1
2
Komponen Proteksi dan Pengukuran
V W A
NiA
weber (Wb)
= k N I Wb ---> sefase dengan I
5
pada maknit padananya sama dengan i (arus) pada listrik
pada maknit padanannya sam dengan 1/ (coduktivitas)
pada listrik
akan berubah bolak-balik bila i adalah arus bolak-balik .
akan tetap bila i adalah arus searah
6
TEGANGAN INDUKSI.
H. Faraday
Jika suatu fluksi yang berubah memotong suatu kumparan,
maka pada kumparan tersebut akan diinduksikan suatu
tegangan listrik.
d
eN
dt
7
H. Lenz
Suatu besaran yang diindusikan mempunyai polaritas atau arah
akan berusaha untuk melawan penyebab induksi tersebut
8
TRAFO DISTRIBUSI .
I0 mengalir pada
lilitan prime
I0 membangkitkan
0 membangkitkan
V .
E1 = 4,44 f N1 . E1 N1
(a)
E2 = 4,44 f N2 . E2 N2
9
Trafo berbeban
11
TRAFO ARUS CT.
Misalkan A terbuka
- 1 = akan membang-
kitkan tegang-
an V2 .
- V2 = 4,44 f N2
12
A tertutup
- V2 mengalirkan arus pada A sebesar I2
- I2 membangkitkan 2 melawan
- 1 = 2
- N1 I1 = N2 I
13
HUHUNG SINGKAT SISI 20 KV.
100 100 kVA
I hs xIn x A
% Zs % ZTR % Zs % ZTR kV 3
14
2. PENDAHULUAN
2. 1. Fungsi
- Mentransformasikan dari arus yg besar (primer) ke arus
yg kecil (sekunder) guna pengukuran atau poteksi
16
1.2. Standard Trafo Arus & Trafo Tegangan
a. IEC IEC 185 : 1987 CTs
IEC 44-6 : 1992 CTs
IEC 186 : 1987 PTs
b. EUROPEAN BS 7625 PTs
BS 7626 CTs
BS 7628 CT and PT
c. BRITISH BS 3938 : 1973 CTs
BS 3941 : 1975 PTs
d. AMERICAN ANSI C51.13.1978 CTs and PTs
e. CANADIAN CSA CAN 3-C13-M83 CTs and PTs
g. AUSTRALIAN AS 1675-1986 CTs
h. INDONESIA SNI
17
2.3. Dua Kelompok Dasar Trafo Arus
a. Trafo arus untuk pengukuran
18
1.4. Konstruksi Trafo Arus
Sisi primer batang Sisi primer lilitan
19
1.5. Jenis Trafo Arus Inti besi
a. Trafo arus dengan inti besi
20
Sekunder
1000
100
Coil Rogowski Jenuh
10
0,1 Kovesional CT
0,01
0,01 0,1 1 10 100 1000
Primer
- Linier di seluruh djangkauan pengukuran
- Tidak jenuh
- Tidak terdapat rugi histerisis
21
c. Trafo arus dengan digitel optical
(Digitel Optical Instrument Transformer, DOIT)
22
Keuntungan terhadap CT biasa
- Sinyal digitel kurang sensitif terhadap electromagbetic
noise
- Signal cahaya tudak sensitif terhadap electromanetic noise
- Serat optik adalah isolator, konvesional isolasi kertas minyak
tidak diperlukan lagi, sehingga lebih ringan
- Karena DOIT lebih ringan konstruksi penyangga lebih ringan
dan dan fundasi juga berkurang sampai 50 %
- Karena tanpa minyak sehingga tidak terjadi kebocoran
minyak
23
3. PENGENAL TRAFO ARUS.
Pengenal primer : 10 - 12,5 - 15 - 20 - 25 - 30 - 40 - 50 - 60 - 75
- 80 A dan kelipatan 10
Pengenal sekunder : 1 - 2 - 5 A
- 5 A umumnya digunakan bila antara trafo arus dengan alat
ukur atau relainya dekat
- 1 A umumnya digunakan bila antara trafo arus dengan alat
ukur atau relainya
- 2 A untuk keperluan tertentu.
24
Trafo arus dengan 2 pengenal primer
P1 P2 P1 P2 P1 P2
S1- S2 = 500/5 A
S1- S3 = 1000/5 A
S1 S2 S1 S2 S1 S2 S3
1000/5 A 500/5 A 500 - 1000/5 A
25
Multi rasio
Contoh : 100 -200 -300 - 400 -500/5 A
A-B : 100/5 A
A-C : 200/5 A
A-D : 300/5 A
A-E : 400/5 A
A B C D E F A-F : 500/5 A
SKT,D-EZD1-GI-CT,CTKUB1.PPT,200301 26
4. TRAFO ARUS DENGAN BEBERAPA INTI
Tujuan untuk berbagai keperluan yang mempunyai sifat berbe-
da dan untuk menghemat tempat.
Sebagai contoh.
C.T dengan 2 inti 300 / 5 A (untuk kubikel)
Penandaan primer P1 -- P2 atau C1 -- C2
Penandaan sekunder inti ke 1 1S1 -- 1S2 ---> pengukuran
Penandaan sekunder inti ke 2 2S1 -- 2S2 ---> relai arus lebih
P1 P2
Isolasi
Konduktor
P1 (C1) P2 (C2)
28
CT dengan 4 inti.
Penandaan primer P1 -- P2 atau C1 -- C2
Penandaan sekunder inti ke 1 1S1 - 1S2 ---> pengukuran
Penandaan sekunder inti ke 2 2S1 - 2S2 ---> relai jarak
Penandaan sekunder inti ke 3 3S1 - 3S2 ---> proteksi rel
Penandaan sekunder inti ke 4 4S1 - 4S2 ---> proteksi rel
P1 P2
29
P1 (C1 P2 (C2)
)
P1(C1 P2(C2)
)
P1 P2
S1 S2
Beban
kWh
A W
VAR kvarh
31
kWh
A W
1S1
VAR kvarh
1S2
F 51/50 F 51/50G
2S1
2S2
32
Tujuan salah satu sisi sekunder di bumikan.
33
Tujuan sisi sekunder di hubung pendek.
kWh
A W
1S1
1S2 VAR kvarh
2S1
2S2
34
Penjelasan sekunder CT yg tidak digunakan harus
dihubung singkat
N1 I1 = N2 I2 .
1 = 2 .
Es1 = 4,44 f N2 0 Volt
Es2 = 4,44 f N2 ( 0 ) Volt
Karena tidak ada yang
mengkompensir yaitu2 maka
tegangan pada sekunder dapat
menjadi besar, tergantung arus
yang mengalir.
35
Rangkaiam arus CT 250-500/5 A tap sisi sekunder.
VAR kvarh
1S1 kWh
A W
1S2
1S3
36
Salah satu dipakai dan yg lain dihubung singkat.
38
Pengenal arus waktu singkat (Short time rated current)
- Umumnya dinyatakan untuk 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 3,0 detik.
- Tidak menimbulkan kerusakan
- Umumnya dinyatakan pada keadaan sekunder CT di hubung
singkat.
- Arus dinyatakan dalam RMS (nilai efektif)
Pengenal Arus dinamik
- Perbandingan dari : Ipuncak / Ipengenal .
- Ipuncak : kemampuan arus maksimum CT tanpa
menimbulkan suatu kerusakan
39
Contoh burden :
C.T. dengan 2 inti. 500 / 5 - 5 A
Polaritas primer P1 -- P2
Polaritas sekender inti ke 1 1S1 - 1S2 ---> 10 VA (meter)
Polaritas sekender inti ke 2 2S1 - 2S2 ---> 15 VA (relai)
Ditinjau burden sesungguhnya untuk relai arusd lebih
statik/numerikal :
Relai arus lebih fase : 0,3 VA pada In ( relai numerikal)
Jarak antara CT dan kubikel/relai arus lebih 5 m, dengan
menggunakan kabel NYA 6 mm2 r = 3,05 ohm/km
R untuk 5 m = 5/1000 x 3,05 ohm = 0,01525 ohm
Untuk I = 5 A beban kawat 5 m = 5 x 0,01525 VA = 0,07625
VA 40
5m
F 51/50
A = 6 mm2 Cu
F 51/50
F 51/50
F 51/50 G
41
Burden gangguan 2 fase = 2 x (0,3 + 0,07625) = 0,7525 VA
Burden gangguan 3 fase = 1 x (0,3 + 0,07625) = 0,37625 VA
Burden gangguan 1 fase = 2 x (0,3 + 0,07625) = 0,7525 VA
Burden untuk relai pada kubikel yang dominan ialah burden
dari relainya.
42