LANJUT
I. TUJUAN
1. Mengetahui rangkaian diferensiator.
2. Mengetahui bentuk gelombang keluaran pada diferensiator.
3. Mengetahui fungsi rangkaian diferensiator.
4. Menganalisa gelombang keluaran pada rangkaian diferensiator.
II. TEORI
Jika resistor dan kapasitor pada untai saling dipertukarkan, maka diperoleh untai
diferensiatior. Diferensiatior merupakan untai yang tegangan keluarannya sebanding
dengan laju perubahan sinyal masukan. Diferensiator cendrung berosilasi karna
masalah stabilitas yang terkait dengan frekuensi roll-off dari perolehan kalang terbuka.
Untai difrensiator dapat distabilkan dengan memasang resistor Ri yang seri terhadap
kapasitor Ci sehingga memungkinkan kuat arus yang mengalir pada rangkaian cukup
besar (Malvino, 2003 : 101).
Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high pass
filter), dimana besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi. Namun demikian,
sistem seperti ini akan menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi. Untuk
praktisnya, rangkain ini dibuat dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain). Biasanya
kapasitor diseri dengan sebuah resistor yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini
akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai frekuensi cutoff tertentu.
Output dari rangkaian integrator adalah turunan sinyal terhadap waktu, dimana
dapat digambarkan dengan rata-rata waktu dari perubahan sinyal. Dimana nilainya
tergantung terhadap sudut tangensial dari kurva pada waktu t. Dasar dari rangkaian
differensiator adalah rangkaian penguat inverting.
Gambar 7.1
dU (t )
u t dt
0
III. PERALATAN
1. Project Board
2. IC LM741
3. Resistor 5 kΩ, 10 kΩ, 300 kΩ dan 1 MΩ
4. Kabel UTP
5. Power Suply
6. Multimeter
7. Function Generator
8. Ossiloscope
Gambar 7.2
V. DATA PERCOBAAN
Vppin = 3 V
Rf = 20.000 Ω
1. Input Sinyal Kotak
Kapasitor (Cf) = 100 nF
∆t = 0,1 ms
Beda fase (Φ) = -90◌֯
Vppout = 9,8 V
(Gambar 1)
2. Input Sinyal Segitiga
Kapasitor (Cf) = 100 nF
∆t = 1 ms : 2 = 0,5 ms
Beda fase (Φ) = -90◌֯
Vppout = 1,15 V
(Gambar 2)
3. Input Sinyal Sinusoidal
Kapasitor (Cf) = 100 nF
∆t = 1 ms : 2 = 0,5 ms
Beda fase (Φ) = -90◌֯
Vppout = 1,5 V
(Gambar 3)
3
U 20.000 0,0000001
0,0005
0,006
U
0,0005
0,2
U 20.000 0,0000001 2
0,0005
0,0008
U
0,0005
,
3. Input sinyal sinusoidal Vppout lit
dU
U RC
dt
U
U RC
∆t
0,15
U 20.000 0,0000001 3,14
0,0005
0,000942
U
0,0005
100%
9,8 12
100% 18,33%
12
1,15 1,6
100% 28,125%
1,6
1,5 1,884
100% 20,38%
1,884
Sedangkan untuk literatur beda fase dalam praktikkum ini sebesar -90◌֯ dan untuk
semua praktikum nilai beda fase yang didapat adala -90◌,
֯ maka kesalahan beda fase terhadap
literatur adalah :
90 90
100% 100% 0%
90
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan praktikum tentang Diferensiator, dalam
praktikum ini kami melakukan percobaan dengan memvariasikan bentuk sinyal/
gelombang tegangan input yaitu gelombang kotak, segitiga, dan sinusoidal.
Pada percobaan, rangkaian dasar dari diferensiator adalah rangkaian penguat
inverting dan memiliki bentuk sama dengan rangkaian high pass filter. Dengan
mengganti nilai Rn (habatan input) dengan kapasitor atau menambahkan suatu
kapasitor pada tegangan input. Data percobaan yang kami ambil adalah bentuk setiap
sinyal keluaran yang berbeda dengan sinyal masukkannya.
Dalam percobaan ini kami mendapatkan beda fase sebesar -90º, hal ini
disebabkan rangkaian diferensiator termasuk rangkaian non-linear sehingga
menimbulkan beda fase. Selain itu sinyal keluaran menjadi berbeda, hal itu karena
sinyal keluaran merupakan hasil turunan dari sinyal input dalam selang waktu tertentu.
Output dari gelombang kotak diumpamakan pada sebuah kapasitor yang berfungsi
sebagai pengisi (charge) dan pengosong (discharge) muatan, sehingga pada saat
keluaran gelombang kotak berubah dari high ke low atau sebaliknya, maka akan terjadi
pulsa sesaat. Output dari sinyal gelombang input segitiga adalah kotak dan output dari
sinyal gelombang input cosinus adalah sinusoidal.
Berdasarkan hasil percobaan dibuktikan bahwa fungsi dari rangkaian
differensiator adalah differensiasi dari tegangan input. Hal ini dibuktikan dengan hasil
percobaan yaitu rangkaian ini mendifferensialkan nilai tegangan yang masuk di kaki
negatif LM741.
VIII. KESIMPULAN
1. Diferensiator merupakan salah satu bentuk aplikasi rangkaian penguat inverting
menggunakan prinsip high pass filter. Rangkaian ini merupakan rangkaian penguat
operasional yang melakukan operasi matematika dari diferensiasi.
2. Nilai keluaran sinyal rangkaian diferensiator berbanding lurus dengan konstanta
RC dan juga negatif tegangan input karena merupakan penguat non-inverting.
3. Sebagai rangkaian non-linear dan adanya penurunan sinyal input per-waktu maka
bentuk sinyal output akan berbeda dengan bentuk sinyal input.
4. Sinyal output memiliki beda fase sebesar -90º dengan sinyal input terlihat dalam
masukkan sinyal sinus menjadi cosinus ataupun sebaliknya.
5. Kinerja rangkaian differensiator sangat bergantung dengan nilai frekuensi.
Rangkaian ini tidak memiliki fungsi yang optimal jika berada pada frekuensi terlalu
besar ataupun terlalu kecil
IX. REFERENSI
Effendy, Machmud. 2009. Desain Kontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro Jurnal Ilmiah Semesta Teknika. Vol. 12(2):176-184.
Malvino. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid I dan II Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga
Wahyudi dan Priyambodo. 2018. Buku Panduan Praktikum Elektronika Lanjut.
PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
http://www.robotics-university.com/2014/11/penguat-differensiator.html