Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Transistor

Sejarah transistor pada awalnya di temukan oleh William Shockley dan John Barden pada
tahun 1948. Transistor awal mulanya di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Pada saat ini ada
dua jenis tipe transistor, yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N. Dalam
rangkaian difital, transistor di gunakan sebagai saklar untuk kecepatan tinggi. Beberapa
transistor juga dapat di rangkaian sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate,
memory dan komponen lainnya.

Kebanyakan ahli sejarah mengira bahwa dunia elektronika dimulai ketika Thomas Alpha
Edison menemukan bahwa filamen panas memancarkan elektron (1883). Untuk merealisasi
nilai komersial dari penemuan Edision, Fleming mengembangkan dioda hampa (1904).
Deforest menambahkan elektroda ketiga untuk mendapatkan trioda hampa (1906). Sampai
1950, tabung hampa mendominasi elektronik; mereka digunakan dalam penyearah, penguat,
osilator, modulator, dan lain-lainnya.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan berkurangnya penggunaan tabung hampa dimasa
sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari perbedaannya yang sangat mencolok jika dibandingkan
dengan transistor begitu pula dengan kelebihan dan kekurangannya.

Perbedaan tabung hampa dengan transistor adalah sebagai berikut:

1. Pada tabung hampa:

Tabung hampa mempunyai fisik besar dan kurang praktis. Tabung hampa mempunyai tiga kaki
yang terdiri dari Anoda, Katoda, dan Kasa kemudi. Tabung hampa banyak terbuat dari kaca
sehingga rangkaian di dalamnya tampak dengan nyata. Tabung hampa tidak tahan terhadap
goncangan. Memerlukan Tegangan atau energi yang cukup besar.

2. Pada transistor:

Bentuk fisik kecil dan praktis. Transistor mempunyai tiga kaki yan terdirti dari: Basis,
Kolektor, dan Emitor.Rangkaian dalam transistor tak kelihatan dari luar karena terbungkus plat
atau mika.Transistor than terhadap goncangan.Transistor hanya membutuhkan tegangan atau
energi listrik yang minimum, hanya kira-kira beberapa volt saja.

Sejak ditemukannya transistor maka terjadilah revolusi di dalam dunia elektronika, karena
transistor memiliki keuntungan yang lebih dibanding tabung hampa. Namun pada dasarnya,
antara tabung hampa dengan transistor hampir sama dengan tabung elektroda atau tabung
elektron. Persamaan ialah pada kakinya sebagai berikut:

a.Katoda = Emitor b.Anoda = Kolektor c.Kasa kemudi = Basis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transistor

Pengertian Transistor adalah komponen elektronika terbuat dari alat semikonduktor yang
banyak di pakai sebagai penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Pengertian Transistor pada alat semikonduktor
mempunyai 3 elektroda (triode), yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar
(emitor).

Gambar 1.1 Transistor

Pada dasarnya transistor juga memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET)
memungkinkan mengalirkan arus listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Tegangan yang memiliki satu terminal contohnya adalah Emitor yang dapat di pakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada input basis.

Dalam sebuah rangkaian analog, komponen transistor dapat di gunakan dalam penguat
(amplifier). Komponen yang terdapat dalam rangkaian analog antara lain pengeras suara,
sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Jadi pengertian transistor dapat di bilang sebagai
pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu.

Pengertian transistor merupakan komponen yang sangat penting dan di perlukan untuk sebuah
rangkaian elektronika. Tegangan yang terdapat pada transistor merupakan tegangan satu
terminal, misalnya emitor yang dapat di pakai untuk mengatur arus dan tegangan inputnya,
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Cara kerja transistor hampir mirip dengan cara kerja resistor, yang juga memiliki tipe tipe dasar
yang modern. Pada saat ini ada 2 tipe dasar transistor modern, yaitu tipe Bipolar Junction
Transistor (BJT) dan tipe Field Effect Transistor (FET) yang memiliki cara kerja berbeda beda
tergantung dari kedua jenis tersebut.

2.2 Transistor Sebagai Saklar

Transistor Sebagai Saklar maksudnya adalah penggunaan transistor pada salah satu kondisi
yaitu saturasi dan cut off. Pengertiannya adalah jika ada sebuah transistor berada dalam
keadaan saturasi maka transistor tersebut akan seperti saklar tertutup antara colector dan emiter,
sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut off transistor tersebut akan berlaku seperti
saklar terbuka.

Pengertian dari Cut off adalah kondisi transistor di mana arus basis sama dengan nol, arus
output pada colector sama dengan nol, sedangkan tegangan pada colector maksimal atau sama
dengan tegangan supply. Saturasi adalah kondisi di mana transistor dalam keadaan arus basis
adalah maksimal, arus colector adalah maksimal dan tegangan yang di hasilkan colector-emitor
adalah minimal.

Apabila terdapat rangkaian transistor sebagai saklar banyak menggunakan jenis transistor NPN,
maka ketika basis di beri tegangan tertentu. Transistor akan berada dalam kondisi ON,
sedangkan besar tegangan pada basis tergantung dari spesifikasi transistor itu sendiri. Dengan
cara mengatur bias sebuah transistor menjadi jenuh, maka seolah akan di dapat hubungan
singkat antara kaki colector dan emitor.

Terminal basis akan dengan cepat mengontrol arus yang mengalir dari colector menuju emitor.
Arus yang di hasilkan dari tegangan input akan menyebabkan transistor saturasi menjadi saklar
tertutup, akibat dari kejadian ini arus akan mengalir dari colector ke emitor. Pada saat kondisi
tegangan colector emitor mendekati 0 volt.

Sebaliknya jika tegangan transistor sebagai saklar tidak di berikan arus tegangan, maka
transistor akan berada dalam kondisi Cut off dan terminal colector emitor terputus seolah
sakalar menjadi terbuka. Akibat dari pemutusan ini arus tidak akan mengalir dari colector
menuju emitor. Dalam kondisi ini tegangan yang di hasilkan akan maksimal.

Kalau misalkan transistor di pakai hanya pada dua titik, yaitu titik putus dan titik saturasi, maka
transistor akan di pakai sebagai saklar. Daya yang di serap oleh dua titik ini sangat kecil, tetapi
dalam keadaan aktif daya yang di serap transistor akan lebih besar. Sebab pemakaian yang
mana menggunakan arus lebih besar harus di upayakan agar daerah yang di lewati aktif,
sehingga transistor tidak menjadi terlalu panas.

2.3 Fungsi Transistor


Fungsi Transistor dalam suatu rangkaian elektronika, terutama dalam sebuah sirkuit atau jalan
sebuah rangkaian. Secara keseluruhan fungsi transistor hanya sebagai jangkar dalam suatu
komponen. Transistor merupakan komponen elektronika yang memiliki 3 kaki,di mana dari
masing masing kaki di beri nama dengan basis (B), colector (C) dan emitor (E).

Transistor adalah sebuah alat semikonduktor yang bisa di pakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung tegangan (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan
sebagai fungsi lainnya. Transistor sendiri juga dapat kita jadikan semacam kran listrik , di mana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET) dapat memungkinkan
pengaliran arus listrik yang sangat akurat dari sumber listriknya.

Fungsi transistor juga dapat kita bedakan menjadi 2 bagian, yaitu transistor bagian PNP dan
transistor bagian NPN. Untuk dapat membedakan antara transistor PNP dan transistor NPN
dapat kita lihat dari arah panah pada kaki emitornya. Contohnya adalah transistor PNP yang
anak panahnya mengarah ke dalam dan transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar.

Fungsi transistor memang sangat penting dalam dunia elektronika modern. Khususnya dalam
rangkaian analog, di mana transistor di gunakan dalam amplifier atau penguat. Di dalam
rangkaian analog meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil dan juga penguat sinyal radio.

Sedangkan dalam rangkaian digital, transistor banyak di gunakan sebagai saklar yang memiliki
kecepatan tinggi. Dari beberapa transistor juga dapat kita rangkai sedemikian rupa sehingga
sebuah transistor yang kita rangkai tadi berfungsi sebagai logic gate, memory dan komponen
komponen lainnya.

Cara kerja transistor sangat berbeda dengan komponen penguat lainnya, seperti tabung
elektronik yang kemampuannya dapat berkembang secara berkala tergantung dari bentuk fisik
yang di miliki oleh transistor itu sendiri. Itu sebabnya transistor menjadi pilihan utama para
penghobi elektronika dalam menyusun konsep rangkaian.

Sekarang ini fungsi transistor banyak yang sudah terkontaminasi dan di satukan dari beberapa
jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompleks yang dalam dunia
elektronika biasa di sebut dengan Integrated Circuit (IC). IC mempunyai cara kerja dan
kemampuan yang lebih sederhana, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas sehingga tidak
banyak memakan tempat

2.4 Jenis Jenis Transistor

Jenis-Jenis Transistor yang paling umum di bedakan menjadi dua jenis, yaitu Transistor Bipolar
dan Transistor Efek Medan. Jenis-Jenis Transistor ini sangat menentukan sekali dalam
pembuatan rangkaian elektronika. Terutama untuk pembuatan rangkaian amplifier, rangkaian
saklar, general purpose, rangkaian audio, tegangan tinggi dan masih banyak lagi yang lainnya.

1. Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)


Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan elektronik di sekitar.
Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama Basis atau biasanya
dengan kode (B), kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).

Gambar 1.2 Transistor

Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis apabila di tinjau dari jenis susunan lapisan yang ada
di dalam transistor tersebut.

a. Transistor Jenis PNP

Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan satu lapis bahan
konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus kecil yang meninggalkan basis
pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor”. Dengan kata lain transistor jenis
PNP akan hidup atau bekerja saat Basis lebih rendah dari pada Emitor. Lambang transistor ini
memiliki tanda panah yang menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).
1.3 Gambar Transistor PNP

b. Transistor Jenis NPN

Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan satu lapis bahan semi
konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan karena pergerakan elektron pada
bahan semi konduktor lebih tinggi sehingga memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan
tinggi. Cara kerja transistor ini berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain
transistor jenis NPN akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor
ini memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada kaki Emitor.

1.4 Gambar Tansistor NPN


2. Transistor Efek Medan (Transistor FET)

Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari tegangan. Menurut
komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan efek medan listrik pada aliran
elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”. Sama dengan transistor bipolar, transistor
efek medan ini memiliki 3 kaki yang diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G). Sistem
kerja dari transistor ini adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron dari terminal
Source ke Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh terminal
Gate. Saluran tersebut terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.

Transistor FET ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion Mode. Kedua jenis
transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada Gate dibandingkan dengan Source
saat transistor menghantarkan listrik. Contoh pada depletion mode Gate negatif dibandingkan
dengan Source, sedangkan pada enhancement mode Gate positif. Apabila tegangan pada Gate
di rubah menjadi positif maka aliran arus kedua mode di antara Source dan Drain akan
meningkat.

1.5 Gambar Transistor FET

2.5 Transistor Sebagai Penguat

Transistor Sebagai Penguat adalah salah satu fungsi transistor selain transistor sebagai saklar.
Pada saat ini penggunaan transistor sebagai penguat sudah banyak di gunakan dalam sebuah
perangkat elektronik. Contohnya adalah Tone Control, Amplifier (Penguat Akhir), Pre-Amp
dan rangkaian elektronika lainnya. Penggunaan transistor ini memang sudah menjadi keharusan
dalam komponen elektronika.

Transistor merupakan suatu komponen monokristal semi konduktor di mana dalam komponen
terdapat dua pertemuan antara P-N. Sehingga kita dapat membuat dua rangkaian yaitu P-N-P
dan N-P-N. Transistor merupakan suatu komponen yang dapat memperbesar level sinyal
keluaran sampai beberapa kali sinyal masukan. Sinyal masukan disini dapat berupa sinyal AC
ataupun DC.
Prinsip yang di gunakan dalam transistor sebagai penguat adalah arus kecil pada basis
digunakan untuk mengontrol arus yang lebih besar yang diberikan ke Kolektor melewati
transistor tersebut. Dari sini dapat kita lihat bahwa fungsi dari transistor hanya sebagai penguat
ketik arus basis akan berubah. Perubahan arus kecil pada basis mengontrol inilah yang
dinamakan dengan perubahan besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke emitter.
Kelebihan dari transistor penguat tidak hanya dapat menguatkan sinyal, tapi transistor ini juga
bisa di gunakan sebagai penguat arus, penguat tegangan dan penguat daya. Berikut ini gambar
yang biasa di gunakan dalam rangkaian transistor khusunya sebagai penguat yang biasa di
gunakan dalam rangkaian amplifier sedehana.

Fungsi transistor sebagai saklar dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah
penyumbatan (cutt-off). Pada saat saturasi nilai resistansi penyambungan kolektor emitter
secara ideal sama dengan nol atau koklektor terhubung langsung. Dan pada saat cut-off nilai
resistansi penyambungan kolektor emitter secara ideal sama dengan tak terhingga atau terminal
kolektor dan emitter terbuka.

Suatu transistor sebagai penguat dapat bekerja secara optimal maka titik penguat dengan
transistor harus di tentukan dan juga harus sama dengan yang di tentukan oleh garis beban
AC/DC. Contohnya adalah memiliki titik kerja di daerah cut-off, titik kerja berada di tengah-
tengah garis beban dan penguat kelas AB merupakan gabungan antara kelas A dan B yang
bekerja secara bergantian dengan tipe transistor PNP dan NPN

2.6 Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar
junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-
masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua
polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus
listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan
ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran
arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan
(elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam
satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan
transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari
daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya
didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis
dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki
dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena
itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-
basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan
dioda kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias
maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat
tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan
kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara
cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Dasarelektronika.com, Pengertian dan Fungsi Transistor, (Online),

(http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transistor/), diakses pada

25 November 2013

Fathi M, Jenis-Jenis Transistor, (Online),

(http://instrumenhouse.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-transistor_1.html?
m=1), diakses pada 20 November 2013

Fajar, Transistor dan Penjelasannya (Dasar-Dasar Elektronika), (Online),

(http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2018083-transistor-danpenjelasannya-dasar-
dasar/#ixzz2ltVEf9ML), diakses pada 27 November 2013

Komponenelektronika.org, Mengenal Field Effect Transistor (FET) / Transistor Efek

Medan, (Online),

(http://komponenelektronika.org/mengenal-field-effecttransistor-fet-transistor-efek-
medan.htm), diakses pada 27 November 2013

Wikipedia Indonesia, Transistor, (Online),

(http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor), diakses pada 20 November 2013

Wikipedia Indonesia, Transistor Sambungan Dwikutub, (Online),

(http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_sambungan_dwikutub), diakses pada 27 November


2013

Anda mungkin juga menyukai