Anda di halaman 1dari 78

PERCOBAAN 1

PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK


(TRANSFORMATOR)

Disusun oleh :

I Wayan Indrayana 1905541119

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2020
1

BAB I
PERCOBAAN 1 TRANSFORMATOR

1.1 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dari transformator
2. Menentukan parameter –parameter trafo dari test beban nol
3. Menentukan efisiensi dan regulasi transformator berbeban
1.2 Peralatan
1. Single Phase Isolating Transfmator 1 buah
2. RMS meter 4 buah
3. Power Meter 2 buah
4. Power Factor Meter 2 buah
5. Pengaman 1 A 1 buah
6. Panel Sumber satu phasa 1 buah
7. Beban resistip (panel lampu) 1 unit
8. Lampu pijar ( 5W,10W,15W,25W,60W) 4 buah
9. Beban induktif (1,2H ,2,4H ,6 H) 1 unit
10. Beban capasitif (8 uF dan 16 uF) 1 unit
11. Kabel jumper 20 buah
2

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Transformator


Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu
alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
Maksud dari perubahan taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan
Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari
110VAC ke 220 VAC.Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip
Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak
balik (AC).Trafo memegang peranan yang sangat penting untuk pendistribusian
tenaga listrik.

Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN
hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya
menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan untuk setiap
rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan
AC 220Volt.

Gambar 2.1 Lambang dan Simbol Transformator

2.2 Fungsi Transformator


a. Rangkaian Kontrol 
Transformator sering digunakan untuk menurunkan tegangan pada
peralatan elektronik seperti charger, komputer, dan berbagai peralatan lainnya
3

supaya dapat digunakan pada tegangan kontrol 5V, 12V, dsb.Sama halnya
dengan rangkaian kontrol motor pada pabrik, transformator disini digunakan
untuk mengenergize dan mengdienergize kontraktor yang digunakan untuk
mematikan dan menghidupkan motor induksi. 

b. Rangkaian Pengatur Frekuensi


Dalam dunia radio frekuensi, trafo digunakan untuk mengatur besaran
frekuensi yang dihasilkan. Namun dimensi dan bentuknya jauh lebih kecil
daripada trafo yang digunakan pada rangkaian kontrol apalagi trafo transmisi
listrik.
c. Distribusi dan Transmisi Listrik 
Jarak antara pembangkit listrik dengan beban listrik yang digunakan
pemakai listrik atau pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga menyebabkan
terjadinya drop tegangan. Oleh karena itu, tegangan harus dinaikkan sebelum
distribusi dan transmisi listrik jarak jauh. Hal tersebut harus dilakukan supaya
drop tegangan tidak terlalu besar dan lebih murah karena kabel yang dipakai
lebih kecil. Jika tegangan semakin besar maka arus akan semakin kecil sesuai
Hukum Kekekalan Energi. Layaknya pada PLN, tegangan yang dihasilkan
pembangkit listrik sebesar 13,8 KV kemudian dinaikkan menjadi 150 KV.
Selanjutnya diturunkan ke 380 V untuk didistribusikan ke rumah – rumah. 

2.3 Jenis-jenis Transformator


2.3.1 Trafo Step Up
Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf atau
level tegangan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan Sekunder
sebagai tegangan output yang lebih tinggi dapat ditingkatkan dengan cara
memperbanyak jumlah lilitan di kumparan sekundernya daripada jumlah lilitan di
kumparan primernya. Pada pembangkit listrik, Trafo jenis ini digunakan sebagai
penghubung trafo generator ke grid.
4

Gambar 2.2 Trafo Step up

2.3.2 Trafo Step Down


Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan
taraf level tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada
Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer lebih banyak
jika dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Di jaringan
Distribusi, transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan untuk
mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan rendah yang bisa
digunakan untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan di rumah tangga, kita sering
menggunakannya untuk menurunkan taraf tegangan listrik yang berasal dari PLN
(220V) menjadi taraf tegangan yang sesuai dengan peralatan elektronik kita.

Gambar 2.3 Trafo Step down


2.3.3 Transformator Autotransformator Variabel
Trafo jenis ini pada bagian tengahnya dapat diubah yang
memungkinkan perubahan pada bagian lilitan primer dan sekundernya.
5

Gambar 2.4 Trafo Autotranfomator Variable

2.3.4 Transformator Isolasi


Pada Trafo ini jumlah lilitan primer dan sekunder mempunyai jumlah
yang sama, dan mempunyai tegangan primer dan sekunder yang sama pula.

Gambar 2.5 Tafo Isolasi


2.3.5 Trasnformator Pulsa
Trafo ini sebenanya dirancang untuk menghasilkan gelombang atau
getaran pulsa, trafo ini biasa menggunakan bahan yang cepat naik sehingga ketika
pada titik tertentu arus primer yang di trafo ini akan menghasilkan fluks magnet.

