Anda di halaman 1dari 30

PERALATAN TEGANGAN TINGGI

P3 – TRANSFORMER LOSSES &


MEASURING TRANSFORMERS

Reynanda Bagus Widyo Atomo, S.T., M.T.


Teknik Elektro
1 Universitas Muhammadiyah Surabaya
2
Rugi-rugi Trafo (Transformer Losses)
Rugi-rugi trafo terdiri atas:
❑ Rugi Inti
a. Rugi Arus Eddy (Arus Pusar)
b. Rugi Hysterisis
❑ Rugi Tembaga

3
Rugi Inti
a. Rugi Arus Eddy (Arus Pusar)

❑ Arus eddy adalah arus pusar yang arahnya berputar di dalam


inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti trafo.
❑ Untuk mengurangi rugi arus eddy, inti trafo dibuat berlapis-
lapis dan masing-masing lapisan diberi sekat, sehingga arah
pusaran arus akan diperpendek.

EDDY CURRENT

INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT

Gambar. Rugi Arus Eddy

4
Rugi Inti
b. Rugi Hysterisis
Rugi hysterisis merupakan rugi-rugi yang berasal dari
simpul medan magnet di dalam inti trafo, rugi-rugi ini
berkaitan dengan sifat logam yang digunakan pada inti trafo. Iex
❑ Iex bergerak dari nol ke maximum, menimbulkan  dari
nilai nol ke nilai maksimum.
❑ Ketika Iex bergerak ke arah nol,  akan tetap. Sehingga
sisa medan magnet masih ada.
❑ Demikian pula ketika Iex bergerak dari nol ke minimum 

serta dari minimum ke nol dan seterusnya.


❑ Rugi hysterisis memperbesar Iex.
❑ Untuk mengurangi rugi hysterisis, inti trafo harus dibuat RUGI HYSTERISIS
dari besi lunak.
❑ Baik rugi Hysterisis maupun Eddy Current, keduanya
merupakan rugi-rugi inti yang bersifat tetap dan tidak
tergantung besarnya beban trafo
5
Rugi Tembaga
Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder.
❑ Lilitan primer dan sekunder terdiri dari kawat tembaga yang memiliki panjang
dan luas penampang tertentu, dimana:
❑ Tahanan Primer RP = LP . /AP
❑ Tahanan Sekunder RS = LS . /AS
❑ Rugi Tembaga Primer = IP2 . RP Watt = IP2 . (LP . /AP) Watt
❑ Rugi Tembaga Sekunder = IS2 . RS Watt = IS2 . (LS . /AS) Watt
Dimana:
RP & RS = Tahanan Primer & Sekunder ()
LP & LS = Panjang Kawat Primer & Sekunder (Meter)
 = Tahanan JenisTembaga (0,0175)
AP & AS = Penampang Kawat Primer & Sekunder (mm2)
IP & IS = Arus Primer & Sekunder (Ampere)

❑ Karena rugi tembaga tergantung nilai arus primer dan sekunder, maka rugi
tembaga bersifat tidak tetap, tergantung beban trafo tersebut.
6
7
8
9
Current Transformer (CT)
Trafo Arus

Fungsi CT:
❑ Mentransformasikan arus yang besar ke arus kecil dan
digunakan untuk pengukuran dan proteksi.
❑ Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang yang
diukur/diproteksi dengan alat ukur/proteksinya.

10
Transformator

Dimana:
I1 = Arus primer (A)
I2 = Arus sekunder (A)
N1 = Jumlah belitan primer
N2 = Jumlah belitan sekunder
a = Perbandingan trafo
11
Konstruksi CT
Sisi primer merupakan batang Sisi primer merupakan belitan

PRIMARY

SECONDARY

12
Konstruksi CT
1. Konstruksi Seri-Paralel

13
Konstruksi CT
2. Konstruksi Multi Rasio

14
Konstruksi CT
3. Konstruksi Multi Core

15
Rangkaian arus CT 500/1-1-1-1 A
Rangkaian arus semuanya seri untuk setiap CT

P1 1S1 1A
KWH KVARH
8V A KW KVA
1S2

2S1 1A
P2
6V
2S2
F 32 F 40 F 51 V

F 87
3S1 1A
P3
2V
3S2

4S1

P4 TIDAK DIGUNAKAN
4S2

16
Tujuan Grounding pada Sisi
Sekunder CT
▪ Tujuan salah satu sisi sekunder dibumikan ialah jika terjadi
hubung singkat antara sisi primer dan sisi sekunder, tegangan
di sisi sekunder tidak akan naik. Pada dasarnya pembumian
dapat dilakukan S1 atau S2.
▪ Dalam beberapa hal, letak pembumian sisi sekunder
mengikuti buku petunjuk pemasangan meter atau relainya.
Pembumian tidak mempengaruhi arah arus.

