Anda di halaman 1dari 59

Trafo Distribusi

dan
Trafo Tenaga

TM - 4
Trafo Distribusi & Trafo Tenaga
 Trafo Distribusi, adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari tegangan menengah 20 kV ke tegangan rendah
380/220 Volt. Trafo distribusi bisa diletakkan pada tiang SUTM
(Trafo Tiang) atau pada SKTM melalui Gardu Distribusi
(misalnya: Gardu Beton). Kapasitas trafo distribusi bervariasi
antara 25 kVA hingga 2500 kVA.
 Trafo Tenaga, adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari tegangan subtransmisi/ transmisi (150 kV) ke
tegangan menengah 20 kV, untuk mendistribusikan sejumlah
daya besar melalui penyulang 20 kV ke konsumen. Trafo tenaga
diletakkan pada Gardu Induk Distribusi, baik yang tipe
konvensional maupun Gas Insulated Substation (GIS). Kapasitas
trafo tenaga bervariasi dari 30 MVA hingga 60 MVA.
Jenis Trafo Distribusi
Trafo distribusi dapat di klasifikasikan sebagai :
1. Tipe kering (pendingin udara dan isolasi udara) dan
2. Tipe berisi cairan (minyak)

Menurut jenisnya trafo distribusi dibedakan menjadi :

A. Trafo jenis overhead :


1. Tipe konvensional
Tidak dilengkapi pengaman sebagai satu kesatuan trafo, seperti
arester, pengaman beban lebih. Pengaman seperti fuse cut out
dipasang diluar trafo secara terpisah.
2. Tipe CSP (Completely Self Protected)
Memiliki pengaman yang terintegrasi terhadap petir, beban lebih
dan hubung singkat sebagai satu kesatuan unit trafo.
3. Tipe CSP dengan secondary banking
Mirip dengan tipe CSP, tetapi disisi sekunder terdapat circuit
breaker, yang akan terbuka sebelum pengaman beban lebih fuse
melebur.
B. Trafo jenis Underground :
1. Tipe Subway
Dipasang dibawah tanah untuk sistem distribusi yang
menggunakan jaringan kabel bawah tanah. Dapat menggunakan
jenis konvensional atau yang jenis CSP (yang hanya
membutuhkan pengaman beban lebih dan hubung singkat)
2. Tipe Network :
Trafo network dirancang untuk melayani sistem distribusi
jaringan tegangan rendah (LV network).
a. Tipe minyak (askarel yg non flamabel))
b. Tipe kering berventilasi (tempat kering di lantai dasar,
perawatan minimum)
c. Tipe kering tertutup (tangki tertutup dengan isolasi udara)
3. Tipe Padmounted
merupakan pengembangan dari tipe subway, tipe ini merupakan
satu bagian dengan rumah trafo terbuat dari metal, yang sudah
dilengkapi dengan pengaman (self containt transformer).
Karakteristiknya adalah : bebas banjir, aman terhadap tegangan
(dapat disentuh), dapat dengan cepat dipasang/ dilepas tanpa
mengganggu rangkaian primer.
Trafo distribusi tipe Amorphous Metal
• Perlunya secara terus menerus melakukan peningkatan efisiensi
sistem distribusi, salah satu alternatifnya adalah melalui perancangan
dan penggunaan peralatan dengan efisiensi yang tinggi.
• Meterial tipe Amorphous Metal memiliki kelebihan rugi-rugi magnetik
yang cukup rendah. Sehingga mampu menurunkan rugi-rugi inti trafo
distribusi hingga 60 % yang akan menurunkan biaya operasi sistem
distribusi.
• Misalnya untuk trafo distribusi 25 kVA dengan inti dari silicon steel,
memiliki rugi-rugi inti 86 W, sementara itu ukuran trafo yang sama
bila menggunakan inti amorphous metal akan memiliki rugi-rugi inti
sebesar 28 W.
• Disamping itu juga akan lebih rendah tingkat suaranya yaitu sebesar
38 dB dibandingkan 48 dB untuk silicon steel.
Prinsip Kerja Trafo
Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama
(mutual induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh
fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana, transformator terdiri
dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi
secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai
reaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai
mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di
dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain
menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi (
sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus
bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak
listrik (ggl) .
Prinsip Kerja (con’t)
Trafo dihubungkan dengan sumber tegangan V1.
Mengalir arus a(iex / -90o )
Iex membangkitkan arus gaya maknit (ф / sefasa dengan iex )
ф Membangkitkan tegangan kumparan primer (e1 / -90o terhadap ф)
PRIMER SEKUNDER Ф Membangkitkan tegangan
Iex
Ф Sekunder (e2 / -90o terhadap ф)
Karena trafo tersebut tidak
~ V1 E1 E2 V2 berbeban, maka v2 = e2