2.3.6 Transformator Tiga Fase


Trafo jenis biasa pada elektonika dihubungkan secara bersamaan
untuk bekerja dengan arus primer dan sekundernya, biasanya lambang pada arus
primer adalah (Y) dan arus pada sekundernya (Δ).
6

2.4 Prinsip Kerja Transformator


Prinsip kerja transformator secara umum sebenarnya sederhana.
Konstruksi dari transformator dari dulu hingga sekarang masih itu-itu saja, hanya
saja mungkin dari bentuknya saja yang berbeda dan dimensinya yang lebih kecil.
Itupun tergantung untuk rangkaian apa sebuah komponen transformator
digunakan. Seperti diketahui, transformator bekerja karena adanya pemindahan
tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnet. Induksi ini menghasilkan
tenaga listrik dengan satuan tegangan dan arus yang lain. Pada dasarnya
transformator memiliki tiga bagian utama, yaitu kumparan primer, kumparan
sekunder, dan inti. kumparan primer dari trafo akan berfungsi sebagai inputnya,
sedangkan bagian sekunder trafo berfungsi sebagai output, dan terakhir bagian inti
ini adalah media untuk memperkuat merdan magnet yang dihasilkan pada proses
induksi.Kumparan yang digunakan pada transformator menggunakan lapisan
isolasi agar gulungan kumparan tidak terhubung satu sama lain. Kawat yang
digunakan pada kumparan trafo ini disebut dengan kawat email. Inti pada trafo
tergantung dari kegunaan trafo itu sendiri. Jika keperluan untuk frekuensi rendah,
terutama pada teralatan catu daya dan rangkaian audio, inti trafo yang digunakan
adalah inti besi lunak. Sedangkan untuk keperluan frekuensi tinggi, digunakan
transformator inti ferit atau inti udara.

Gambar 2.6 Fluks pada Transformator

Prinsip kerja transformator berdasarkan prinsip induksi


elektromagnetik, yang mana pada sejarahnya dulu prinsip ini ditemukan oleh
7

seorang ilmuwan yang bernama Faraday. Sebuah trafo akan bekerja jika terdapat
perubahan fluks magnetik. Untuk itulah mengapa trafo hanya bisa digunakan pada
arus bolak-balik (AC) dan tidak dapat bekerja dengan arus DC.Arus bolak balik
yang mengalir pada kumparan primer transformator menimbulkan arus yang
berubah-ubah pula sehingga fluks magnetik akan mengalir melalui inti besi dan
melewati kumparan sekunder. Akibat dari induksi magnetik yang berubah-ubah
maka akan timbul fluks magnetik yang berubah-ubah juga. Dari fluks magnetik
yang berubah-ubah ini akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) induksi.Jika
arus yang dialirkan melalui kumparan primer semakin besar, maka medan magnet
yang dihasilkan juga akan semakin besar yang dialirkan ke kumparan sekunder.
Pada kumparan sekunder terjadi perubahan gaya gerak listrik yang akan
berpengaruh pada nilai tegangan dan arus yang dihasilkan tergantung dari
banyaknya perbandingan antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Dari
sini lah terjadi perubahan arus dan tegangan yang lebih tinggi atau lebih rendah
dari sebuah transformator.

2.5 Efisiensi Trafo (Transformator)


Efisiensi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya
adalah rugi-rugi transformator itu sendiri. Rugi-rugi ini meliputi kualitas
kumparan, seberapa banyak inti besi yang mengelilingi kedua kumparan primer
dan sekunder, dan ggl induksi yang kabur. Rugi-rugi transformator biasanya akan
timbul panas pada inti besi nya.Sebuah transformator tidak ada yang memiliki
efisiensi yang mencapai 100%. Rata-rata trafo yang terdapat di pasaran memiliki
efisiensi antara 80% hingga 85%. Pada postingan ini tidak akan dibahas mengenai
rumus-rumus, namun yang akan dibahas adalah hal-hal umum yang bersifat
wawasan pengetahuan dasar mengenai transformator.

2.6 Kerugian Daya atau Kehilangan Daya pada Trafo


(Tranformator)
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Kerugian atau kehilangan daya
pada Trafo ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu Faktor Core Loss (Inti
Besi) dan Faktor Copper Loss (Kumparan). Kerugian Daya atau Kehilangan Daya
8

pada Trafo ini sering disebut juga dengan Rugi Daya atau dalam bahasa Inggris
disebut dengan Power Loss.
1) Core Losses atau Iron Losses 
Core Losses atau Iron Losses adalah kehilangan daya pada
Tranformator yang dikarenakan oleh Inti Besi Transformator itu sendiri. Terdapat
dua faktor yang menyebabkan terjadinya Core Loss yaitu kerugian arus Eddy
(Eddy Current) dan kerugian histeresis (Hysteresis loss). Kedua Kerugian ini pada
dasarnya tergantung pada sifat magnetik bahan yang digunakan untuk konstruksi
inti transformator (trafo).
a. Kerugian Arus Eddy (Eddy Current Loss) – pada Transformator atau
Trafo,  arus listrik AC yang dipasok ke kumparan primer akan membentuk
fluks medan magnet yang bergantian. Apabila fluks medan magnet tersebut
terhubung ke kumparan sekunder maka akan menyebabkan induksi gaya
gerak listrik atau biasanya dikenal dengan induksi GGL. Tetapi terdapat pula
beberapa bagian fluks magnet yang menginduksi ke bagian konduktor
lainnya yaitu ke Inti besinya Trafo (Tranformer Core) tersebut yang
kemudian akan menyebabkan sirkulasi arus kecil didalamnya. Arus tersebut
disebut dengan Arus Eddy (Eddy Current). Karena Arus Eddy inilah
beberapa energi akan terdisipasi dalam bentuk panas.
b. Kerugian Histerisis (Hysterisit Losses) – Kerugian Histeris pada
trafo ini disebabkan oleh pembalikan magnetisasi pada inti transformator.
Kehilangan atau kerugian ini tergantung pada volume dan kadar besi yang
digunakan untuk konstruksi inti besi trafo, frekuensi pembalikan magnetik
dan nilai kerapatan fluks.

2) Copper Losses
Copper losses adalah kehilangan daya pada Trafo yang diakibatkan
oleh resistansi pada kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri. Copper Loss pada
Kumparan Primer adalah I12R1 dan Copper Loss pada Kumparan Sekunder adalah
I22R2. Dimana I1 dan I2 adalah arus pada masing-masing kumparan primer dan
kumparan sekunder sedangakn R1 dan R2. adalah resistansi pada masing-masing
9

kumparan primer dan kumparan sekunder. Kehilangan Daya yang diakibatkan


oleh Copper Loss ini adalah sebanding dengan kuadrat arus dan arus ini
tergantung pada beban. Oleh karena itu kehilangan Copper loss pada Trafo ini
juga akan bervariasi tergantung pada beban yang diberikan pada trafo.

2.7 Pengukuran Beban Nol


Pengukuran beban nol dipakai untuk mencari rugi-rugi besi pada
transformator. Rangkaian ekivalen pada keadaan transformator tanpa beban
seperti gambar 3.1 dibawah ini, bila tegangan V diberikan pada sisi tegangan
rendah (lebih rendah), maka akan mengalir Io pada impedansi bocor Z2 = R2 +
jX2 (sisi tegangan yang lebih rendah) yang diseri dengan impedansi eksitansi Zo
= Rc + jXm. karena pada Z2 << Zo maka Z2 dapat diabaikan tanpa mengurangi
ketelitian.
Bila hasil pengukuran ini didapat :
1. Tegangan masuk (Vin) yang diukur dengan voltmeter, merupakan
tegangan Vn sisi tegangan rendah (lebih rendah).
2. Arus beban nol (Io) yang diukur dengan ampermeter.
3. Daya, karena adanya rugi besi (histerisis dan arus putar) Pb = Pc yang
diukur dengan wattmeter, dan rugi tembaga pada kumparan primer
yang dalam hal ini dapat diabaikan.

2.8 Transformator Berbeban


2.8.1 Beban Tahanan Murni
Didalam kumparan sekunder terdapat R2 dan X2, bila dihubungkan
dengan tahanan murni R, maka akan mengalir arus sekunder I2. arus ini akan
berbeda fasa sebesar φ2 terhadap E2, akibat adanya reaktansi pada kumparan
sekunder (X2).
10

Gambar 2.7 Transformator Berbeban Tahanan Murni


2.8.2 Beban Induktif
Beban induktif diciptakan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat
di berbagai alat-alat listrik seperti motor, trafo, dan relay. Kumparan dibutuhkan
oleh alat-alat listrik tersebut untuk menciptakan medan magnet sebagai komponen
kerjanya. Pembangkitan medan magnet pada kumparan inilah yang menjadi beban
induktif pada rangkaian arus listrik AC. Apabila transformator berbeban induktif,
berarti pada sekunder transformator terdapat parameter R2 + jX2 dan R + jX
(beban). Dengan adanya harga-harga tersebut akan menyebabkan pergeseran fasa
antara I2 dan E2 sebesar Ф2.

2.8.3 Beban Kapasitif


Beban kapasitif merupakan kebalikan dari beban induktif. Jika beban
induktif menghalangi terjadinya perubahan nilai arus listrik AC, maka beban
kapasitif bersifat menghalangi terjadinya perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini
menunjukkan bahwa kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan tegangan listrik
sesaat.  Dengan adanya beban kapasitif (R-jX) tersebut menyebabkan pergeseran
fasa antara I2 dan V2 sebesar Ф2.
11

BAB III
CARA KERJA

3.1 Rangkaian Basic Transformator


Mulailah percobaan dengan merakit basic machine dari transfomator
sesuai dengan gambar (1.1)! peragakanlah rangkaian yg telah dirangkai ! ,
pahami rangkaian yg diuji !, Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah
petunjuk dari asisten. Sehingga nantinya mengetahui dan memahami prinsip kerja
dari transformator.

A
~
V V
~ ~

1 ~
3 ~

Gambar 3.1 Rangkaian basic machine dari tranformator

3.2 Penentuan Parameter Transformator (Test Beban Nol)


Mulailah dengan merangkai rangkaian test beban nol pada
transformator seperti pada gambar (1.2) sisi sekunder dibentuk untuk out tegangan
listrik 110 volt!!.Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan
rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 phasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 volt)! , Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.1!.
12

Kemudian matikan sumber daya listrik!, Mulailah dengan merangkai rangkaian


test beban nol pada transformator seperti pada gambar (1.2) namun sisi sekunder
dibentuk untuk out tegangan listrik 220 volt!. Periksalah dengan baik rangkaian
yg telah dirangkai, pastikan rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 phasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 volt)! , Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.1!.

Pahami rangkaian yg diuji !, Bila ada yg belum atau kurang dipahami


mintalah petunjuk dari asisten. Sehingga pada akhir kegiatan dapat menentukan
parameter dari transformator.

A
~ PF
220 : 110

V V
~ ~
220 V

Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan Test Beban Nol

Tabel 1.1 Percobaan Tes Beban Nol


Transformasi Pp (Watt) Qp (Var) Vp (Volt) Ip (Amper) Cos θp Vs (Volt)
220 : 110
220 : 220

3.3 Transformator Berbeban


Mulailah dengan merangkai rangkaian transformator berbeban seperti
pada gambar (1.3)! dengan beban resistif (lampu pijar sesuai tabel 1.2).Periksalah
dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 phasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 volt)! , Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.2!.
13

Kemudian matikan sumber daya listrik!, Mulailah dengan merangkai


rangkaian transformator berbeban seperti pada gambar (1.3)! dengan beban
Induktif (sesuai tabel 1.2).Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai,
pastikan rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 phasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 volt)! , Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.2!.
Kemudian matikan sumber daya listrik!, Mulailah dengan merangkai rangkaian
transformator berbeban seperti pada gambar (1.3)! dengan beban
Kapasitif (sesuai tabel 1.2).Periksalah dengan baik rangkaian yg telah
dirangkai, pastikan rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 phasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 volt)! , Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.2!.
Pahami rangkaian yg diuji !, Lakukan perhitungan untuk mengecek
kebenaran data hasil uji !.Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah
petunjuk dari asisten. sehingga pada akhir kegiatan mampu menentukan regulasi
dan efisiensi dar[i transformator berbeban.
Tabel 1.2 Percobaan Transformator Berbeban
No BEBAN Pp Qp Vp Ip PFp Ps Qs Vs Is PFs
W Var Volt A W Var Volt A
Resistif (lampu pijar)
Lampu 15 W / 220V
Lampu 25 W / 220V
1. Lampu 60 W / 220V
Lampu 100 W / 220V
L Murni
2 6H
2,4 H
1.2 H
Kapasitif (capasitor)
3 8 uF
16 uF
14

Ga
mbar 3.3 Rangkaian percobaan Trafo Berbeban
3.4 Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan transformator ?
2. Jelaskan prinsip kerja transformator ?
3. Apa yang dimaksud trafo step-up dan trafo step-down ?
4. Jelaskan Prinsip efisiensi dari transformator berbeban?
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

D
28

AFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, S., n.d. ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI LISTRIK AKIBAT


MENURUNNYA PERFORMA TRAFO DISTRIBUSI SATU PHASA DI PT.PLN
SEMARANG SELATAN.

Agung, F., 2016. ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA


TRANSFORMATOR TIGA FASADI PT X [Diakses 18 December 2020].

Eprints.polsri.ac.id. n.d ANALISA BEBAN ARUS PADA INVERTER DAN TRAFO


PADA WAKTU PEMAKAIAN DAN PENGISISAN AKI.

Indrakoesoema, K. and Ansryanto, Y., 2013. Pengaruh Kapasitor Bank Pada


Busbar BHA, BHB Dan BHC Di Pusat Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy.

Mukti, W., 2017. JURNAL ANALISIS PENGARUH BEBAN PUNCAK


FEEDERTERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR 31,5 MVA DAN 60 MVA.
29

LAMPIRAN
PERCOBAAN 2
PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
(MOTOR DC SERI)

Disusun oleh :

I Wayan Indrayana 1905541119

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2020
1

BAB I
Percobaan 2 Motor DC Seri

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui prinsip kontruksi motor DC seri dan prinsip kerja dari
motor DC seri
2. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami karakteristik motor
DC seri (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin) terhadap Arus
jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
3. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor
DC seri (pengaruh perubahan pembebanan /Torsi ke rotor (T)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

1.1 Peralatan
a. 1 unit Series wound machine
b. 1 unit Control unit 0.3
c. 1 unit Magnetik Power Brake
d. 1 unit Extra low/Low Voltage
e. 1 unit Starter
f. 1 unit on-off switch
g. 1 unit Volt Meter
h. 1 unit Ampere Meter
i. Kabel jamper secukupnya
2

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian DC Seri


Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus
searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik.
Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah,
sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-
unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama yaitu :
a. Kutub medan.
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara
kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
b. Current Elektromagnet atau Dinamo.
Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan
magnet berganti lokasi.
c. Commutator.
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya
adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

2.2 Karakteristik Motor DC Seri


Karakteristik dari sebuah motor DC umumnya terbagi atas 3
hubungan yaitu :
1. Karakteristik torsi – arus jangkar
Pada motor seri, oleh karena Ia = Ish , maka F » Ia, sehingga T »
Ia2 Pada beban yang ringan, Ia dan juga F kecil (berada pada daerah tak
jenuh), tetapi bila Ia bertambah Ta juga bertambah sebanyak kwadrat arus
3

jangkar. Oleh karena itu karaktersitik berbentuk para bola seperti ditunjukkan
pada gambar .

Gambar 2.1 Grafik Karakteristik Torsi-Arua Jangkar

2. Karakteristik kecepatan – arus jangkar


Perubahan Ea terhadap arus beban sangat kecil sehingga dapat
diabaikan. Jika beban bertambah (Ia bertambah), F juga bertambah, oleh
karena nya kecepatan berbanding terbalik dengan arus jangkar ditunjukkan
gambar. Jika bebannya berat, Ia besar, kecepatan rendah, Ea akan turun. Tetapi
bila arus beban dan berarti pula arus jangkar kecil, maka putarannya akan
menjadi sangat besar (tak terhingga), ini sangat membahayakan. Oleh karena
itu motor seri dalam operasinya harus selalu dikopel dengan beban.

