Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komponen elektronika merupakan satu penemuan yang sudah menjadi dasar
perkembangan teknologi dunia. Macam-macam alat yang dapat diciptakan dengan
memanfaatkan elektronika. Dalam perwujudannya, resistor adalah satu komponen
dasar yang menajadi kunci. Resistor bekerja berdasarkan konsep hambatan pada
rangkaian listrik. Nilai resistansi pada resistor menentukan besaran arus yang
mengalir pada rangkaian.

Resistor terbagi menjadi 2 macam, yaitu resistor tetap dan resistor variabel.
Resistor tetap ialah resistor yang nilai resistansinya tetap sedangkan, resistor variabel
merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah. Salah satu contoh resistor
variabel adalah Potensiometer. Makalah ini akan menjelaskan tentang potensiometer
baik secara general maupun lebih mendetail.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Potensiometer?
2. Seperti Apa Struktur dan Bentuknya?
3. Bagaimana Cara mengukur Nilai Potensiometer?
4. Apa Fungsi dan Potensiometer?

C. Tujuan
Menjelaskan secara singkat dan jelas pengertian Poitensiometer. Dapat
memahami konsep kerja dan struktur komponen secara gambar simbol dan wujud
fisik. Mengetahui cara pengukuran nilai, cara pemasangan dan pengembangan fungsi
potensiometer.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Potensiometer
Potensiometer adalah perangkat tiga terminal yang mengukur perbedaan
potensial yang tidak diketahui antara dua titik dengan membandingkannya dengan
tegangan referensi yang diketahui. Potensiometer ialah satu jenis resistor yang nilai
resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun
kebutuhan pemakainya.

Potensiometer adalah instrumen listrik yang digunakan untuk mengukur EMF


(electro motive force) dari sebuah sel, resistansi internal sel. Potensiometer digunakan
untuk membandingkan EMFs dari sel yang berbeda. Potensiometer merupakan
keluarga resistor yang tergolong dalam kategori Variable Resistor. Potensiometer
(alias POT) adalah resistor variabel dengan tiga terminal. Adapun dua jenis
potensiometer yaitu: potensiometer linier dan Rotary.

Resitor variabel ialah komponen elektronika yang mempunyai karakteristik


seperti resistor namun nilainya dapat diubah alias tidak tetap. Fungsi dari resistor
variabel ini adalah untuk diaplikasikan pada bagian yang membutuhkan perubahan
nilai resistansi yang mempengaruhi cara kerja alat. Berbeda dengan fixed resistor
yang berkaki 2, resistor variabel memiliki tiga kaki. Dua kaki pinggir dan satu kaki
tengah. Nilai resistansi default di kedua kaki pinggir merupakan nilai yang tertulis
pada body resistor variabel. Perubahan nilai karena diubah oleh sesuatu, dapat dengan
cara memutar, menggeser tuas dari komponen. Ada yang dapat diputar langsung
dengan tangan dan perlu menggunakan obeng trim.

Potensiometer adalah perangkat pasif, artinya instrumen tidak memerlukan


catu daya atau sirkuit tambahan untuk melakukan penginderaan posisi linier atau
putar. Potensiometer umumnya digunakan dalam salah satu dari dua mode dasar,
yaitu rheostat dan pembagi tegangan (operasi potensiometri sebenarnya) Untuk
menggunakan potensiometer sebagai rheostat atau resistor yang dapat disesuaikan,
potensiometer hanya memiliki dua terminal dengan satu ujung dan wiper.

Karena resistansi potensiometer bervariasi dengan gerakan, aplikasi rheostat


memanfaatkan resistansi variabel yang terjadi antara terminal tetap dan wiper kontak

2
geser Sebaliknya, dalam aplikasi pembagi tegangan, sinyal tegangan referensi
diterapkan ke jalur elemen resistif sehingga tegangan dapat diterapkan ke wiper
kontak bergerak yang dapat digunakan untuk menentukan posisi wiper.

B. Struktur Potensiometer
Potensiometer bekerja dengan memvariasikan posisi kontak geser melewati
resistansi. Pada potensiometer, seluruh tegangan input diterapkan di seluruh panjang
resistor, dan tegangan keluarannya adalah penurunan tegangan antara kontak tetap
dan geser. Prinsip kerja pada potensiometer sama seperti resistor dengan semakin
besar hambatan (ohm) maka tegangan (volt) semakin kecil, dan sebaliknya semakin
kecil hambatan maka tegangan semakin besar. Potensiometer memiliki dua terminal
sumber input yang dipasang di ujung resistor. Untuk mengatur tegangan keluaran,
kontak geser akan dipindahkan sepanjang resistor di sisi keluaran.

