Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ELEKTRONIKA ANALOG

NAMA : VETLY TANDI SOLE

NIM : 20180611024033

KELAS : B

1. Cara rangkaian penguat transistor NPN dan PNP


2. Penguat transistor sebagai saklar yang NPN dan PNP

Berikan penjelasan dan cara kerja analisa rangkaian transistor?

Jawaban

1. Transistor adalah piranti atau komponen elektronika aktif yang mempunyai tiga
terminal yang terbuat dari bahan semikonduktor. Transistor dapat bersifat isolator atau
konduktor, kemampuan transistor ini memungkinkan transistor digunakan
untuk"switching" (pada elektronika digital) atau "amplification (penguatan)" (pada
elektronika analog)

Transistor adalah sebuah akronim dari “Transfer Resistor ” yang menggambarkan


fungsinya, yaitu suatu komponen yang nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur.

Transistor dapat berfungsi juga sebagai; (a) penguat arus maupun tegangan yang
dipakai sebagai penguat, (b) sebagai sirkuit pemutus dan penyambung(switching), (c)
stabilisasi tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), dan (d) memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.

Fungsi transistor sangat menentukan kinerja dari sebuah rangkaian


elektronika.Dalam sebuah sirkuit/rangkaian elektronika, transistor berfungsi sebagai
jangkar rangkaian, kemudian Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian analog
adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan lain-lain. Dalam rangkaian
digital selain digunakan sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga dapat
digunakan sebagai pemproses data yang akurat dan sebagai memory. Cara kerja transistor
yang tidak serumit komponen penguat lainnya, seperti tabung elektronik, dan
kemampuannya yang berkembang secara berkala, dan juga bentuk fisiknya yang semakin
berkembang, membuat transistor menjadi pilihan utama para penghobi elektronika dalam
menyusun suatu konsep rangkaian elektronika. Bahkan saat ini bentuk fisik dan fungsi
transistor telah berada satu tahap diatas sebelumnya. Sekarang fungsi transistor banyak
yang sudah terintegrasi dan disatukan dari beberapa jenis transistor menjadi satu buah
komponen yang lebih kompak yang dalam dunia elektronika biasa disebut dengan
Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara kerja dan kemampuan yang
lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas sehingga tidak banyak
memakan tempat.

 Transistor bipolar atau Bipolar Junction Transistor (BJT) memiliki 3 terminal, yaitu basis
(B), Emitor (E),dan kolektor (C).

Bipolar Junction Transistor (BJT) dibentuk dari 2 buah “P-N Junction”,sehinggan


transistor ini dapat dianalogikan sebagai penggabungan 2 bauh diode. “P-N
Junction”pertama Adela emitter-basis dan “P-N Junction”kedua Adela basis kolektor.
seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif (forward bias).
jadi untuk bekerja transistor juga membutuhkan arus bias. Jadi prinsip kerja transistor
adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

ada dua jenis konstruksi transistor bipolar yaitu NPN dan PNP, beda keduanya
terletak pada susunan semikonduktor tipe-P dan tipe-N transistor tersebut.Dengan
perbedaan susunan ini maka operasi kedua transistor ini juga berbeda. Simbol antara BJT
jenis NPN dan PNP juga berbeda, PNP mempunyai symbol dengan tanda panah pada
emiter mengarah ke dalam sedangkan NPN ,panah pada emiter mengarah keluar.
2. Penguat transistor sebagai saklar??

Yang pertama kita akan membahas fungsi transistor sebagai saklar atau
switch. Komponen transistor memiliki karakteristik dan sifat tertentu sehingga dapat
difungsikan sebagai saklar atau switch. Ketika kaki basis dan emitor tidak dialiri arus,
maka transistor dalam keadaan terbuka (off), atau biasa juga disebut dengan kondisi
cut off, begitu juga sebaliknya.