Gambar 2.2 Grafik Karakteristik kecepatan-arus jangkar

3. Karakteristik kecepatan-torsi
Karakterisk ini diperoleh dari kenyataan bahwa bila kecepatannya
besar, maka torsinya kecil, dapat dilihat pada gambar .
4

Gambar 2.3 Grafik karakteristik kecepatan-torsi


5

BAB III
LANGKAH PERCOBAAN

3.1 Rangkaian dasar/basic Motor DC Seri


Mulailah percobaan dengan merakit rangkaian dasar/basic motor DC
Seri sesuai dengan gambar (3.1)! peragakanlah rangkaian yg telah dirangkai ! ,
pahami rangkaian yang diuji !, Bila ada yang belum atau kurang dipahami
mintalah petunjuk dari asisten. Sehingga nantinya Mengetahui prinsip kontruksi
motor DC seri dan prinsip kerja dari motor DC seri .

V
M

3~

B2 B1
A1 A2

=
3~

Gambar 3.1 Rangkaian basic machine dari Motor DC Seri


6

3.2 Pengujian Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan


Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran
rotor (Nr)).
Mulailah dengan merangkai rangkaian Pengujian Karakteristik motor DC seri
seperti pada gambar (3.2).
+
DC 0 – 250 v
-

47 Ω Starter

A V

1B1

n
1B2
A1
Magnetic
MSr TG Powder
Brake
A2 2B1

2B2
D2 D1

Gambar 3.2 Line Diagram Pengujian Motor DC Seri

Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian


sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan tabel 3.1!, Hidupkanlah
sumber daya listrik!,mulailah lakukan pengukuran parameter uji, catat hasilnya
pada tabel 3.1!.
Tabel 3.1 Hasil pengukuran pengaruh Vin terhadap Ia dan Nr
Vin(DC
) 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
(Volt)
Ia
(Amper)

n (rpm)
7

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami


rangkaian yang diuji !, periksa data yang didapat diskusikan dengan anggota
kelompok, Bila ada yang belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari
asisten. sehingga pada akhir kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan
karakteristik akibat perubahan tegangan input motor tersebut ,mampu menjelaskan
dan memahami Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan Tegangan input
(Vin) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
3.3 Pengujian Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan
pembebanan /Torsi ke rotor (T) terhadap Arus jangkar (Ia) dan
putaran rotor (Nr)).
Mulailah dengan merangkai rangkaian Pengujian Karakteristik motor
DC seri seperti pada gambar (3.3).

+
DC 0 – 250 v
-

47 Ω Starter

A V

1B1

n
1B2
A1
Magnetic
MSr TG Powder
Brake
A2 2B1

2B2
D2 D1

Gambar 3.3 Diagram Pengujian Motor DC Seri Berbeban


Periksalah dengan baik rangkaian yang telah dirangkai, pastikan rangkaian sudah
benar . Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan gambar rangkaian 3.3!,
8

Hidupkanlah sumber daya listrik!, mulailah lakukan pengukuran parameter uji


sesuai tabel 3.2 dan catat hasilnya pada tabel 3.2 yang tersedia!.

Tabel 3.2 Hasil pengukuran pengaruh T terhadap perubahan Ia dan Nr


Torsi(T)
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10
(Newton)
Ia
(Amper)

n (rpm)

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami


rangkaian yang diuji !, periksa data yang didapat!, diskusikan dengan anggota
kelompok !, Bila ada yang belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari
asisten. sehingga pada akhir kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan
karakteristik akibat pembebanan tersebut ,mampu menjelaskan dan memahami
Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan pembebanan ke rotor(T)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

3.4 Pertanyaan

1. Gambarkan rangkaian sederhana motor DC seri, jelaskan prinsip kerjanya!


2. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan tegangan input pada motor
terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan karakteristik
tersebut!
3. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan pembebanan pada motor
terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan karakteristik
tersebut!
4. Jelaskan proses perubahan daya listrik menjadi daya mekanik pada motor
DC seri!
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Daftar Pustaka

Firmansyah, Anton, Yessi Marniati. “PEMODELAN KARAKTERISTIK


MOTOR DC SHUNT, MOTOR DC SERI, DAN MOTOR DC KOMPON
MENGGUNAKAN MATLAB SIMULINK SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN MODUL PRAKTIKUM MESIN-MESIN LISTRIK”.
Jurnalteknikelektro.ac.id

Muttaqin, Syaoqi. “ANALISA KARAKTERISTIK GENERATOR DAN


MOTOR DC”. (21060112130034).

Nugroho, Nalaprana. “ANALISA MOTOR DC (DIRECT CURRENT) SEBAGAI


PENGGERAK MOBIL LISTRIK”. Jurnalteknikelektro.ac.id
18

LAMPIRAN
19
20
21
22

PERCOBAAN 3

PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

(MOTOR DC SHUNT)

Disusun oleh :

I Wayan Indrayana 1905541119

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2020
1

BAB I
Percobaan 3 Motor DC Shunt

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui prinsip kontruksi motor DC Shunt dan prinsip kerja dari
motor DC Shunt
2. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor
DC Shunt (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin) terhadap Arus
jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
3. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor
DC Shunt (pengaruh perubahan pembebanan /Torsi ke rotor (T)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

1.3 Peralatan
a. 1 unit Shunt wound machine
b. 1 unit Control unit 0.3
c. 1 unit Magnetik Power Brake
d. 2 unit Extra low/Low Voltage
e. 1 unit Starter
f. 1 unit field regulator
g. 1 unit Pengaman 2 A
h. 1 unit Volt Meter
i. 2 unit Ampere Meter
j. Kabel jamper secukupnya
2

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Shunt Wound Machine


Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya
dihubungkan secara paralel dengan kumparan angker (armature winding). Motor
DC tipe Shunt ini merupakan tipe Motor DC yang sering digunakan, hal ini
dikarenakan Motor DC Shunt memiliki kecepatan yang hampir konstan meskipun
terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila mencapai torsi
(torque) tertentu), hal ini disebabkan karena Kumparan Medan dan Kumparan
Angker dihubungkan secara paralel, maka total arus listrik merupakan
penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus yang melalui
kumparan angker.
Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah
resistor/tahanan secara seri dengan kumparan medan ataupun seri dengan
kumparan angker. Jika resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan
kumparan medan maka kecepatannya akan berkurang, sedangkan apabila
resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan angker maka
kecepatannya akan bertambah.

Gambar 2.1 Motor DC Shunt


2.2 Karakteristik Motor DC Shunt
Gambar 2.3 menunjukkan rangkaian listrik dari suatu motor DC shunt.
Arus medan Ish besarnya konstan karena kumparan medan langsung terhubung
dengan tegangan sumber Vt yang dianggap konstan. Oleh karena itu fluksi di
dalam motor shunt hampir dapat dikatakan konstan.
3

1. Karakteristik Ta/Ia
Di dalam motor DC, torsi jangkar Ta dinyatakan sebagai Ta = ɸIa. Dengan
demikian, karakteristik Ta/Ia motor DC shunt merupakan garis lurus yang melalui
titik asal seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. Torsi poros (Tsh) lebih kecil
dibandingkan Ta dan ditunjukkan oleh garis putus-putus. Jelas terlihat pada kurva
bahwa dibutuhkan arus yang cukup besar untuk menstart motor dengan beban
yang berat. Oleh karena itu, motor DC shunt tidak boleh distart dalam keadaan
berbeban berat.

2. Karakteristik n/Ia
Fluksi Φ dan GGL lawan Ea di dalam motor DC shunt hampir konstan di
bawah kondisi normal. Dengan demikian, kecepatan motor DC shunt selalu
konstan walaupun arus jangkar berubah-ubah nilainya. Dengan kata lain, ketika
beban bertambah, Ea ( Vt - IaRa) dan Φ berkurang akibat jatuh tegangan pada
tahanan jangkar dan reaksi jangkar. Ea berkurang lebih sedikit daripada Φ
sehingga kecepatan motor menurun sedikit dengan pertambahan beban (garis AC)
seperti terlihat pada Gambar 2.4.

3. Karakteristik n/Ta
Terdapat sedikit penurunan kecepatan motor DC shunt dari kondisi tanpa
beban sampai beban penuh. Dengan demikian, dapat dianggap sebagai motor
kecepatan konstan. Torsi start-nya tidak tinggi karena Ta ~ I.
4

2.3 Magnetic Power Brake (Rem Elektromagnetik)


Rem merupakan suatu alat yang digunakan untuk menurunkan kecepatan
pada saat aksi deselerasi dalam selang waktu yang ditentukan. Penggunaan gaya
gesek memberikan gaya lawan terhadap gaya gerak adalah tipe rem yang umum
digunakan. Namun dalam sistem pengereman elektromagnetik menggunakan gaya
elektromagnetik untuk memperlamabat suatu gerakan, yang biasanya adalah
gerakan poros. Sebuah piringan dengan bahan logam non-feromagnetik terpasang
dengan poros yang berputar. Piringan tersebut diapit oleh sisi stator berupa sistem
lilitan elektromagnetik yang dapat membangkitkan medan magnet dari aliran
listrik.
Arus listrik menimbulkan medan magnet pada lilitan dan logam piringan
yang memotong medan magnet tersebut akan menimbulkan arus eddy pada
piringan itu sendiri. Arus eddy ini akan menimbulkan medan magnet yang
arahnya berlawanan dengan medan magnet sebelumnya, sehingga menghambat
gerakan putar dari poros tersebut. Rem elektromagnetik akan optimal untuk
memberikan penurunan kecepatan, bukan untuk menghentikan gerak suatu objek.
Sehingga Rem ini sering diaplikasikan untuk sistem pengereman pada roller
coaster, kereta api dan juga digunakan pada alat dinamometer untuk pengukuran
torsi suatu mesin.

Gambar 2.2 Rem elektromagnetik

2.4 Extra Low/Low Voltage (Tegangan Sangat Rendah/Tegangan


Rendah)
Tegangan listrik merupakan beda potensial antara dua titik. Tegangan
listrik dibangkitkan dari pembangkit listrik. Dikenal berbagai klasifikasi jenis
tegangan, yaitu tegangan sangat rendah, tegangan rendah, dan lain-lain.  Tegangan
5

tersebut perlu dikenali karena dalam kabel listrik tertuliskan tegangan yang
mampu digunakan oleh kabel listrik. Tegangan Sangat Rendah adalah tegangan
yang berkisar sampai 50 V. Tegangan Rendah (Low Voltage = LV) adalah
tegangan rendah yang berkisar antara 50 volt – 1000 volt (1 KV). Jenis kabel yang
digunakan juga harus mampu digunakan pada tegangan 50 volt – 1000 volt (1
KV).

2.5 Starter
Bila sebuah motor arus searah langsung dihubungkan dengan jaringan,
maka pada saat pertama itu tahanan balik yang dibangkitkan adalah nol sehingga
tahanan angker yang kecil, langsung dihadapkan pada tegangan jaringan yang
penuh. Arus yang dibangkitkan hanya ditentukan oleh koefisien dari tegangan
jepit dan tahanan dari angkernya. Maka arus hubungan pendek ini pada umumnya
bernilai tinggi sekali. Hal ini akan merusak belitan jangkar, komutator, dan sikat
arang. Agar arus starting kecil, maka ditambahkan tahanan depan pada rangkaian.
Setelah motor berputar sampai dicapai putaran nominalnya tahanan depan tidak
difungsikan lagi. 17 Untuk menghidupkan Motor DC yang mempunyai daya yang
kecil, dapat dilakukan dengan cara menghubungkannya langsung ke sumber
tegangan searah atau melalui Saklar Daya. Gambar rangkaian Motor DC dengan
daya kecil dan arus starting yang dihasilkan oleh Motor DC berdaya kecil,
ditunjukkan oleh gambar berikut;

Gambar 2.3 Rangkaian Motor DC berdaya kecil dan arus start yang dihasilkan

Pada Motor DC berdaya besar maka jika dihidupkan dengan cara langsung
maka dikuatirkan bisa merusak motor, akibat terpaan arus starting yang
menyertainya. Gambar rangkaian Motor DC dengan daya besar dan arus starting
yang dihasilkan oleh Motor DC berdaya besar, ditunjukkan oleh gambar. Kondisi
motor DC pada saat ini yaitu kondisi saat arus start diberikan tetapi tidak
menggunakan tahanan depan.
6

Gambar 2.4 Rangkaian Motor DC berdaya besar dan arus start yang dihasilkan (tidak
menggunakan tahanan depan)

2.6 Volt Meter DC


Volt meter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui
beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian
elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama
dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt
meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar
magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi
sebagai pengali (multiplier).

Gambar 2.5 Volt meter DC

A. Bagian-bagian Voltmeter
1. Terminal Positif
2. Batas Ukur
3. Setup pengatur fungsi
4. Jarum penunjuk
5. Skala tinggi dan rendah
B. Cara Menggunakan Voltmeter
1. Rangkai komponen yang memiliki potensial berbeda secara paralel.
2. Sesuaikan rangkaian arus yang mana harus searah dengan pemasangan
kutub-kutub voltmeter.
3. Pastikan bahwa kutub positif dan negatif memiliki potensial yang berbeda.
Dari keduanya, kutub positif memiliki potensial yang tinggi.
7

4. Periksa kabel hitam, biru, dan merah, jika ada penyimpangan mengarah ke
kiri berarti pemasangannya terbalik. Namun, hal itu tidak akan menjadi
masalah untuk rangkaian arus bolak balik.

2.7 Ampere Meter DC


Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalaha
alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang
mengalir pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Ampere meter
menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC (permanent magnet
moving coil) atau sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC.

Gambar 2.6 Ampere meter DC


A. Bagian-bagian Ampere Meter DC
1. Terminal positif dan negatif.
2. Batas ukur.
3. Skala tinggi dan rendah

B. Cara Menggunakan Ampere Meter DC


1. Pasang alat ukur ini menjadi seri dengan beban yang ada.
2. Knob pemilih cakupan harus diatur mendekati cakupan yang sesuai atau
sudah diprediksi menurut perhitungan arus yang dilakukan secara teori.
3. Tentukan range batasan ampere dengan cara memutarkan knob pada alat
ukur.
4. Jika anda sudah memastikan rangkaian telah benar, nyalakan sumber
tegangan, cermati jarum penunjuk yang ada pada skala V dan juga A.
Pembacaan yang tepat dapat ditunjukkan dari posisi jarum yang lebih besar
dari 60% skala penuh meter.
5. Periksa cakupan yang ada jika mendapati simpangan yang terlalu kecil.
Anda juga diharapkan mengecek pembacaan cakupan. Bila “Ya” berarti
pembacaan masih berada di bawah cakupan pengukuran. Oleh karenanya,
anda bisa mematikan power supply. Ubah knob ke cakupan yang lebih kecil.
6. Setelah itu, hidupkan sumber tegangan dari baca jarum penunjuk lagi agar
lebih mudah untuk dibaca.
8

7. Step terakhir adalah menghindari kesalahan pemasangan polaritas sumber


tegangan. Mengapa? Ha ini akan menyebabkan arah simpangan jarum
menjadi berlawanan dengan semestinya. Jangan sampai arus terlalu besar
karena akan merusak jarum penunjuk yang ada pada alat ini.
*Catatan: Dalam pengukuran, perhatikan polaritas ketika anda mengukur
Ampere jenis DC.

BAB III
LANGKAH PERCOBAAN

3.1 Rangkaian dasar/basic Motor DC Shunt


Mulailah percobaan dengan merakit rangkaian dasar/basic motor DC
Shunt sesuai dengan gambar (3.1)! peragakanlah rangkaian yang telah dirangkai !
, pahami rangkaian yang diuji !, Bila ada yang belum atau kurang dipahami
mintalah petunjuk dari asisten. Sehingga nantinya Mengetahui prinsip kontruksi
motor DC Shunt dan prinsip kerja dari motor DC Shunt.
9

R
A

A1
R1
R2

E2 V
M
E1

3 ~

A2

B2 B1
A1 A2

R
A

+
=
3 ~
-
R 2

R 1

Gambar 3.1 Rangkaian basic machine dari Motor DC Shunt

3.2. Pengujian Karakteristik motor DC Shunt (pengaruh perubahan


Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran
rotor (Nr)).
Mulailah dengan merangkai rangkaian Pengujian Karakteristik motor
DC Shunt seperti pada gambar (3.2)! ,arus medan Shunt (If) model eksitasi
terpisah.
10

DC 0 - 250 V
-
47 

STARTER

+
A
DC 0 - 250 V
-

1B 1

A
1B 2
E1
A1 n

0,25 A
TG MPB
MSh

E2
A2
2B 1

2B
2

Gambar 3.2 Line Diagram Pengujian Motor DC Shunt

Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan


rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan tabel 3.1!, Hidupkanlah
sumber daya listrik!,mulailah lakukan pengukuran parameter uji, catat hasilnya
pada tabel 3.1!.
Tabel 3.1 Tabel hasil pengukuran pengaruh Vin terhadap Ia dan Nr
Vin(DC)
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
(Volt)
Ia
(Amper)

n (rpm)

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami


rangkaian yg diuji !, periksa data yg didapat diskusikan dengan anggota
kelompok, Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari
asisten. sehingga pada akhir kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan
karakteristik akibat perubahan tegangan input motor tersebut ,mampu
11

menjelaskan dan memahami Karakteristik motor DC Shunt (pengaruh perubahan


Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

3.3. Pengujian Karakteristik motor DC Shunt (pengaruh perubahan


pembebanan /Torsi ke rotor (T) terhadap Arus jangkar (Ia) dan
putaran rotor (Nr)).
Mulailah dengan merangkai rangkaian Pengujian Karakteristik motor
DC Shunt seperti pada gambar (3.3)!, arus medan Shunt (If) model eksitasi
terpisah.
+

DC 0 - 250 V
-
47 

STARTER

+
A
DC 0 - 250 V
-

1B 1

A
1B 2
E1
A1 n

0,25 A
TG MPB
MSh

E2
A2
2B 1

2B
2

Gambar 3.3 Diagram Pengujian Motor DC Shunt Berbeban

Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian sudah


benar . Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan gambar rangkaian 3.3!,
Hidupkanlah sumber daya listrik!,mulailah lakukan pengukuran parameter uji
sesuai tabel 3.2 dan catat hasilnya pada tabel 3.2 yg tersedia!.
Tabel 3.2 Hasil pengukuran pengaruh T terhadap Ia dan Nr
Torsi(T)
0 0,05 0,1 0,15 0,2
(Newton)

Ia
(Amper)
12

n (rpm)

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami


rangkaian yg diuji !, periksa data yg didapat!, diskusikan dengan anggota
kelompok !, Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari
asisten. sehingga pada akhir kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan
karakteristik akibat pembebanan tersebut ,mampu menjelaskan dan memahami
Karakteristik motor DC Shunt (pengaruh perubahan pembebanan ke rotor(T)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
3.4 Pertanyaan
1. Gambarkan rangkaian sederhana motor DC Shunt, jelaskan prinsip
kerjanya!
2. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan tegangan input pada motor
DC Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan
karakteristik tersebut!
3. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan pembebanan pada motor
DC Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan
karakteristik tersebut!
4. Jelaskan proses perubahan daya listrik menjadi daya mekanik pada motor
DC Shunt!
5. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari model rangkaian berikut!

RANGKAIAN 2

S2

RANGKAIAN 1
S1
S

V nominal motor MSh V nominal motor MSh


13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

DAFTAR PUSTAKA

Kho, Dickson. “JENIS-JENIS MOTOR DC (MOTOR ARUS SEARAH)”.

Firmansyah, Anton, Yessi Marniati. “PEMODELAN KARAKTERISTIK


MOTOR DC SHUNT, MOTOR DC SERI, DAN MOTOR DC KOMPON
MENGGUNAKAN MATLAB SIMULINK SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN MODUL PRAKTIKUM MESIN-MESIN LISTRIK”.
Jurnalteknikelektro.ac.id

Muttaqin, Syaoqi. “ANALISA KARAKTERISTIK GENERATOR DAN


MOTOR DC”. (21060112130034).

Nugroho, Nalaprana. “ANALISA MOTOR DC (DIRECT CURRENT) SEBAGAI


PENGGERAK MOBIL LISTRIK”. Jurnalteknikelektro.ac.id
24

LAMPIRAN
25

Anda mungkin juga menyukai