Anda di halaman 1dari 5

Karakteristik dan Sifat – Sifat Transformator

Yohanes Dhedhi Saputro Dan Djodhi Antono


yohanesdhedhi@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari Dasar teori transformator adalah apabila ada arus bolak-


Transformator atau lebih dikenal dengan nama “transformer” balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi
atau “trafo” sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang itu akan berubah menjadi magnet dan apabila magnet tersebut
mengubah daya listrik AC pada satu level tegangan yang satu ke
dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan
level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
tanpa merubah frekuensinya. Transformer bekerja berdasarkan
tersebut terjadi beda tegangan mengelilingi magnet, sehingga
prinsip elekromagnetik. Jenis dan bentuk trafo bermacam- akan timbul gaya gerak listrik (GGL).[2]
macam tergantung pada fungsi dan besarnya tegangan dan arus
yang bekerja pada trafo.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai artikel yang berisi
penjelelaskan Karakteristik Dan Sifat-sifat Transformator . II. ISI
a. Tranformator
I. PENDAHULUAN Transformer atau trafo merupakan suatu peralatan yang
Jika suatu arus, baik AC maupun DC, mengalir pada dapat mengubah tenaga listrik dari suatu level tegangan ke
konduktor, maka medan magnet akan dibangkitkan level tegangan lainnya. Trafo biasanya terdiri atas dua bagian
disekeliling konduktor tersebut. Dalam konteks rangkaian, inti besi atau lebih yang dibungkus oleh belitan – belitan
fluks magnet yang mengalir melalui suatu loop kawat kawat tembaga. Prinsip pengubahan level tegangan dilakukan
merupakan harga rata-rata dari komponen normal medan dengan memanfaatkan banyaknya jumlah belitan pada inti
magnet yang keluar dari loop dikalikan dengan luas trafo. Bila salah satu kumpulan belitan, biasanya disebut
permukaan loop tersebut. Apabila medan magnet yang belitan primer, diberikan suatu tegangan yang berubah-ubah,
berubah terhadap waktu yang dibangkitkan oleh sebuah loop maka akan menghasilkan mutual flux yang berubah-ubah
menembus sebuah loop yg lain (loop kedua) maka akan dengan besar amplitude yang tergantung pada tegangan,
diinduksikanlah suatu tegangan pada ujung-ujung kawat frekuensi tegangan, dan jumlah lilitan kawat tembaga
kedua ini. Untuk membedakan fenomena ini dengan istilah dibelitan primer. Mutual flux yang terjadi akan terhubung
“induktansi” yang telah kita definisikan sebelumnya, yang dengan belitan lain yang disebut sisi sekunder dan akan
lebih tepat diistilahkan sebagai “induktansi sendiri”, maka kita menginduksi suatu tegangan yang berubah-ubah di dalamnya
akan mendefinisikan suatu istilah baru yaitu induktansi mutual dengan nilai tegangan yang bergantung pada jumlah lilitan
atau induktansi bersama. Dalam praktiknya, tidak ada divais pada belitan sekunder. Dengan mengatur perbandingan jumlah
yang disebut sebagai “induktor mutual”, meskipun demikian lilitan antara sisi primer dan sekunder, maka akan dapat
prinsip dasar induktor mutual adalah landasan pembentukan ditentukan rasio tegangan ataupun sering disebut rasio trafo.
suatu divais atau peralatan yang sangat penting yakni
transformator .[1] 1. Trafo Tidak Berbeban
Transformator merupakan sautu alat listrik yang termasuk Gambar 1 menunjukkan suatu bentuk trafo dengan
kedalam klasifikasi mesin listrik static yang berfungsi rangkaian pada sisi sekunder dalam keadaan terbuka ataupun
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tidak berbeban, dan pada bagian primernya diberikan
tegangan rendah dan sebalikny. Atau dapat juga diartikan tegangan berubahubah vi . Kemudian arus iφ , yang biasa
mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat disebut sebagai arus eksitasi, akan mengalir pada sisi primer
ketingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan dan menghasilkan flux yang berubah-ubah secara magnetik.
berdasarkan prinsip-prinsip induksi elektromagnet. Flux tersebut menghasilkan gaya gerak listrik (emf) dengan
Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi persamaan sebagai berikut ini:
berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam tenaga
listrik maupun elektronik. Penggunaan transformator dalam
sistem tenaga listrik memungkinkan terpilihnya tegangan yang
seusai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan, misalnya dimana :
kebutuhan akan tegangan tingii dalam pengiriman daya listrik λ1 = flux di sisi primer
jarak jauh. φ = flux di inti trafo yang menghubungkan kedua belitan
N1 = jumlah lilitan kawat di belitan primer
antara sisi primer dengan sisi sekundernya. Apabila suatu
beban dihubungkan pada sisi sekunder trafo maka akan
dihasilkan arus i2 dengan mmf N2i2. Dari persamaan (1) dan
dengan mengasumsikan permeabilitas inti trafo yang sangat
besar, maka penambahan beban pada sisi sekunder trafo tidak
mempengaruhi flux inti trafo. Total eksitasi mmf pada inti
trafo tidak akan berubah dan bahkan dapat diabaikan. Maka
akan diperoleh:

