Anda di halaman 1dari 1

Radiofarmaka adalah salah satu pengembangan teknologi nuklir, yakni suatu obat yang

sangat bermanfaat dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan kedokteran nuklir yang
pemanfaatannya untuk terapi, diagnosis, dan pengobatan suatu penyakit. Senyawa radioaktif
ini diberikan ke dalam tubuh dengan cara oral, disuntikkan, ataupun dengan inhalasi melalui
saluran pernafasan. Bahan tersebut akan mengalami metabolisme di dalam tubuh manusia,
radiofarmaka tersebut akan memancarkan radiasi dalam bentuk partikel bermuatan,
misalanya α dan β, dan mendepositkan energi ke organ target. Radiofarmaka terdiri dari dua
komponen yaitu pembawa materi dan komponen radioaktif. Komponen pembawa materi
akan membawa bahan radioaktif ke organ tubuh tertentu yang dapat ditempati atau organ
yang dapat menangkap pembawa materi tersebut. Bahan radioaktif yang berada di organ
tersebut akan menjadi sumber radiasi, yang merupakan bagian organ tersebut atau zat yang
disekresinya. Contoh radiofarmaka adalah
a. Carbon-14 urea (nama dagang PY-test, produksi Kimberly-Clark) digunakan untuk
mendeteksi gastric urease sebagai penunjang diagnosa infeksi H.pylori di lambung.
b. Fluorine-18 florbetapir (nama dagang AmyvidR) digunakan sebagai senyawa pencitra
PET (Positron Emmission Tomography) pada otak untuk mengestimasi densitas plak
neuritik
β -amiloid pada pasien dewasa penderita Alzheimer.
c. Indium-111 capromab pendetide (nama dagang ProstaScintR, produksi EUSA Pharma)
digunakan sebagai senyawa pencitra untuk diagnosis kanker prostat.
d. Iodin 1-123 sodium iodide capsules (produksi Cardinal Health dan Covidien) digunakan
untuk evaluasi fungsi dan morfologi tiroid.
e. Iodin I-125 human serum albumin (nama dagang Jeanatope, produksi Isotex Diagnostics)
digunakan untuk penentuan darah total dan volume plasma.
f. Iodin I-125 iothalamate (nama dagang Glofil-125, produksi IsoTex Diagnostics)
digunakan untuk evaluasi filtrasi glomerulus.

Referensi:
L. Jevita dan Mutakin. 2019. Radiodinasi pada Pembuatan Radiofarmaka. Deepublish
Publisher: Sleman.
S. Bambang. 2016. Imejing Diagnostik pada Anomali Kongenital Sistem Traktus Urinarius.
Airlangga University Press: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai