator diberi tegangan besar sehingga menghasilkan energi
listrik yang mampu mengatasi energi pengikat elektron, elektron akan
dapat berpindah. Dengan demikian isolator dapat mengalirkan arus
listrik.Berdasarkan hal itu di katakan bahwa pada tegangan yang tinggi,
isolator dapat berfungsi sebagai konduktor.

Gambar 2. Contoh isolator Gambar 3. Penggunaan Keramik


Sebagai Isolator

a) Isolator Porselen • isolator porselen proses basah masih merupakan


bentuk yang paling banyak digunakan pada isolasi listrik .
Perkembangan isolator ini berasal dari isolator jenis pin yang
digunakan pada jalur komunikasi. Dalam aplikasi pertama pada
transmisi daya, isolator komunikasi jenis pin diperbesar pada
penampangnya untuk mencegah kebocoran listrik dan diameternya
dibuat lebih besar untuk meningkatkan jarak kebocoran. Kegagalan
yang sering terjadi adalah kebocoran listrik pada porselen karena

12
celah-celah dielektrik porselen yang diduga disebabkan oleh
ekspansi semen.
b) Porselin ( Porselen)
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting
dan luas penggunaannya. Istilah bahan-bahan keramik digunakan
untuk semua bahan anorganik yang dibakar pada pembakaran dengan
suhu tinggi dan bahan asli berubah substansinya.
Porselin terbuat dari tanah liat china (China Clay) yang terdapat di
alam dalam bentuk aluminium silikat. Bahan tersebut dicampur
kaolin fealspar dan Quarts. Kemudian campuran ini dipanaskan
dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar
sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang.
Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik
harus dipilih suhu pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika
bahan isolasi diproses pada suhu yang agak rendah, sifat mekanisnya
baik, tapi bahan tetap berlubang. Sedangkan bila dipanaskan pada
suhu tinggi, lubang-lubangnya berkurang, tetapi bahan menjadi
rapuh.
Isolator yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-
kira 60 kV/cm, kuat tekan dan kuat tariknya msing-masing,
70.000Kg/cm2 dan 500Kg/cm2.
Untuk pembuatan isolator porselin diperlukan suhu berkisar antara
1300 derajat celsius hingga 1500 derajat Celcius dalam jangka waktu
20 hingga 70 jam.

Sifat-sifat porselin:
a) Massa jenisnya berkisar antara 2,3 hingga 2,5 g/cm3
b) Koefisien muai panjang 3.10-6 hingga 4,5.10-6 per derajt
Celcius.
c) Kekuatan tekan 4000 hingga 6000 kg/cm2
d) Kekuatan tarik 300-500 kg/cm2 yang menggunakan pelapis .
200-300 kg/cm2 yang tanpa pelapis.
e) Kekuatan tekuk 80 hingga100 kg/cm2. poerselin lebih regas
daripada kaca.
f) Tegangan tembus berkisar antara 10 hingga 30 kV/mm
g) Resistivitas 10"11 hingga 10 pangkat 14 ohmcm.
h) Permitivitas berkisar antara 6 hingga 7
i) Sudut kerugian dielektrik akan naik jika suhu dinaikkan.

13
d. Super Konduktor
Superkonduktor belakangan ini menjadi topik pembicaraan dan
penelitian yang paling populer. Superkonduktor menjanjikan banyak
hal bagi kita, misalnya transmisi listrik yang efisien (tak ada lagi
kehilangan energi selama transmisi). Saat ini penggunaan
superkonduktor belum praktis, dikarenakan masalah perlunya
pendinginan (suhu kritis superkonduktor masih jauh di bawah suhu
kamar).
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan
dibawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja
berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu insulator pada
keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas
menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Superkonduktor merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya
juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang
berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor
dengan Tc 15 K.
Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor hingga saat ini
adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus
Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
a) Pengertian Superkonduktor
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki
hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah.
Artinya superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun
tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari bahan
Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor
bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya.

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Resistivitas Terhadap Suhu

14
b) Sifat Kelistrikan Superkonduktor
Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik
jika terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam
konduktor pada umumnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi
dan basis serta elektron bebas. Ketika medan listrik diberikan
pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik
akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk
atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan
listrik pada logam konduktor.

Gambar 5. Keadaan Normal Atom Kisi Pada Logam

Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron


dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa
mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan
oleh Teori BCS. Ketika elektron melewati kisi, inti yang
bermuatan positif menarik elektron yang bermuatan negatif dan
mengakibatkan elektron bergetar.

Gambar 6. Keadaan Superkonduktor Atom Kisi pada logam

15
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua
akan mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti
atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-
menolak antar elektron sehingga kedua elektron bergerak
berpasangan.
c) Sifat Kemagnetan Superkonduktor
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme
sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan
magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam
superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah
dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat
diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu
normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor.
Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan
Efek Meissner.

d) Efek Meissner
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang
lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada
jarak yang sangat kecil dan dinamakan London Penetration
Depth. Pada bahan superkonduktor umumnya London
Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan magnet
bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan
merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner
adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan
magnet.
Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini
juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu
besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan
kehilangan sifat superkonduktivitasnya.

Gambar 7. Efek Meissner

16
e. Bahan Magnetik
Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan,bahan
magnet dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetic, paramagnetic,
ferromagnetic,anti feromagnetik, dan ferrimagnetik(ferrit).
a) Bahan diamagnetic adalah bahan yang sulit menyalurkan garis
gaya magnit(ggm). Permeabilitasnya sedikit lebih kecil dari 1
dan tidak mempunyai dwikutub yang permanen. Bahan – bahan
diamagnetic antara lain : Bi,Cu,Au,Al₂O₃,NiSo₄.
b) Bahan paramagnetic adalah bahan yang dapat menyalurkan
garis gaya magnit (ggm) tetapi tidak banyak. Permeabilitasnya
sedikit lebih besar dari 1. Susunan dwikutubnya tidak beraturan.
Bahan-bahan paramagnetic antara lain: Al,Pb, Fe₂So₄, Fe So₄, Fe
Cl₂, Mo,W, Ta, Pt, dan Ag.
c) Bahan ferromagnetic adalah bahan yang mudah menyalurkan
ggm. Permeabilitasnya jauh diatas 1. Bahan ferromagnetic antara
lain : Fe, Co, Ni, Gd, Dy,
d) Teori anti ferromagnetic dikembangakan oleh Neel seorang
ilmuwan perancis.
e) Resistivitas bahan ferromagnet adalah rendah. Hal ini
menyebabkan pemakian ferromagnetic terbatas pada frekuensi
rendah. Sedangkan pada bahan ferrimagnetik resistivitasnya
jauh lebih tinggi dibanding bahan ferromagnet. Karena itu
ferritmagnet (ferrit) layak digunakan pada peralatan yang
menggunakan frekuensi tinggi disamping arus-eddy yang terjadi
padanya kecil.
f) Rumus bahan ferrimagnetik adalah Mo. Fe₂O₃ ( M adalah
logam bervalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd). Contoh :
ferrit, seng ,nikel rumusnya adalah α NiO,β ZnO, Fe₂O₃ dimana
α+β=1.
g) Bahan – bahan ferromagnetic dapat dikategorikan menjadi 2
yaitu:
Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan
magnetic lunak, bahan ini banyak digunakan untuk inti
transformator, inti motor atau generator,rele,peralatan, sonar,
atau radar.
h) Bahan ferromagnetic yaitu sulit dijadikan magnet tetapi setelah
menjadi magnet tidak mudah kembali seperti semula disebut

17
bahan magnetic keras, bahan ini digunakan untuk pabrikasi
magnet permanen.
i) Parameter-parameter magnetik
j) Permeabilitas dan susceptibilitas magnetic.
k) Pada perhitungan – perhitungan tentang magnet, terdapat
hubungan antara fluxi (B) dengan satuan Wb/m2 atau tesla
dengan kuat medan (H) dengan satuan A lilit/m sebagai berikut:

B = μ H…….......................………………….................………….(2)

μ = μr. Μo

sehingga:

B= μr. μo. H…………….................………………....……….(3)

μ adalah permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian


permeabilitas absolute ( μo) dengan permeabilitas relative (μr). besarnya
μo= 4.π.10-7H/m. besarnya μ untuk bahan ferromagnetic adalah tidak
konstan.
a) Momen magnetic
Besar torsi akan tergantung pada : luas kumparan, arus,dan rapat
fluksi yang terpotong bidang kumparan.
Momen dwikutub magnetic hubungan dengan torsi adalah :
Pm = I.Akumparan …......................................….................….(4)
pm dengan satuan A/m2 adalah merupakan vector yang arahnya
tegak lurus terhadap kumparan.
b) Magnetisasi
Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetic,
dari itu diperoleh secara eksperimental untuk menimbulkan momen
magnetic. Besarnya momen Ini per unit volume disebut magnetisasi
dari medium (M) dengan satuan C/m. dt atau A/m.
Pada saat medan magnetic diberikan pada suatu bahan, induksi
magnetic (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari efek pada keadaan
pakem suatu
bahan, sehingga besarnya rapat fluksi (E) menjadi :

B = μo. H + μo. M …........................................…...............…… ( 5)


M = (μ-1) . H
= Xm.H…………………........................…….………….........(6)

18
Xm adalah susceptibilitas magnetic. Magnetisasi (M) dari bahan dapat
diekspresikan sebagai momen dwikutub magnetic (pm) dengan satuan C.
m2/dt atau A/m2
dimana :

M= N. pm …………………………….........…................….(7)

N adalah jumlah dwikutub magnetic per unit volume.


Dari persamaan (10-5) susceptibilitas magnetic Xm= ur -1 dari bahan
sebagai magnetisasi per satuan medan magnet (H). berdasarkan
susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu :
untuk Xm berbanding terbalik dengan suhu )adalah paramagnetic, untuk
Xm yang besar adalah ferromagnetic.
c) Laminasi baja kelistrikan
Cara yang paling praktis untuk mengubah bahan magnetic lunak
untuk menjadi baja kelistrikan adalah dengan menambah silicon
kedalam komposisinya. Cara ini akan mengurangi rugi histerisis dan
arus pusar dengan tajam karena resistivitasnya bertambah. Paduan
baja dengan silicon sekarang sangat penting untuk bahan magnetic
lunak pada teknik listrik. Tapi perlu kita ingat penambahan silicon
dapat merapuhkan bahan.
Tabel 2. Kandungan Silicon Bahan Baja Kelistrikan
Resistivitas Massa jenis
Kandungan Si (%)
(ohm-mm2/m) (g/cm3)
0,8-1,8 1,25 7,8
1,8-2,8 0,4 7,75
2,8-4,0 0,5 7,65
4,0-4,8 0,57 7,55

Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 4%,


sedangkan untuk jangkar motor listrik kandungan Si nya 1-2 %.
Ketebalan laminasi baja transformator untuk inti peralatan listrik
adalah 0,1 hingga 1 mm . baja listrik jenis lain adalah baja listrik
dengan proses dingin.
d) Bahan magnetik lunak Lain
Bahan magnetic lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-
nikel. Paduan yang terdiri dari besi –nikel dengan tambahan
molybdenum,chromium atau tembaga disebut Permalloy dapat
dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya yaitu permalloy nikel

19
rendah yaitu permalloy yang mengandung nikel 40 hingga 50% dan
permalloy yang mengandung nikel 72 hingga 80% disebut permalloy
tinggi.
Alfiser adalah bahan yang tegas sehingga sangat mudah dijadikan
bubuk untuk dibuat bahan dielektrikmagnet. Harganya lebih murah
daripada permalloy karena komposisinya tidak tergantung Ni.
Ferrit adalah bahan semikonduktor yang mempunyai resistivitas
anatara 102 hingga 107 Ώcm.

e) Bahan magnet permanen


Magnet permanen digunakan pada instrumen penginderaan,rele,
mesin-mesin listrik yang kecil dan banyak lagi.
Baja karbon yaitu baja dengan komposisi karbon 0,4 hingga 1,7%
merupakan bahan dasar pembuatan magnet permanen.untuk
meningkatkan kemagnetannya, maka baja karbon ditambah
wolfram,kromium ,dan baja kobal harus dikeraskan sebelum
dimagnetisasi. Bahan paduan alni terdiri dari alumunium ,nikel,dan
besi. Sedangkan alnico adalah bahan paduan yang terdiri dari
alumunium,nikel,dan kobal.
Penggunaannya antara lain : magnet pada pengeras suara, perangkat
penggandeng magnetic.

20
Tabel 3. Beberapa Bahan Magnet Kertas
Hc A- Br (BH) maks
Nama Komposisi
lilit/m Wb/m2 J/m3

Baja 93,3% Fe, 0,7 4.800 1,05 2.400


wolfram %C,6%W 4.800 0,9 2.200
Baja 96% Fe, 1% C,3% 17.500 0,9 7.440
chrom Cr 43.800 0,55 10.400
Baja 59% Fe, 1% C,
kobal 5% Cr, 5% W, 63.700 11.200
Alni 30% Co 0,4
57% Fe, 4% Cu, 50.000 17.000
Alnisi 25% Ni, 14% Al 50.000 0,7 45.000
51%Fe, 4% Cu,
Alnico II 25% Ni, 14% Al 70.000 1,2 4.000
55% Fe, 17% Ni,
Alnico V 12% Co,10% Al 200.000 0,6 16.000
51% Fe,24% Co,
Vektolit 14% Ni, 8% Al 0,45
44% Fe3O4, 30%
Platina Fe2O3, 26% Co2O3
kobal 77% Pt, 23% Co

f) Magnetostriksi
Pada sebuah bahan ferromagnetic diamaganetisasi, umumnya secara
fisik terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut
magnetostriksi.
Terdapat 3 jenis magnetostriksi yaitu:
a. Magnetostriksi longitudinal adalah perubahan panjang searah
dengan magnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah dan
berkurang.
b. Magnetostriksi transversal yaitu perubahan dimensi tegak lurus
dengan arah magnetisasi.
c. Magnetostriksi volume yaitu perubahan volume sebagai akibat
dari kedua efek atas.

21
BAB II
SIFAT KELISTRIKAN, SIFAT THERMAL, KONDUKTIVITAS,
SIFAT FISIS, KIMIA DAN SIFAT MEKANIS DARI BAHAN
KONDUKTOR DAN SUPERKONDUKTOR

2.1 Konduktor
Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu
elemen penting yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik
itu sendiri . Bahan listrik yang sangat populer selama ini meliputi
konduktor, semikonduktor, dan isolator. Satu lagi yang dikenal dengan
super konduktor , namun masih dalam penelitian intensif para ahli .
Ketiga bahan tadi secara integratif dalam sistem kelistrikan
dimanfaatkan secara optimal. Seperti konduktor adalah salah satu
material paling besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik
alumunium maupun tembaga atau campuran dengan bahan lain. Suatu
bahan dapat berbentuk padat , cair atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa berubah
karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan besdasarkan wujud
tersebut dalam teknik listik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Bahan penghantar (Konduktor)
2. Bahan penyekat (Isolator)
3. Bahan setengah penghantar (Semi konduktor)
4. Bahan magnetis
5. Bahan Super konduktor
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus
Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus
listrik, baik berupa zat padat , cair atau gas. Karena sifatnya yang
konduktif maka di sebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang
memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat
konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut
memiliki tahanan jenis semakin besar. jadi sebagai penghantar emas
adalah sangat baik, tetapi sangat mahal harganya, maka secara ekonomis
tembaga dan alumunium paling banyak digunakan.

a. Sifat-Sifat Bahan Konduktor :


Bahan-bahan listrik mempunyai sifat-sifat penting ,seperti :

22
a) Daya hantar listrik
b) Koefisian suhu tahanan
c) Daya hantar panas
d) Kekuatan tegangan tarik , dan
e) Timbulnya daya eletro-motoris termo

b. Daya Hantar Listrik


Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut
tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas
penampang 1mm2 pada temperatur 200C dinamakan hambatan jenis.
Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :

R= ρl/A............................................................................................(8)

dimana :

R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm (Ω)


Ρ : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m l : panjang
penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm 2

c. Koefisien Temperatur Hambatan


Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami
perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan
memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur
suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat
diketahui dengan persamaan ;

R = R0 { 1 + α (t – t0)}, .....................................................................(9)
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
T : temperatur suhu akhir, dalam 0C.

Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga ,


karena tembaga merupakan bahan penghantar yang paling baik setelah
perak dan harganya pun murah karena banyak terdapat dimana-mana .
Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai

23
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar , hal ini dengan
pertimbangan sangat berlimpah dan harganya menjadi lebih murah .

d. Daya Hantar Panas


Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan
bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C.
Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta
perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas
yang tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam rendah.

e. Daya Tegangan Tarik


Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas
tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus
diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut penggunaan dalam
pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat
, cair , atau gas . yang berbentuk padat umumnya logam , elektrolit dan
logam cair (air raksa) merupakan penghantar cair , dan udara yang
diionisasikan dan gas-gas mulia (neon) ,kripton ,dsb) sebagai penghantar
bentuk gas .

f. Timbulnya daya Elektro-motoris Termo


Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat
dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu
rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri
bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-motoris termo
dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan
dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan
yang dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang
digunakan dan sebanding dengan perbedaan temperaturnya. Daya
elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut
dengan daya elektro-motoris termo.

g. Sifat Thermal Bahan Konduktor


a) S i f a t T e r m a l B a h a n
Sifat termal adalah respon material aplikasi dari panas. Benda
padat menyerap energi dalam bentuk panas , sehingga
temperatur dan dimensinya naik. Kapasitas Termal dan
konduktifitas termal adalah sifat yang sering dibahas pada
pemanfaatan praktis dari padatan.
b) Kapasitas Termal

24
Kapasitas Termal adalah sifat yang mengindikasikan
kemampuan materi untuk menyerap panas
c).Konduktivitas Termal
Konduktivitas atau keterhantaran termal, k, adalah suatu besaran
intensif bahan yang menunjukkan kemampuannya
untuk menghantarkan panas. Berikut ini nilai konduktivitas
termal beberapa benda.
Konduktivitas atau keterhantaran termal, k, adalah suatu
besaran intensif bahan yang menunjukkan dalam kemampuan untuk
menghantarkan panas. Konduksi termal adalah suatu fenomena transport
di mana perbedaan temperatur menyebabkan transfer energi termal dari
satu daerah benda panas ke daerah yang sama pada temperatur yang
lebih rendah. Panas yang di transfer dari satu titik ke titik lain melalui
salah satu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Konduktivitas termal = laju aliran panas × jarak / ( luas × perbedaan
suhu ).

....................................................(10)

Besaran ini didefinisikan sebagai panas, Q, yang dihantarkan


selama waktu t melaui ketebalan L, dengan arah normal ke permukaan
dengan luas A yang disebabkan oleh perbedaan suhu ΔT dalam kondisi
tunak dan jika perpindahan panas hanya tergantung dengan perbedaan
suhu tersebut.

d) Tahanan Termal (R)


Tahanan termal (R = resistansi termal) untuk menyatakan
kemampuan suatu bahan dalam menghambat aliran kalor. Tahanan
termal merupakan perbandingan antara ketebalan suatu bahan dengan
konduktivitas termal bahan tersebut. Secara matematis bisa dirumuskan
sebagai berikut :

R = T/Q .......................................................................................(11)

Keterangan :
R = tahanan alias hambatan termal
Q = konduktivitas termal
T = temperatur

Tambahan :

25
Pada umumnya zat padat merupakan konduktor termal yang baik,
sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor termal yang buruk.
Konduktor termal = penghantar panas alias kalor. Zat cair dan zat gas
bisa disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Isolator termal =
penghambat panas alias kalor.

Tabel 4. Nilai Konduktivitas Termal Beberapa Benda:


Jenis benda Konduktivitas Termal (k)
J/m.s.Co Kkal/m.s.Co
Perak 420 1000 x 10-4
Tembaga 380 920 x 10-4
Aluminium 200 500 x 10-4
Baja 40 110 x 10-4
Es 2 5 x 10-4
Kaca (biasa) 0,84 2 x 10-4
Bata 0,84 2 x 10-4
Air 0,56 1,4 x 10-4
Tubuh manusia 0,2 0,5 x 10-4

Kayu 0,08 – 0,16 0,2 x 10-4 – 0,4 x 10-


4

Gabus 0,042 0,1 x 10-4


Wol 0,040 0,1 x 10-4
Busa 0,024 0,06 x 10-4
Udara 0,023 0,055 x 10-4

Resistivitas (ρ) adalah kemampuan suatu bahan untuk


mengantarkan arus listrik yang bergantung terhadap besarnya medan
istrik dan kerapatan arus. Semakin besar resistivitas suatu bahan
makasemakin besar pula medan listrik yang dibutuhkan untuk
menimbulkan sebuah kerapatan arus. Satuan untuk resistivitas adalah
Ω.m. Konduktivitas adalah kebalikan dari resistivitas. Nilai
konduktivitas yang baik dimiliki oleh logam. Nilai konduktivitas adalah
perbandingan antara sifat kelistrikan dengan konduktivitas termal.
Misalnya logam yang merupakan bahan dengan konduktivitas baik,
maka daya hantar listrik pada bahan ini sama baik dengan kepekaan
terhadap perubahan suhu. Ini dikarenakan dalam bahan logam terdapat
banyak electron bebas yang mengangkut muatan baik dalam konduksi
listrik maupun konduksi termal.