Gambar 1. Simbol Potensiometer

Dalam penulisan simbol potensiometer, ada dua standar umum yang


digunakan yaitu standar ANSI (American Nasional Standar Institute) dan IEC
(International Electrotechnical Commission).

Potensiometer (POT) terdapat bagian yang dinamakan elemen resistif yang


membentuk jalur dengan terminal di kedua ujungnya. Sementara terminal lainnnya
adalah penyapu atau Wiper yang berfungsi untuk mengubah menubah nilai resistansi.
Elemen resistif pada bagian potensiometer terbuat dari bahan campuran metal (logam)
dan keramik ataupun karbon.

Potensiometer adalah instrumen listrik yang digunakan untuk mengukur EMF


(electro motive force) dari sebuah sel, resistansi internal sel. Dan juga digunakan
untuk membandingkan EMFs dari sel yang berbeda.

Secara bentuk umum, jenis potensiometer terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

3
1. Rotary
Digunakan untuk mendapatkan tegangan suplai yang dapat disesuaikan ke
bagian sirkuit elektronik dan sirkuit listrik. Populer difungsikan sebagai pengontrol
volume radio dan pengontrol suplai ke amplifier. Jenis ini memiliki dua kontak
terminal di mana resistansi seragam ditempatkan dalam pola setengah lingkaran lalu
terminal tengah berupa kontak geser yang dipasang dengan tombol putaran terhubung
ke resistansi.

Gambar 2. Potensio Rotary

Secara jenis, potensio rotary masih terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Single turn-pot
Potensio ini memiliki rotasi tunggal sekitar 270 derajat atau 3/4 putaran
penuh. Biasa digunakan pada panci, dalam aplikasi di mana satu putaran
memberikan resolusi kontrol yang cukup.
b. Multi-turn pot
Rotasi berganda (kebanyakan 5, 10 atau 20), untuk meningkatkan presisi.
Mereka dibangun baik dengan wiper yang mengikuti bentuk spiral atau
helix, atau dengan menggunakan worm-gear. Digunakan di mana presisi
dan resolusi tinggi diperlukan. Pot multi turn cacing-gear sering digunakan
sebagai trimpots pada PCB.

Gambar 3. Multi-turn potensio

4
c. Dual-gang pot
Dua potmeter digabungkan pada poros yang sama, memungkinkan
pengaturan paralel dari dua saluran. Paling umum adalah potensiometer
putaran tunggal dengan tahanan dan lancip yang sama. Lebih dari dua
geng mungkin tetapi tidak terlalu umum. Misalnya digunakan dalam
kontrol volume audio stereo atau aplikasi lain di mana 2 saluran harus
disesuaikan secara paralel.

Gambar 4. Dual-gang potensio

d. Concentric pot
Potmeter ganda, di mana dua potensiometer disesuaikan secara individual
dengan menggunakan poros konsentris. Memungkinkan penggunaan dua
kontrol pada satu unit. Sering ditemui di radio mobil (lama), di mana
kontrol volume dan nada digabungkan.

Gambar 4. Concentric potensio


e. Servo pot
Potmeter bermotor yang juga dapat secara otomatis disesuaikan oleh motor
servo. Digunakan di mana penyesuaian manual dan otomatis diperlukan.

5
Sering terlihat pada peralatan audio, di mana remote-control dapat
memutar kenop kontrol volume.
2. Slider
Pada dasarnya, perbedaan terletak pada cara mengubah nilai wiper, bahwa di
sini tidak ada gerakan memutar namun kontak geser pada resistor secara linier.
Potensiometer jenis ini terutama berfungsi untuk mengukur tegangan pada cabang
rangkaian, untuk mengukur resistansi internal sel baterai, untuk membandingkan sel
baterai dengan sel standar dan dalam kehidupan sehari-hari, potensiometer ini biasa
digunakan dalam equalizer musik dan sistem pencampuran suara.

Gambar 5. Potensio Slider

Sama dengan potensio rotary, potensio slider juga terbagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:

a. Slide pot
Potmeter slider linier tunggal, untuk aplikasi audio juga dikenal sebagai
fader. Fader berkualitas tinggi sering dibuat dari plastik konduktif. Biasa
digunakan sebagai kontrol saluran tunggal pengukuran jarak.
b. Dual-slide pot
Potensiometer slider ganda, slider tunggal mengendalikan dua potmeter
secara paralel. Sering digunakan untuk kontrol stereo dalam audio
profesional atau aplikasi lain di mana saluran paralel ganda dikontrol.
c. Multi-turn slide
Dibangun dari spindle yang menggerakkan wiper potensiometer linier.
Rotasi berganda (kebanyakan 5, 10 atau 20), untuk meningkatkan presisi.
Digunakan di mana presisi dan resolusi tinggi diperlukan. Pot multi turn
linear digunakan trimpots pada PCB, tidak seperti potensiometer
pemangkas cacing- gigi.

6
Gambar 6. Multi-turn Potensio

d. Motorized fader
Fader yang dapat disesuaikan secara otomatis oleh motor servo.
Digunakan di mana penyesuaian manual dan otomatis diperlukan. Umum
dalam mixer studio, di mana servo fader dapat secara otomatis
dipindahkan ke konfigurasi yang disimpan.

Gambar 7. Multi-turn Potensio

3. Digital
Potensiometer digital adalah perangkat tiga terminal, dua terminal ujung tetap
dan satu terminal wiper yang digunakan untuk memvariasikan tegangan keluarannya.
Potensiometer digital memiliki beberapa fungsi, diantaranya mengkalibrasi sistem,
menyesuaikan tegangan offset, mengatur filter, mengontrol kecerahan layar, dan
mengontrol volume suara.

Berdasarkan jalur resistansi, potensiometer terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Linier
Potensiometer linier memiliki sistem kerja yang simpel. Nilai resistansi
dirubah dengan menggeser tuas pada track secara linier mengikuti jalur.
Potensiometer jenis ini bisa juga disebut POT Slider atau Fader. Potensio Linier
bekerja berdasarkan ratio 1:1 antara pemutaran pot dan nilai outputnya. Potensio jenis

7
ini banyak ditemukan dipasaran. Potensio linier biasanya ditandai dengan huruf B
atau Lin. Misalnya potensio B50K, B100K, B250K, dll.

Gambar 8. Karakter Potensio Linier

2. Logaritmik

Potensiometer logaritmik mengatur nilai resistansi dengan wiper yang


bergerak mengikuti arah logaritma. Potensio ini bekerja berdasarkan kurva logaritmik
tertentu. Dimana perubahan output pada posisi knob 0 ke 5, tidak sedrastis seperti
pada posisi knob 7 ke 10. Potensio logaritmik biasanya ditandai dengan huruf A atau
Aud. Misalnya potensio A50K, A100K, A250K, dll. Adapaun 15. Potensio Anti
logaritmik atau reverse log yaitu potensio dengan reverse taper. Sistem kurvanya
merupakan kebalikan dari potensio logaritmik. Potensio reverse log biasanya ditandai
dengan huruf C. Misalnya potensio C50K, C100K, C250K, dll.

Gambar 9. Karakter Potensio Logaritmik

8
Gambar 10. Karakter Potensio
Reverse Logaritmik

C. Fungsi Potensiometer
Pada penggunaannya, transistor memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya sdiantaranya: keandalan yang lebih tinggi, peningkatan akurasi, Ukuran
yang efisien, pergeseran resistansi yang dapat diabaikan, toleransi hingga ±1%, tidak
terpengaruh oleh kondisi lingkungan seperti getaran, kelembapan, guncangan, dan
kontaminasi wiper.

Selain kelebihan, adapun kekurangan seperti Tidak cocok untuk lingkungan


suhu tinggi dan aplikasi daya tinggi. Karena kapasitansi parasitic dari sakelar
elektronik, ada pertimbangan bandwidth yang menyebabkan frekuensi sinyal
maksimum yang dapat melewati terminal resistansi dengan redaman kurang dari 3 dB
di wiper. Nonlinier dalam resistansi wiper menambahkan distorsi harmonik ke sinyal
keluaran. Distorsi harmonik total, mengkuantifikasi sejauh mana sinyal terdegradasi
setelah melewati resistansi.

Dari beberapa kelebihannya, potensiometer dapat digunakan pada banyak


aplikasi elektronik, diantaranya

1. Kontrol audio
Baik potensiometer linier maupun putaran, digunakan untuk mengontrol
peralatan audio untuk mengubah tingkat kekerasan audio dan yang lainnya terkait
dengan sinyal. Panci geser (fader) dan potmeter putar (kenop) secara teratur

9
digunakan untuk pelemahan frekuensi, menyesuaikan kenyaringan dan untuk
karakteristik sinyal audio yang berbeda.

Gambar 11. Potensio sebagi kontrol audio

2. Televisi
Digunakan untuk mengontrol kecerahan gambar, perubahan warna, dan
kontras. Potmeter sering digunakan untuk mengatur pegangan vertikal, yang
memengaruhi sinkronisasi antara sinyal gambar yang diterima dan sirkuit sapuan
internal penerima (multi-vibrator).

3. Tranduser
Potensiometer dengan biaya murah seringkali lebih dari cukup. Dalam
beberapa kasus (pengontrol motor listrik tertentu, misalnya), resistansi yang berubah
diharapkan sebagai sinyal kontrol, sehingga potensiometer benar-benar menjadi satu-
satunya instrumen pilihan yang harus digunakan.

Karena transduser memberikan sinyal keluaran yang besar, peneliti


menemukan aplikasi dalam merancang transduser dengan menggunakan
potensiometer. Salah satu aplikasi yang paling umum adalah pengukuran
perpindahan. Untuk mengukur perpindahan tubuh, yang bergerak, dihubungkan ke
elemen geser yang terletak di potmeter.

Saat bodi bergerak, posisi slider juga berubah sesuai sehingga resistensi antara
titik tetap dan perubahan slider. Karena ini tegangan di titik-titik ini juga berubah.
Perubahan resistansi atau tegangan sebanding dengan perubahan perpindahan tubuh.

Jadi perubahan voltase menunjukkan perpindahan tubuh. Ini dapat digunakan


untuk pengukuran perpindahan translasi serta rotasi. Karena pot ini bekerja pada
prinsip resistensi, mereka juga disebut sebagai potensiometer resistif. Sebagai contoh,

10
rotasi poros mungkin mewakili sudut, dan rasio pembagian tegangan dapat dibuat
proporsional dengan kosinus sudut.

Gambar 12. Potensio sebagi Tranduser

D. Cara mengukur Nilai Potensiometer


1. Atur posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Menghubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan
Terminal kedua (2).
3. Memutar Shaft atau Tuas pada Potensiometer searah jarum jam,
4. Nilai Resistansi pada Display Multimeter naik seiring dengan pergerakan Shaft
(Tuas) Potensiometer tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft (Tuas) Potensiometer
diputar berlawanan arah jarum jam, Nilai Resistansi akan menurun seiring
dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.
5. Memindahkan Probe Multimeter dari kaki Terminal pertama (1) ke Terminal
ketiga (3). Jadi, sekarang kaki Terminal Potensiometer yang diukur adalah
Terminal 2 dan Terminal 3.
6. Memutar Shaft (Tuas) Potensiometer searah jarum jam,
7. Nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, Nilai Resistansi akan
menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.
Sebaliknya, Jika Shaft (tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam,
Nilai Resistansi akan naik seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas)
Potensiometer tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Potensiometer ialah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Potensiometer adalah resistor variabel dengan tiga terminal yang secara fisik terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu rotary, slider dan digital. rinsip kerja pada potensiometer
dengan mengubah hambatan (ohm) maka tegangan akan ikut berubah mengikuti
besaran nilai resistansi yang diatur.

B. Saran
Makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai
pengertian dan cara kerja variabel resistor serta menjelaskan fungsi serta struktur
potensiometer. Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai komponen elektronika, memahami cara mengukur dan menganalisa
kerusakan pada potensiometer, dan mengetahui fungsi serta mengembangkan
potensiometer lebih lanjut untuk teknologi pada mesyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amri, I., Atmajati, E. D., Salam, R. A., Yuliza, E., & Munir, M. M. (2016, Agustus).
Potentiometer a simple light dependent resistor-based digital. In 2016 International
Seminar on Sensors, Instrumentation, Measurement and Metrology (ISSIMM). IEEE.
Anonim. (2020, Maret). Apa itu POTmeter? Fungsi dan Cara Kerjanya. Lienetic Jaya.
Diakses dari https://lieneticjaya.com/potensiometer-potmeter-fungsi-dan-cara-kerjanya/
Boylestad, R.L. and Nashelsky, L. (2002). Electronic Devices and Circuit Theory. Pearson
Educación.
Endo, T., Koyanagi, M., & Nakamura, A. (1983). High-accuracy Josephson potentiometer.
IEEE Transactions on Instrumentation and Measurement, 32(1),
Monssen, F. (2012). Electronic Devices and Circuit Theory, Robert Boylestad, Louis
Nashelsky: Lab Manual. Prentice Hall.
Patrick, D., Fardo, S.W. and Fardo, S. (1999). Understanding DC Circuits. Newnes.

13
14

Anda mungkin juga menyukai