Gambar 1. Trafo dengan sisi sekunder


hubungan terbuka

2. Trafo Hubung Beban Dari kedua persamaan diatas dapat dituliskan persamaan
(7) di bawah ini,
Bila belitan lilitan kawat tembaga di sisi sekunder pada
gambar 1 diatas dihubungkan dengan beban, maka akan
terlihat seperti pada gambar 2. N1 adalah jumlah lilitan di sisi
primer dan N2 adalah jumlah lilitan di sisi sekunder. Belitan Perbandingan arus yang mengalir pada sisi primer dengan
sisi sekunder terhubung ke beban dan diasumsikan bahwa arus sisi sekunder adalah berbanding terbalik dengan perbandingan
yang keluar dari belitan sekunder adalah bernilai positif, maka antara jumlah lilitan pada kedua belitan trafo. Dari persamaan
arus tersebut akan menghasilkan gaya gerak magnet yang (4) dan (7) dapat dituliskan persamaan berikut
berlawanan arah dengan yang dihasilkan oleh arus dari lilitan v1i1 = v2i2 ………………………………. (8)
primer. Dengan menganggap resistansi belitan dapat Dari persamaan (8) dapat dikatakan bahwa suplai daya
diabaikan, maka akan dihasilkan flux yang terbatas pada inti yang terjadi pada sisi primer trafo akan bernilai sama dengan
trafo yang menghubungkan kedua inti belitan (flux bocor yang disalurkan pada sisi sekundernya akibat dari tidak
diasuksikan dapat diabaikan). adanya disipasi daya dan rugi-rugi daya.
3. Rangkaian Pengganti Trafo
Pada umumnya, trafo yang digunakan di dunia
ketenagalistrikan bukanlah trafo-trafo ideal, karena sangatlah
sulit untuk memperoleh bahan pada inti dan belitan trafo yang
dapat menghasilkan persamaan-persamaan sesuai dengan
keadaan saat trafo pada keadaan ideal. Hal ini disebabkan oleh
resistansi pada belitan, fluksi nyasar (rugi-rugi fluksi), dan
permeabilitas inti trafo. Agar dapat memperoleh gambaran
terhadap trafo yang digunakan, maka digunakanlah
pemodelan trafo dengan cara membuat rangkaian pengganti
Gambar 2. Trafo ideal terhubung dengan beban pada trafo. Rangkaian pengganti trafo dapat dilihat seperti
gambar di bawah ini.
Dengan asumsi tersebut di atas, maka pada gambar 1 dapat
dikatakan apabila tegangan yang berubah waktu v1 diberikan
pada belitan primer akan dihasilkan flux inti φ yang
menghasilkan gaya gerak listrik e1 yang sebanding dengan
tegangan v1.

