Anda di halaman 1dari 5

NAMA: JASMINE KHAIRUNNISA PUTRI ANJHANI

NIM : H021191011

Tugas:
1. Buatlah ringkasan tentang analisis kesalahan atau konvergensi keempat metode tersebut!
2. Buat ringkasan tentang iterasi titik tetap sederhana (Simple Fixed Point iteration)!
3. Ambil sebuah contoh fisis dari problem di buku Steven Chapra. Buatlah program
menggunakan dua metode atas contoh fisis itu! Kalian tulisan di word
a) contoh fisis
b) program mengunakan Scilab!

Jawab :
1. Metode numerik sederhana untuk pencarian akar persamaan
a. Bisection Mode
Metode bagi dua atau bisection mode adalah algoritma pencarian akar pada sebuah
interval. Pertama, range dibagi menjadi dua bagian, selanjutnya dari dua bagian ini dipilih
bagian yang mengandung akar. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar
persamaan. Adapun langkah metode bagi dua sebagai berikut:
1) Pilih a sebagai batas bawah dan b sebagai batas atas untuk taksiran akar sehingga terjadi
perubahan tanda fungsi dalam selang interval. Atau periksa apakah benar bahwa f(xl) .
f(xu) < 0
𝑥 𝑙 +𝑥 𝑢
2) Taksiran nilai akar baru xr. Perkiraan akar xr diperoleh dari 𝑥𝑟 = 2

3) Menentukan daerah yang berisi akar fungsi


(a) Jika f(xl) f(xr) <0, root terletak di subinterval bawah. Oleh karena itu, setel xu = xr dan
kembali ke langkah 2.
(b) Jika f(xu) f(xr) <0, root terletak di subinterval atas. Oleh karena itu, setel xl = xr dan
kembali ke langkah 2.
(c) Jika f(xl) f(xr) = 0, akar sama dengan xr; hentikan komputasi.
Keterangan:
 (xl) = batas bawah
 (xu) = batas atas
 (xr) = nilai tengah
b. Metode Posisi Salah
Metode regula falsi atau false position (posisi palsu) adalah alternatif perbaikan dari
metode bagi dua untuk mempercepat kekonvergenan metode bagi dua yang kurang efisien
bagi pendekatannya. Langkah metode posisi salah, yaitu:
1) Menentukan nilai xl dan xu sehingga f(xl)*f (xu)<0.
𝑓 𝑥 𝑢 𝑥 𝑙 −𝑥 𝑢
2) Menentukan akar xr dengan rumus 𝑥𝑟 = 𝑥𝑢 − 𝑓 𝑥 𝑙 −𝑓 𝑥 𝑢

3) Melakukan evaluasi berikut untuk menentukan di subinterval mana letak root:


(a) Jika f(xl)*f(xr)<0, root terletak di subinterval bawah. Oleh karena itu, setel xu=xr dan
kembali ke langkah 2.
(b) Jika f(xu)*f(xr)<0, root terletak di subinterval atas. Oleh karena itu, setel xl=xr dan
kembali ke langkah 2.
(c) Jika f(xl)*f(xr) = 0, akar sama dengan xr; hentikan komputasi.
c. Metode Newton-Raphson
Metode Newton-Raphson merupakan metode penyelesaian persamaan non-linier
dengan menggunakan pendekatan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan
𝑓 𝑥
slope atau gradien. Titik pendekatan dirumuskan dengan: 𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 − 𝑓’ 𝑥𝑖 . Adapun
𝑖

langkah-langkah dari metode Newton Raphson, yaitu:


1) Pilih 𝑥i untuk menebak titik akar
𝑓 𝑥
2) Memperkirakan akar (i + 1) th (𝑖 + 1) dengan rumus 𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 − 𝑓’ 𝑥𝑖
𝑖

3) Mengulangi langkah 2.
d. Metode Secant
Metode secant merupakan perbaikan dari metode regula-falsi dan newton raphson
dimana kemiringan dua titik dinyatakan sacara diskrit, dengan mengambil bentuk garis lurus
yang melalui satu titik. Tujuan metode secant adalah untuk menyelesaikan masalah yang
terdapat pada metode Newton-Raphson yang terkadang sulit mendapatkan turunan pertama
yaitu f‘(x). Langkah metode Secant:
1) Pilih dua tebakan 𝑥𝑖 dan (𝑖 + 1) tanpa kondisi yang diterapkan.
𝑓 𝑥 𝑖+1 𝑥 𝑖 −𝑥 𝑖+1
2) Memperkirakan akar (𝑖 + 2) dengan rumus 𝑥𝑖+2 = 𝑥𝑖+1 − 𝑓 𝑥 𝑖 −𝑓 𝑥 𝑖+1

3) Mengulangi langkah 2 untuk root engan berikutnya.

2. Metode Titik Tetap Sederhana


Metode titik tetap adalah suatu metode pencarian akar suatu fungsi f(x) secara sederhana
dengan menggunakan satu titik awal. Perlu diketahui bahwa fungsi f(x)yang ingin dicari
hampiran akarnya harus konvergen. Misal x adalah titik tetap fungsi f(x) bila g(x)=x dan
f(x)=0. Langkah-langkah metode titik tetap adalah
1) Memisalkan f(x) adalah fungsi yang konvergen dengan f(x) = 0
2) Mengubah ke dalam bentuk x = g(x).
3) Mentukan nilai titik awal, misal x1.
4) Mensubstitusikan titik awalnya ke persamaan g(x) sehingga g(x 1) = x2, setelah itu titik x2
yang diperoleh substitusikan lagi ke g(x) sehingga menghasilkan g(x 2) = x3.

Jika dituliskan, dapat dilihat sebagai berikut:


 x1 (penentuan titik awal)
 x2 = g(x1) (iterasi pertama)
 x3 = g(x2) (iterasi kedua)
 hingga xn = g(xn-1) (iterasi ke-n)

Iterasi ini akan berhenti jika x = g(x) dan f(x) = 0 atau sudah mencapai nilai error yang cukup
kecil (|xn – xn-1| < ε). Nilai ε telah ditetapkan sebelumnya.

3. Contoh fisis dan program scilab


a. Contoh fisis

b. Program scilab

clc
clear
function y=f(x)
y=x^10 -1;
endfunction

function Xr=metodebagidua(f, x0, x1, aprox)


i=1;
er(1)=100;
if f(x0)*f(x1) < 0
Xl(1)=x0;
Xu(1)=x1;
Xr(1)=(Xl(1)+Xu(1))/2;
printf('r.\t\t Xl\t\t Xu\t\t Xr\t\t f(c)\t Error \n');
printf('%2d \t %11.6f \t %11.6f \t %11.6f \t %11.6f \n',i,Xl(i),Xu(i),Xr(i),f(Xr(i)));
while abs(er(i)) >= aprox
if f(Xl(i))*f(Xr(i))< 0
Xl(i+1)=Xl(i);
Xu(i+1)=Xr(i);
end
if f(Xl(i))*f(Xr(i))> 0
Xl(i+1)=Xr(i);
Xu(i+1)=Xu(i);
end
Xr(i+1)=(Xl(i+1)+Xu(i+1))/2;
er(i+1)=abs((Xr(i+1)-Xr(i))/(Xr(i+1)));
printf('%2d \t %11.6f \t %11.6f \t %11.6f \t %11.6f \t %7.6f
\n',i+1,Xl(i+1),Xu(i+1),Xr(i+1),f(Xr(i+1)),er(i+1));
i=i+1;
end
else
printf(' ');
end
endfunction

Anda mungkin juga menyukai