TRANSFORMATOR
Makalah
untuk melengkapi tugas mata kuliah analisis sistem tenaga
yang dibimbing oleh Bapak Ir. Budi Eko Prasetyo, MMT.
Oleh:
Arni Fatimah S (1631120121)
M. Firlie Fauqi P (1631120104)
Sabila Ika Putri (1631120135)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas semester empat.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Sebagai penulis, dengan rendah hati dan tangan terbuka kami akan menerima masukan, saran
dan usul untuk menyempurnakan makalah ini. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak akan begitu sulit untuk menyelesaikan makalah ini. Adapun
penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Budi Eko Prasetyo, M.MT selaku dosen mata kuliah Analisa Sistem
Tenaga yang senantiasa membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat.
2. Kedua orang tua, saudara serta teman teman kami yang telah mendukung, membantu,
dan memberikan doa restu.
Harapan kami kiranya makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah pada kita semua.
Penulis
POLINEMA-AST-TRAFO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat secara langsung menggunakan listrik
dari PLN. Hal ini dikarenakan keluaran listrik dari PLN sangat besar sehingga kita
membutuhkan alat bantu yang mampu menurunkan daya listrik tersebut. Alat yang
mampu menurunkan atau pun menaikkan tegangan disebut Transformator.
Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen elektronika pasif
yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-
balik (AC). Transformator pada konsep dasarnya mentransfer energi dari suatu sistem
ke sistem yang lain tanpa perlu merubah frekuensi. Bentuk dasar transformator adalah
sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian
primer dan sekunder merupakan lilitan kawat yang tidak berhubungan secara elektris.
Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo.
1.3. Tujuan
a. Menjelaskan kepada pembaca fungsi sebuah Trafo
b. Menjelaskan kepada pembaca bagaimana prinsip kerja dan konsep dasar sebuah trafo
c. Menjelaskan kepada pembaca bagaimana bentuk rangkaian sebuah trafo
d. Menjelaskan kepada pembaca apa saja rugi-rugi pada sebuah trafo
e. Menjelaskan kepada pembaca bagaimana cara mencegah terjadinya kerugian atau
kerusakan pada trafo
f. Menjelaskan kepada pembaca bentuk/konstruksi sebuah Trafo dan spesifikasi yang ada
dalam name plate tersebut.
POLINEMA-AST-TRAFO
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Sebuah Trafo
Sebelum mengetahui fungsi dari sebuah Trafo, perlu diketahui definisi sebuah
Transformator adalah seperangkat peralatan statis yang berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik, mentransformasi tegangan dan arus bolak-balik diantara dua belitan
atau lebih pada frekuensi yang sama besar dan biasanya pada nilai arus dan tegangan
yang herbeda (SPLN 8-1_1991, 4.1.1). Transformator ini mengubah
(menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC). Pada dasarnya,
Transformator berfungsi untuk mentransfer Energi dari suatu sistem tenaga listrik ke
sistem tenaga listrik yang lain.
2. Prinsip Kerja
Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama (mutual induction) antara
dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara
magnet ihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai
mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan
POLINEMA-AST-TRAFO
dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik)
induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday.
Dan pada transformator ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku
persamaan:
E = Tegangan (rms)
N = jumlah lilitan
Φm = fluks puncak (peak flux)
f = frekuensi
dan persamaan:
POLINEMA-AST-TRAFO
Dikarenakan pada transformator ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage
flux maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas. Atas dasar inilah didapatkan
pula persamaan:
P1 = P2
V1.I1 = V2.I2
N1.I1 = N2.I2
Ketika Trafo diberi beban, maka besar I1 dan I2 akan berbeda. Jika I2 naik, maka I1
harus naik. Arus pada I1 tergantung pada arus I2 sehingga energi yang
ditransformasikan tergantung pada beban di rangkaian outgoing.
