Anda di halaman 1dari 57

16034302

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Transformator
Yuliyanto Agung Prabowo

Teknik Elektro
FTETI-ITATS
Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
induksi-elektromagnet.
ENERGY
MEKANIK

TRANSFORMER
ENERGY ENERGY
LISTRIK TRANSFORMER LISTRIK
Sejarah
 1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat
menghasilkan tegangan dari koil lain.
 1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang
cepat dapat menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi
 1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan
dua koil.
 1850 – 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan
listrik AC

 1885, Georges Westinghouse & William Stanley


mengembangkan transformer berdasarkan generator AC.
 1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer
3 fasa pertama
Sejarah (2)

1929 1933 1962 2001 2004


3,5 MVA- 40MVA- 200 MVA- 245 MVA- 750 MVA-
100/27,7 kV 220/8,8 kV 220/20 kV 765/18 kV 435/21 kV
Transformer Transformer 3 Transformer Transformer Transformer
interkoneksi fasa generator generator 3 generator 3
fasa fasa

AREVA,Power Transformer Fundamental


(2008)
Alasan Penggunaan
Beberapa alasan digunakannya transformator,
antara lain:
1. Tegangan yang dihasilkan sumber tidak
sesuai dengan tegangan pemakai
2. Biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga
perlu tegangan tinggi (Pada jaringan transmisi)
3. Kebutuhan pemakai / beban memerlukan
tegangan yang bervariasi
Bagian Transformator
Inti Transformator
Merupakan tempat couple bersama induksi elektromagnetik.
Bahan : Ferro magnet
Tujuan : Agar lebih banyak fluks yang ditangkap untuk memberikan
imbas elektromagnet ke sisi trafo yang lain.
Kondisi Fisik dari inti dibuat berlaminasi/ berlapis dengan lapisan
isolator, ditujukan untuk mengurangi arus eddy, sehingga rugi inti bisa
dikurangi.
Bagian Transformator
Belitan Transformator
Merupakan tempat sisi tegangan primer untuk
menghasilkan induksi elektromagnetik, dan tempat
beban untuk mengambil/ mendapatkan suplai
tegangan/ arus.
Belitan dilapisi lapisan isolator agar tidak terjadi
short circuit pada belitan.
Bagian Transformator
Berdasarkan bentuk letak kumparan trafo pada
intinya :

1. Jenis inti (core type) yakni belitan mengelilingi


inti, biasanya digunakan untuk trafo dengan daya
dan tegangan yang besar.
2. Jenis cangkang (shell type) yakni inti mengelilingi
belitan, biasanya digunakan untuk trafo yang
mempunyai daya dan tegangan yang rendah.
Bagian Transformator
Minyak transformator

Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-


kumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator,
terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas
besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media
pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi
(memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
Bagian Transformator
Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke
jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor tersebut dengan
tangki transformator.
Prinsip Kerja
Trafo dihubungkan dengan sumber tegangan V1.
Mengalir arus a(io / -90o )
Io membangkitkan arus gaya magnit (ф / sefasa dengan io )
ф Membangkitkan tegangan tentang (e1 / -90o terhadap ф)
PRIMER SEKUNDER Ф Membangkitkan tegangan
Io
Ф Sekunder (e2 / -90o terhadap ф)

~ V1 E1 E2 V2
Karena trafo tersebut tidak
berbeban, maka v2 = e2

INTI BESI V1
Ф

Io
O 2
V1 , E1 E2 /2  (3/2)

Io

Ф E1

E2
Prinsip Kerja (lanjutan)
GGL induksi pada kumparan
Macam-macam Transformer
Berdasarkan fungsinya, trafo dibagi menjadi :

 Trafo Pengukuran
✓ Potential Transformer (PT)
✓ Current Transformer (CT)
 Trafo Daya
Potential Transformer
Potential Transformer
R
S
T
N

Potential Transformer
Keterangan pada PT : 1000/5
Current Transformer
Current Transformer
R
S
T
N

A
Current Transformer

Keterangan pada CT : 1000/1


Rasio Lilitan
 Rasio lilitan merupakan perbandingan antara lilitan sisi primer dan
sisi sekunder pada trafo yg dinyatakan dengan :

Dimana :

a = rasio
N1 = jumlah lilitan trafo sisi primer
N2 = jumlah lilitan trafo sisi sekunder
E1 = GGL induksi trafo sisi primer
E2 = GGL induksi trafo sisi sekunder
V1 = Tegangan trafo sisi primer
V2 = Tegangan trafo sisi sekunder
Rugi-rugi pada Transformator

PRIMER SEKUNDER
Ф

~ V1 E1 E2 V2

INTI BESI
Kerugian pada Transformer

 Rugi-rugi inti:
✓ Rugi-rugi arus pusar / eddy current
✓ Rugi-rugi hysterisis
 Rugi-rugi tembaga
Rugi-rugi Tembaga
Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder lilitan primer
dan sekunder terdiri dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan
penampang

 RUGI TEMBAGA PRIMER = IP2.RP (Watt)

 RUGI TEMBAGA SEKUNDER = IS2.RS (Watt)

RP & RS = Tahanan Primer & Sekunder ()


I P & IS = Arus Primer & Sekunder (Ampere)

Karena rugi tembaga tergantung dari arus primer dan sekunder, maka
rugi tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo
Rugi Besi

 l
R=
A

R = Tahanan (Ohm)
ρ = Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
Rugi-rugi Besi
Rugi Arus Pusar

 Rugi arus eddy adalah arus pusar yang arahnya berputar didalam
inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti trafo.