Flux pada inti juga terhubung ke bagian sekunder trafo


sehingga menghasilkan induksi gaya gerak gerak listrik emf
e2 sehingga belitan sekunder akan menghasilkan tegangan
Gambar 3. Rangkaian pengganti trafo
pada terminalnya dengan persamaan.
Pada umumnya, satuan – satuan yang ada pada rangkaian
pengganti trafo sudah diinformasikan pada nameplate trafo
Dengan membandingkan persamaan (2) dan (3) maka saat trafo sudah melewati serangkaian pengujian pada
dapat diperoleh, laboratorium sehingga dapat digunakan di lapangan. Namun,
untuk dapat mengetahui parameter reaktansi dan induktansi
Ma tiap belitan pada trafo, dapat dilakukan dengan dua jenis
ka dapat dikatakan bahwa prinsip pengubahan tegangan pada pengujian, yakni uji hubung singkat dan uji opencircuit. Uji
trafo dilakukan dengan perbandingan antara jumlah belitan hubung singkat digunakan untuk mengetahui impedansi
ekivalen dari kedua belitan (R1+jX1 dan R2+jX2), sedangkan tegangan tembus tinggi. Pada power transformator,
uji open-circuit yang dilakukan dengan keadaan sisi sekunder terutama yang berkapasitas besar, kumparan-
terbuka, dilakukan untuk mengetahui rugi – rugi magnetik kumparan dan inti besi transformator direndam dalam
trafo (Rc dan Xm) yang dimodelkan secara paralel dengan minyak trafo, syarat suatu cairan bisa dijadikan
kedua belitan pada trafo. Rugi – rugi magnetik ini disebabkan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:
oleh inti trafo dan belitan trafo yang menghasilkan fluksi pada  Ketahanan isolasi harus tinggi
trafo. ( >10kV/mm )
Untuk keadaan short circuit, maka berlaku formula  Berat jenis harus kecil,sehingga partikel-
sebagai berikut ini untuk mengetahui parameter impedansi partikel inert di dalam minyak dapat
tiap belitan trafo. mengendap dengan cepat
 Viskositas yang rendah agar lebih mudah
bersirkulasi dan kemampuan pendinginan
menjadi lebih baik
 Titik nyala yang tinggi, tidak mudah
menguap yang dapat membahayakan
 Tidak merusak bahan isolasi padat
 Sifat kimia yang stabil
Untuk saat keadaan open-circuit, maka digunakan formula 4. Bushing; sebuah konduktor (porselin) yang
berikut ini untuk mengetahui parameter Rc dan Xm. menghubungkan kumparan transformator dengan
jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu
isolator dan berfungsi sebagai konduktor tersebut
dengan tangki transformator. Selain itu bushing juga
berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara
kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.
5. Tangki dan konservator (khusus untuk
transformator basah); pada umumnya bagian-bagian
dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan
dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi
B. Komponen Transformator umumnyadilengkapi dengan sirip-sirip pendingin
Komponen transformator terdiri dari dua bagian, yaitu (cooling fin) yang berfungsi memperluas permukaan
peralatan utama dan peralatan bantu. Peralatan utama dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak
transformator terdiri dari: pada saat konveksi menjasi semakin baik dan efektif
1. kumparan trafo; kumparan trafo terdiri dari untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi dengan dilengkapi dengan konservator
bahan isolasi (karto, pertinax, dll) untuk mengisolasi Sedangkan peralatan bantu transformator terdiri dari:
baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. Untuk 1. Peralatan pendingin; pada inti besi dan kumparan-
trafo dengan daya besar lilitan dimasukan dalam kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
minyak trafosebagai media pendingin. Banyaknya dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut
lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
yang ada pada sisi sekunder. Kadang kala merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk
transformator memiliki kumparan tertier. Kumparan mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut
tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media yang
tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. digunakan pada sistem pendingin dapat berupa;
Kumparan tertier sering juga untuk dipergunakan udara/gas, minyak dan air.
penyambung peralatan bantu seperti kondensator 2. Tap changer; yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt merubah kedudukan tab (sadapan) dengan maksud
2. Inti besi; dibuat dari lempengan-lempengan mendapatka tegangan keluaran yang stabil walaupun
feromagnetik tipis yang berguna untuk beban berubah-ubah. Tap changer selalu diletakan
mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh pada posisi tegangan tinggi dari trafo pada posisi
arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini juga tegangan tinggi. Tap changer dapat dilakukan baik
diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi- dalam keadaan berbeban (on-load) atau keadaan tak
rugi besi) yang ditimbulkan olrh arus eddy “Eddy berbeban (of-load), tergantung jenisnya
Current” 3. Peralatan proteksi; peralatan yang mengamankan
3. Minyak trafo; berfungsi sebagai media pendingin trafo terhadap bahaya fisis, elektris maupun
dan isolasi. Minyak trafo mempunyai sifat media kimiawi. Yang termasuk peralatan proteksi
pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya transformator antara lain selain berikut:
 Rele bucholz; yaitu peralatan rele yang yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran
dapat memdeteksi dan mengamankan yang diukur didalam rele ini adalah
terhadap gangguan di dalam trafo yang kenaikan temperatur
menimbulkan gas. Di dalam tranformator, 4. Peralatan pernapasan (Dehydrating Breather);
gas mungkin dapat timbul akibat hubung ventilasi udara yang berupa saringan silikagel yang
singkat antara lilitan (dalam phasa/antara akan menyerap uap air, karena pengaruh naik
phasa), hubung singkat antara phasa ke turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
tanah,busur listrik antara laminasi, atau suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti
busur listrik yang ditimbulkan karena keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak
terjadinya kontak yang kurang baik akan memuai dan mendesak uadara diatas
 Rele tekanan lebih; peralatan rele yang permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
dapat mendeteksi gangguan pada sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak
transformator bila terjadi kenaikan tekanan menyusut maka udara luar akan masuk kedalam
gas secara tiba-tiba dan langsung tangki. Kedua proses diatas disebut pernapasan
mentripkan CB pada sisi upstream-nya. trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu
 Rele deferensial; rele yang dapat mendeteksi bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan
terhadap gangguan transformator apabila nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk
terjadi flash over antara kumparandengan mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung
kumparan, kumparan dengan tangki atau udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat
belitan dengan belitan di dalam kumparan hygroskopis.
ataupun antar kumparan 5. Indikator; untuk mengawasi selama transformator
 Rele beban lebih; rele ini berfunfsi untuk beroperasi, maka perlu adanya indikator pada
mengamankan trafo terhadap beban yang transformator yang antara lain sebagai berikut:
berlebihan dengan menggunakan sirkuit  Indikator suhu minyak
simulator yang dapat mendeteksi lilitan trafo  Indikator permukaan minyak
yang kemudian apa bila terjadi gangguan  Indikator sistem pendingin
akan menbunyikan alarm pada tahap  Indikator . [3]
pertama dan kemudian akan menjatuhkan C. Prinsip Kerja
PMT. Transformator
 Rele arus lebih; rele ini berfungsi untuk bersama (mutual
mengaman kan transformator terhadap induction) antara dua
gangguan hubung singkat anatr fasa di rangkaian yang
dalam maupun di luar daerah pengaman dihubungkan oleh fluks
transfo,juga diharapkan rele ini mempunyai magnet. Dalam bentuk
sifat komplementer dengan rele beban lebih. yang sderhana,
Rele ini juga berfunsi sebagai cadangan bagi transformator terdiri dari
pengaman instalasi lainnya. Arus berlebihan dua kumparan induksi
dapat terjadi karena beban lebih atau yang secara listrik terpisah
gangguan hubung singkat tetapi secara magnet dihubungkan oleh sutu path yang
 Rele fluks lebih; rele ini berfungsi untuk mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut
mengamankan transformator dengan mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu
mendeteksi besaran fluksi atay kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perbandingan tegangan dan frekwensi fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihungkan
 Rele tangki tanah; rele ini berfungsi untuk dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan
mengamankan transformator bila terjadi GGL (gaya gerak listri) induksi (sesuai dengan induksi
hubung singkat antara bagian yang elektromagnet) dari hukum faraday, bila arus bolak-balik
bertegangan dengan bagian yang tidak mengalir pada induktor, maka timbul gaya gerak listrik
bertegabgan pada transformator (GGL). [4]
 Rele gangguan tanah terbatas; rele ini D. Kerugian Dalam Tranformator
berfungsi mengamankan transformator Dalam prakteknya transformator terjadi beberapa kerugian,
terhadap gangguan tanah di dalam daerah yaitu :
pengaman transformator khususnya untuk 1. Kerugian tembaga. Kerugian dalam tembaga yang
gangguan didekat titik netral yang tidak disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik
dapat dirasakan oleh rele diferential. yang mengalir
 Rele termis; rele ini berfungsi 2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena
mengamankan transformator dari kerusakan kopling primer-sekunder tidak sempurna,sehingga
isolaso kumparan, akibat adanya panas lebih tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer
memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena
dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis- adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi
lapis antara primer dan sekunder. olakan fluks magnet pada material inti. Kurugian ini
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan bekurang kalau digunakan inti berlapis-lapis. [5]
oleh kapasiras liar yang terdapat pada lilitan-lilitan
transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi
efiensi transformator untuk frekuensi tinggi. III. KESIMPULAN (PENUTUP)
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung Trafo atau transformator merupakan suatu peralatan listrik
lilitan primer dan sekunder secara semi acak (bank yang termasuk kedalam klasifikasi mesin listrik static yang
winding) berfungsi untuk merubah nilai suatu arus atau tegangan dari
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika nilai yang satu kenilai yang lainnya melalui suatu gandengan
arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti magnet dan menggunakan prinsip elektromagnet. Di dalam
transformator tidak dapat mengubah arah fluks tranformator terdapat beberapa komponen yang tersusun
magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat menjadi suatu rangkaian dan bekerja menurut prinsip kerja
dikurangi dengan menggunakan material inti transformator. Prinsip kerja transformator yaitu berdasarkan
reluktansi rendah. Hukum Faraday.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain Di dalam prakteknya sebuah transformator terjadi beberapa
yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk krugian yaitu : kerugian tembaga, kerugian kopling, kerugian
mengalir pada oermukaan konduktor. Hal ini kapasitas liar, kerugian histeresis, kerugian efek kulit dan
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah kerugian arus eddy (arus olak). Jenis dan bentuk tranformator
resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurangi bermacan-macam tergantung pada fungsi dan besarnya
dengan mengunakan kawat litz, yaitu kawat yang tegangan dan arus yang bekerja pada traformator tersebut.
terdiri dari beberapa kawat yang saling terisolasi.
Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong REFERENSI
atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat [1] www.boks.google.co.id / Analisis Rangkuman Listrik Ed.6 Jl.2
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang [2] www.elektro.undip.ac.id
[3] www.tanotocentre.wordpress.com/2009/06/06/transformator/-
disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan transformator|Tanotoinformationcentre
arus dalam inti magnet yang melawan perubahan [4] www.slideshare.net / rezon_arif / makalah-trafo-elektro-undi
[5] www.id.wikipedia.org wiki / transformator

Anda mungkin juga menyukai