PERCOBAAN II
Karakteristik dan Rangkaian Prasikap DC Field Effect Transistor
OLEH :
(a) ( b)
Gambar 2.1 (a) Struktur BJT NPN dan (b) PNP
Terdapat dua jenis BJT, yang pertama terdiri dari dua daerah N yang dipisahkan
oleh daerah P (NPN) dan tipe lainnya terdiri dari dua daerah P yang dipisahkan oleh
daerah N (PNP). Sambungan PN yang menghubungkan daerah base dan emitter dikenal
sebagai sambungan base-emiter (base-emitter junction), sedangkan sambungan PN yang
menghubungkan daerah basis dan collector dikenal sebagai sambungan base-collector
(base-collector junction). Pada transistor tipe NPN arus mengalir dari collector ke
emitter. Selain itu, untuk mengalirkan arus pada transistor tipe NPN dibutuhkan
sambungan ke sumber positif (+) pada base. Prinsip kerja dari transistor NPN adalah saat
tegangan berada di base hingga di titip saturasi, maka arus akan terinduksi dari collector
ke emitter dan transistor akan aktif. Jika arus yang melalui basis berkurang, maka arus
yang mengalir dari collector ke emitter akan ikut berkurang hingga ke titik cutoff.
Perubahan tersebut akan terjadi sangat cepat, karena perbandingan penguatan yang terjadi
antara base dan collector ±200 kali. Sedangkan pada transistor tipe PNP kebalikan dari
transistor tipe NPN. Ketika arus mengalir pada base, maka transistor off. Arus akan
mengalir apabila base diberi sambungan ke ground (-), hal ini akan menginduksi arus
pada emitter ke collector, yang membedakan antara NPN dengan PNP adalah, pada
transistor tipe PNP ini, arus mengalir pada collector ke emitter.
V CC
I B= .........................................................(2.1)
RB
V CC
I C= ........................................................(2.2)
RC
IC
β= .............................................................(2.3)
IB
Pada transistor BJT Voltage Divider Bias mempunyai rambatan basis ganda, baik
seri maupun paralel. Sehingga untuk mencari R B pada Voltage Divider Bias dapat
menggunakan persamaan berikut.
Untuk hambatan yang seri menggunakan persamaan:
RB=Rtotal=R 1+ R 2......................................(2.4)
Untuk hambatan yang paralel menggunakan persamaan:
1 1 1
RB= = + ..............................................(2.5)
Rtotal R 1 R2
Atau
R1 xR 2
RB=Rtotal= ..............................................(2.6)
R 1+ R 2
(a) (b)
Gambar 2.3. Forward-Reverse Bias pada BJT tipe NPN (a) dan PNP (b)
Sebagai gambaran dan ilustrasi kerja transistor BJT, misalkan pada transistor npn
(Gambar 2.3). Ketika base dihubungkan dengan satu tegangan positif dan emiter disatu
dengan tegangan negatif maka daerah depletion BE akan menyempit. Pensatuan ini akan
mengurangi tegangan barrier internal sehingga muatan mayoritas (tipe n) mampu untuk
melewati daerah sambungan pn yang ada. Beberapa hole dan elektron akan mengalami
rekombinasi di daerah sambungan sehingga arus mengalir melalui device dibawa oleh
hole pada base (daerah tipe-p) dan elektron pada emiter (daerah tipe-n ). Karena derajat
doping pada emiter (daerah tipe n) lebih besar daripada base (daerah tipe p), arus maju
akan dibawa lebih banyak oleh elektron. Aliran dari muatan minoritas akan mampu
melewati sambungan pn sebagai kondisi reverse bias tetapi pada skala yang kecil
sehingga arus yang timbul pun sangat kecil dan dapat diabaikan.
2.3 Daftar Komponen dan Alat
1. Modul praktikum elektronika dasar.
2. 2 buah multimeter digital.
3. 2 buah variable Power supply.
4. Datasheet transistor yang digunakan.
5. ESR Meter.
6. Laptop
7. Aplikasi Proteus
R 1 x R 2 470 kΩ x 47 kΩ
RB = = = 42,72kΩ
R 1+ R 2 470 kΩ+47 kΩ
R 1 x VCC 470 kΩ x 12 V
Vth = = = 10.9 V
R1+ R 2 470 kΩ+ 47 kΩ
I = 0.03 A
2. RL= RE = 2.2kΩ
3. VC = IC x RC
VC = 0.06mA x 2.2kΩ
VC = 0.132 Volt
5. VCE(Q) = VC(Q) -VE(Q)
VCE(Q) = 11.87V – 0.15V
VCE(Q) = 11.72V
RB1×R
RB = ……………………………(2.8)
B2
R B 1+ R B2
Untuk mencari arus base ( I B) dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut.
VB
IB = ……………………………..(2.9)
RB
R 1 x R 2 470 kΩ x 47 kΩ
RB = = = 42,72kΩ
R 1+ R 2 470 kΩ+47 kΩ
R 1 x VCC 470 kΩ x 12 V
Vth = = = 10.9 V
R1+ R 2 470 kΩ+ 47 kΩ
RL= RE = 2.2kΩ
VC = IC x RC
VC = 0.06mA x 2.2kΩ
VC = 0.132 Volt
VCE(Q) = VC(Q) -VE(Q)
VCE(Q) = 11.87V – 0.15V
VCE(Q) = 11.72V
1. BJT adalah salah satu transistor yang memiliki 2 tipe yaitu tipe NPN dan PNP. BJT
tersusun atas tiga material semikonduktor ter-doping yang dipisahkan oeh
sambungan PN ( Positif Negatif) Ketiga daerah tersebut adalah daerah emitor,
daerah basis, dan daerah kolektor.
2. Setelah dilakukan perhitungan pada BJT Fixed Bias untuk mencarip IB, IC, dan β,
ternyata hasil yang didapatkan antara BJT tipe PNP dan NPN adalah sama.
Sedangkan saat melakukan pengukuran untuk mencari VBE dan VCE, ternyata
hasilnya menunjukkan bahwa nilai dari BJT tipe PNP memiliki V BE dan VCE yang
lebih besar dibandingkan dengan VBE dan VCE pada tipe NPN.
3. Pada BJT Voltage Divider Bias, setelah dilakukan percobaan didapatkan nilai I B, IC,
dan β antara BJT tipe PNP dan NPN adalah sama. Namun, nilai dari VBE pada BJT
tipe PNP lebih besar dibandingkan dengan VBE pada BJT tipe NPN, sedangkan
untuk VCE pada BJT tipe PNP lebih kecil dibandingkan dengan VCE pada BJT tipe
NPN.
DAFTAR PUSTAKA