EDDY CURRENT

INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT

 Untuk mengurangi rugi arus eddy, inti trafo


dibuat berlapis-lapis masing-masing
lapisan disekat, sehingga arah pusaran
arus dipependek.
Rugi Hysterisis

Io
 Rugi hysterisis memperbesar Io

 Untuk mengurangi rugi hysterisis,


inti trafo dibuat dari besi lunak

 Rugi hysterisis dan arus pusar tetap,


tidak tergantung besar beban
RUGI
HYSTERISIS
Jenis Transformator
Berdasarkan jumlah phase, transformator dibedakan menjadi 2

1. Transformator 1 phase
2. Transformator 3 phase
Transformator
1 Phase
Rangkaian Equivalent Trafo Ideal
 Trafo ideal berarti saat daya pada sisi primer = daya pada sisi
sekunder.
 Tidak terdapat resistansi dan reaktansi bocor, sehingga

RANGKAIAN RANGKAIAN
PRIMER SEKUNDER

I1 R1 X1 X2 R2 I2

V1 E1 E2 V2

I1 R1 X1 X2 R2’

V1
Rangkaian Equivalent Trafo Ideal
Rugi tembaga sekunder dilihat
dari primer = I22 x R2

= I12 (I22/I12) x R2 RANGKAIAN RANGKAIAN


PRIMER SEKUNDER
= I12 (I2/I1)2 x R2
I1 R1 X1 X2 R2 I2
= I12 x a2 x R2

V1 E1 E2 V2
Dari sini maka resistan sekunder
dilihat dari primer (R2’) = a2 R2

Dan reaktan sekunder dilihat I1 R1 X1 X2’ R2’

dari primer (X2’) = a2 X2

V1
Contoh Soal
Sebuah trafo ideal mempunyai 90 lilitan disisi primer dan
2250 lilitan di sisi sekunder terhubung pada sumber
tegangan 120 V 60 Hz

Hitung:
a. Tegangan efektif yang melalui terminal sekunder
b. Tegangan peak yang melalui terminal sekunder
c. Tegangan sesaat yang melalui sisi sekunder ketika tegangan sesaat
yang melalui sisi primer adalah 37 V

Jawab: c. Ketika e1 = 37 V maka


a. E1/E2 = N1/N2 N2/N1 = 2250/90
120/E2 = 90/2250 = 25 (rasio)
E2 = 3000 V
b. E2peak = √2 E2 e2 = 25 x 37
= 1,414 x 3000 = 925 V
= 4242 V
Rangkaian Equivalent Trafo Tidak Ideal

R1 Xf1 I1 Xf R2 I2
2

E1 V2
V1 E2
Xm Rm

Pada rangkaian praktis, terdapat rugi inti yang dinyatakan dengan Xm


dan Rm
Rangkaian Equivalent Trafo Tidak Ideal
R1 Xf1 I1 Xf R2 I2
2

E1 V2
V1 E2
Xm Rm
Rangkaian Equivalent Trafo Tidak Ideal Berbeban
Arus mengalir pada kedua kumparan trafo yang mengakibatkan
terjadi drop tegangan pada kumparannya baik kumparan primer
maupun sekunder.

Persamaan GGL induksi di


kumparan secara vector dapat
ditulis :
Rangkaian Equivalent Trafo Tidak Ideal Berbeban
Pada trafo berbeban untuk penyederhanaan maka dapat dilakukan
dengan rangkaian sekunder ditransfer ke rangkaian sisi
primer(rangkaian trafo dilihat dari sisi primer).
Besaran tegangan, arus dan impedansi pada sisi sekunder harus
dibuat mengacu ke sisi primer.

Sehingga
Rangkaian Equivalent Trafo Tidak Ideal Berbeban
Untuk mempermudah dalam analisa maka nilai drop
tegangan pada sisi primer karena pengaruh fluxs magnet
diabaikan. Sehingga rangkaian menjadi :
Rangkaian Equivalent Trafo Tidak Ideal Berbeban
Oleh karena nilai Io sangat kecil, sehingga nilai arus pada inti
trafo bisa diabaikan. Rangkaian ekivalen bisa disederhanakan
kembali menjadi :
Dimana
Rangkaian Equivalent Trafo Tidak Ideal Berbeban
Oleh karena nilai Io sangat kecil, sehingga nilai arus pada inti
trafo bisa diabaikan. Rangkaian ekivalen bisa disederhanakan
kembali menjadi :
Dimana
Effesiensi
Contoh Soal
Kumparan sekunder dari sebuah transformer mempunyai 180
lilitan. Ketika trafo dalam kondisi terbebani arus sekundernya
mempunyai nilai efektif 18 A 60 Hz. Flux mutual mempunyai nilai
peak 20 mWb, flux bocor disisi sekunder mempunyai nilai peak 3
mWb.

Hitung :
a. Tegangan induksi di kumparan sekunder yang disebabkan
oleh flux bocor.
b. Nilai reaktansi bocor disisi sekunder.
c. Nilai dari E2 induksi yang disebabkan oleh flux mutual.
Contoh Soal
Jawab :
A.
Es = 4,44 f N2Φf2
= 4,44 x 60 x 180 x 0,003
= 143,9 V

B.
Xf2 = Ef2 / I2
= 143,9 / 18
=8Ω

C.
E2 = 4,44 f N2Φm
= 4,44 x 60 x 180 x 0,02
= 959 V
Karakteristik Trafo Tanpa Beban(Open Circuit)

• Rugi pada kumparan sisi primer sangat kecil sekali = diabaikan


• Daya input =rugi-rugi kumparan primer + rugi-rugi inti trafo
• Mencari parameter trafo
Karakteristik Trafo Hubung Singkat (Closed Circuit)

• Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan impedansi ekivalen


• Tegangan sisi sekunder trafo V2 = 0(nol)
• Pemberian tegangan pada sisi TT hanya berkisar antara 5%-10 % dari
• Fluks yang terjadi pada inti juga hanya berkisar antara 5 -10 % dari fluks
nominalnya, sehingga rugi inti sangat kecil.

Karakteristik Trafo Hubung Singkat (Closed Circuit)

• Rangkaian ekivalen trafo pada kondisi hubung singkat



Transformator
3 Phase
Transformator 3 Phase
 Merupakan trafo yang terhubung
dengan jaringan 3 phase
 Trafo jenis ini berupa trafo step up dan
step down
Transformer 3 Phase
Konstruksi trafo tiga fasa terdiri dari rangaian tiga buah trafo satu fasa
Transformer 3 Phase
Konstruksi trafo tiga fasa terdiri dari rangaian tiga buah trafo satu fasa

R S T

r s t
Belitan Transformer 3 Phase
• Pada belitan trafo 3 phase sisi primer dan sekunder membentuk
hubungan belitan.
• Hubungan belitan dapat berupa bintang(∆) dan bintang (Y)
Hubung Belitan Trafo 3 Phase
 Pada belitan trafo 3 phase sisi primer dan sekunder
membentuk hubungan belitan.
 Hubungan belitan dapat berupa bintang(∆) dan
bintang (Y)

Hubung Bintang (Y) Hubung Segitiga (∆)


Hubung Belitan Trafo 3 Phase
Macam hubungan belitan pada sisi antara lain :

 Hubung Bintang-Bintang
 Hubung Segitiga-Segitiga
 Hubung Bintang- Segitiga
 Hubung Segitiga-Bintang
Hubung Bintang-Bintang
 Hubung yang pada sisi
belitan primer dan sekunder
terbentuk secara bintang.
 Titik netral dijadikan menjadi
satu. Hubungan dari tipe ini
lebih ekonomis untuk arus
nominal yang kecil pada
transformator tegangan
tinggi. .
Hubung Segitiga-Segitiga
 Hubung yang pada sisi belitan
primer dan sekunder terbentuk
secara segitiga.
 Hubungan ini umumnya digunakan
pada sistem yang menyalurkan arus
besar pada tegangan rendah dan
yang paling utama saat
keberlangsungan dari pelayanan
harus dipelihara meskipun salah satu
fasa mengalami kegagalan.
Hubung Bintang-Segitiga
 Hubung yang pada sisi belitan
primer terbentuk bintang dan sisi
belitan sekunder terbentuk secara
segitiga.
 Umumnya digunakan pada
transformator untuk jaringan
transmisi dimana tegangan
nantinya akan diturunkan (Step-
Down).
Hubung Segitiga-Bintang
 Hubung yang pada sisi
belitan primer terbentuk
segitiga dan sisi belitan
sekunder terbentuk secara
bintang.
 Umumnya digunakan untuk
menaikkan tegangan (Step -
up) pada awal system
transmisi tegangan tinggi.
Trafo Zig-Zag
 Kebanyakan transformator distribusi
selalu dihubungkan bintang, salah satu
syarat yang harus dipenuhi oleh
transformator tersebut adalah ketiga
fasanya harus diusahakan seimbang.
 Apabila beban tidak seimbang akan
menyebabkan timbulnya tegangan titik
bintang yang tidak diinginkan, karena
tegangan pada peralatan yang
digunakan pemakai akan berbeda-
beda.
 Untuk menghindari terjadinya tegangan
titik bintang, diantaranya adalah
dengan menghubungkan sisi sekunder
dalam hubungan Zig-zag.
 Dalam hubungan Zigzag sisi sekunder
terdiri atas enam kumparan yang
dihubungkan secara khusus.
Trafo Zig-Zag
 Ujung-ujung dari kumparan sekunder
disambungkan sedemikian rupa, supaya arah
aliran arus didalam tiap -tiap kumparan
menjadi bertentangan.
 Karena e1 tersambung secara berlawanan
dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor
dari kedua tegangan itu menjadi
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai