Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Junction Field Effect Transistor (JFET) adalah komponen yang sangat


penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, JFET digunakan
dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, JFET
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa JFET juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya. Pada masa kini JFET ada dalam setiap peralatan elektronika.
Jika memahami dasar kerja transistor maka akan lebih mudah mempelajari cara
kerja bebagai peralatan elektronika. JFET merupakan suatu komponen aktif yang
dibuat dari bahan semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat arus maupun
tegangan, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan JFET ?
1.2.2 Bagaimana simbol dan konstruksi JFET ?
1.2.3 Bagaimana struktur JFET ?
1.2.4 Apa saja karakteristik JFET ?
1.2.5 Bagaimana prinsip dan cara kerja JFET ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain :


1.3.1 Memahami definisi JFET
1.3.2 Memahami simbol dan konstruksi JFET
1.3.3 Memahami struktur JFET
1.3.4 Memahami karakteristik JFET
1.3.5 Memahami prinsip dan cara kerja JFET

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Dalam materi terdahulu telah dibahas transistor dwikutub, yang terdiri dari
tiga lapisan semikonduktor n dan p, membentuk susunan npn atau pnp. Dalam
transistor dwikutub arus kolektor sebanding dengan arus basis, dan dikatakan
transistor dwikutub adalah suatu komponen aktif yang dikendalikan arus. Dalam
materi ini akan dibahas transistor efek medan (Field Effect Transistor = FET).

Transistor efek medan adalah komponen semikonduktor yang memiliki


prinsip kerja tegangan masukan mengendalikan arus keluaran. Secara umum
komponen ini terbagi menjadi dua yaitu N-Channel dan P-Channel. Tetapi
berdasarkan teknologi pembuatannya komponen ini juga terbagi menjadi dua yaitu
FET sambungan atau Junction Field Effect Transistor (JFET) dan FET logam atau
Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor (MOSFET).

Gambar JFET terbuat dari bahan semikonduktor p dan n seperti pada


gambar 8.1. Transistor JFET mempunyai tiga buah kaki yaitu penguras (drain-D),
pintu (gate-G), dan sumber (source-S). arus penguras (D) melalui satu macam
bahan semikonduktor jenis-n pada gambar 8.1.

3
Gambar 8.1 Struktur transistor JFET

Daerah yang dilingkupi pintu disebut saluran. Pada gambar 8.1 transistor
JFET yang ditunjukkan mempunyai saluran-n. Orang juga membuat JFET saluran-
p. Lambang JFET adalah seperti pada gambar 8.2.

Gambar 8.2 Lambang J, (a) JFET saluran-n (b) JFET saluran-p

Pada JFET saluran-n pembawa muatan yang bergerak adalah elektron


bebas, sehingga penguras haruslah dihubungkan dengan kutub positif baterai,
setelah melalui suatu hambatan. Pembawa muatan bebas (electron) berasal dari
sumber mengalir ke penguras. Maka untuk JFET saluran-n arah arus listrik (yaitu
arah gerak muatan positif) adalah dari penguras (D) ke sumber (S).

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Junction field-effect transistor ( JFET)

JFET (junction field effect transistor ) atau yang disebut juga dengan
transistor efek medan persambungan merupakan salah satu jenis transistor unipolar
yang pengoperasiannya dikendalikan oleh tegangan (voltage-controlled device),
tentu hal tersebut sangat berbeda dengan sebuah transistor yang pengoperasiannya
dikendalikan oleh arus listrik (current -controlled device). JFET adalah perangkat
semikonduktor tiga terminal yang dapat digunakan sebagai saklar elektronik
dikontrol, amplifier, atau resistor tegangan dikendalikan.

Tidak seperti transistor bipolar , JFET secara eksklusif tegangan dikontrol


dalam bahwa mereka tidak membutuhkan arus biasing. Muatan listrik mengalir
melalui saluran semikonduktor antara sumber dan tiriskan terminal . Dengan
menerapkan tegangan bias balik ke terminal gerbang, saluran tersebut " terjepit ",
sehingga arus listrik terhambat atau dimatikan sama sekali . Sebuah JFET biasanya
pada saat tidak ada perbedaan potensial antara gerbang dan sumber terminal . Jika
perbedaan potensial dari polaritas yang tepat diterapkan antara gerbang dan sumber
terminal, JFET akan lebih resistif terhadap aliran arus, yang berarti lebih sedikit
saat ini akan mengalir dalam saluran antara sumber dan tiriskan terminal. Dengan
demikian, JFET kadang-kadang disebut sebagai perangkat penipisan -mode .

5
JFET dapat memiliki tipe-n atau tipe-p channel . Dalam tipe-n, jika
tegangan diterapkan ke pintu gerbang kurang dari yang diterapkan ke sumber , saat
ini akan berkurang (sama dalam tipe-p , jika tegangan diterapkan ke pintu gerbang
lebih besar daripada diterapkan ke sumber). Sebuah JFET memiliki impedansi
masukan yang besar (kadang-kadang di urutan 1.010 ohm), yang berarti bahwa ia
memiliki efek yang dapat diabaikan pada komponen eksternal atau sirkuit
terhubung ke gerbang.

3.2 Simbol dan Konstruksi Junction field-effect transistor ( JFET)

Simbol JFET (Junction Field Effect Transistor)


Simbol JFET (junction field-effect transistor) untuk kanal-N dan kanal-P
ditunjukkan pada gambar diatas. Dalam simbol tersebut, arah tanda panah pada gate
merupakan arah arus pada persambungan seandainya diberi bias maju. Tetapi perlu
diingat bahwa daerah kerja JFET adalah bila persambungan tersebut diberi bias
mundur. Oleh karena itulah, maka arus gate IG adalah nol (sangat kecil) dan
akibatnya resistansi input dari JFET adalah tinggi sekali (dalam orde puluhan mega
ohm).

Konstruksi JFET (Junction Field Effect Transistor) Kanal N


Konstruksi dasar komponen JFET (junction field-effect transistor) kanal-N
adalah seperti pada gambar diatas. Terlihat bahwa sebagian besar strukturnya
terbuat dari bahan tipe-N yang membentuk kanal. Bagian atas dari kanal
dihubungkan ke terminal yang disebut Drain (D) dan bagian bawah dihubungkan
ke terminal yang disebut Source (S). Pada sisi kiri dan kanan dari kanal-N
dimasukkan bahan tipe P yang dihubungkan bersama-sama ke terminal yang
disebut dengan Gate (G).

6
3.3 Struktur Junction field-effect transistor ( JFET)

Transistor adalah komponen yang terkendali arus dimana arus basis yang
kecil mengandalikan arus kolektor yang besar. Sedangkan transistor efek medan
adalah komponen yang terkendali tegangan, dimana tegangan pada terminal gate
mengendalikan arus yang besar yang mangalir melalui komponen tersebut.
Keduanya (transistor dan FET) dapat digunakan pada amplifier dan juga pada
rangkaian switching.
JFET adalah sebuah bahan semikonduktor yang cukup panjang, dikotori
untuk mendapatkan muatan listrik positif (tipe-p) atau negatif (tipe-n) yang
melimpah. Koneksi pada setiap ujung semikonduktor membentuk sumber dan
cerat. Saluran gerbang mempunyai pengotoran yang berlawanan dengan kanal yang
mengelilinginya, jadi terbentuk pertemuan p-n pada antarmuka. Saluran yang
menghubungkan keluar biasanya dibuat ohmik.
Transistor efek medan adalah sebuah komponen semikonduktor yang
kerjanya berbeda dengan transistor bipolar. Komponen ini berupa sebuah saluran
semikonduktor baik tipe N maupun tipe P yang dihubungkan dengan dua terminal
yang disebut sebagai sumber (source) dan pengurasan (drain). Konduktivitas
saluran ini dapat dikendalikan melalui medan listrik, yang ditimbulkan dengan
menerapkan tegangan listrik pada kaki ketiga dari FET yaitu gerbang (gate). Dalam
sebuah junction FET (JFET) gate membentuk sebuah junction PN dengan saluran.
Gambar 2.2 (a) menunjukkan struktur dasar JFET N-Channel. Penghantar
dihubungkan dengan ujung-ujung saluran (N-Channel). Kaki sumber ada di ujung
bawah saluran dan kaki pengurasan ada di ujung atas saluran. Saluran ini adalah
konduktor, karena N-Channel maka pembawa mayoritasnya adalah elektron bebas.
Sedangkan pada P-Channel maka pembawa mayoritasnya adalah hole. Bila tidak
ada tegangan luar maka baik N-Channel maupun P-Channel dapat menghantarkan
listrik pada kedua arahnya. Dengan kata lain JFET adalah komponen Normally ON.
Gambar 2.2 (b) memperlihatkan struktur dasar JFET P-Channel.

7
Gambar 2.2 Struktur JFET (a) N-Channel, (b) P-Channel

Prinsip kerjanya adalah seperti berikut ini. Lebar saluran yang identik
dengan kemampuan menghantar arus dari saluran ini dikendalikan dengan
tegangan gate. Jikatidak ada tegangan gate, konduktivitas saluran adalah
maksimum. Bila tegangan bias balik diterapkan pada gate maka saluran akan
menyempit dan konduktivitas menurun. Lebar saluran dan juga resistansi saluran
dikendalikan dengan memvariasikan tegangan gate, sehingga dapat mengendalikan
arus drain (ID) yang besar. Prinsip kerja seperti ini ditunjukkan pada gambar 2.3.
Simbol skematik komponen JFET N-Channel dan JFET P-Channel ditunjukkan
pada gambar 2.4 (a) dan (b).

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Komponen JFET

8
Gambar 2.4. Simbol JFET (a) N-Channel (b) P-Channel

3.4 Karakteristik JFET

3.4.1 Kurva Karakteristik Drain

Kurva karakteristik drain menyatakan besar arus drain (ID) yang terjadi
terhadap tegangan drain-source (VDS). Kurva yang terjadi mirip dengan kurva
kolektor dari transistor bipolar, hanya variabel pengendalinya yang berbeda yaitu
tegangan gate.
Pada saat tegangan gate 0V, jika VDD ditambah (VDS juga ikut
bertambah), ID akan bertambah sebanding dengan pertambahan tegangan VDS.
Pada daerah ini hanya resistansi channel yang berpengaruh. Besarnya resistansi
saluran ini dapat diubah dengan memberi tegangan pada gate, sehingga JFET biasa
disebut juga sebagai resistor terkendali tegangan. Setelah mencapai nilai tegangan
tertentu pertambahan arus berhenti dan ID menjadi konstan meskipun tegangan
VDS terus ditambah. Tegangan pada saat arus berhenti bertambah (titik B)
dinamakan tegangan Pinch-Off (VP). Apabila tegangan ini ditambah terus maka
pada suatu saat ID akan mulai bertambah dengan sangat cepat dengan sedikit
pertambahan tegangan VDS. Keadaan ini dinamakan breakdown (dadal). Biasanya
JFET beroperasi pada daerah arus tetap. Rangkaian untuk memperoleh
karakteristik JFET ditunjukkan pada gambar 2.5 (a) sedangkan kurva karakteristik
Drain ditunjukkan pada gambar 2.5 (b).

9
(a)

Gambar 2.5 (a) Rangkaian bias untuk menggambar karakteristik JFET


(b) Karakteristik arus Drain terhadap tegangan VDS.

Apabila gate diberi tegangan (bias balik/negatif), maka nilai konstan arus
drain ID akan berkurang. Semakin negatif tegangan gate arus drain akan semakin
berkurang, sehingga suatu saat akan tercapai harga tegangan dimana arus drain
menjadi nol. Tegangan VGS yang menyebabkan arus drain menjadi nol disebut
tegangan Cut-Off (VGS(off)). JFET harus dioperasikan pada daerah antara VGS
= 0 dan VGS(off).

10
Pada JFET VGS(off) dan VP selalu sama besarnya, hanya tandanya yang
berbeda. Dalam lembaran data biasanya hanya mencantumkan salah satu antara
VGS(off) atau VP.

3.4.2 Kurva Transkonduktansi JFET

Karakteristik transkonduktansi JFET berhubungan langsung dengan


karakteristik drain. Keduanya memiliki sumbu Y yang sama yaitu arus drain (ID),
seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. Kurva ini tidak berupa garis lurus, yang
menyatakan bahwa hubungan antara arus keluaran dan tegangan masukan tidak
linier. Jadi transkonduktansi adalah kurva yang menunjukkan perbandingan antara
arus drain (ID) dengan tegangan gatesource (VGS).

Gambar 2.6 Kurva Transkonduktansi JFET

Transkonduktansi adalah besaran AC, sehingga nilainya berbeda untuk


setiap titik kurva, dan bisa dihitung dengan perubahan kecil pada arus drain (ID)
dibagi dengan perubahan kecil pada tegangan gate-source (VGS).

11
3.4.3 Resistansi dan Kapasitansi Input

JFET beroperasi dengan tegangan bias balik pada gate-source, sehingga


resistansi input pada gate sangat tinggi. Resistansi input yang tinggi ini merupakan
keuntungan bagi JFET bila dibandingkan dengan transistor bipolar.

Lembaran data sering mencantumkan resistansi input JFET pada nilai arus
balik gate yang ditentukan, IGSS pada tegangan gate-source tertentu, sehingga
resistansi inputdapat dihitung dengan persamaan di bawah ini

Beberapa karakteristik JFET adalah sebagai berikut :


 Dibuat saluran tipis dari sumber (source) S ke saluran/pembuangan (drain)D.
 Sekeliling saluran (channel) berupa sambungan p-n dengan panjar mundur
pada daerah deplesi.
 Lebar daerah deplesi akan bertambah jika tegangan sambungan dibuat lebih
negatif.
 Kemampuan saluran untuk menghantar (dalam hal ini saluran-n) tergantung
lebarnya.
 Lebar saluran dapat diubah-ubah dengan mengatur lebar daerah deplesi yaitu
sepanjang sambungan panjar-mundur.
 Lebar dari daerah deplesi atau kemampuan menghantar pada saluran dapat
dikontrol dengan memberikan tegangan eksternal pada gerbang (gate) G.

12
Arus yang mengalir pada saluran adalah berupa pembawa muatan yang
bergerak (mobile), yaitu dalam hal ini berupa elektron. Perhatikan bahwa tanda
panah pada simbol selalu mengarah ke material tipe-n; dengan demikian dapat
dibuat juga jenis saluran-p. Dengan > 0 DS v , ujung D akan positif terhadap S dan
elektron akan mengalir dari S ke D atau muatan positif mengalir dari D ke S dan
arus drain D i berharga positif.

3.5 Prinsip dan Cara Kerja Junction Field Effect Transistor (JFET)

Prinsip Kerja JFET Kanal N


Pada saat semua terminal JFET Kanal N belum diberi tegangan bias dari
luar, maka pada persambungan P dan N pada kedua gate JFET Kanal N terdapat
daerah pengosongan. Hal ini terjadi sebagaimana pada pembahasan junction dioda.
Pada daerah pengosongan JFET Kanal N tidak terdapat pembawa muatan bebas,
sehingga tidak mendukung aliran arus sepanjang kanal. Apabila antara terminal D
dan S JFET Kanal N diberi tegangan positip (VDS = positip) dan antara terminal
G dan S diberi tegangan nol (VGS = 0), maka persambungan antara G dan D
mendapat bias negatif, sehingga daerah pengosongan JFET Kanal N semakin lebar.
Sedangkan persambungan antara G dan S daerah pengosongannya tetap seperti
semula saat tidak ada bias. Untuk membuat VGS = 0 adalah dengan cara
menghubungkan terminal G dan terminal S pada JFET Kanal N .

JFET Kanal N dengan VGS = 0 dan VDS > 0

13
Prinsip Kerja JFET Kanal P

Seperti Transisitor BJT, jenis Transistor JFET kanal n dan kanal p


mempunyai struktur yang sama namun berbeda pada susunansemikonduktor p dan
semikonduktor n nya, oleh karena itu Transistor JFET kanal-p memiliki prinsip
yang sama dengan JFET kanal-n, hanya saja kanal yang digunakan adalah
semikonduktor tipe p. Dengan demikian polaritas tegangan dan arah arus
berlawanan jika dibandingkan dengan transistor JFET kanal-n. Simbol rangkaian
untuk tipe p juga sama, hanya saja dengan arah panah yang berbeda.

Daerah operasi JFET


JFET mempunyai empat daerah operasi antara lain:
● Ohmic Region – Ketika VGS = 0 celah deplesi dari kanal sangat kecil, pada
daerah ini karakteristik JFET mengikuti Hukum Ohm.
● Cut-off Region – Daerah ini juga dikenal dengan pinch-off region dimana
tegangan Gaete,pada daerah ini JFET bersifat seperti rangkaian terbuka (open
circuit) dimana kanal mencapai resistansi maksimum.
● Saturation or Active Region – JFET menjadi konduktor yang dikontrol oleh
tegangan Gate-Source, ( VGS ).
● Breakdown Region – Tegangan antara Drain dan Source, ( VDS ) sangat tinggi
sehingga bisa menyebabkan transistor rusak dan menyebabkan arus maksimal
yang tidak terkontrol.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah :


 JFET dibagi menjadi N-Channel dan P-Channel.
 JFET memiliki tiga terminal yaitu drain, gate dan source yang ekuivalen dengan
kolektor, basis dan emitor pada transistor.
 JFET memiliki resistansi input yang sangat tinggi sesuai dengan tegangan balik
pada gate – source.
 JFET adalah komponen yang bersifat normally on. Arus drain dikendalikan
dengan tegangan bias pada gate-source.
 Kurva karakteristik drain untuk JFET dibagi dalam daerah ohm dan daerah arus
konstan.
 Kurva transkonduktansi JFET digambarkan arus drain sebagai fungsi terhadap
tegangan negatif gate-source.

4.2 Saran

Adapun penjelasan dalam makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca


dalam memahami materi tentang Junction Field Effect Transistor dalam pembelajaran
Elektronika I. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.
Sitohang, Yadi. 2014. “Elektronika Transistor Efek Medan (FET)”,
http://yadielektronika.blogspot.co.id/2014/01/transistor-efek-medan-fet.html?m=1,
diakses pada 7 Oktober 2017.
Sinaga, Rafles. 2014. “Makalah Junction Field Effect Transistor”, http://lifeframe-
nagabonar.blogspot.co.id/2014/12/makalah-junction-field-effect-
transistor.html?m=1#.WeIFRHRlrqB, diakses pada 7 Oktober 2017.

16
Lampiran

Peralatan elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa


jenis komponen elektronika dan masing-masing. Komponen elektronika tersebut
memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah rangkaian elektronika.
Seiring dengan perkembangan teknologi, komponen-komponen elektronika makin
bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar
pembentuk sebuah peralatan elektronika seperti resistor, kapasitor, transistor,
dioda, induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

Jenis-Jenis Komponen Elektronika

Berikut ini merupakan fungsi dan jenis-jenis komponen elektronika dasar


yang sering digunakan dalam peralatan elektronika beserta simbolnya.

1. Resistor
Resistor atau disebut juga dengan hambatan adalah komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai resistor atau hambatan adalah
Ohm (Ω). Nilai resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang
warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga
dengan resistansi atau resistance.

Jenis-jenis resistor diantaranya adalah :


1. Resistor yang nilainya tetap.
2. Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor jenis ini sering disebut juga
dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

17
3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya,
Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.
4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu,
Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient)
dan NTC (Negative Temperature Coefficient).

Gambar dan Simbol Resistor :

2. Kapasitor (Capacitor)
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen
Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energy atau muatan listrik dalam
sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah
dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada
rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya).
Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F).
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada
bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari
Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor
Keramik.

18
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif,
Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator
(ELCO) dan Kapasitor Tantalum.
3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut
dengan Variable Capasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor :

3. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah komponen


elektronika pasif yang berfungsi sebagai pengatur frekuensi, Filter dan juga
sebagai alat kopel (penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada
peralatan atau rangkaian elektronika yang berkaitan dengan frekuensi seperti
tuner untuk pesawat radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
1. Induktor yang nilainya tetap
2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil
Variable.

19
Gambar dan Simbol Induktor :

4. Dioda (Diode)
Diode adalah komponen elektronika aktif yang berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Diode terdiri dari 2 elektroda yaitu anoda dan katoda.
Berdasarkan fungsi dioda terdiri dari :
1. Dioda biasa atau dioda penyearah yang umumnya terbuat dari silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu dioda yang
dapat memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai sensor.
5. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah dioda yang
berfungsi sebagai pengendali.
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu dioda yang dapat memancar cahaya laser.
Dioda laser sering disingkat dengan LD.
7. Dioda Schottky adalah dioda tegangan rendah.

20
8. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-
ubah sesuai dengan tegangan yang diberikan.

Gambar dan Simbol Dioda :

5. Transistor

Transistor merupakan komponen elektronika aktif yang memiliki


banyak fungsi dan merupakan komponen yang memegang peranan yang sangat
penting dalam dunia elektronik modern ini. Beberapa fungsi transistor
diantaranya adalah sebagai penguat arus, sebagai switch (pemutus dan
penghubung), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal, penyearah dan lain
sebagainya. Transistor terdiri dari 3 terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B),
Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K).
Berdasarkan strukturnya, transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu
PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor)
dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga
dari transistor.

21
Gambar dan Simbol Transistor :

6. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri


dari gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya
yang diintegrasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan
kecil.
Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang
berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam,
mulai dari penguat, switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada
umumnya, IC adalah komponen elektronika dipergunakan sebagai otak dalam
sebuah peralatan elektronika.
IC merupakan komponen semi konduktor yang sangat sensitif terhadap
ESD (Electro Static Discharge). Sebagai contoh, IC yang berfungsi sebagai
otak pada sebuah komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16
juta transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen
elektronika lainnya.

22
Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

7. Saklar (Switch)

Saklar adalah komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan


memutuskan aliran listrik. Dalam rangkaian elektronika, saklar sering
digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan elektronika.

Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :

23

Anda mungkin juga menyukai