Nah, untuk memperjelas pemahaman anda mengenai cara kerja transistor


sebagai saklar atau switch, alangkah baiknya anda lihat gambar yang ada di bawah
ini. Pada gambar tersebut, transistor diibaratkan sebagai kran air yang dapat
membuka dan menuput pada kondisi tertentu.
Pada rangkaian lampu sederhana tersebut kita bisa menempatkan transistor
ditempat saklar untuk menunjukkan bagaimana transistor bekerja sebagai pengontrol
aliran elektron atau arus seperti halnya fungsi saklar. Ingat, bahwa arus yang dikontrol
atau arus utama tersebut mengalir dari kolektor ke emitor atau sebaliknya dari emitor ke
kolektor (tergantung jenis transistor PNP atau NPN). Karena kolektor dan emitor
merupakan kaki transistor yang dilalui arus utama, maka kaki kolektor dan emitor harus
diposisikan seperti 2 terminal saklar. Kita juga harus memperhatikan bahwa aliran
elektron berlawanan dengan simbol panah yang ada pada kaki emitor, hal ini bertujuan
agar transistor bekerja pada bias yang benar. Coba perhatikan gambar b dan c dibawah
ini (perbedaan antara rangkaian transistor PNP dan NPN jika digunakan sebagai saklar).

Tidak ada masalah dalam pemilihan jenis transistor, baik PNP


atau NPN dapat digunakan, yang terpenting adalah arah aliran arus
harus tepat agar transistor bekerja dalam bias yang benar.

Dalam hal ini, kita menggunakan transistor NPN sebagai


rangkaian contoh kita. Arus basis merupakan arus yang mengontrol
transistor, tanpa adanya arus basis atau arus basis sama dengan nol,
maka transistor tidak akan ON dan lampu juga tidak akan ON (lampu
Off / mati terus). Oleh karena itu kita perlu menambahkan sesuatu
untuk memiliki arus basis. Ingat pada transistor NPN, arus basis
merupakan arus yang mengalir dari emitor ke basis (arah aliran arus
berlawanan dengan arah simbol panah pada emitor). Dan hal yang
mungkin paling sederhana untuk dilakukan adalah menghubungkan
kabel antara basis dengan kolektor dengan menggunakan saklar,
seperti gambar dibawah ini.
Jika saklar terbuka seperti pada gambar (a) diatas, itu berarti kawat basis tidak
terhubung dengan apapun dan tidak ada arus atau elektron yang mengalir pada basis
transistor tersebut atau arus basis sama dengan nol. Dalam keadaan ini transistor
dikatakan menjadi cutoff (menghambat atau mematikan aliran arus). Dan jika saklar
tertutup seperti pada gambar (b) diatas, elektron akan dapat mengalir dari emitor ke
basis transistor, lalu melalui saklar dan sisi kiri lampu, dan kembali ke baterai pada sisi
positifnya. Arus basis ini memungkinkan untuk mengalirkan elektron yang jauh lebih
besar dari emitor ke kolektor (mengalirkan arus utama). Sehingga lampu akan menyala
dengan terang. Dalam keadaan arus sirkit maksimum seperti ini, transistor dikatakan
menjenuh.

Tentu saja rangkaian atau sirkuit transistor diatas nampak sia-sia, untuk apa kita
menggunakan transistor bila kita masih menggunakan saklar pada sirkuit tersebut?
Mengapa tidak kembali pada sirkuit yang sebelumnya saja, dimana kita tidak
menggunakan transistor tapi menggunakan saklar secara langsung untuk mengontrol
On-Off lampu?

Memang fungsi transistor pada sirkuit diatas hanya sebuah contoh, namun pada
sirkuit itu dapat menjelaskan bahwa untuk menghidupkan transistor atau untuk
melewatkan arus utama yang besar hanya diperlukan arus basis yang kecil. Hal ini
mungkin menjadi keuntungan penting bila saklar yang digunakan memiliki rating arus
yang kecil. Kita misalkan saja rating arus saklar pada sirkuit diatas itu kecil. Jadi sebuah
saklar kecil dapat digunakan mengontrol arus beban yang relatif tinggi dengan
menggunakan rangkaian sikuit transistor sebagai saklar (seperti gambar diatas). Dan
yang lebih penting, perilaku pengendali transistor tersebut memungkinkan kita untuk
menggunakannya dengan tujuan yang sama,namun dengan device pengontrol arus basis
transistor yang berbeda. Perhatikan gambar dibawah ini, dimana sepasang sel surya
menyediakan tegangan 1V yang dapat mengatasi tegangan pengendali transistor 0,7
VBE sehingga mampu untuk memberikan arus basis dan menghidupkan transistor, yang
berarti juga bisa mengontrol lampu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai