Anda di halaman 1dari 34

TRANSISTOR

(Laporan Praktikum Elektronika)

Oleh

Dias Aditia Syahputra


2017041012

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR DAN INTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
Judul Percobaan : Transistor

Tanggal Percobaan : 12 Oktober 2021

Tempat percobaan : Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi

Kelompok : III (Tiga)

Nama : Dias Aditia Syahputra

NPM : 2117041012

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Bandar Lampung, 12 Oktober 2022


Mengetahui,

Asisten Praktikum I Asisten Praktikum II

Dendi Rosandi Berlitha Putri Liano


NPM. 1817041051 NPM. 1917041083

i
ABSTRAK

TRANSISTOR

Oleh

Dias Aditia Syahputra

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
DAFTAR TABEL

v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penguat instrumentasi menjadi penguat yang paling banyak digunakan untuk

pengukuran, instrumentasi atau pengendalian. Penguat dirancang dengan

beberapa op-amp dan tahanan presisi, yang membuat rangkaiannya sangat stabil

dan berguna untuk pengukuran yang karena ketelitiannya. Transistor salah satu

alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan

penyambung, stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

Dalam rangkaian analog transistor digunakan dalam amplifier. Dalam rangkaian

digital transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Pada bagian ini

akan membahas mengenai penguatan sinyal kecil pada kaki kolektor. Apabila

terdapat sinyal kecil yang masuk kedalam transistor melalui basis, kemudian

menghasilkan sinyal keluaran pada akhir rangkaian, sinyal keluaran tadi lebih

besar daripada sinyal masukan maka perbandingan antara keluaran dan masukan

dapat dikatakan sebagai penguatan. Penguatan ini menyerupai penguat pada

penguat DC transistor kecuali kawat kolektor terhubung ke ujung berlawananan

yang dapat menimbulkan degenerasi dan rangkaian secara termal lebih stabil

sewaktu piranti menjadi panas selama berkerja. Berdasarkan pemaparan diatas,


2

maka praktikum percobaan Transistor sebagai Penguat ini perlu dilakukan agar

praktikan mampu menentukan persamaan akhir penguatan, mampu membuat

rangkaian penguatan sinyal, mampu menganalisa perubahan sinyal berdasarkan

percobaan.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum dari percobaan ini adalah sebagai berikut

1. Mengerti tentang pengertian transistor, fungsi, karakteristik transistor dan


konfigurasi dasar rangkaian transistor.
2. Mengaplikasikan transistor pada rangkaian uji
3. Menganalisa transistor pada rangkaian-rangkaian elektronika
44

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transistor

Transistor merupakan salah satu jenis komponen aktif yang banyak

digunakan, dalam rangkaian analog maupun rangkaian digital. Transistor terbuat

dari bahan semikonduktor yang merupakan dua pertemuan antara jenis p dan

jenis n. Transistor digunakan dalam rangkaiana untuk memperkuat sinyal,

artinya sinyal lemah pada masukan diubah menjadi sinyal kuat pada keluaran.

Transistor dua kutub dibuat dengan menggunakan semikonduktor eksentrik jenis

p dan jenis n. semikonduktor ekstentrik merupakan campuran dari bahan

semikonduktor intrinsic misalnya unsur silikon atau germanium dengan unsur

kelompokV atau III pada susunan berkala unsur-unsur.

Gambar 2.1 Simbol skematis transistor pnp dan transistor npn

Transistor terdiri atas tiga lapisan yaitu Negatif – Positif – Negatif atau N- P-

N dan Positif – Negatif – Positif atau P-N-P. Prinsip kerja transistor

didasarkan pada arus kolektor (Ic) yang merupakan fungsi dan arus basis (In).

Perubahan arus basis akan mengakibatkan perubahan yang telah dikuatkan pada

arus kolektor pada tegangan kolektor-emitor yang dikenakan padanya. Transistor


4

daya memiliki karakteristik untuk berfungsi sebagai saklar yaitu pada kondisi ON

dan OFF. Transistor mempunyai 4 daerah kerja yaitu:

44

1) daerah aktif,
2) Daerah saturasi atau daerah jenuh,
3) Daerah cut off dan
4) Daerah breakdown (Ali, 2018).

Transistor adalah komponen aktif dengan arus, tegangan atau daya I keluarannya

dikendalikan oleh arus masukan. Di dalam sistem komunikasi transistor

digunakan sebagai penguat untuk memeperkuat sinyal. Di dalam untai elektronis

komputer transistor digunakan untuk saklar elektronis laiu tinggi. Ada dua jenis

transistor yaitu transistor santbungan bipolar (bipolar junction transistor, BJT)

dan transistor efek medan (field effect transistor, FET) yang karakteristik kerja

dan kontruksinya berbeda. Pada Bab ini akan dibahas transistor sambungan

bipolar (sering disebut transistor saja) yang pembawa arusnya terdiri atas lubang

dan electron. Transistor adalah komponen tiga terminal. Ketiga terminal tersebut

disebut Basis (B), Kolektor (C), dan Emiter (E). Karakteristik transistor disajikan

dengan kurva karakteristik yang menggambarkan kerja transistor. Akan ditinjau

tiga kurva karakteristik yaitu kurva kolektor, klrrva hasis, dan kurva beta.

Pemilihan titik kerja bertujuan agar transistor bekerja di daerah yang diinginkan.

Pada untai pengrlat, transistor dirancang untuk bekerja di daerah aktif, sehingga

sinyal keluaran (tegangan atau arus kolektor) merupakan reproduksi sinyal

masttkan yang diperkuat. Kapasitor C1 dan C2 adalah kapasitor kopling yang

digunakan untuk melewatkan sinyal. Arus dc tidak dapat lewat kapasitor kopling

tersebut, sehingga arus dan tegangan prasikap tidak terpengaruh. Untai prasikap
5

basis mempunyai dua macam kekurangan, Pertama, pada penggantian transistor

yang sejenis belum tentu menghasilkan titik kerja yang sama, karena B belum

tentu sama. Kekurangan kedua adaiah ketidak stabilan prasikap karena

perubahan suhu. Seperti diketahui berubah menjadi lipat dua untuk setiap

kenaikan suhu 10 C (Widodo, 2002).

2.2 Transistor sebagai Saklar

Transistor sebagai saklar dengan memberikan bias agar transistor bekerja pada

daerah jenuh dan daerah mati (cut-off). Pada daerah jenuh transistor seakan-akan

berfungsi sebagai saklar tertutup dan saat berada pada daerah mati transistor

berfungsi sebagai saklar terbuka (Suwarno. dkk, 2009).

Gambar 2.2 Konfigurasi transistor

Satu saklar merupakan suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua

keadaan, yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off/ tutup merupakan suatu

keadaan dimana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan on/buka merupakan

keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain

tidak ada resistivitas dan besar voltase pada saklar sama dengan nol. Ketika

arus basis nol, tidak ada arus kolektor, berarti transistor tutup. Titik itu juga

disebut transistor dalam keadaan putus atau cutoff dan merupakan saklar terbuka.

Kalau arus basis bertambah besar, arus kolektor bertambah besar sampai garis
5

beban
6

memotong garis output. Titik itu disebut titik kejenuhan atau titik jenuh. Kalau

arus basis lebih besar daripada yang diperlukan untuk mencapai titik jenuh atau

saturasi, dikatakan transistor dalam keadaan saturasi berlebihan. Dalam keadaan

saturasi dan saturasi berlebihan, voltase kolektor-emitor kecil (Blocher, 2003).

2.3 Transistor Efek Medan (FET)

FET mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan transistor BJT, FET dan

BJT terdiri dari 3 buah sambungan baik negatif – positif – negatif atau positif

– negatif – positif. Yang membedakan keduanya adalah jika pada transistor BJT

kontrolnya dilakukan oleh basis, sedangkan pada FET control dilakukan oleh

gate. Pengaturan kerja FET dengan tegangan mempunyai kelebihan dibanding

pengaturan dengan arus seperti pada BJT yaitu berkurangnya rugi-rugi panas

yang dihasilkan, sehingga FET mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dibanding

BJT.Transistor FET akan ON jika terminal Drain dan Source dibias maju dengan

polaritas D dan S tergantung jenisnya. FET berfungsi sebagai saklar ON jika drain

dan source dibias maju dan gate diberikan tegangan pemicuan. Sebaliknya untuk

menjadikan FET OFF, maka nilai tegangan gate diberi nilai sama dengan nol.

Dalam aplikasi saklar elektronis, FET akan di drive dengan rangkaian pembangkit

pulsa dengan frekuensi tertentu. Secara umum FET mempunyai 3 daerah operasi

yaitu:

1) Daerah kerja cut off

2) Daerah kerja aktif

3) Daerah jenuh atau saturasi Kendali daerah FET dipengaruhi oleh tegangan

gate (Ali,2018).
7

2.4 Junction Field Effect Transistor (JFET)

Kontruksi JFET berbeda dengan transistor bipolar. JFET hanya mempunya bahan

yaitu satu bahan tipe p dan satu bahan tipe n. JFET mempunyai tiga terminal yaitu

source, drain, dan gate. Ketiga terminal itu dapatt dipandang ekuivalen dengan

emitter, kolektor dan basis pada BJT. Bahan yang menghubungkan source dan

drain adalah kanal. Jika bahan tipe p, maka disebut JFET kanal p, jika tipe n

disebut JFET kanal n. Arah panah pada simbol JFET selalu dari bahan tipe p ke

bahan tipe n. Operasi JFET berdasarkan pada pengubahan lebar kanal untuk

mengendalikan arus drain pada saat tegangan diberikan pada drain dan source.

Jika lebar kanal mengecil, maka resistor kanal bertambah dan arus drain

mengecil. Dengan memberikan prasikap balik kesambungan gate source maka

daerah deplesi kanal bertambah sehingga mengakibatkan lebar kanal mengecil.

Ada dua cara mengendalikan lebar kanal, yaitu:


1. Mengubah nilai tegangan gate-source pada tegangan drain-source yang konstan
2. Mengubah tegangan drain-source pada tegangan gate-source konstan. Jika

daerah deplesi bertambah dan lebar kanal berkurang, maka arus drain

berkurang (Widodo, 2002).

2.5 Transistor Bipolar

Transistor bipolar terdiri dari tiga kaki meliputi: kaki emitor, base, dan kolektor.

Pemberian nama masing-masing kaki transistor sesuai dengan fungsinya. Emitor

didoping sangat banyak dan berfungsi untuk mengemisikan atau menginjeksikan

elektron ke dalam basis. Basis didoping sedikit dan sangat tipis yang berfungsi

untuk melewatkan sebagaian besar elektron- elektron yang diinjeksikan dari


8

emitor ke kolektor. Tingkat doping (doping level) dari kolektor berada pada

tingkat menengah antara tingkat doping dari emitor dan tingkat doping dari basis

kolektor yang dinamakan demikian, karena kolektor mengumpulkan atau

menangkap elektron-elektron dari basis. Pemberian nama masing-masing kaki

transistor bipolar sesuai dengan fungsinya. Kaki emitor berfungsi untuk

mengemisikan elektron, kaki base berfungsi untuk melewatkan elektron,

sedangkan fungsi dari kaki kolektor untuk mengumpulkan elektron. Elektron

dipancarkan oleh emitor diteruskan ke base dan dikumpulkan pada kolektor.

Perbedaan antara transistor tipe npn dan pnp terletak pada polaritas pemberian

tegangan bias dan arah arus listrik yang selalu berlawanan. Dari segi fungsinya

kedua tipe transistor ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pengantar arus

listrik. Transistor dapat membatasi arus listrik yang mengalir dari kolektor ke

emitor atau sebaliknya tergantung kepada tipe transistor yang digunakan

(Yohandri, 2016).
15

III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1. Transistor

Gambar 3.2. Resistor

Gambar 3.3. Kapasitor


10

Gambar 3.4. Dioda Zener

Gambar 3.5. Multimeter

Gambar 3.6. Catu Daya

Gambar 3.7. Signal Generator


11

Gambar 3.8. Osiloskop

Gambar 3.9. Kabel Penghubung

3.2 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.


3.2.1. Karakteristik Transistor
a. Membuat rangkaian seperti gambar 11.

Gambar 3.2.1 Karakteristik Transistor


b. Mengukur Vi, Vbe dan Vout pada posisi Rv max menggunakanmultimeter
c. Mengubah Rv kemudian ulangi kegiatan b
d. Melakukan kegiatan dengan mengubah Rv secara linier sebanyak 5 kali
e. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan
3.2.2. Rangkaian Common Emitor
a. Membuat rangkaian seperti gambar 12
12

Gambar 3.2.2 Rangkaian CE


b. Memberi sinyal sinusoida pada Vi dengan amplitudo kecil (Q2 Vpp)
pasang pada channel A dan lihat outputnya pada channel B
c. Memperbesar amplitudo hingga outputnya lalu catat Vi dan gambar Vopada
saat melalui mencatat
3.2.3. Penguat Darlington
a. Membuat rangkaian seperti gambar 13

Gambar 3.2.3 Penguat Darlington


b. Mengatur potensio (P) sampai V = 0 lalu ukur nilai V2, V3, V4, dan V5
c. Menaikan harga V2 dengan mengatur potensioner dengan interval 0,5V
hingga 3 V dan catat tiap percobaan

3.2.4. Regulator
a. Membuat rangkaian seperti gambar 14

Gambar 3.2.4 Regulator


b. Pada posisi awal catat harga I
c. Memutar Rv sampai I ou mulai jatuh dan pada saat ini harga Rv sama
dengan RI catat harga Rv.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Adapun data pengamatan yang duperoleh dari percobaan ini adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.1 Data Pengamatan Karakteristik Transistor

No. Vbe (v) Vcc (v) Vce (v) Ic (A) Ib (A)

1 6,31 x 10−4 9 8,9 x 10−4 2 x 10−5 3 x 10−5

2 7,72 x 10−4 9 3 x 10−4 3 x 10−5 3 x 10−5

3 7,79 x 10−4 9 1,78 x 10−2 1 x 10−5 3 x 10−5

4 7,81 x 10−4 9 9,6 x 10−3 3 x 10−5 3 x 10−5

5 7,82 x 10−4 9 8,5 x 10−3 2 x 10−5 3 x 10−5

4.2 Hasil Percobaan

Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai

berikut.
14

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Karakteristik Transistor

No. β

1 1,5 x 10−5

2 1 x 10−5

3 3 x 10−5

4 1 x 10−5

5 1,5 x 10−5

Karakteristik Transistor
0.1

0.0178
0.0096 0.0085
0.01
Data yang di dapat

0.00089
0.001
0.0003

0.0001
0.00003 0.00003
0.00002 0.00002
0.00001
0.00001

Perc. 1 Perc. 2 Perc 3 Perc. 4 Perc. 5

Vce (v) Ic (A)


DAFTAR PUSTAKA

Ali,Muhammad.2018. Aplikasi Elektronika Daya. UNY Press. Yogyakarta

Blocher, Richard. 2003. Dasar Elektronika. ANDI. Yogyakarta.

Suwarno, Pujo. Widodo, Thomas Sri. Suryono. 2009. Simulasi Sistem

Pembayaran Retribusi Gerbang Parkir Menggunakan

MikrokontrolerAT89551. Jurnal Teknik Elektro, 1, 22-32.

Thomas, Sri, Widodo.2002.Elektronika Dasar.Salemba Teknika.Jakarta.

Widodo, Thomas Sri. 2002. Elektronika Dasar. Salemba Teknika. Jakarta.

Yohandri. 2016. Elektronika Dasar 1: Komponen, Rangkaian, dan

Aplikasi.KENCANA. Jakarta
LAMPIRAN
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan region cut off, cut in, aktif dan saturasi
2. Membuat catatan tentang karakteristik transistor, transistor sebagai penguat
darlington, common base, common emitor, dan common collector
3. Apa yang dimaksud dengan CMPR

Jawab
1. Cut Off
Komponen, Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell Annuity Payment
Titik cut-off transistor adalah titik dimana transistor tidak menghantarkan arus
dari kolektro ke emitor, atau titik dimana transistor dalam keadaan menyumbat.
Pada titik ini tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor. Titik Cutoff
didefinisikan juga sebagai keadaan dimana IE = 0 dan IC = ICO, dan diketahui
bahwa bias mundur VBE.sat = 0,1 V (0 V) akan membuat transistor germanium
(silikon) memasuki daerah cutoff.
Cut In
Daerah saturasi
adalah kondisi dimana transistor mengalirkan arus secara maksimum dari
kolektor ke emitor sehingga transistor tersebut seolah-olah short pada hubungan
kolektor–emitor. Pada daerah ini transistor dikatakan menghantar maksimum
(sambungan CE terhubung maksimum), maka IC = VCC/RC. Pada daerah
saturasi transistor dapat di analogikan sebagai saklar tertutup.
Daerah aktif,
suatu transistor yang biasanya digunakan sebagai penguat sinyal. Transistor
dikatakan bekerja pada daerah aktif karena transistor selalu mengalirkan arus
dari kolektor ke emitor walaupun tidak dalam proses penguatan sinyal, hal ini
ditujukan untuk menghasilkan sinyal keluaran yang tidak cacat. Daerah aktif
terletak antara daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut off).
2. Karakteristik dari masing-masing daerah operasi transistor tersebut dapat
diringkas sebagai berikut:
 Daerah Potong (cut off):
Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak terjadi
pergerakan elektron, sehingga arus Basis, IB = 0. Demikian juga, arus
Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus Kolektor ke Emiter dengan harga
arus Basis adalah 0).
 Daerah Saturasi
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor juga diberi
prategangan maju. Akibatnya, arus Kolektor, IC, akan mencapai harga
maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis, IB, dan βdc. Hal ini,
menyebabkan Transistor menjadi komponen yang tidak dapat dikendalikan.
Untuk menghindari daerah ini, Dioda Kolektor harus diberi prateganan
mundur, dengan tegangan melebihi VCE(sat), yaitu tegangan yang
menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.
 Daerah Aktif
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi prategangan
mundur
Ttransistor Darlington atau pasangan transistor Darlington adalah komponen
penting. Terdiri dari dua transistor bipolar, yang terhubung sedemikian rupa
sehingga arus diperkuat oleh transistor pertama kemudian oleh transistor kedua.

Common Base (CB) adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan
digunakan bersama untuk input maupun output. Pada Common Base, sinyal
input dimasukan ke emitor dan sinyal output-nya diambil dari kolektor,
sedangkan k

aki basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut
dengan istilah “Grounded Base”. Common Emitter (CE) merupakan konfigurasi
transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang
membutuhkan penguatan tegangan dan arus secara bersamaan. Pada Konfigurasi
common emitter ini, sinyal input dimasukan ke basis dan sinyal output-nya
diperoleh dari kaki kolektor. Common Collector (CC) memiliki fungsi yang
dapat menghasilkan penguatan arus namun tidak menghasilkan penguatan
tegangan. Pada common collector, input diumpankan ke basis transistor
sedangkan outputnya diperoleh dari emitor transistor sedangkan kolektor-nya di-
ground-kan dan digunakan bersama untuk input maupun output.

3. CMPR atau Komparator merupakan rangkaian elektronik yang akan


membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan
output berupa dua nilai (high dan low).

Anda mungkin juga menyukai