Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Kerja Transistor

Untuk dapat bekerja, sebuah transistor membutuhkan tegangan bias pada basisnya.
Kebutuhan tegangan bias ini berkisar antara 0.5 sampai 0.7 Volt tergantung jenis dan bahan
semi konduktor yang digunakan.

Untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih positif dari emitor. Dan
untuk transistor PNP, tegangan bias pada basis harus lebih negatif dari emitor. Semakin
tinggi arus bias pada basis, maka transistor semakin jenuh (semakin ON) dan tegangan
kolektor-emitor (VCE) semakin rendah

Pada gambar terlihat bahwa TR1 adalah termasuk jenis NPN, jadi tegangan bias pada
basis (Vbb) harus lebih positif dari emitor (Vee). Untuk memudahkan maka Vcc ditulis
dengan +Vcc dan Vee ditulis dengan -Vee. Dan TR2 adalah termasuk jenis PNP, jadi
tegangan bias pada basis (Vbb) harus lebih negatif dari emitor (Vee). Untuk memudahkan
maka Vcc ditulis dengan -Vcc dan Vee ditulis dengan +Vee.

Cara Kerja Transistor hampir sama dengan resistor yang mempunyai tipe dasar modern.
Tipe dasar modern terbagi menjadi 2, yaitu Bipolar Junction Transistor atau biasa di singkat
BJT dan Field Effect Transistor atau FET. BJT dapat bekerja bedasarkan arus inputnya,
sedangkan FET bekerja berdasarkan tegangan inputnya.

1. Cara Kerja Transistor Bipolar atau Bipolar Junction Transistors (BJT)


Transistor BJT sering digunakan untuk penguatan sinyal listrik serta pada saklar digital,
Bipolar Junction Transistor (BJT) adalah komponen semikonduktor yang dibuat dengan tiga
terminal/kaki Semikonduktor (Basis, Kolektor dan emitor), biasanya kaki/terminal basis dan
emitor memiliki tegangan penghalang  sekitar  0,5 – 0,7 V, artinya bahwa dibutuhkan tegangan
listrik minimal antara 0,5 – 0,7 volt untuk bisa membuat arus listrik mengalir melalui kaki
emitor ke basis (basis ke emitor) dan atau kolektor ke basis  (basis ke kolektor).

Secara teknis cara kerja transistor adalah komponen aktif dengan tiga terminal terbuat
dari bahan semikonduktor yang berbeda yang dapat bertindak bisa sebagai isolator atau
konduktor dengan menggunakan tegangan dan sinyal yang kecil. Kemampuan transistor
membuat komponen ini disering digunakan dalam saklar(elektronika digital) atau penguat
(elektronika analog).

1. Cara Kerja Junction Field Effect Transistor (JFET)

Junction Field Effect Transistor (JFET) atau FET adalah transistor yang
menggunakan tegangan pada terminal inputnya, hal ini dalam istilah dunia rangkaian
elektronika disebut gerbang (gate), gerbang ini mengontrol arus yang mengalir melalui kaki
terminal komponen transistor ini dan menghasilkan arus keluaran yang sebanding dengan
tegangan input. Oleh karena itu komponen ini disebut juga transistor yang bisa mengatur
tegangan.

Transistor FET ini mempunyai tiga kaki terminal semikonduktor yang satu arah serta
memiliki karakteristik yang mirip dengan transistor BJT yaitu punya efisiensi kerja yang tinggi,
penggunaan yang praktis, tahan lama dan juga murah dan dapat digunakan pada hampir semua
perangkat elektronika yang ada saat ini dan dapat menggantikan fungsi transistor BJT.

Ukuran dari transistor FET bisa lebih kecil dari transistor BJT dengan konsumsi daya
yang lebih kecil serta disipasi daya (berubahnya tenaga listrik menjadi tenaga panas per satuan
waktu) yang rendah, sehingga membuat transistor FET ini cocok atau banyak digunakan dalam
rangkaian logika digital.

Sumber:

D. Tasdik, dan K. Tony, “Perancangan Rangkaian Penguat Daya dengan Transistor”, Jurnal
Sutet, Vol.7, No. 2: 88-89, 2017.

Anda mungkin juga menyukai