INTI BESI V1
Ф

Iex
O 2
V1 , E1 E2 /2  (3/2)
Iex

Ф E1

E2
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
Tipe Konstruksi Tranfo
 Terdapat dua tipe konstruksi trafo :
a) Core - type construction
b) Shell - type construction
 Core - type construction (Tipe Inti)

 Shell - type construction (Tipe Cangkang)


Pada tipe Shell,
Biasanya , kumparan
dibelitkan satu diatas
lainnya untuk
menurunkan kebocoran
flux sehingga
menaikkan efisiensi
Trafo Ideal
Daya pada rangkaian primer = daya pada rangkaian sekunder
Dengan kata lain diasumsikan tidak ada rugi-rugi

I1 I2

P1 = P2 I 2 : I 1 = V 1 : V2
V1 V2
I1.V1 = I2.V2 =a
= Ratio Trafo
I1.N1 = I2.N2
N1 : N2 = I2 : I1
P1 = Daya Primer V1 = Tegangan Primer
P2 = Daya Sekunder V2 = Tegangan Sekunder = V 1 : V2
I1 = Arus Primer N1 = Jumlah Lilitan Primer =a
I2 = Arus Sekunder N2 = Jumlah Lilitan Sekunder
= Ratio Trafo
Trafo Ideal
Adalah suatu trafo tanpa
rugi-rugi dengan belitan
input (primer) memiliki
jumlah lilitan Np dan belitan
sekunder dengan Ns lilitan

Hubungan antara tegangan


yang diterapkan pada belitan
primer vp(t) dan tegangan yang
dihasilkan pada belitan
sekunder vs(t) adalah
vP (t ) N P
 a
vS (t ) N S
Disini a adalah rasio belitan trafo.
Trafo Ideal
Hubungan antara arus sisi primer ip(t) dan arus sisi sekunder is(t) adalah

iP (t ) 1

iS (t ) a

Dalam notasi phasor:


VP
a
VS
IP 1

IS a
Sudut phasa dari tegangan primer dan sekunder adalah sama. Sudut phasa
arus primer dan sekunder juga sama. Trafo ideal merubah nilai tegangan dan
arus tetapi tidak merubah sudut phasa.
Trafo Ideal
Salah satu sisi belitan terminal bisaanya diberi tanda dot yang digunakan
untuk menentukan polaritas tegangan dan arus

Bila tegangan adalah positif pada salah satu sisi dari belitan primer pada saat
yang sama tegangan pada sisi lain dari belitan sekunder juga positif.
Bila arus primer mengalir menuju sisi dengan tanda dot pada belitan primer, arus
sekunder akan mengaalir keluar dari sisi dot pada belitan sekunder
Daya pada trafo ideal
Diasumsikan bahwa p dan s adalah sudut phasa antara tegangan dan arus
pada kumparang primer dan sekunder, daya yang disuplai pada trafo melalui sisi
primer adalah:

Pin  VP I P cos P
Daya yang disuplai ke rangkaian output
Pout  VS I S cos S
Karena trafo ideal tidak mempengaruhi sudut antara tegangan dan arus:

 P  S  
Kedua kumparang primer dan sekunder memiliki faktor daya sama
Daya pada trafo ideal
Untuk trafo ideal berlaku ketentuan sbb :

Vp
Vs  ;I s  aI p
a
Sehingga :
Vp
Pout  Vs I s cos   aI p cos   V p I p cos   Pin
a
Daya output power dari trafo ideal sama dengan daya input nya –
karena diasumsikan tidak ada rugi-rugi. Begitu pula untuk daya rektif
dan daya semunya :

Qout  Vs I s sin   V p I p sin   Qin

Sout  Vs I s  V p I p  Sin
Transformasi Impedansi trafo
Impedansi didefinisikan sebagai rasio phasor tegangan dan arus:

Z L  VL I L
Suatu trafo merubah tegangan dan arus sehingga impedansi semu dari beban
idberikan sbb :
Z L  Vs I s

Impedansi semu dari rangkaian primer


adalah:
Z L '  Vp I p

dimana
Vp aVs V
ZL '    a2 s  a2ZL
Ip Is a Is

Adalah memungkinkan untuk mencari besar impedansi (beban dan transmisi)


dengan memilih trafo dengan rasio kumparan yang tepat.
Contoh - 1
Suatu trafo distribusi 100-kVA, 20.000/400-V, 50-Hz (diasumsikan
trafo ideal).
a) Tentukan rasio belitan trafo.
b) Berapa impedansi beban dari sisi sekunder yang akan
menjadikan trafo berbeban penuh, dan berapa arus primernya?
c) Tentukan impedansi dari sisi primer.

Jawaban
a) Rasio belitan, a = 20.000 / 400 = 50
b) Is= 100,000/400 = 250 A
Ip = Is /a = 250 / 50 = 5 A
nilai impedansi beban dari sisi sekunder
= Vs/Is = 400/250 = 1,6 ohm
c) Impedansi beban dilihat dari sisi primer
= a2*1,6 = 4000 ohm
Trafo dalam praktek

Terdapat rugi-rugi trafo yang terdiri dari


 Rugi-rugi inti:
 Rugi-rugi arus pusar / eddy current
 Rugi-rugi hysterisis

 Rugi-rugi tembaga
Rugi Arus Pusar (eddy current)

 Rugi arus eddy adalah terjadinya arus pusar yang arahnya ber-
putar didalam inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti
trafo.

EDDY CURRENT

INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT

 Untuk mengurangi rugi arus eddy, inti trafo


dibuat berlapis-lapis masing-masing
lapisan disekat, sehingga arah pusaran
arus dipependek.
Rugi Hysterisis

Iex
 Rugi hysterisis memperbesar Iex

 Untuk mengurangi rugi hysterisis, inti


trafo dibuat dari besi lunak

 Rugi hysterisis dan arus pusar tetap,


tidak tergantung besar beban
RUGI HYSTERISIS
Rugi-rugi tembaga

Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder lilitan primer
dan sekunder terdiri dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan
penampang

 RUGI TEMBAGA PRIMER = IP2.RP (Watt)

 RUGI TEMBAGA SEKUNDER = IS2.RS (Watt)

RP & RS = Tahanan Primer & Sekunder ()


IP & IS = Arus Primer & Sekunder (Ampere)

Karena rugi tembaga tergantung dari arus primer dan sekunder, maka
rugi tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo
Efisiensi trafo
Efisiensi suatu trafo dirumuskan sebagai:
Pout Pout
 x 100%  x 100%
Pin Pout  Ploss

Catatan : persamaan ini berlaku pula untuk motor dan generator.


Berdasarkan rangkaian ekivalen trafo, terdapat tiga jenis losses:
1. Copper (I2R) losses – dinyatakan dengan series resistance
2. Hysteresis losses – dinyatakan dengan resistor Rc.
3. Eddy current losses – dinyatakan dengan reaktansi XM.

Karena power output adalah Pout  VS I S cos  S


VS I S cos 
Maka efisiensi trafo adalah
 x 100%
PCu  Pcore  VS I S cos 
Efisiensi Transformator
Piron  Pc  ( I c) 2 Rc  Popen circuit
Pcopper  Pcu  ( I 1) 2 R1  ( I 2) 2 R2  Pshort circuit
or if referred , Pcu  ( I 1) 2 R01  ( I 2) 2 R02

Output Power
Efficiency,   100%
Input Power
VA cos 
Pout  ( full load )  100%
  100% VA cos   Pc  Pcu
Pout  Plosses
V2 I 2 cos  nVA cos 
  100%  (load n )  100%
V2 I 2 cos   Pc  Pcu nVA cos   Pc  n Pcu
2

Dimana , untuk beban 50%,, maka n = ½ ,


untuk beban 25%,
25%, n= ¼ ,
beban 90%, n =0.9
dimana Pcu = Psc (short circuit)
Pc = Poc (open circuit)
Voltage Regulation (Pengaturan Tegangan)

 Maksud dari VR adalah untuk menentukan berapa


persen voltage drop antara no load and full load.
 Voltage Regulation dapat ditentukan dengan tiga
metoda :
a) Basic Definition
b) Short – circuit Test
c) Equivalent Circuit
Voltage Regulation (Basic Definition)
 Pada metoda ini, semua parameter mengacu
ke sisi primer atau sekunder.
 Dapat dinyatakan sebagai
 Down – voltage Regulation
VNL  VFL
V .R   100%
VNL

 Up – Voltage Regulation

VNL  VFL
V .R  100%
VFL
Rangkaian ekivalen trafo
Untuk memodelkan suatu trafo secara akurat, perlu
mempertimbangkan beberapa losess:

1. Copper losses – pemanasan tembaga pada kumparan: I2R.


2. Eddy current losses – pemanasan pada inti besi: berbanding
dengan kwadrat tegangan pada trafo.
3. Hysteresis losses – energi yang diperlukan pada bidang magnetic di
inti besi: merupakan fungsi nonlinear dari tegangan pada trafo.
4. Kebocoran – flux yang terlepas dari inti besi dan flux yang hanya
melewati satu kumparan saja.
PROSES TERJADINYA RUGI-RUGI PADA TRAFO

Pcu1 Pcu2

LILITAN LILITAN
INTI BESI
INPUT PRIMER SEKUNDER
OUTPUT

FLUKS BOCOR FLUKS BOCOR


PRIMER SEKUNDER
Pc = Ph + Pe
Rangkaian ekivalen yang tepat pada trafo

Rangkaian ekivalen trafo

Namun rangkaian ini tidak praktis.

Oleh karena itu, rangkaian ekivalen ini


biasanya mengacu pada sisi primer atau
sisi sekunder trafo.

Rangkaian ekivalen trafo yang


mengacu pada sisi primer.

Rangkaian ekivalen trafo yang


mengacu pada sisi sekunder.
Pendekatan rangkaian ekivalen trafo

Dalam paktek , umumnya


digunakan model pendekatan
trafo.

Mengacu pada sisi primer.

Mengacu pada sisi sekunder.

Tanpa cabang eksitasi


mengacu sisi primer.

Nilai-nilai dari komponen model


dapat ditentukan secara eksperimen Tanpa cabang eksitasi
dari open-circuit test atau dari short-circuit mengacu sisi sekunder.
test.
Contoh
Suatu trafo distribusi 20 kVA, 8000/ 277 Volt dengan resistansi & reaktansi sbb :
RP = 32 Ohm RS = 0,05 Ohm
XP = 45 Ohm XS = 0,06 Ohm
RC = 250 kOhm XM = 30 kOhm
Impedansi eksitasi RC dan XM dinyatakan pada sisi tegangan tinggi
Tentukan :
a. Rangkaian ekivalen trafo tsb dilihat dari sisi tegangan tinggi
b. Rangkaian ekivalentrafo dalam per unit
c. Bila trafo tsb melayani beban sesuai rating trafo pada tegangan 277 V dengan
faktor daya 0,8 lagging, berapa tegangan sisi primernya dan regulasi
tegangan dari trafo tsb.
d. Berapa efisiensi trafo pada soal c.
Jawab :
a. Rasio belitan trafo : a = 8000/277 = 28,89
Resistansi dan reaktansi sisi sekunder dilihat dari sisi primer ada;ah
RS’ = a2.RS = (28,89)2 x 0,05 = 41,7 Ohm
ZS’ = a2.XS = (28,89)2 x 0,06 = 50,1 Ohm
Contoh
Sehingga rangkaian ekivalen trafo sbb :

b. kVA base 20 kVA, V base = 8000 V, sehingga I base = 20.000/8000 = 2,5 A


Vbase 8000
Z base    3200 
I base 2,5

Z actual
karena Z pu  maka rangkaian ekivalennya sbb :
Z base

Jawaban c dan d coba saudara kerjakan sendiri


Trafo 3-phasa
Umumnya sistem pembangkitan dan distribusi di dunia menggunakan sistem 3
phasa. Trafo untuk sistem 3 phasa dapat dibuat/ dibentuk dari 3 buah trafo satu
phasa yang identik yang tersusun menjadi suatu 3-phase transformers bank
dengan keuntungan (masing-masing trafo dapat diganti secara terpisah) atau
dibuat dari sebuah trafo yang memiliki tiga buah gulungan pada tiga inti besi
dengan keuntungan (lebih ringan, lebih murah, lebih efisien).
Transformator distribusi 3 fasa dapat juga dibangun di antara 3 pilihan, yaitu :
3 x 1 fasa, dimana terdiri dari 3 transformator 1 fasa identik
1 x 3 fasa, terdiri dari satu transformator konstruksi 3 fasa
2 x 1 fasa, terdiri dari konstruksi 2 transformator satu fasa yang identik

Transformator 3 x 1 fasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


a. Kumparan primer dan sekunder dapat dibuat beberapa vektor grup dan
angka lonceng sesuai dengan yang diinginkan.
b. Ketiga transformator tersebut dapat juga dioperasikan ke beban menjadi
satu fasa, yaitu dihubungkan paralel (karena ketiga transformator identik)
c. Dengan daya yang sama untuk ketiga fasa, maka fasa untuk 3 x 1 fasa
dibanding dengan 1 x 3 fasa lebih berat dan lebih mahal.
d. Tegangan-tegangan untuk ketiga fasanya, primer dan sekunder bener-
benar seimbang.

Sedangkan transformator 1 x 3 fasa mempunyai cirri-ciri yaitu :


a. Konstruksinya sudah di rancang permanen dari pabrik pembuatnya
b. Dapat digunakan untuk mensuplai beban satu fasa, maka tiap fasa
maksimal beban yang dapat ditanggungnya hanya sepertiga daya 3 fasa.
c. Transformator ini lebih ringan, sehingga lebih murah karena
bahan.materialnya lebih kecil.
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa

Diasumsikan bahwa masing-masing trafo satu phasa yang


membentuk 3-phase transformer (bank) bekerja persis sama
seperti trafo satu phasa. Impedansi, regulasi tegangan,
efisiensi dan perhitungan lainnya untuk 3-phase transformers
adalah berdasarkan perhitungan per phasa, atau
menggunakan perhitungan trafo satu phasa.

Terdapat 4 kemungkinan koneksi untuk 3-phase transformer


bank :
1. Y-Y
2. Y-
3. - 
4. -Y
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa

1. Hubungan Y-Y:
Tegangan primer pada
masing-masing phasa adalah
VLP
VP 
3
Tegangan phasa sisi sekunder
VLS  3 VS
Rasio tegangan :

VLP 3 VP
 a
VLS 3 VS
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa
Pada hubungan Y-Y terdapat dua masalah serius:
1. Apabila beban pada salah satu rangkaian trafo tidak seimbang, tegangan pada
phase tersebut menjadi sangat tidak seimbang.
2. Masalah harmonik komponen ketiga. Tegangan pada masing phasa pada trafo
Y-Y berbeda sudut phasa 1200 dengan tegangan pada phasa lainnya. Namun
komponen harmonik ketiga pada setiap phasa akan sephasa dengan phasa
lainnya. Ketidak linieran pada inti trafo selalu menimbulkan efek munculnya
komponen harmonik ketiga ! Komponen ini akan saling menambahkan yang
menghasilkan komponen harmonik ketiga yang besar (bahkan dapat lebih
besar dari komponen/ tegangan dasarnya).
Kedua masalah dapat diselesaikan dengan satu cara/ teknik:
1. Netral dari trafo terutama sisi primer harus diketanahkan secara solid.
Harmonik ketiga akan mengalir ke netral dan jalur return akan terbentuk pada
beban yang tidak seimbang.
2. Tambahkan hubungan  pada kumparan ketiga. Arus sirkulasi pada harmonik
ketiga akan mengalir melalui kumparan tersebut sehingga menekan harmonik
ketiga pada kumparang lainnya.
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa

2. Hubungan Y- :
Tegangan primer dari setiap
phasa trafo
VLP
VP 
3
Tegangan phasa sisi sekunder
VLS  VS
Rasio tegangan

VLP 3 VP
  3a
VLS VS
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa

Pada hubungan Y- tidak terdapat masalah dengan komponen harmonik ketiga
karena adanya arus sirkulasi pada hubungan . Selain itu juga lebih stabil
terhadap adanya ketidak seimbangan beban karena hubungan  akan
mendistribusikan sebagian adanya ketidak seimbangan yang terjadi.
Satu masalah yang timbul pada hubungan ini adalah bahwa tegangan sisi
sekunder bergeser phasa300 dari tegangan primer. Hal ini bisa menimbulkan
masalah apabila akan memparalel 3-phase transformers karena tegangan
sekunder trafo yang akan diparalel harus sephasa. Sehingga pergeseran phasa ini
harus menjadi perhatian.
Hal ini dapat diatasi dengan membuat tegangan sekunder terlambat phasa
(lagging) terhadap tegangan primer.
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa

3. Hubungan  -Y :
Tegangan primer pada setiap
phasa trafo

VP  VLP

Tegangan phasa sekunder


VLS  3VS
Rasio tegangan

VLP V P a
 
VLS 3VS 3

Masalahnya sama dengan hubungan


Y- .
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa

4. Hubungan  -  :
Tegangan primer pada setiap
phasa trafo

V P  VL P

Tegangan phasa sekunder


VLS  VS
Rasio tegangan

VLP VP
 a
VLS VS
Tdk terdapat masalah phase shift,
dan harmonics.
Tap dari trafo dan regulasi tegangan

Sebelumnya diasumsikan bahwa rasio belitan trafo adalah konstan. Pada trafo
distribusi sering dijumpai terdapat sejumlah tap di kumparannya untuk mewadahi
perlunya sedikit perubahan pada rasio belitan. Umumnya trafo dapat memiliki 4
tap sebagai tambahan terhadap setting nominalnya dengan selisih 2.5 % dari
full-load voltage. Sehingga pengaturan hingga 5 % diatas atau dibawah
tegangan nominal dapat dilakukan.

Example 4.6: A 500 kVA, 13 200/480 V transformer has four 2.5 % taps on its primary
winding. What are the transformer’s voltage ratios at each tap setting?

+ 5.0% tap 13 860/480 V


+ 2.5% tap 13 530/480 V
Nominal rating 13 200/480 V
- 2.5% tap 12 870/480 V
- 5.0% tap 12 540/480 V
Tap Trafo dan regulasi tegangan

Adanya tap memungkinkan perlunya penyesuaian dari trafo dilapangan untuk


mengakomodasi terhadap variasi tegangan di lokasi.
Kadang-kadang, trafo digunakan di jaringan dimana tegangannya bervariasi
terhadap beban, sementara beban normalnya membutuhkan input tegangan yang
konstan atau stabil…
Salah satu solusi adalah menggunakan trafo khusus dengan fasilitas tap changing
under load (TCUL) atau voltage regulator transformer. TCUL adalah trafo dengan
kemampuan merubah tap sementara tegangan masih terhubung. Suatu voltage
regulator adalah sebuah TCUL dengan rangkaian sensor tegangan yang build-in
yang secara otomatis merubah tap untuk menjaga agar tegangan sistem tetap
konstan.
Autotrafo
Kadang-kadang diperlukan untuk merubah tegangan sedikit (misalnya, ketika
konsumen jauh dari generator dan diperlukan menaikkan sedikit tegangan untuk
mengkompensir adanya voltage drops).
Pada kondisi ini akan sangat mahal apabila digunakan trafo dua belitan dengan
jumlah belitan yang hampir sama. Untuk itu lebih baik digunakan suatu autotrafo
( trafo hanya dengan satu belitan ).
Berikut diagrams step-up and step-down sebuah autotrafo:
Tegangan Output (up) atau input (down) adalah jumlah tegangan sepanjang belitan common
and series .

Series Series
winding winding

Common Common
winding winding
Autotrafo
Karena belitan autotrafo terhubung secara fisik, untuk itu digunakan terminologi
yang berbeda pada autotrafo:
Tegangan pada common winding disebut common voltage VC, dan arus yang
melaluinya disebut common current IC. Tegangan pada series winding disebut
series voltage VSE, dan arus melaluinya disebut series current ISE.
Tegangan dan arus pada sisi tegangan rendah disebut VL and IL; tegangan dan
arus pada sisi tegangan tinggi disebut VH and IH.
Untuk autotrafo:

VC N
 C
VSE N SE

N C I C  N SE I SE

VL  VC I L  I C  I SE
VH  VC  VSE I H  I SE
Hubungan arus dan tegangan pada autotrafo

Hubungan tegangan

N SE
VH  VC  VC
NC

VL NC

VH N C  N SE
Hubungan arus:
N SE N
I L  I SE  I SE  I H  SE I H
NC NC

I L N C  N SE

IH NC
Sistem Pendingin Transformator
Sistem pendingin transformator dengan minyak (tipe basah) dapat
dikelompokkan sbb :
1. ONAN (Oil Natural Air Natural)
Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak dan sirkulasi
udara alamiah. Sirkulasi minyak terjadi adalah akibat perbedaan
berat jenis minyak yang dingin dengan minyak yang panas
2. ONAF (Oil Natural Air Force)
Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak alamiah
sedangkan sirkulasi udaranya menggunakan hembusan kipas
angin yang digerakkan oleh motor listrik.
3. OFAF (Oil Force Air Force)
Pada sistem pendingin ini sirkulasi minyak menggunakan pompa
sedang sirkulasi udara menggunakan kipas angin
Sistem pendingin Tipe Kering:
 AN (Air Natural) : Pendingin udara natural
 AF (Air Force) : Pendinginan udara terpompa
Minyak Trafo
Minyak transformator memegang peranan penting dalam sistem isolasi trafo dan
juga berfungsi sebagai pendingin untuk menghilangkan panas akibat rugi-rugi
daya pada trafo. Kandungan utama minyak trafo adalah naftalin, parafin dan
aromatik. Keuntungan minyak trafo sebagai isolator dalam trafo adalah :
 Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi.
 Isolasi cairakan mengisicelah atau ruang yang akan diisolasi dan secara
serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi daya.
 Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika
terjadi pelepasan muatan (discharge).
Kekuatan dielektrikadalah ukuran kemampuan elektrik suatu materialsebagai
isolator. Kekuatan dielektrik didefenisikan sebagai tegangan maksimum yang
dibutuhkan untuk mengakibatkan dielectric breakdown pada material yang
dinyatakan dalam satuan Volt/m. Semakin tinggi kekuatan dielektrik minyak
trafo, maka semakin bagus kualitas minyak tersebut sebagai isolator. Hasil uji
kekuatan dielektrikyang rendah, menunjukkan adanya benda-benda pengotor
minyak seperti air atau partikel penghantar dalam minyak.
Fungsi dan kriteria minyak trafo
 Minyak trafo berfungsi untuk mengisolasi tegangan antara lilitan
dengan besi, dengan bodi dan bagian bertegangan lainnya
 Berfungsi untuk memindahkan panas yg ditimbulkan oleh inti besi
dan lilitan ke peralatan pendingin

Kriteria minyak trafo :


 Mempunyai kekuatan isolasi yg besar
 Mempunyai efek pendinginan yang baik dengan kekentalan yg
rendah
 Harus sdh dimurnikan ( bebas dr material isolasi lainnya)
 Tidak mudah menguap
Penyebab gangguan minyak trafo
Minyak trafo lambat laun akan mengalami pencemaran sesuai dengan
umur pakainya, penyebabnya :
 Penyerapan uap air dari luar

 Material dr luar yg masuk dlm tangki

 Minyak akan beroksidasi bila berhubungan langsung dengan udara


luar, yang lama kelamaan akan menyebabkan kenaikan temperatur
Usaha pencegahannya :
 Dibuat konservator guna mencegah kontak langsung antara minayk
panas dengan udara luar
 Dipasang dehydrating breather yg berisi silica gel guna mnyerap uap
air dr luar
 Tangki tertutup rapat dan diisi minyak sampai penuh

Pemeriksaan rutin yg perlu dilakukan :


 Warna silica gel,

 Pengukuran tegangan tembus minyak trafo dan tahanan isolasi lilitan

 Kontak bushing, terminal grounding, terminal tap changer


Gangguan pada Transformator Distribusi :
1. Gangguan sambaran petir
Sambaran petir umumnya terjadi pada saluran distribusi atau
tiang, sambaran petir ini menyebabkan naiknya tegangan
dengan cepat. Apabila tegangan sambaran petir ini merambat
dan mengenai trafo distribusi dapat menyebabkan kerusakan
pada trafo tersebut.
2. Gangguan hubung singkat
Hubung singkat yang terjadi pada penyulang dapat
menimbulkan arus yang sangat besar yang dapat menyebabkan
terjadi pemanasan berlebih pada sisi primer trafo, karena rugi-
rugi tembaga, sehingga terjadi mekanikal stress pada trafo.
3. Gangguan kegagalan Minyak Trafo
Bisa desebabkan karena sudah lama dipakai, berkurangnya
kekuatan dielektrik isolasi minyak trafo, adanya kelembaban
pada minyak trafo, yang bisa menyebabkan hubung singkat
internal
Proteksi pada Trafo Distribusi
1. Fuse
Fuse adalah peralatan proteksi arus lebih yang bekerja dengan
menggunakan prinsip melebur. Terdapat dua tipe fuse berdasarkan
kecepatan melebur elemen fusenya (fuse link), yaitu tipe K (cepat) dan tipe T
(lambat). Fuse yang didesain untuk digunakan pada tegangan diatas 600V
dikategorikan sebagai fuse cutout. Fuse cutout jenis ekspulsi (expulsion type)
adalah jenis yang paling sering digunakan pada sistem distribusi saluran
udara. Pada umumnya fuse cutout dipasang antara trafo distribusi dengan
saluran distribusi primer. Pada saat terjadi gangguan, elemen fuse akan
melebur dan memutuskan rangkaian sehingga akan melindungi trafo
distribusi dari kerusakan akibat gangguan dan arus lebih pada saluran
primer, atau sebaliknya
2. Lightning Arrester
Penggunaan lightning arrester pada sistem distribusi adalah untuk
melindungi peralatan dari gangguan akibat sambaran petir. Arrester juga
dipergunakan untuk melindungi saluran distribusi dari flashover. Arrester
dipasang pada peralatan yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah.
Pada saat sistem bekerja keadaan normal, arrester memiliki sifat sebagai
isolator. Apabila terjadi sambaran petir, arrester akan berubah menjadi
konduktor dan membuat jalan pintas (bypass) ke tanah
20 kV

Fuse CO

LA

200 kVA
20 kV
Dyn 5

NH Fuse

380 V
3 fasa

NH Fuse NH Fuse NH Fuse

Jurusan 1 Jurusan 2 Jurusan 3

Trafo Tiang Single line diagram trafo distribusi


Sistem Proteksi Trafo Tenaga

 Proteksi Eksternal:
 Over Current Relay
 Ground Fault Relay

 Proteksi Internal:
 Differensial Relay
 Bucholz Relay
 Sudden Pressure Relay
Over Current Relay

Yd
CB CT CT CB

OCR

OCR

 Memproteksi trafo dari arus berlebih


 Arus berlebih adalah arus yang melebihi arus
nominal dalam jangka waktu tertentu
Ground Fault Relay

Yd
CB CB

CT

GFR

 Memproteksi trafo dari kesalahan/gangguan grounding


 Berlaku hanya untuk trafo yang titik netralnya di
hubungkan ke ground
 Prinsip kerja mirip over current relay
Differential Relay
IP Is
Dy1
CB CT1 (Dd0) CT2(Yy0) CB

IS (CT1) IS (ACT)
IS (CT1) ACT
(Dy1)
Id IS (ACT)
DIFFERENTIAL
RELAY

 Ip = Arus primer  Id = Arus diferensial


 Is = Arus sekunder  ACT = Auxilliary CT

 Memproteksi terhadap kebocoran arus


 Prinsipnya pada perbedaan arus masuk dan keluar trafo
Bucholz Relay
GELEMBUNG GAS DARI TANGKI
TRAFO TERKUMPUL DAN
MENDORONG GELAS KACA
KE BAWAH GELAS KACA CONSERVATOR
ALARM
COMMAND AIR RAKSA

SOURCE

GELEMBUNG
GAS DARI
TANGKI TRAFO

TANGKI TRAFO

 Memproteksi trafo dari loncatan listrik di dalam trafo


 Memanfaatkan sifat kimiawi
Sudden Pressure Relay
SOURCE TRIP COMMAND

MEMBRAN
KENAIKAN
TEKANAN KAPILER
MENDADAK MEMBRAN

TANGKI TRAFO

 Memproteksi dari tekanan berlebih sesaat


 Tidak bereaksi pada tekanan berlebih, hal ini telah
ditangani oleh relief vent
TUGAS 2
1. Suatu trafo satu fasa, 100-kVA, 20000/400-V, 50-Hz transformer has the
following test results:
Open-circuit test (sisi primer terbuka): 400 V, 6 A, 400 W
Short-circuit test (sisi sekunder di short circuit): 50 V, 100 A, 1800 W

a. Gambarkan rangkaian ekivalen trafo dilihat dari sisi primer (unit Ohm)
b. Gambarkan rangkaian ekivalen trafo dilihat dari sisi primer (dlm per unit )
c. Tentukan voltage regulation trafo bila dibebani penuh dengan faktor daya 0,6
lagging
d. Tentukan efisiensi trafo bila dibebani 75 % dengan faktor daya 0,8 lagging

2. Suatu trafo satu fasa 25 kVA 20000/400V memiliki R dan X sisi primer 5.5
dan 12 , sementara R d sisi sekunder adalah 0.2 and 0.45  . Tentukan:
a. Gambar rangkaian ekivalen dilihat dari sisi primer
b. Pengaturan tegangan dan efisiensi trafo bila sisi sekunder dibebani
penuh dengan faktor daya 0,8 lagging

Anda mungkin juga menyukai