Rugi hysterisis ini memperbesar arus eksitasi karena medan magnetik residu
mempunyai arah yang berlawanan dengan medan magnet yang dihasilkan oleh arus
eksitasi. Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat dari besi lunak yang umum
digunakan adalah besi silikon. Besarnya rugi hysterisis dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan :
R = Tahanan (Ohm)
ρ = Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
Sedangkan untuk menghitung kerugian tembaga itu sendiri dapat mempergunakan
Persamaan untuk sisi primer dan Persamaan untuk sisi sekunder.
Sisi Primer
Sisi Sekunder
Pcp = Rugi konduktor primer
Pcs = Rugi konduktor sekunder
POLINEMA-AST-TRAFO
2.5.2. Relay
2.5.2.1. Relai Bucholz (Bucholz Relay)
Rele Buchholz biasa disebut juga rele gas, karena bekerjanya digerakan oleh
pengembangan gas. Tekanan gas akan timbul bila minyak mengalami kenaikan
temperatur yang diakibatkan oleh :
Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam fasa;
Hubung singkat antar fasa;
Hubung singkat antar fasa ke tanah;
Busur api listrik antar laminasi;
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm atau
rangkaian pemutus.
SOURCE
GELEMBUNG
GAS DARI
TANGKI TRAFO
TANGKI TRAFO
bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan pemutus
tenaga (PMT).
2. Tipe Basah
a. ONAN : Oil Natural Air Natural
Pada tipe ini udara dan oli akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oli akan
dipengaruhi oleh suhu dari oli tersebut.
Pada tipe ini oli akan bersikulasi dengan alami namun saat oli melalui radiator
oli akan didinginkan dibantu dengan kipas/fan.
R S T
r s t
Pada dasarnya formulasi trafo tiga fasa dikembangkan atau merupakan jumlah
vektor dari tiga buah trafo satu fasa. Jadi :
P3 Fasa = P1 + P2 + P3
= I1.V1 + I2.V2 + I3.V3
= 3.I.V
Rumus disamping ini berlaku baik pada trafo terhubung bintang maupun segitiga,
dengan catatan bahwa arus (i) dan tegangan (v) adalah arus dan tegangan trafo satu
fasa (bukan arus dan tegangan line).
Bagian utama, alat bantu, dan sistem pengaman yang ada pada sebuah transformator
daya Gambar 2.2.1, adalah :
Bahan inti trafo 3 fasa dari bahan plat tipis ferromagnetis yang ditumpuk dengan
ketebalan tertentu. Plat tipis dimaksudkan untuk menekan rugi-rugi histerisis dan arus
edy pada batas minimal. Ada beberapa tipe inti trafo 3 fasa tampak pada Gambar
2.2.1.3. Tipe U-I terdiri dari tiga inti yang dipasangkan sudut menyudut 120° Gambar
2.2.1.3a. Tipe U terdiri atas tiga inti U dipasang sudut menyudut 120° Gambar
2.2.1.3b. Tipe menyudut ini dipakai untuk trafo 3 fasa yang dipasang pada tabung bulat
untuk trafo outdoor yang dipasang pada tiang jaringan distribusi. Tipe E-I yang banyak
dipakai, tiap kaki terdapat kumparan primer dan sekunder masing-masing fasa Gambar
2.2.1.3c. Tipe jenis ini banyak dipakai untuk daya kecil, sedang sampai daya besar.
Bahkan tiga buah trafo satu fasa yang digabungkan, bisa menjadi trafo tiga fasa.
sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut,
sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
Selain itu ada kumparan tertier dimana fungsi kumparan tertier diperlukan adalah
untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan
tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier
sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator
synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua
transformator daya mempunyai kumparan tertier.
yaitu pendinginan dan isolasi. Fungsi isolasi ini mengakibatkan berbagai ukuran dapat
diperkecil. Perlu dikemukakan bahwa minyak transformator harus memiliki mutu yang
tinggi dan senantiasa berada dalam keadaan bersih. Disebabkan energimpanas yang
dibangkitkan dari inti maupun kumparan, suhu minyak akan naik. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada minyak transformator. Dalam
jangka panjang dan waktu yang lama akan terbentuk berbagai pengotoran yang akan
menurunkan mutu minyak transformator. Hal-hal ini dapat mengakibatkan kemampuan
pendinginan maupun isolasi minyak akan menurun. Selanjutnya dapat pula terjadi
bahwa hawa lembab yang sebagaimana halnya terjadi di daerah tropis, mengakibatkan
masuknya air didalam minyak transformator.
Bila suhu minyak transformator yang sedang dioperasikan diukur, akan tampak
bahwa suhu minyak itu akan tergantung pada tinggi pengukuran pada bak. Suhu
tertinggi akan ditemukan pada sekitar 70 – 80% tinggi bejana.
Oleh karena itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
Mempunyai kekuatan isolasi (Dielectric Strength);
Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
kecil dapat mengendap dengan cepat;
Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan pendinginan
menjadi lebih baik;
Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap;
Sifat kimia yang stabil.
Minyak trafo sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai media penghantar panas dari
bagian yang panas (belitan dan inti) kedinding tangki atau radiator pendingin memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Berat Jenis (Specific grafitty) 0,85 sampai 0,90 pada suhu 13,5º C
Kekentalan (Viscocity) cukup rendah untuk memperlancar sirkulasi dari bagian yang
panas ke bagian yang dingin, yaitu 100 sampai 110 Saybolts second pada 40º C
Titik didih tidak kurang dari 135º C
Titik beku tidak lebih dari -45º C
Tegangan tembus tidak kurang dari 30 kV per 2,5 mm atau 120 kV/1 cm.
Koefisien muai 0,00065 per 1º C
Titik api (flash point) 180º C sampai 190º C
POLINEMA-AST-TRAFO
Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > I MVA atau
bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2.3.2.
POLINEMA-AST-TRAFO
2.6.1.8 Bushing
Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk
menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung
isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki
transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang tengahnya berlubang
(Gambar 2.2.6.1).
parameter transformator tiga fasa dari hasil percobaan beban nol bisa dilihat pada
Tabel 2.5.1. Persamaan yang terlihat pada tabel menandakan dimana alat ukur
diletakkan.
Tabel 2.5.1
Tabel 2.5.2
Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap sisi
tegangan rendah. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan berimpit
dengan Vektor TT tegangan tinggi. Letak Vektor tegangan rendah TH menunjukkan
arah jarum jam pendek. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pegeseran
POLINEMA-AST-TRAFO
antara vektor tegangan tinggi dengan tegangan rendah (V dan v). Gambar 2.5.1
memperlihatkan contoh kelompok hubungan sebuah transformator tiga fasa Dy5,
artinya sisi primer dihubung segitiga (jam 12) dan sisi sekunder dihubung bintang
(jam 5). Untuk memudahkan, pabrik-pabrik pada pelaksanaannya membatasi jumlah
kelompok hubungan dengan membuat normalisasi pada kelompok hubungan yang
dianggap baku. Standardisasi yang banyak diikuti adalah menurut peraturan Jerman,
yaitu VDE 0532 (lihat Tabel 2.5.3).
Kelompok hubungan yang disarankan untuk digunakan adalah Yy0, Dy5, Yd5, dan
Yz5, pada tabel diberi tanda garis pinggir warna merah.
j. Pengujian Jenis
1. Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan
kumparan transformator yang disebabkan oleh rugi-rugi transformator apabila
transformator dibebani. Pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab
panas transformator sudah cukup effisien atau belum. Pada transformator dengan
tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan
terendah (arus tertinggi), pada transformator dengan tapping maksimum 5% pengujian
dilakukan pada tapping nominal. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian
beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus transformator sedemikian
hingga membangkitkan rugi-rugi transformator, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban
kosong.
POLINEMA-AST-TRAFO
Transformer Type 470 MVA/525 KV : Trafo dengan kapasitas 470 MVA pada sisi
incoming dan memiliki tegangan maksimal 525 KV
Serial No 5352PH132 : Nomor seri Trafo yang dibuat di pabrik
Cool Method ONAN/ONAF/ODAF : memiliki tiga sistem pendinginan
ONAN/ONAF/ODAF
Number Of Phases 3 : trafo memiliki 3 jumlah fasa
Frequency 50 Hz : Trafo dengan frekuensi 50 Hertz
Rated Power, Rated Voltage dan Rated Current: Nilai daya, Tegangan dan arus yang
dapat dilalui pada sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah untuk mencapai sistem
pendinginan yang tertera.
470 MVA short circuit Impedance 75˚: Impedansi hubung singkat trafo ber-kapasitas
470 MVA pada suhu 75˚.
Max. Ambient Temperature 40˚C: Suhu lingkungan maksimal yang diperkenankan
untuk pemasangan trafo sebesar 40˚C
Top Oil Temperature Rise: Kenaikan suhu yang diperkenankan ketika saat minyak
suhu mencapai puncak adalah sebesar 50K
Winding Temperature Rise : Kenaikan suhu yang diperkenankan pada lilitan
sebesar 50K
Bushing Current Transformer : Konduktor pada trafo arus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fungsi dari sebuah Trafo yaitu untuk mentransfer energi dari suatu sistim tenaga
listrik ke tsistim tenaga listrik yang lain tanpa mengubah frekuensi
2. Prinsip kerja dan Konsep dasar sebuah trafo adalah, adanya tegangan pada sisi
incoming yang menyentuh sisi incoming sehingga timbul GGM ke sisi outgoing trafo.
pada lilitan sisi incoming dan outgoing terdapat reaktansi dan resistansi yang
menjadikannya beban. Ketika tegangan menyentuh beban maka timbullah arus dan
Trafo dapat bekerja.
3. Dalam penjelasan rangkaian ekivalen trafo, saat Trafo diberi beban, maka besar I1
dan I2 akan berbeda. Jika I2 naik, maka I1 harus naik. Arus pada I1 tergantung pada
arus I2 sehingga energi yang ditransformasikan tergantung pada beban di rangkaian
outgoing.
4. Rugi-Rugi yang terjadi pada sebuah trafo bisa diakibatkan oleh pembebanan yang
terlalu tinggi sehingga membuat trafo menjadi panas dan trafo bisa rusak. Loses
disebabkan oleh belitan dalam trafo P=I^2R. Untuk mencari Power Quality pada Trafo
dapat dihitung dengan rumus
.
5. Untuk mencegah terjadinya rugi-rugi pada trafo maka perlu dipasang relay-relay
serta melakukan efisiensi trafo. Memasang sistem pendingin juga sangat penting agar
trafo tidak mengalami loses(panas)
6. Name Plate pada Trafo Tenaga memiliki daya dan kapasitas yang besar sehingga
memiliki proteksi dan standart perlindungan (suhu lingkungan, sistem pendinginan)
yang tinggi pula. Sebelum melakukan pembelian Trafo, penting untuk menghitung
dimensi Trafo sebagai tempat dudukan dan perlindungan Trafo, sehingga ketika Trafo
datang sudah siap untuk digunakan.
B. Saran
1. Ketika membuat makalah dan mencari materi tentang transformator, diharap
melakukan konsultasi lebih sering dan mencari referensi lebih banyak supaya lebih
POLINEMA-AST-TRAFO
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
IEC 60076-1
IEC 60076-2
SPLN 8-1_1991
SPLN 8-2_1991
SPLN 8-4_1991
SPLN 8-5_1991
Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives and Power Systems 3rd,Prentice Hall Inc,
New Jersey, 1997
Sumardjati, Prih, dkk, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 3 untuk SMK ,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta .200
Willian D Stevenson, Jr, Elementh of Power System Analysis, 4th Edition 1982
https://www.academia.edu/9900561/TRANSFORMATOR_DAYA
https://slametumy.files.wordpress.com/2014/03/trafo-dan-jenisnya.pdf
digilib.mercubuana.ac.id