26
e) Sifat Fisis Konduktor
1) Sifat Fisika
Sifat fisika adalah sifat suatu zat yang dapat diamati tanpa
mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisika antara lain
wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan,
kelarutan, kekeruhan, kemagnetan, dan kekentalan. Berikut ini
pembahasan mengenai sifat-sifat fisika tersebut.
a. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik merupakan sifat fisika. Benda yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik disebut konduktor, sedangkan
benda yang tidak dapat menghantarkan listrik disebut isolator.
Benda logam pada umumnya dapat menghantarkan listrik. Daya
hantar listrik pada suatu zat dapat diamati dari gejala yang
ditimbulkannya. Misal, tembaga dihubungkan dengan sumber
tegangan dan sebuah lampu. Akibat yang dapat diamati adalah
lampu dapat menyala.
b. Kemagnetan
Berdasarkan sifat kemagnetan, benda digolongkan menjadi dua
yaitu benda magnetik dan benda non magnetik. Benda magnetik
adalah benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet, sedangkan
benda non magnetik adalah benda yang tidak dapat ditarik oleh
magnet.
c. Titik Didih
- Titik didih merupakan suhu ketika suatu zat mendidih.
- Titik Leleh
Titik leleh merupakan suhu ketika zat padat berubah menjadi
zat cair.

2) Sifat Kimia
Sifat kimia adalah ciri-ciri suatu zat yang berhubungan dengan
terbentuknya zat jenis baru. Contoh sifat fisika antara lain
mudah terbakar, mudah busuk, mudah meledak , beracun, dan
berkarat (korosif). Berikut ini pembahasan mengenai sifat-sifat
kimia :

a. Mudah terbakar

27
Bensin termasuk zat yang mudah terbakar. Sehingga, di stasiun
pengisian bahan bakar terdapat larangan “DILARANG
MEROKOK“. Dengan mengetahui sifat dari bahan-bahan yang
mudah terbakar, kita akan dapat menggunakannya secara aman.

b. Mudah busuk
Akibat terjadi reaksi kimia dalam suatu makanan atau minuman,
dapat mengakibatkan makanan dan minuman tersebut membusuk
dan berubah rasa menjadi asam. Misal, nasi yang dibiarkan
berhari–hari bereaksi dengan udara menjadi basi, susu yang
berubah rasa menjadi asam.

c. Berkarat
Reaksi antara logam dan oksigen dapat mengakibatkan benda
tersebut berkarat. Logam, seperti : besi dan seng memiliki sifat
mudah berkarat.

d. Mudah meledak
Interaksi zat dengan oksigen di alam ada yang mempunyai sifat
mudah meledak, seperti : magnesium, uranium dan natrium.

e. Racun
Terdapat beberapa zat yang memiliki sifat kimia beracun, antara
lain: insektisida, pestisida, fungisida, herbisida dan rodentisida.
Zat beracun tersebut digunakan manusia untuk membasmi hama,
baik serangga maupun tikus.

2.2 Super Konduktor


1) Sifat kelistrikan superkonduktor,
Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik jika
terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam konduktor pada
umumnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta electron
bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan
mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke
segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan
adanya hambatan listrik pada logam konduktor.
Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara electron
dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami
hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS.

28
Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik
elektron yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar.
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua
akan mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom
kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar electron
sehingga kedua elektron bergerak berpasangan. Pasangan ini disebut
Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan istilah Phonons. Ketika
elektron pertama pada Cooper Pairs melewati inti atom kisi. Elektron
yang mendekati inti atom kisi akan bergetar dan memancarkan Phonon.
Sedangkan elektron lainnya menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini
mengakibatkan gaya Tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini
akan melalu kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.

2) Sifat kemagnetan superkonduktor


Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme
sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet,
maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini
terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan
yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek
yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam
suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor.
Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek
Meissner.

3) Sifat quantum superkonduktor


Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui
tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori
dinamakan teori BCS. Fungsi gelombang BCS menyusun pasangan
partikel dan. Ini adalah bentuk lain dari pasangan partikel yang mungkin
dengan Teori BCS. Teori BCS menjelaskan bahwa :
a). Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan
dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
b). Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya
energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung
ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan
merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari
deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi
kisi. (academica.edu)

4) Sifat Thermal Superkonduktor,

29
- Kandungan uap air
Konduktifitas termal air sebesar 25 x konduktifitas udara tenang.
Oleh karena itu apabila suatu benda berpori diisi air maka akan
berpengaruh terhadap konduktifitas termal. Konduktifitas termal yang
rendah pada bahan insulasi adalah selaras dengan kandungan udara
dalam bahan tersebut.
Hubungan antara konduktifitas termaldan kandungan uap air dituangkan
dalam persamaan sbb:

Kh=Kd(1+0,0125h)

Dimana, Kh=Konduktifitas termal pada kandungan uap air h

Kd=Konduktifitas termal dalam keadaan kering

H=kandungan uap air (%berat)

- Suhu
Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah
kecil. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa konduktifitas
termal akan meningkat apabila suhu meningkat.

- Kepadatan dan Porositas


Konduktifitas termal berbeda pengaruh terhadap kepadatan apabila
poro-pori bahan semakin banyak maka konduktifitas termak
rendah. Perbedaan konduktifitas termal bahan dengan kepadatan
yang sama, akan tergantung kepada perbedaan struktur, yang
meliputi: ukuran, distribusi, hubungan pori/lubang.
- Batas Konduktifitas Termal Bahan.
Konduktifitas termal bahan insulasi terbatas kepada konduktifitas
gas dalam pori-por. Tidak mungkin bahan yang berpori memiliki
konduktifitas termal lebih rendah dari udara tenang (still air).
Namun demikian ada bahan insulasi (foam) yang mempunyai
konduktifitas termal lebih rendah dari udara tenang.

5) Konduktivitas Superkonduktor,
Superkonduktivias adalah sebuah fenomena yang terjadi dalam
beberapa material pada suhu rendah, dicirikan dengan ketiadaan
hambatan listrik dan "dampin" dari medan magnetik interior (efek

30
Meissner). Superkonduktivitas adalah sebuah fenomena mekanika-
kuantum yang berbeda dari konduktivitas sempurna.
Dalam superkonduktor konvensional, superkonduktivitas disebabkan
oleh sebuah gaya tarik antara elektron konduksi tertentu yang meningkat
dari pertukaran phonon, yang menyebabkan elektron konduksi
memperlihatkan fase superfluid terdiri dari pasangan elektron yang
berhubungan. Ada juga sebuah kelas material, dikenal sebagai
superkonduktor tidak konvensional, yang memperlihatkan
superkonduktivitas tetapi yang ciri fisiknya berlawanan dengan teori
superkonduktor konvensional. Apa yang disebut superkonduktor suhu-
tinggi superkonduk pada suhu yang jauh lebih tinggi dari yang
dimungkinkan menurut teori konvensional (meskipun masih jauh di
bawah suhu ruangan.) Sekarang ini tidak ada teori lengkap tentang
superkonduktivitas suhu-tinggi.
Superkonduktivitas terjadi di berbagai macam material, termasuk
unsur sederhana seperti timah dan aluminum, beberapa logam alloy,
beberapa semikonduktor di-dop-berat, dan beberapa "compound"
keramik berisi bidang atom tembaga dan oksigen. Kelas compound yang
terkahir, dikenal sebagai kuprat, adalah superkonduktor suhu-tinggi.
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan
perak, atau di banyak logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa
material menampilkan baik superkonduktivitas dan ferromagnetisme
telah ditemukan tahun-tahun belakangan ini.

6) Sifat Fisis Superkonduktor,


Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk
sendiri), dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang
tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan
suhu dan sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya menurun.
Karena berat benda tetap, maka kepadatan benda akan bertambah,
sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan
berkurang
2. Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah.
3. Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan
panas

Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan


dibawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja
berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu insulator pada

31
keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas
menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa
kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada
suatu kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan
kemudian mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun
kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian
oleh Onnes diberi nama superkondutivitas.
Onnes mulai mempelajari sifat-sifat logam pada suhu yang sangat
dingin. Kemudian dia mengalirkan arus pada logam merkuri yang
sangat murni yang didinginkan. Onnes menemukan bahwa pada suhu 4,2
K hambatan listrik pada logam merkuri tiba-tiba menghilang atau nol
dan arus dapat mengalir terus menerus tanpa kehilangan energi
(supercurrrent). Fenomena inilah yang dinamakan superkonduktivitas
oleh Onnes yang membuatnya dianugrahi Nobel Fisika 2 tahun
kemudian.
Pada tahun 2003 tiga orang ilmuwan diberi Nobel Fisika yakni Alexei
abrikosov, Anthony legget dan Vitally Ginzburg, akibat temuan mereka
mengenai perkembangan teori superkonduktor. Mereka menemukan
aplikasi superkonduktor, yakni sebuah alat pencitra/pendiagnosa yang
disebut Magnetic Resonance Imaging / MRI. MRI mempunyai
pencitraan dengan resolusi sangat tinggi, melebihi CT SCAN,
yang dapat digunakan sebagai pendiagnosa otak manusia.
Dibidang kelistrikan, Generator yang menggunakan superkonduktor
memiliki efisiensi sebesar 99% dan memiliki ukuran yang jauh lebih
kecil dibandingkan dengan generator yang menggunakan kawat
tembaga.
Dibidang transportasi, Kereta JR-Maglev MLX01 telah mencapai 581
km / jam (367 mph), sedikit lebih cepat daripada kereta api beroda (rekor
kecepatan TGV saat ini adalah 574,8 km / jam, 357,0 mph). kereta ini
menggunakan magnet superkonduktor untuk ukuran yang besar, dan
menggunakan-jenis suspensi elektrodinamik (EDS). Sebagai
perbandingan Transrapid menggunakan electromagnets and attractive-
type electromagnetic suspension (EMS). “Superconducting Maglev
Shinkansen” ini dikembangkan oleh Perusahaan Jepang Central Railway
(JR Central) dan Heavy Industries Kawasaki, saat ini kereta api tercepat
di dunia, mencapai rekor kecepatan 581 km / jam pada tanggal 2
Desember 2003.
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu
superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.

32
7) Sifat Kimia Super Konduktor
Kamerligh Onnes mengukur perubahan tahanan listrik yang
disebabkan oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia menemukan
bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K. Sampai saat
ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran super dan lebih banyak lagi
paduan dan senyawa yang menunjukkan sifat-sifat hantaran super.
Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19° Kelvin. Bahan-bahan
lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan mercury, pada sushu
mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.
Sifat kimia adalah ciri-ciri suatu zat yang berhubungan dengan
terbentuknya zat jenis baru. Contoh sifat fisika antara lain mudah
terbakar, mudah busuk, mudah meledak , beracun, dan berkarat
(korosif).

8) Sifat Mekanis Superkonduktor;


Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat
adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya
perubahan itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan
dari bahan apa benda tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya dari luar yang
bekerja, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda:
1. Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda
mempunyai sifat kenyal (elastis).
2. Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini
hanya sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena
besar gaya yang bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat
kekenyalan menjadi berkurang.
3. Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar
gaya yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat
kekenyalan sama sekali hilang.
Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan
informasi spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh
besaran-besaran kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan,
reduksi penampang, modulus elastis, resilien, keuletan logam, dan
lain-lain. Selain sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu teknis,
perlu diperhatikan kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan
goresan (abrasion). Contoh sifat fisis yang sering diperlukan adalah
berat jenis, titik lebur, titik didih, titik beku, kalor lebur, dan
sebagainya. Juga sifat perubahan volume, wujud, dan panjang
terhadap perubahan suhu. Perkaratan adalah contoh sifat bahan

33
akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan oksigen yang ada di
udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun,
kemungkinan mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa.

BAB III
SIFAT KELISTRIKAN, SIFAT THERMAL,
KONDUKTIVITAS, SIFAT FISIS, KIMIA DAN SIFAT
MEKANIS DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR

Bahan yang telah dibentuk akan memiliki seperangkat sifat-sifat


seperti, kekuatan, kekerasan, daya hantar listrik, warnah dan sebagainya
yang memang diperlukan untuk persyaratan disain. Produk ini akan tetap
memiliki sifat-sifat tersebut, asalkan tidak ada perubahan struktur akibat
pemggunaanya, sebagai contoh mengapa karet akan bertambah keras
bila digunakan dalam waktu yang cukup lama, karena dipengaruhi
penyinaran cahaya dan pengaruh cuaca, mengapa aluminium tidak dapat
digunakan dalam pesawat ruang angkasa, mengapa suatu ligam akan
mengalami kelelahan selama pembebanan siklus, mengapa maknit akan
kehilangan polaritasnya dalam medan frekuensi radio dan mengapa suatu
semikonduktor dapat rusak karena karena pengaruh radiasi nuklir.
Ringkasnya seorang ahli tehnik harus pula mengetahui pengaruh
pemakaian produk atas struktur intern disamping persyaratan lainnya dan
mengkaitkan sifat-sifat bahan.
3.1 Sifat-Sifat Mekanik
Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Regangan (starain), e
adalah besar deformasi persatuan panjang, dan tegangan (stress), s,
adalah gaya persatuan luas.
Selama deformasi, bahan menyerap energi sebagai akibat adanya gaya
yang bekerja sepanjang jarak deformasi. Kekuatan (strength) adalah
ukuran besar gaya yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak
suatu bahan. Keuletan (ductility) dikaitkan dengan besarnya regangan
permanen sebelum terjadi perpatahan. Ketangguhan (toughness)
dikaitkan dengan jumlah energi yang diserap oleh bahan sampai terjadi
perpatahan.

34
Tabel 5. Sifat Mekanik Bahan
Sifat atau Lambang Definisi Satuan
Karakteristik ( SI)
Tegangan S Gaya/Satuan luas Pascal
(F/A) (N/m2)
Regangan e Fraksi Deformasi
(L/L)
Modulus E Tegangan/regangan Pascal
Elastisitas elastik
Tegangan pada
waktu gagal
Kekuatan Sy Ketahanan terhadap Pascal
Luluh deformasi plasyik
mula
Kekuatan St Kekuatan Pascal
Tarik maksimum
(berdasarkan ukuran
mula)
Keuletan Besarnya deformasi
plastik sampai
bahan patah
Perpanjang ef (Lf – Lo)/o
Ketangguhan Energi yang
diperlukan sehingga
terjadi patah
Kekerasan Ketahanan terhadap
deformasi plastik

Deformasi. Regangan awal berbanding lurus dengan besar


tegangan, disamping itu mampu balik (reversible). Setelah tegangan
ditiadakan, regangan lenyap. Regangan linier yang mampu balik ini
disebut regangan elastik. Modulus Elastis (Modulus Young) adalah
perbandingan antara tegangan s dan regangan mampu balik e :

35
s
E  ................................................(12)
e
Satua metrik modulus Young E adalah pascal (biasanya megapascal,
Mpa), sedangkan satuan Britanianya adalah psi, pond/inci persegi.

Gambar 8. Diagram tegangan-regangan (a) bahan tidak ulet, (b) Bahan


ulet dengan titik luluh, (c) Bahan ulet tanpa titik luluh, (d) Kurva
tegangan sesungguhnya, regangan ulet tanpa titik luluh.

Pada tegangan yang lebih tinggi terjadi pergeseran tetap dari atom-atom
dalam suatu bahan disamping regangan elastik. Regangan tetap ini tidak
mampu balik pada saat regangan ditiadakan, regangan ini disebut dengan
regangan plastik (regangan ini diperlukan pada proses pengerjaan bahan
antara lain pengerolan plat aluminium menjadi plat tipis atau lembaran).
Regangan elastik, yang merupakan satu-satunya gejala deformasi
dibawah kekuatan luluh, akan terus naik dengan naiknya tegangan
sampai terjadi deformasi plastik.

Keuletan. Atau besarnya regangan plastik sampai terjadi perpatahan ef,


dapat dinyatakan dalam prosentasi perpanjangan (percent elongation).
Regangan ini tidak berdimensi, (Lf – Lo)/Lo atau L/Lo. Berdasarkan
pengalaman ternyata deformasi plastik pada umumnya terjadi didaerah
yang susut.
Ukuran keuletan lainnya adalah susut penampang, (Ao – Af)/Ao pada titik
patah.

Kekuatan (dan kekerasan). Ketahanan suatu bahan terhadap deformasi


plastik disebut kekuatan luluh (yield strength, Sy), nilai besaran ini
adalah besar gaya pada saat luluh dibagi luas penampang. Kekuatan

36
luluh didefinisikan sebagai tegangan yang diperlukan untuk
menghasilkan regangan plastik sebesar 0,2%.

Kekuatan tarik. Kekuatan tarik suatu bahan ditetapkan dengan membagi


gaya maksimum dengan luas penampang mula.

Kekerasan (hardness). Didefinisikan sebagai ketahanan bahan terhadap


penetrasi pada permukaan. Terdapat hubungan antara kekerasan bahan,
hali ini dapat dilihat pada gambar 2. Ada 2 cara yang paling populer
digunakan untuk menentukan tingkat kekerasan suatu bahan antara lain
dengan menggunakan Bilangan Kekerasan Brinnel (BKB) dan
Kekerasan Rock Well (R).
Ketangguhan. Ini adalah suatu ukuran energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu bahan. Energi yang merupakan hasil kali gaya dan
jarak, dinyatakan dalam Joule. Suatu bahan ulet dengan kekuatan yang
sama dengan bahan rapuh (getas) akan memerlukan energi perpatahan
yang lebih besar dan mempunyai sifat tangguh yang lebih baik. Ada dua
cara yang biasa digunakan untuk melakukan pengujian ketangguhan
yaitu dengan standar Charpy dan Izod.

3.2 Karakteristik Termal


Kapasitas kalor (heat capacity). Perlu dibedakan antara suhu dengan
kandungan kalor suatu bahan. Suhu atau temperatur adalah level
aktivitas thermal sedang kandungan kalor adalah energi thermal. Kedua
hal tersebut berkaitan erat dengan kapasitas kalor.
Bila tidak adak perubahan isi maka kapasitas kalor sama dengan
perubahan kandungan kalorr perderajat C. Dalam tabel teknik sering kali
dijumpai panas jenis sebagai pengganti kapasitas kalor. Panas jenis
(specific heat) suatu bahan adalah perbandingan antara kapasitas kalor
dari bahan tersebut dengan kapasitas kalor air. Diketahui kapasitas air
sama dengan 1 kal/g.oC (=4,184 Joule/g.oC=1 Btu/lb.oF).
Nilai panas transformasi untuk berbagai bahan perlu diketahui. Yang
banyak digunakan adalah panas peleburan (heat of fusion) dan panas
penguapan (heat of vaporisation) yaitu kalor yang diperlukan untuk
mencairkan atau menguapkan suatu bahan. Keduanya melibatkan
perubahan struktur atom atau molekul yang mengakibatkan adanya
perubahan kapasitas panas atau energi thermal bahan.

Muai panas (thermal expansion). Pemuaian yang sering dialami


oleh bahan yang dipanaskan yang ditimbukan oleh peningkatan getaran

37
thermal atom-atom. Pendekatan pertama menghasilkan hubungan antara
pertambahan penjang L/L yang sebanding dengan naiknya suhu T.

L
  L T
L .....................................(13)

Ternyata; bahwa umumnya  L - Koefisien muai linier naik sedikit


dengan naiknya suhu (gambar 1.2). Biasanya data muai panas berlaku
pada temperatur 20oC.

Koefisien muai volume (v) mempunyai hubungan yang serupa seperti


pada persamaan 2 dengan perubahan volume V/V dan kenaikan suhu
T. Nilai (v) adalah tiga kali nila (T).

Gambar 9. Sifat Thermal Dan Suhu

Daya hantar panas (thermal conductivity). Alih panas melalui


bahan padat biasanya terjadi oleh konduksi. Koefisien daya hantar panas
k adalah konstanta yang menghubungkan aliran panas (heat flux) Q,
dengan gradien suhu adalah :

T2  T1
Qk
x2  x1 .....................................(14)

Disamping itu koefisien daya hantar panas juga tergantung pada suhu
akan tetapi berlaianan dengan koefidien muai panas. Koefisien ini akan
berkurang nilainya dengan naiknya suhu. Perubahan susunan atom yang

38
mengiringi pencairan dan pengaturan kembali atom-atom yang terjadi
karena perubahan suhu akan menghasilkan diskontinuitas pada nilai daya
hantar panas.
Satuan daya hantar panas, k adalah J/(mm2.s)/oC/mm), atau
W/mm2./(oC/mm).

3.3 Pengaruh Medan Listrik


Daya hantar dan tahanan listrik logam dan semikonduktor dapat
menghantarkan muatan listrik bila ditempatkan dalam medan listrik.
Daya hantar tergantung dari jumlah pembawa muatan n, besar muatan
q, dan mobilitas  dari pembawa muatan. Konduktivitas adalah
kebalikan daripada tahan jenis  :

1
   n.q.
 .....................................(15

dan satuannya adalah :


ohm-1m-1= (Pembawa/m3)(Coul/Pembawa) {m/s / volt/m)

Pada logam dan semi konduktor dimana elektron merupakan


pembawa muatan-muatan perpembawa adalah 0,16x10-18 Coul, atau
0,16x10-18 amp.sec. Mobilitas dapat dianggap sebagai kerapatan rata-
rata atau kecepatan gerak v pembawa yang ditimbulkan oleh adanya
medan listrik , masing-masing satuan (m/s) dan (volt/m).

v

 ............................................(16)

Mobilitas lazim dinyatakan dalam m2/volt.det (akan dibahas lebih


terinci pada bab semikonduktor).
Tahanan jenis  adalah sifat bahan, oleh karena itu tidak tergantung pada
bentuk. Untuk bentuk yang uniform, tahanan dapat ditulis dalam bentuk :

L
R ......................................(17)
A

39
dimana L adalah panjang dan A adalah luas penampang. Dengan
mengetahui R, ahli tehnik dapat menggunakan persamaan dasar fisika
untuk menghitung arus I dalam ampere dan daya P dalam Watt yaitu : I
= E/R ; P = E x I = I2 x R = E2/R= Joule/sec.

3.4 Sifat-sifat Semikonduktor


a. Resistivitas semikonduktor lebih kecil dari pada isolator tetapi lebih
besar dari pada konduktor.
b. Semi konduktor memiliki resistansi dengan koefisien suhu negatif,
yaitu bahwa resistansi semikonduktor menurun dengan kenaikan suhu
dan sebaliknya. Sebagai contoh, germanium menjadi isolator pada
suhu rendah tetapi merupakan konduktor yang baik pada suhu tinggi.
c. Ketika ketakmurnian metalik yang tepat (seperti arsenik, gallium,
dsb.) ditambahkan ke dalam semikonduktor, maka sifat-sifat konduksi
arusnya berubah cukup besar. Inilah sifat yang paling khas dan
penting,

40
BAB IV
SIFAT KELISTRIKAN, SIFAT THERMAL,
KONDUKTIVITAS, SIFAT FISIS, KIMIA DAN SIFAT
MEKANIS DARI BAHAN ISOLASI GAS, CAIR
(MINYAK), PADAT (ISOLASI BERSERAT, ISOLASI
MINERAL, KACA, PORSELIN, PLASTIK, POLIMER);

4.1 Bahan Isolasi Gas


Bahan isolasi adalah digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus
sebagai media penyalur panas. Bahan gas yang biasa digunakan
adalah udara dan sulfur hexafluida(SF6).
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan,
mempunyai tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30 kV/ cm.
Contoh yang mudah dijumpai antara lain : pada JTR, JTM, dan JTT
antara hantara yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan udara.
Kalau 2 buah elektroda yang dipisahkan dengan udara mempunyai beda
tegangan yang cukup tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan
tembus, maka akan timbul loncatan bunga api. Secara umum,
makin besartekanannya, makin besar pula tegangan tembusnya.
Tetapi untuk keadaan pakem justru tegangan tembus akan
menjadi lebih besar. Keadaan yangdemikian inilah yang
digunakan atau diterapkan pada beberapa peralatan listrik.

4.2 Bahan Isolasi Cair


Bahan isolasi cair merupakan bahan pengisi pada beberapa
peralatan listrik. Bahan isolasi cair ini biasanya digunakan pada
peralatan seperti transformator, pemutus beban, rheostat. Bahan isolasi
cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang
bertegangan atau pengisolasi dan juga sebagai pendingin. Persyaratan
agar bahan cair dapat digunakan sebagai bahan isolasi adalah
mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
Beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair adalah sebagai berikut:
1.Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih
dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan
dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen.

41
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan
secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang
timbul akibat rugi energi.
3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing)
jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama
isolasi cair adalah mudah terkontaminasi. Adapun sifat-sifat listrik
yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasiadalah:
1. Withstand Breakdown
Yaitu kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi
tekanan listrik (electric stress) yang tinggi.
2.Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan
permitivitas relatifnya. Minyak petroleum merupakan subtansi
nonpolar yang efektif karena merupakan campuran cairan
hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5
.Ketidakbergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi
membuat bahanini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan
yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas5 untuk
gelombang mikro.
3. Faktor daya
Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan
tinggi akanmenentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi
berbeban terdapat sejumlah rugi-rugi dielektrik. Faktor dissipasi
sebagai ukuran rugi-rugi daya merupakan parameter yang penting
bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki
faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 200C dan 10-3 pada
900 C pada frekuensi 50Hz. Resistivitas suatu cairan dapat
digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar dari 10
9
W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk
materialisolasi adalah 1016 W-m atau lebih.

4.3 Bahan Isolasi Padat


Bahan isolasi padat adalah bahan isolasi yang berbentuk padat. Ada
beberapa jenis bahan isolasi padat seperti : kayu, kertas, mika, porselin,
kaca, sitol, dan lain-lain.
a. Sifat-Sifat Bahan Isolasi
- Sifat Kelistrikan
Terdapat 3 hal pokok yang dibahas di dalam sub-bab ini yaitu
resistivitas, permitivitas dan sudut kerugian dielektrik. Dari 3 hal

42
tersebut akan memberikan gambaran sifat kelistrikan suatu bahan isolasi
di samping sifat-sifat yang lain.

- Resistivitas
Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasi
yang resistivitasnya besar tak terhingga. Tetapi pada kenyataannya
bahan yang demikian itu belum bisa diperoleh. Sampai saat ini semua
bahan isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik
(walaupun kecil) yang lazim disebut arus bocor. Hal ini
menunjukkan bahwa resistansi bahan isolasi bukan tidak terbatas
besarnya. Besarnya resistansi bahan isollasi sesuai deng an
Hukum Ohm adalah:Ri = v / Ib dengan variabel sebagai berikut :
Ri = resistansi isolasi (ohm) V = tegangan yang digunakan (volt)Ib =
arus bocor (ampere).
- Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini bagi bahan -
bahan yangdigunakan sebagai elektrik kapasitor. Kapasitansi
suatu kapasitor tergantung beberapa faktor yaitu : luas permukaan,
jarak antara keping-keping kapasitor serta dielektriknya.
- Sifat Terhadap Panas
Pada penghantar yang dilewati arus listrik selalu terjadi kerugian daya.
Kerugian daya ini selanjutnya didesipasikan dalam bentuk energi panas.
Untuk itu perlu dipelajari pengaruh panas terhadap bahan-bahan
isolasi karena panas dapat mempengaruhi bahan isolasi dalam hal
: sifat kelistrikan, kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan
terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Suatu bahan isolasi
dapat rusak disebabkan oleh panas dalam kurun waktu tertentu.
Waktu tersebut dikatakan sebagai umur panas bahan isolasi.
Sedangkan kemampuan bahan menahan suatu panas tanpa
terjadi kerusakan disebut ketahanan panas (heat resistance).
- Ketahanan terhadap suhu rendah
Ketahanan terhadap suhu rendah ialah kemampuan bahan isolasi untuk
digunakan pada suhu rendah dalam hal ini -60 0 hingga -70 0 C. Hal ini
perlu diperhitungkan bagi bahan isolasi yang digunakan untuk
penghantar pada pesawat terbang, pegunungan dan sebagainya.
Umumnya bahan isolasi jika terkena suhu yang rendah akan menjadi
keras dan regas. Untuk itu biasanya bahan isolasi juga diuji pada suhu
rendah dengan diberi vibrasi.
- Konduktivitas Panas

43
Panas yang didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetic
pada medan listrik melalui bahan isolasi diterusakan ke udara
sekelilingnya.

- Sifat Fisis dan Kimia


Beberapa sifat fisis dan kimia yang akan dibahas di sini adalah; sifat
kemampuan larut, resistansi kimia, higroskopisitas, permeabilitas uap,
pengaruh tropis dan resistansiradio aktif.
- Sifat kemampuan Larut
Sifat ini adalah diperlukan ketika menentukan macam bahan pelarut
untuk suatu bahan, misalnya : vernis, plastik, dan sebagainya. Juga
ketika menguji bahan isolasi ataskemampuannya tetap tahan di dalam
cairan selama diimpregnasi dan selama pemakaiannya (bahan isolasi
trafo minyak). Kemampuan larut bahan padat dapat dievaluasi
berdasarkan banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap
satuan waktu jika diberi bahan pelarut. Kemampuan larut suatu bahan
akan lebih besar jika suhunya dinaikkan. Umumnya bahan pelarut
komposisi kimianya sama dengan bahan yang dilarutkan. Contohnya :
hidro karbon (parafin, karet alam) dilarutkan dengan cairan hidro karbon
atau phenol formaldehida.
- Resistansi Kimia
Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya
terhadapkorosi yang disebabkan oleh : gas, air, asam, basa dan garam.
Hal ini perlu diperhatikan untuk pemakaian bahan isolasi yang
digunakan di daerah yang kosentrasi kimianya aktif,suhu di atas normal.
Karena kecepatan korosi dipengaruhi pula oleh kenaikkan suhu. Bahan
isolasi yang digunakan pada instalasi tegangan tinggi harus mampu
menahan terjadinya ozon. Artinya,bahan tersebut harus mempunyai
resistansi ozon yang tinggi. Karena ozon dapat menyebabkan isolasi
berubah menjadi regas. Pada prakteknya, bahan isolasi anorganik
mempunyai ketahanan terhadap ozon yang baik.
- Higroskopisitas
Beberapa bahan isolasi ternyata mempunyai sifat higroskopisitas, yaitu
sifat menyerap air sekelilingnya. Uap air ternyata dapat mengakibatkan
perubahan mekanis fisik (physico mechanical) dan memperkecil daya
isolasi.Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian bahan isolasi agar
tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, maka hendaknya
bahan penyerap uap air yaitu senyawa P2O5 atau Ca Cl2. Bahan
dielektrik yang melekulnya berisi kelompok hidroksil (OH),
higroskopisitasnya relative besar. Sedangkan bahan dielektrik seperti :

44
parafin, polietilin dan politetra fluoro etilen adalah bahan -bahan
nonhigroskopis.

- Permeabilitas Uap
Kemapuan bahan isolasi untuk dilewati uap disebuat permeabilitas uap
bahan tersebut. Factor ini perlu diperhatikan bagi bahan yang digunakan
untuk : isolasi kabel, rumah kapasitor. Banyak uap M dalam satuan
mikro-gram, selama t jam, melalui permukaan S meter persegi, dengan
beda tekanan pada kedua sisi bahan p dalam satuan mm-Hg, adalah M =
P t S h A..10..2
A : adalah permeabilitas uap yang juga disebut konstansi difusig : adalah
permeabilitas uap air dengan satuan mmHg jamcm g ..
- Pengaruh Tropis
Terdapat 2 macam daerah tropis yaitu daerah tropis yang basah dan
daerah tropisyang kering. Di daerah tropis yang basah memungkinkan
tumbuhnya jamur dan serangga dapat hidup dengan baik. Suhu yang cukup
tinggi disertai kelembaban yang terjadi dalam waktu lama dapat
menyebabkan turunnya resistivitas isolasi, menambah permitivitas dan
mengurangi kemampuan kelistrikan bahan. Pada penggunaan bahan isolasi di
daerah tropisharus diperhatikan 2 hal yaitu : perubahan sifat kelistrikan
setelah bahan direndam dan kecepatan pertumbuhan jamur pada bahan
tersebut. Karena hal-hal tersebut maka bahan isolasi sebaiknya dilapisi
dengan anti jamur,antara lain : paranitro phenol, penthachloro phenol.
- Resistansi Radiasi
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energy
radiasi. Pengaruh ini dapat mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar
matahari mempengaruhi umur bahan isolasi, khusunya jika bahan
tersebut bersinggungan langsung dengan oksigen. Sinar ultraviolet dapat
merusak beberapa bahan organik yaitu menurunnya kekuatan mekanik,
elastisitas dan retak–retak.Sinar X, sinar–sinar dari reactor nuklir,
misalnya : sinar dan partikel –pertikel radio isotop, mempunyai
pengaruh sangat besar pada bahan isolasi. Bahan polimer organik akan
menjadi lebih keras dan akan menjadi lebih tahan terhadap panas jika
terkena sinar – sinar tersebut, misalnya : politetra flouroetilen.
Kemampuan suatu bahan isolasi untuk menahan pengaruh radiasi tanpa
mengalami kerusakan disebut resistansi radiasi.
- Sifat –Sifat Mekanis
Kekuatan mekanis bahan-bahan listrik maupun logam adalah
kemampuan menahan beban dari dalam atau luar, pada prakteknya

45
adalah beban tarik dan geser. Jika suatu bahan dengan penampang A cm2
ditarik dengan suatu gaya tarik yang bertambah secara perlahan,maka
bahan tersebut akan putus pada gaya tarik tertentu sebesar Pt kg.

- Pengujian derajat kekerasan


Pengujian derajat kekerasan dapat dilakukan dengan penggoresan
atau penumbuhan dengan benda lancip terhadap bahan yang dapat
mengalami deformasi plastis yaitu logam dan plastik. Derajat kekerasan
suatu bahan perlu diperhatikan terutama untuk gawai yang bergesekan
seperti : mata bor, komutator, bantalan. Pengujian derajat kekerasan
untuk keramik dilakukan dengan penggoresan. Satuan derajat kekerasan
bahan dengan penggoresan adalah Moh dengan intan sebagai bahan
terkeras nilainya 10 dan kapur sebagai yang terlunak dengan nilai 1.
Sedangkan untuk mengukur derajat kekerasan berdasarkan
tumbukan digunakan metode-metode : Brinell, Rockwell dan Vickres.
Pada cara pengujian dengan metode Brinell, sebuah bola baja dengan
diameter 10 mm dan sudah diperkeras, ditekankan ke permukaan bahan
yang diuji dengan beban statis sehingga menimbulkan lekukan pada
permukaan bahan yang diuji.
Pada pengujian derajat kekerasan dengan metode Vickres menggunakan
intan yang berbentuk piramid. Pengujian dengan cara ini lebih
menguntungkan dibanding dengan metode Brinell, karena pada intan
tidak akan terjadi deformasi plastik. Untuk menentukan derajat
kekerasannya digunakan persamaan di atas. Yang membedakan di sini,
lekukannya tidak berbentuk bidang bola. Pada pengujian dengan metode
Vickres satuannya adalah Vickres (HD). Pada pengujian kekerasan
dengan metode Rockwell hasil pengujian dapat langsung terbaca
pada alat pengujian. Sehingga pengujian dengan metode ini
lebih mudah dan cepat. Mata penumbuk yang digunakan adalah intan
berbentuk kerucut untuk bahan yang keras atau bola baja jika bahan
yang diuji lunak.

46
BAB V
SIFAT FISIS DAN OPTIS DARI SERAT OPTIK

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang


terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari
sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan
biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120
mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena
indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena
laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi
serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai
saluran komunikasi.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat
menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km.
Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam
mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan
dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik
sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi.
Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah
cahaya yang merambat didalamnya.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan
penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit
cahaya yang diserap oleh serat optik.
Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin
yang disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat
menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan
peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik pada kabel tersebut.
Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti.
Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin
terjadi.
Strength member dan outer jacket
Lapisan terluar dari fiber optik ini merupakan lapisan pelindung
pertama yang melindungi agar tidak terjadi kerusakan pada inti dari
sebuah kabel fiber.
47
5.1 Fungsi Fiber Optik
Perkembangan teknologi yang semakin maju menuntut konektivitas
atau networking yang terjamin kekuatannya agar tetap bisa mengikuti
arus tanpa hambatan sepele. Maka dari itulah fiber optik ini banyak
digunakan di perusahaan-perusahaan besar maupun instansi yang
membutuhkan akses network yang kuat, cepat, dan stabil untuk menjaga
kinerja perusahaan yang bergantung dengan struktur jaringan yang cepat
dan mampu diandalkan. Dalam perkembangannya sekarang ini, jaringan
dengan kabel fiber optik tidak hanya digunakan untuk jaringan
menengah ke atas tapi sudah mulai diterapkan untuk jaringan tingkat ke
bawah seperti rumah tangga.
Fungsi jaringan kabel fiber optik adalah untuk melindungi jaringan
biasa seperti LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area Network),
atau MAN. Karena dibuat dari serat kaca dan dilindungi dengan lapisan
kuat agar tidak mudah rusak, kabel fiber optik sangat baik untuk
menjaga stabilitas jaringan di instansi atau perusahaan dengan gedung
bertingkat, bahkan sudah banyak digunakan sebagai kabel jaringan
bawah laut yang menjamin hubungan antara satu negara dengan negara
lain.

5.2 Cara Kerja Fiber Optik


Fiber optik memiliki cara kerjanya sendiri yang membedakannya
dengan kabel twisted pair atau kabel coaxial. Kabel fiber optik dibuat
dari serat kaca dan dilapisi dengan kaca bukan tanpa sebab karena kabel
ini mengubah sinyal listrik menjadi gelombang cahaya dengan fungsi
cermin di dalam kabel. Dengan kemampuan untuk mengkonversi sinyal
listrik, maka fiber optik memiliki kelebihan untuk mengurangi efek
terhadap gangguan gelombang frekuensi elektrik. Maka dari itu fiber
optik sangat cocok digunakan untuk ditempatkan di area dengan
gelombang elektrik tinggi.
Menggunakan gelombang cahaya yang dilakukan oleh fiber optik
juga bisa mengirimkan informasi yang lebih banyak dan
menyalurkannya ke jarak yang lebih jauh. dibandingkan dengan kabel
yang menggunakan transmisi sinyal listrik. Hal ini dikarenakan cahaya
yang memantul pada kabel fiber optik dipantulkan ke dalam jaringan
kabel dan menghasilkan total internal reflection di mana cahaya
dipantulka ke serat dengan sudut yang rendah. Dengan demikian
penggunaan kabel fiber optik akan sangat menguntungkan bagi

48
perusahaan atau instansi Anda, atau bahkan koneksi rumah jika Anda
membutuhkan koneksi yang lebih stabil dan dapat diandalkan.
Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu
cladding dan core. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding
mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan
kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core
lagi.

5.3 Bagian-Bagian Serat Optik Jenis Single Mode


Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin
yang disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat
menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak
memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik pada
kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan
mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari
selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross
talk) yang mungkin terjadi.
Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1). Berdasarkan mode yang dirambatkan :
- Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya
sekitar 8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang
gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-
pantul ke dinding selongsong (cladding). Bahagian inti serat optik
single-mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah
kecil kaca Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya.
Untuk mendapatkan performa yang baik pada kabel ini, biasanya untuk
ukuran selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari ukuran inti (sekitar
125 mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi memiliki
pelemahan (kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga
memungkinkan kecepatan yang sangat tinggi dari jarak yang sangat
jauh. Standar terbaru untuk kabel ini adalah ITU-T G.652D, dan
G.657.
- Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang
membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding
yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik
jenis ini.
2). Berdasarkan indeks bias core :
- Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias
yang homogen.

49
- Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding
semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai
indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan
untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa
yang terjadi dapat diminimalkan.

Gamber 10. Kabel Serat Optik

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit
error rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu
dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang
rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan
menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut
dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan
pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat
diperkirakan besarnya.

5.4 Kode Warna Pada Kabel Serat Optik


Selubung luar
Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel
serat optik jenis Patch Cord adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Warna Serat Optik


Warna selubung
Artinya
luar/jacket
Kuning serat optik single-mode
Oren serat optik multi-mode
Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer
Aqua
serat optik multi-mode
Kode warna serat optik multi-mode, yang
Abu-Abu
tidak digunakan lagi
Kadang masih digunakan dalam model
Biru
perancangan
Physical
Abu-abu, Krem serat optik multi-mode
Contact (PC),

50

Physical
Putih Contact (PC),

Merah Penggunaan khusus
Kelebihan Fiber Optik
1. Bandwidth sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai
gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa
pengulangan.
2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat
keamanan yang lebih tinggi.
3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
4. Kebal terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan
gelombang radio
5. Tidak ada tenaga listrik dan percikan api.
6. Tidak berkarat.

Kekurangan Fiber Optik


1. Beberapa faktor membatasi efektivitas kabel FO. Selain
instalasinya yang mahal, sistem ini mungkin sinyalnya kurang
kuat, hal ini disebabkan karena faktor fisik ataupun material.
2. Dispersi dapat mempengaruhi volume informasi yang dapat
diakomodasi.
3. Tidak seperti halnya dengan kawat atau plastik, fiber juga lebih
sulit untuk disambung.
4. Sambungan akhir dari kabel fiber harus benar-benar akurat untuk
menghindari transmisi yang tidak jelas.
5. Komponen FO mahal dan membutuhkan biaya ekstra dalam
pengaplikasian yang lebih spesifik.

51
BAB VI
BAHAN KONVERSI ENERGI SECARA LANGSUNG
(PHOTOVOLTAIC, THERMO ELECTRIC, ELEKTRO KIMIA,
DLL); APLIKASI MATERIAL TEKNIK ELEKTRO.

6.1 Photovoltaic
Photovoltaic (PV) adalah perangkat menghasilkan listrik langsung
dari sinar matahari melalui proses elektronik yang terjadi secara alami
dalam beberapa jenis material, yang disebut semikonduktor. Elektron
dalam bahan ini dibebaskan oleh energi surya dan dapat didorong untuk
melakukan perjalanan melalui sebuah sirkuit listrik, menyalakan
perangkat listrik atau mengirim listrik ke grid. Perangkat PV dapat
digunakan untuk daya dari elektronik kecil seperti kalkulator dan rambu-
rambu jalan sampai ke rumah dan bisnis komersial besar.
Bagaimana teknologi PV terjadi :
Foton menyerang dan mengionisasi materi semikonduktor pada panel
surya, menyebabkan elektron terluar membebaskan diri dari ikatan atom
mereka. Karena struktur semikonduktor, elektron dipaksa dalam satu
arah menciptakan aliran arus listrik. • Sel surya tidak 100% efisien dalam
Diagram dari sel surya silikon kristal khas. sel surya tidak 100% efisien
sebagian karena beberapa dari spektrum cahaya tercermin, beberapa
terlalu lemah untuk menciptakan listrik (infrared) dan beberapa
(ultraviolet) menciptakan energi panas bukan listrik. Fotovoltaik (PV)
adalah nama dari sebuah metode untuk mengubah energi matahari
menjadi listrik arus searah menggunakan bahan semikonduktor yang
menunjukkan efek fotovoltaik, sebuah fenomena yang biasa dipelajari
dalam fisika, Fotokimia dan elektrokimia. Sebuah sistem fotovoltaik
menggunakan panel surya terdiri dari sejumlah sel surya untuk memasok
tenaga surya yang dapat digunakan. Proses ini baik fisik dan kimia di
alam, sebagai langkah pertama melibatkan efek fotolistrik yang proses
elektrokimia kedua berlangsung melibatkan atom mengkristal yang
terionisasi dalam seri, menghasilkan arus listrik.
Sel surya, juga disebut photovoltaic (PV) sel oleh para ilmuwan,
mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik. PV mendapatkan
namanya dari proses konversi cahaya (foton) menjadi listrik (tegangan),
yang disebut efek PV. Efek PV ditemukan pada tahun 1954, ketika para
ilmuwan di Bell Telephone menemukan bahwa silikon (unsur yang
ditemukan di pasir) menciptakan muatan listrik saat terkena sinar
matahari. Segera sel surya sedang digunakan untuk satelit ruang
kekuasaan dan item yang lebih kecil seperti kalkulator dan jam tangan.

52
Hari ini, ribuan orang listrik rumah dan bisnis mereka dengan sistem PV
surya individu. perusahaan utilitas juga menggunakan teknologi PV
untuk pembangkit listrik yang besar. Solar panel digunakan untuk
rumah-rumah kekuasaan dan bisnis biasanya terbuat dari sel surya
digabungkan menjadi modul yang memegang sekitar 40 sel. Sebuah
rumah khas akan menggunakan sekitar 10 sampai 20 panel surya untuk
listrik rumah tersebut. Panel dipasang di sudut tetap menghadap ke
selatan, atau mereka dapat dipasang pada perangkat pelacakan yang
mengikuti matahari, yang memungkinkan mereka untuk menangkap
sinar matahari yang paling. Banyak panel surya digabungkan bersama-
sama untuk menciptakan satu sistem yang disebut array surya. Untuk
utilitas atau industri aplikasi listrik besar, ratusan array surya saling
berhubungan membentuk sistem PV utilitas-skala besar.
Sel surya tradisional yang terbuat dari silikon, biasanya datar piring, dan
umumnya yang paling efisien. Generasi kedua sel surya yang disebut
film tipis sel surya karena mereka dibuat dari silikon atau nonsilicon
bahan amorf seperti kadmium telluride. sel surya film tipis menggunakan
lapisan bahan semikonduktor tebal hanya beberapa mikrometer. Karena
fleksibilitas mereka, sel surya film tipis dapat ganda sebagai herpes
zoster atap dan genteng, fasad bangunan, atau kaca untuk skylight.
Generasi ketiga sel surya yang dibuat dari berbagai bahan baru selain
silikon, termasuk tinta surya menggunakan teknologi cetak
konvensional, pewarna surya, dan plastik konduktif. Beberapa sel surya
baru menggunakan lensa plastik atau cermin untuk berkonsentrasi sinar
matahari ke bagian yang sangat kecil dari bahan PV efisiensi tinggi.
Bahan PV lebih mahal, tetapi karena begitu sedikit yang diperlukan,
sistem ini menjadi biaya yang efektif untuk digunakan oleh utilitas dan
industri. Namun, karena lensa harus menunjuk matahari, penggunaan
kolektor berkonsentrasi terbatas pada bagian tercerah.

6.2 Thermo Electric


Efek termoelektrik adalah konversi langsung dari perbedaan suhu
dengan tegangan listrik dan sebaliknya. Sebuah perangkat thermoelectric
menciptakan tegangan ketika ada suhu yang berbeda di setiap sisi.
Sebaliknya, bila tegangan diterapkan untuk itu, itu menciptakan
perbedaan temperatur. Pada skala atom, gradien suhu diterapkan
menyebabkan pembawa muatan dalam materi untuk berdifusi dari sisi
panas ke sisi dingin.

53
Efek ini dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, mengukur suhu
atau mengubah suhu benda. Efek termoelektrik adalah konversi
langsung dari perbedaan suhu dengan tegangan listrik dan sebaliknya.
Sebuah perangkat thermoelectric menciptakan tegangan ketika ada suhu
yang berbeda di setiap sisi. Sebaliknya, bila tegangan diterapkan untuk
itu, itu menciptakan perbedaan temperatur. Pada skala atom, gradien
suhu diterapkan menyebabkan pembawa muatan dalam materi untuk
berdifusi dari sisi panas ke sisi dingin. Karena arah pemanasan dan
pendinginan ditentukan oleh polaritas tegangan yang diberikan,
perangkat thermoelectric dapat digunakan sebagai pengendali suhu.
Istilah "efek termoelektrik" meliputi tiga efek secara terpisah
diidentifikasi:
a. efek Seebeck,
b. efek Peltier,
c. dan efek Thomson.
Buku teks mungkin menyebutnya sebagai efek Peltier-Seebeck.
Pemisahan ini berasal dari penemuan independen fisikawan Perancis
Jean Charles Athanase Peltier dan Baltic fisikawan Jerman Thomas
Johann Seebeck. Pemanasan Joule, panas yang dihasilkan setiap kali
arus dilewatkan melalui bahan resistif, terkait, meskipun tidak umum
disebut sebagai efek termoelektrik. Peltier-Seebeck dan Thomson efek
yang termodinamika reversibel, sedangkan pemanasan Joule tidak.
Sebuah rangkaian thermoelectric terdiri dari bahan koefisien Seebeck
yang berbeda (p-doped dan semikonduktor n-doped), dikonfigurasi
sebagai generator thermoelectric. Jika beban resistor di bagian bawah
diganti dengan voltmeter sirkuit kemudian berfungsi sebagai
termokopel suhu-sensing.
Efek Seebeck adalah konversi dari panas langsung menjadi listrik di
persimpangan dari berbagai jenis kawat. Ini adalah nama untuk
fisikawan Jerman Baltic Thomas Johann Seebeck. Seebeck, pada
tahun 1821, menemukan bahwa jarum kompas akan dibelokkan oleh
loop tertutup yang dibentuk oleh dua logam yang berbeda bergabung
di dua tempat, dengan perbedaan suhu antara sendi. Hal ini karena
tingkat energi elektron dalam setiap logam bergeser berbeda dan
perbedaan tegangan antara persimpangan menciptakan arus listrik dan

54
karena medan magnet di sekitar kawat. Seebeck tidak mengakui ada
arus listrik yang terlibat, sehingga ia disebut fenomena efek
thermomagnetic. fisikawan Denmark Hans Christian Ørsted
diperbaiki pengawasan dan menciptakan istilah "thermoelectricity".
Efek Seebeck adalah contoh klasik dari gaya gerak listrik (ggl) dan
mengarah ke arus terukur atau tegangan dengan cara yang sama
seperti setiap emf lainnya. Pasukan elektro memodifikasi hukum Ohm
dengan menghasilkan arus bahkan tanpa adanya perbedaan tegangan
(atau sebaliknya); kerapatan arus lokal diberikan oleh di mana adalah
tegangan lokal dan konduktivitas lokal. Secara umum, efek Seebeck
dijelaskan secara lokal oleh penciptaan lapangan electromotive di
mana adalah koefisien Seebeck (juga dikenal sebagai thermopower),
properti dari bahan lokal, dan gradien suhu. The Seebeck koefisien
umumnya bervariasi sebagai fungsi temperatur, dan sangat
bergantung pada komposisi konduktor. Untuk bahan yang biasa pada
suhu kamar, koefisien Seebeck dapat berkisar di nilai dari -100 v / K
untuk 1000 v / K (lihat artikel koefisien Seebeck untuk informasi
lebih lanjut). Jika sistem mencapai keadaan stabil di mana, maka
gradien tegangan yang diberikan hanya dengan emf yang:. Hubungan
sederhana ini, yang tidak tergantung pada konduktivitas, digunakan
dalam termokopel untuk mengukur perbedaan suhu; suhu mutlak
dapat ditemukan dengan melakukan pengukuran tegangan pada suhu
acuan dikenal. Sebuah logam komposisi yang tidak diketahui dapat
diklasifikasikan oleh efek termoelektrik yang jika probe logam
komposisi dikenal disimpan pada suhu konstan dan diadakan di
kontak dengan sampel yang tidak diketahui yang secara lokal
dipanaskan sampai suhu penyelidikan. Hal ini digunakan secara
komersial untuk mengindentifikasi paduan logam. Termokopel dalam
seri membentuk thermopile. Generator termoelektrik digunakan untuk
membuat listrik dari perbedaan panas. The Seebeck sirkuit
dikonfigurasi sebagai pendingin thermoelectric. Efek Peltier adalah
adanya pemanasan atau pendinginan pada persimpangan listrik dari
dua konduktor yang berbeda dan dinamai fisikawan Perancis Jean
Charles Athanase Peltier, yang menemukannya pada tahun 1834.
Ketika arus dibuat mengalir melalui persimpangan antara dua

55
konduktor A dan B, panas dapat dihasilkan (atau dihapus) di
persimpangan. Peltier panas yang dihasilkan di persimpangan per
satuan waktu,, sama dengan () adalah koefisien Peltier konduktor A
(B), dan arus listrik (dari A ke B). Total panas yang dihasilkan tidak
ditentukan oleh efek Peltier sendiri, karena mungkin juga dipengaruhi
oleh pemanasan Joule dan efek gradien termal (lihat di bawah).
Peltier koefisien mewakili berapa banyak panas yang dilakukan per
satuan muatan. Sejak biaya saat harus terus menerus di persimpangan,
arus panas terkait akan mengembangkan diskontinuitas jika dan
berbeda. Efek Peltier dapat dianggap sebagai back-tindakan rekan
untuk efek Seebeck (analog dengan back-emf induksi magnetik): jika
sirkuit thermoelectric sederhana ditutup maka efek Seebeck akan
mendorong arus, yang pada gilirannya (melalui Peltier efek) akan
selalu mentransfer panas dari panas ke dingin persimpangan.
Hubungan erat antara Peltier dan Seebeck efek dapat dilihat dalam
hubungan langsung antara koefisien mereka: (lihat di bawah). Sebuah
Peltier perangkat pompa panas khas melibatkan beberapa
persimpangan dalam seri, di mana arus didorong. Beberapa
persimpangan kehilangan panas karena efek Peltier, sementara yang
lain mendapatkan panas. pompa panas termoelektrik mengeksploitasi
fenomena ini, seperti halnya perangkat pendingin thermoelectric
ditemukan di lemari es.
Dalam banyak bahan, koefisien Seebeck memiliki suhu tidak konstan,
dan gradien spasial suhu dapat mengakibatkan gradien di koefisien
Seebeck. Untuk menggambarkan Peltier dan Thomson efek aliran
energi harus dipertimbangkan. Untuk memulai kasus dinamis di mana
suhu dan biaya dapat bervariasi dengan waktu dapat dipertimbangkan.
Koefisien Thomson adalah unik di antara tiga koefisien termoelektrik
utama karena merupakan satu-satunya langsung terukur untuk bahan
individu. Peltier dan Seebeck koefisien hanya dapat dengan mudah
ditentukan untuk pasang bahan; karenanya, sulit untuk menemukan
nilai-nilai absolut Seebeck atau Peltier koefisien untuk bahan
individu. Jika koefisien Thomson material diukur pada rentang
temperatur yang luas, dapat diintegrasikan dengan menggunakan
hubungan Thomson untuk menentukan nilai absolut untuk Peltier dan

56
Seebeck koefisien. Hal ini perlu dilakukan hanya untuk satu materi,
karena nilai-nilai lain dapat ditentukan dengan mengukur koefisien
Seebeck berpasangan di termokopel mengandung bahan referensi dan
kemudian menambahkan kembali koefisien Seebeck mutlak dari
bahan referensi.
a. Efek Peltier:
Efek Peltier dapat digunakan untuk membuat sebuah lemari es
yang kompak dan tidak memiliki sirkulasi bagian cairan atau
bergerak. lemari es tersebut berguna dalam aplikasi dimana
keuntungan mereka lebih besar daripada kelemahan dari efisiensi
mereka sangat rendah.
b. Thermocouple
Termokopel dan thermopiles adalah perangkat yang menggunakan
efek Seebeck untuk mengukur perbedaan suhu antara dua benda.
Termokopel sering digunakan untuk mengukur suhu tinggi,
memegang suhu satu persimpangan konstan atau mengukur secara
mandiri (sambungan dingin kompensasi). Thermopiles
menggunakan banyak termokopel elektrik terhubung secara seri,
untuk pengukuran sensitif perbedaan suhu yang kecil.
Thermal cyclers untuk polymerase chain reaction.
c. Efek Peltier
Efek Peltier digunakan oleh banyak cyclers termal, perangkat
laboratorium digunakan untuk memperkuat DNA dengan
polymerase chain reaction (PCR). PCR membutuhkan pemanasan
siklik dan pendinginan sampel untuk suhu tertentu. Masuknya
banyak termokopel dalam ruang kecil memungkinkan banyak
sampel yang akan diperkuat secara paralel.

6.3 Elektro Kimia


Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari
reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia
dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki.
Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel
galvani dan sel elektrolisis.Reaksi elektrokimia dapat berlangsung secara
spontan,yaitu ketika dua elektrode yang direndam di dalam cairan
elektrolit dihubungkan dengan untai listrik.
Elektrokimia adalah reaksi redoks yang bersangkut paut dengan listrik.
Reaksi elektrokimia dibagi menjadi 2, yaitu:

57
a) Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks yang menghasilkan
listrik. Contohnya baterai.
b) Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks.
Contohnya adalah pemurnian logam dan pelapisan logam.

Sel galvani/sel volta

Gambar 11. Sel Volta

Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan


logam Cu akan mengalami reduksi. Reaksi kimianya adalah:

Zn → Zn2+ + 2 e, E0 = 0,76 volt


Cu2+ + 2 e → Cu, E0 = 0,34 volt
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu, Esel = 1,1 Volt.

Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion


dan kation pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi
dapat berlangsung terus-menerus.

Notasi sel

Untuk sel volta, penulisannya adalah: anoda || katoda atau zat yang
teroksidasi || zat yang tereduksi

Seperti pada contoh diatas, berarti notasi selnya adalah:

58
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu, Esel= 1,1 volt

Sel elektrolisis adalah arus listrik yang menimbulkan reaksi redoks.

Pada sel elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang akan
teroksidasi.

Pada katoda, terdapat 2 kemungkinan zat yang ada, yaitu:


+
a) kation (K ) atau
b) air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang
disebutkan, cairan atau lelehan.)
Pada anoda, terdapat 3 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
-
a) anion (A ) atau
b) air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang
disebutkan, cairan atau lelehan.)
c) elektroda, elektroda ada 2 macam, inert (tidak mudah bereaksi,
ada 3 macam zat yaitu platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan
karbon (C)) dan tak inert (mudah bereaksi, zat lainnya selain Pt,
C, dan Au).
Ada berbagai macam reaksi pada sel elektrolisis, yaitu:
f) Reaksi yang terjadi pada katoda
1) Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs,
Fr), IIA (Be, Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al, dan Mn, maka reaksi
yang terjadi adalah 2 H20 + 2 e → H2 + 2 OH-
+ +
2) Jika kationnya berupa H , maka reaksinya 2H + 2 e → H2
3) Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama
logam)x+ + xe → (nama logam)
g) Reaksi yang terjadi pada anoda
- Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi:
1) Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-),
maka reaksinya 2 H20 → 4H+ + O2 + 4 e
2) Jika anionnya OH-, maka reaksinya 4 OH- → 2H20 + O2
+4e
3) Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya
adalah 2 X(halida) → X (halida)2 + 2 e
h) Jika elektroda tak inert (selain 3 macam di atas), maka reaksinya
L" > Lx+ + xe

59
6.4 Aplikasi Material Teknik Elektro
a. Teknik Elektro adalah ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari
sifat-sifat elektron atau sifat-sifat kelistrikan yang kemudian
diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Berasal dari bahasa Inggris
electrical engineering, yang bisa diartikan dengan teknik listrik.
Ada dua kegunaan utama dari kelistrikan, yaitu sebagai sarana untuk
mengirimkan daya listrik dari satu tempat ke tempat lain dan sebagai
sarana untuk mengirimkan informasi. Secara tradisional, bidang
teknik listrik dapat dibagi ke dalam tujuh area spesialisasi berikut ini:
b. Teknik tenaga listrik :
Penggunaan bahan material untuk pembangkitan, pengiriman, dan
intalasi dari tenaga listrik mempergunakan bahan–bahan yang telah diuji
secara teknik. Bahan-bahan yang dipergunakan harus memiliki standar
yang telah di tentukan oleh standar nasional untuk di Indonesia.
Klasifikasi material teknik elektro adalah meliputi : konduktor,
semikonduktor, isolator, super konduktor dan bahan magnetik. Bahan ini
sangat diperlukan dalam pembangkitan, penyaluan, maupun dalam
instalasi tenaga listrik. Untuk lebih jelas baca diatas (pada BAB I di atas).

60
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhaimin, Bahan-bahan Listrik, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1993
2. Allison, J., Electronics Engineering Semiconductor and Devices, McGraw-Hill,
1990.
3. RUSDI ARIAWAN, 2010
4. Satrio Tri Utomo, 2014
5. Ismunandar dan Cun Sen, 2002

61

Anda mungkin juga menyukai