P1
1S1 1A
KWH KVARH
8V A KW KVA
IP IS 1S2

17
Indeks Ketelitian CT (IEC 186/1987)
1. Rasio Kesalahan
𝐾𝑁 . 𝐼𝑆 − 𝐼𝑃 Dimana:
𝜀𝐶𝑇 = 𝑥100% KN = Rasio transformasi
𝐼𝑃
IP = Arus primer (A)
IS = Arus sekunder (A)

Contoh:
CT 500/5 A → KN = 100

2. Kesalahan Sudut
Pergeseran sudut sisi sekunder kurang atau lebih dari 1800, maka
IS 2 = -

IS IP

18 1 = +
IS
Nilai Batas Kesalahan CT

Pergeseran Fasa Arus Sekunder


Kesalahan Rasio Arus terhadap
Kelas terhadap Arus Pengenal (Menit
Arus Pengenal +/- (% )
Ketelitian per 1/60 Deg.)

5 20 100 120 5 20 100 120


0,1 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5
0,2 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10
0,5 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30
1,0 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60

19
CT Meter Vs. CT Proteksi
❑ Karateristik CT untuk pengukuran (CT Meter)
▪ Untuk pengukuran, tingkat ketelitian untuk daerah kerja arus
mulai dari 80 % sampai 120 % dari arus pengenal.

❑ Karateristik CT untuk proteksi


▪ Untuk sistem proteksi ketelitiannya lebih rendah, tetapi untuk
daerah kerja dari 5 % sampai 190 % arus pengenalnya.

20
21
Fungsi PT
❑ Mentransformasikan tegangan tinggi ke tegangan rendah guna
pengukuran atau proteksi.
❑ Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksikan
dengan alat ukurnya/proteksinya.

22
Jenis PT
❑ Trafo tegangan dengan inti besi seperti transformator
biasa umumnya untuk tegangan rendah sampai dengan
tegangan tinggi.

❑ Trafo tegangan dengan kapasitor, di sadap pada


tegangan menengah, kemudian diturunkan dengan
transformator ke tegangan rendah, umumnya digunakan pada
tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi (capasitive voltage
transformer, cvt).

23
Jenis Trafo Tegangan
a. Dipasang antara fasa dan fasa
b. Dipasang antara fasa dan tanah
c. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke tiga untuk earth
fault relay.
d. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke dua untuk relai ke
1 dan meter, lilitan ke tiga untuk relai ke 2.
P1 P2 P1 P1 P1
P2 P2 P2

Tegangan sekunder (volt)


1S2 1S2 - 100 atau 110
S2 S2 - 100/v3 atau 110/v3
1S1 1S1
- 100/3 atau 110/3
S1 S1 2S2 2S2 - 120 atau 120/v3
2S1 2S1

20000 100 20000 100 1OO 20000 100 1OO


24 20000/100 V / V / / V
3
/
3
/
3
V
3 3 3 3 3
Pemasangan

R
S
T
SEKRING

P1 P2 P1 P2 P1 P1 P1
P2 P2 P2

S2 S2 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1 S1

Pengukuran 3 fase, 3 kawat Pengukuran/proteksi 3 fase, 4 kawat

25
Indeks Ketelitian PT (IEC 186/1987)
❑ Pada PT dikenal 2 macam kesalahan yaitu:
❑ Kesalahan perbandingan Beban ; Ketelitian ; Kesalahan
𝐾𝑁 .𝑉𝑆 −𝑉𝑃
𝜀𝑃𝑇 = 𝑉𝑃
𝑥100%
KN : Perbandingan nominal transformasi
Contoh: Pada PT (20.000/v3)|(100/v3) → KN = 200
❑ Kesalahan sudut
Pergeseran sudut sisi sekunder kurang atau lebih dari 1800
VS
2 = -

VS VP

1 = +
26 VS
PT Meter Vs. PT Proteksi
❑ Karateristik PT untuk pengukuran (PT Meter)
▪ Untuk pengukuran, tingkat ketelitian untuk daerah kerja
tegangan mulai dari 80 % sampai 120 % dari tegangan
pengenal.

❑ Karateristik PT untuk proteksi


▪ Untuk sistem proteksi ketelitiannya lebih rendah, tetapi untuk
daerah kerja dari 5 % sampai 190 % tegangan pengenalnya.

27
Batas Kesalahan Transformasi dan
Pergeseran Sudut untuk PT

Kesalahan Rasio Pergeseran Sudut


Kelas
Tegangan +/- (%) +/- (Menit)
0,1 0,1 5
0,2 0,2 10
0,5 0,5 20
1,0 1,0 40
3,0 3,0 -

28
CT PT

29
30

Anda mungkin juga menyukai