ELEKTRONIKA DASAR 1
Anggota Kelompok :
1. Nofebri Rahmatul Aula
2. Gilang Fauzan Maulana
3. Muhammad Fadhil Efendi
4. Rafli Ahmad Farizki
Kelas 1
Prodi D-4 Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar .....................................................................................................................
Daftar
Isi ................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 LatarBelakang .......................................................................................................
1.2 TujuanPenulisan ...................................................................................................
BAB II Pembahasan
2.3Transistor JFET (junctionFET) ............................................................................
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Junction Field Effect Transistor (JFET) adalah komponen yang sangat penting
dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, JFET digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, JFET digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa JFET juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Pada masa kini JFET ada dalam setiap peralatan elektronika. Jika memahami
dasar kerja transistor maka akan lebih mudah mempelajari cara kerja bebagai peralatan
elektronika. JFET merupakan suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan
semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat arus maupun tegangan, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya.
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui penjelasan tentang transistor bipolar
2. Mengetahui penjelasan tentang FET (Field Effect Transistor)
3. Mengetahui penjelasan tentang Transistor JFET (junction FET)
4. Mengetahui penjelasan tentang Transistor MOSFET (Metal oxide FET)
BAB II
PEMBAHASAN
Perbedaan fungsi antara transistor PNP dan transistor NPN terdapat pada mode bias
(polaritas) dari persimpangan ketika transistor beroperasi. Untuk setiap keadaan
operasi tertentu, arah arus dan polaritas tegangan untuk setiap jenis transistor yang
persis akan berlawanan satu sama lain.Transistor bipolar bekerja sebagai regulator
arus yang dikontrol oleh arus. Dengan kata lain, transistor membatasi jumlah arus yang
mengalir. Pada transistor bipolar arus utama yang dikendalikan mengalir dari kolektor
ke emitor atau dari emitor ke kolektor tergantung dari masing-masing jenis transistor
tersebut (PNP atau NPN).
a. JFET kanal-n
Untuk menjelaskan prinsip kerja transistor JFET lebih jauh akan ditinjau transistor
JFET kanal-n. Drain dan Source transistor ini dibuat dengan semikonduktor tipe n dan
Gate dengan tipe p. Gambar berikut menunjukkan bagaimana transistor ini di beri
tegangan bias. Tegangan bias antara gate dan source adalah tegangan reverse
bias atau disebut bias negatif. Tegangan bias negatif berarti tegangan gate lebih negatif
terhadap source. Perlu catatan, Kedua gate terhubung satu dengan lainnya (tidak
tampak dalam gambar).
Jika misalnya tegangan gate dari nilai negatif perlahan-lahan dinaikkan sampai
sama dengan tegangan Source. Ternyata lapisan deplesi mengecil hingga sampai
suatu saat terdapat celah sempit. Arus elektron mulai mengalir melalui celah sempit ini
dan terjadilah konduksi Drain dan Source. Arus yang terjadi pada keadaan ini adalah
arus maksimum yang dapat mengalir berapapun tegangan drain terhadap source. Hal
ini karena celah lapisan deplesi sudah maksimum tidak bisa lebih lebar lagi. Tegangan
gate tidak bisa dinaikkan menjadi positif, karena kalau nilainya positif maka gate-source
tidak lain hanya sebagai dioda.
Karena tegangan bias yang negatif, maka arus gate yang disebut IG akan sangat
kecil sekali. Dapat dimengerti resistansi input (input impedance) gate akan sangat
besar. Impedansi input transistor FET umumnya bisa mencapai satuan MOhm. Sebuah
transistor JFET diketahui arus gate 2 nA pada saat tegangan reverse gate 4 V, maka
dari hukum Ohm dapat dihitung resistansi input transistor ini adalah :
Rin = 4V/2nA = 2000 Mohm
Untuk mengambarkan JFET pada skema rangkaian elektronika, bisa dipakai
simbol seperti pada gambar di bawah berikut.
Karena struktur yang sama, terminal drain dan source untuk aplikasi frekuensi
rendah dapat dibolak balik. Namun biasanya tidak demikian untuk aplikasi frekuensi
tinggi. Umumnya JFET untuk aplikasi frekuensi tinggi memperhitungkan kapasitansi
bahan antara gate dengan drain dan juga antara gate dengan source. Dalam
pembuatan JFET, umumnya ada perbedaan kapasitansi gate terhadap drain dan antara
gate dengan source.
b. JFET kanal-p
Transistor JFET kanal-p memiliki prinsip yang sama dengan JFET kanal-n, hanya
saja kanal yang digunakan adalah semikonduktor tipe p. Dengan demikian polaritas
tegangan dan arah arus berlawanan jika dibandingkan dengan transistor JFET kanal-n.
Simbol rangkaian untuk tipe p juga sama, hanya saja dengan arah panah yang
berbeda.
Dari kurva karakteristik transfer dari JFET tersebut, dapat dilihat bahwa nilai terendah
dari sumbu VGS (bottom end dari kurva) adalah sama dengan nilai V GS (off), dan dilihat
bahwa nilai tertinggi dari sumbu ID (top end dari kurva) adalah sama dengan nilai I DSS.
Sehingga batas titik operasi dari JFET adalah:
Nilai ID = nol, ketika VGS = VGS (off)
Dan nilai ID = IDSS, ketika VGS = nol
Kurva karakteristik tranfer dapat dikembangkan dari kurva karakteristik drain dengan
cara mem-plot nilai ID untuk nilai VGS tertentu dari kurva karakteristik drain pada daerah
pinch-off, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.7
Gambar 2.7 Pengembangan kurva transfer karakteristik dari kurva karakteristik drain
JFET
Bentuk kurva karakteristik tranfer adalah mendekati bentuk parabolik, sehingga dapat
didekati dengan persamaan sebagai berikut:
ID = IDSS(1-(VGS/VGS (off)))2
Dengan persamaan tersebut, nilai I D dapat ditentukan untuk berapapun nilai V GS, jika
nisli VGS (off) dan IDSS diketahui.
Dengan karakteristik seperti dapat dilihat dalam kurva drain diatas, maka dapat lihat
bahwa muncul beberapa daerah kerja dari MOSFET. Daerah-daerah tersebut adalah
sebagaiberikut:
A.Daerah Ohmic
Daerah ini disebut juga daerah resistansi konstan. Daerah ini berada di sebelah kiri
garis batas (threshold) VGS – VGS(th) = VDS.
4.KarakteristikTransfMOSFET
Dibawah ini disajikan gambar kurva karatersistik transfer MOSFET yang menampilkan
karakteristik arus drain (ID) terhadap tegangan gate-source (VGS) pada daerah aktif.
Gambar 2.9 Kurva transfer MOSFET
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
FET (Field Effect Transistor) atau sering disebut sebagai transistor efek medan
mempunyai fungsi yang hampir sama dengan transistor bipolar. FET arus output (ID)
dikendalikan oleh tegangan input (VGS), karena arus input adalah nol. Sehingga
resistansi input FET sangat besar, dalam orde puluhan mega ohm. Kelebihan FET
(Field Effect Transistor) : hambatan dalam input sangat besar, yaitu sekitar ~ 106 Ω
untuk JFET (Junction FET) dan ~ 108 Ω untuk MOSFET (Metal Oxide Semiconductor
FET), noisenya kecil, karena karena pembawa muatan pada FET tidak melewati
hubungan p-n sama sekali,densitas FET sangat tinggi sehingga dapat dibentuk
rangkaian integrasi lebih padat dan lebih stabil terhadap suhu. Kekurangan FET (Field
Effect Transistor) : kecepatan switchingnya lebih rendah/lambat dan tidak mampu
menanggani daya besar, walaupun saat ini sudah ada FET yang mampu bekerja untuk
daya besar.
struktur transistor JFET kanal n dan kanal p. Kanal n dibuat dari bahan
semikonduktor tipe n dan kanal p dibuat dari semikonduktor tipe p. transistor MOSFET
(Metal oxide FET) memiliki drain, source dan gate. Namun perbedaannya gate terisolasi
oleh suatu bahan oksida. Gate sendiri terbuat dari bahan metal seperti aluminium. Ada
dua jenis MOSFET, yang pertama jenis depletion-mode dan yang kedua
jenis enhancement-mode.