LANJUT
NIM : 1117097000074
JURUSAN : FISIKA
BAB : III
MINGGU KE- :3
- Dimas Aliftha S
- Enggar Banifa P
- Latifannisa Nurrizka
II. TEORI
Pada percobaan inverting Op-Amp input dari Op-Amp akan masuk pada kaki inverting
sehingga antar input dan output akan memiliki tanda yang berlawanan.
Gambar 3.1
Penguatan
Penguatan adalah perbandingan antara tegangan output dengan tegangan input.
U out
A ......................................................................................... (3.1)
U in
biasanya penguatan ditulis dalam satuan desibel (dB):
U
A 20. log out .......................................................................... (3.2)
U in
Frekuensi yang bergantung terhadap penguatan disebut fungsi transfer, dimana fungsi
transfer menggambarkan perbandingan dari sinyal output dan input sebagai fungsi dari frekuensi
pada sebuah sistem linier. Fungsi transfer merupakan penggambaran matematik tentang fungsi
dari sebuah sistem.
PERCOBAAN 1
1. Menyusun rangkaian seperti gambar di bawah ini .
Gambar 3.2
2. Meng-set power supply (dalam percobaan ini funtion generator digantikan dengan power
supply) untuk menghasilkan sinyal dc dan besarnya bergantung dari harga Rf yang dipakai.
10 V jika dipakai Rf sebesar 5 KΩ dan 10 KΩ
0.1 V jika dipakai Rf sebesar 300 KΩ dan 1 MΩ
3. Mencatat tegangan output yang dihasilkan untuk masing-masing variasi hambatan Rf.
4. Menghitung besarnya penguatan untuk masing-masing variasi hambatan Rf.
dengan:
Rn = 10 KΩ
Rfi = 5KΩ, 10KΩ, 300KΩ, 1MΩ
Gambar 3.3
PERCOBAAN 2
1. Menyusun Rangkaian seperti gambar3.3.
2. Meng-set (dalam percobaan ini funtion generator digantikan dengan power supply) untuk
menghasilkan sinyal dc dan besarnya bergantung dari harga Rf yang kita pakai.
10 V jika dipakai Rf sebesar 5 KΩ dan 10 KΩ
0.1 V jika dipakai Rf sebesar 300 KΩ dan 1 MΩ
3. Mengukur tegangan Input dan Output dengan menggunakan Voltmeter MM1 dan MM2.
4. Menghitung penguatan yang terjadi untuk masing-masing variasi.
Gambar 3.4
PERCOBAAN 3
1. Menyusun rangkaian seperti gambar 3.4.
2. Membuka Modul Bode set nilai-nilai berikut: fmin=100 Hz, fmax=100 KHz, Step=50, Upp=0,1V
3. Mencatat dan memperhatikan grafik yang terjadi.
Override
Dalam teori, tegangan output akan melebihi tegangan input. Op-Amp akan memotong
tegangan output jika telah melebihi (melewati) range dari output Op-Amp tersebut.
Gambar 3.5
PERCOBAAN 4
1. Menyusun rangkaian seperti gambar 3.5.
2. Meng-set Function generator untuk menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi 1 KHz,
0.5 Vpp
3. Menaikkan tegangan Vpp dari Function generator sampai 2 Vpp, catat dan amati perubahan yang
terjadi pada setiap penaikan tegangan Vpp.
Sudut Phase
Tegangan input dan output pada penguat inverting akan memiliki tanda yang berlawanan
(untuk tegangan DC dan Tegangan AC pada frekuensi yang rendah). Beda phase yang terjadi
sebesar 180º antara sinyal Input dan Output.
PERCOBAAN 5
1. Menyusun rangkaian seperti gambar 3.6 di bawah ini.
Gambar 3.6
2. Meng-set Function generator untuk menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi 500 Hz,
0.8 Vpp.
3. Mengamati perbedaan sudut phase yang terbaca pada Osciloskop.
4. Merubah secara bertahap frekuensi dari Function generator dari 500 Hz sampai 10 KHz,
menyatat dan mengamati perbedaan sudut phase antara gelombang input dan output
300 -2,9
0,1
1000 -12
Percobaan 2
Rn = 10 kΩ
Voltage (Volt) Resistor (kΩ) Vout (Volt)
10 5 -5,049
10 -10,147
300 -2,7214
0,1
1000 -8,0144
Percobaan 3
Vpp = 0,1 Volt Rn = 10 kΩ Cn = 2.2 µF
No f (kHz) Vout (Volt) No f (kHz) Vout (Volt)
1 1 2,4 11 11 2,2
2 2 2,4 12 12 2,2
3 3 2,4 13 13 2,2
4 4 2,2 14 14 2,2
5 5 2,2 15 15 2,2
6 6 2,2 16 16 2,2
7 7 2,2 17 17 2,2
8 8 2,2 18 18 2,2
9 9 2,2 19 19 2,2
10 10 2,2 20 20 2,2
Percobaan 4
Rn = 10 kΩ Cn = 2.2 µF
No. Vpp (Volt) Vout (Volt) No. Vpp (Volt) Vout (Volt)
1 0.5 26 9 1.3 28
2 0.6 28 10 1.4 28
3 0.7 28 11 1.5 28
4 0.8 28 12 1.6 28
5 0.9 28 13 1.7 28
6 1.0 28 14 1.8 28
7 1.1 28 15 1.9 28
8 1.2 28 16 2.0 28
Percobaan 5
No. fpp (Hz) Beda Fase (º) No. fpp (Hz) Beda Fase (º)
1 500 180 11 5500 193,3
V. PENGOLAHAN DATA
Percobaan 1
V V V V
0
R R
V 0
V V
0
R R
R
V V
R
Ketika Vin yang digunakan adalah 10V dan Rf digunakan adalah 5 kΩ atau 10 kΩ:
5000
V 10 5,0 V
10000
10000
V 10 10 V
10000
Ketika Vout yang digunakan adalah 0,1V dan Rf digunakan adalah 300kΩ atau 1MΩ:
300000
V 0,1 3,0 V
10000
1000000
V 0,1 10 V
10000
Percobaan 2
U
V
U
U R
V
U R
Ketika Vout yang digunakan adalah 10 V dan Rf digunakan adalah 5 kΩ atau 10 kΩ:
5000
V 0,5
10000
10000
V 1,0
10000
Ketika Vout yang digunakan adalah 0,1 V dan Rf digunakan adalah 300 kΩ atau 1 MΩ:
300000
V 30
10000
1000000
V 100
10000
Penguatan
Voltage Resistor
(Volt) (kΩ) V R
V R
10 5 0.5049 0,5
10 1,0147 1,0
Percobaan 4
Dalam percobaan 4 diperoleh V patahan atau V maks adalah 28 Volt. Dengan nilai literaturnya
adalah 25 Volt, maka dapat diketahui kesalahan terhadap literatur dalam percobaan
Kesalahan terhadap literatur
V V
K 100%
V
28 25
K 100%
25
3
K 100%
25
12 %
Percobaan 5
∑θ
θ
Xθ
3856.52
θ
20
θ 192,86
Kesalahan terhadap literatur
θ θ
K 100%
θ
192,86 180
K 100%
180
7,125 %
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang Inverting Op Amp. Inverting
Op Amp disebut juga sebagai pengat pembalik. Syarat dari rangkaian ini adalah dengan memberi
input V- = 0 atau di groundkan. Maka untuk keseluruhan nilai V- dalam rangkaian inverting Op –
Amp adalah 0 V.
Pada percobaan pertama kami menentukan penguatan tegangan (Av). Nilai ini dapat
dihitung dengan membandingkan Rf dengan Rn dan Vout dengan Vin. Dari sinibesarnya dapat
dihitung dengan
R
V V
R
Sehingga didapat besarnya kesalahan literatur sebesar 2% ketika Rf = 5KΩ, 1,5% ketika Rf =
10KΩ, 3,3% ketika Rf = 300KΩ, dan 20% ketika Rf = 1MΩ.
Pada percobaan kedua, kami menghitung penguatan yang dihasilkan dari perbandingan
Vout dengan Vin, kemudian dibandingkan dengan penguatan dari perbandingan Rf dengan Rn.
Dari data tersebut didapat kesalahan literatur sebesar 0,098% ketika Rf = 5KΩ, 1,47% ketika Rf =
10KΩ, 9,2867% ketika Rf = 300KΩ, dan 19,98% ketika Rf = 1MΩ.
Pada percobaan ketiga, mengukur amplitudo dan respon frekuensi pada rangkaian. Pada
percobaan ini dilakukan perhitungan dengan menghitung Vpp pada Y2, dengan hasil rata-rata
keluaran sebesar 2,23V. Vpp literatur 2,13V, maka dihasilkan kesalahan terhadap literatur sebesar
4,7%.
Pada percobaan keempat ,membuktikan tegangan override. Tegangan override merupakan
tegangan yang mematahkan tegangan output jika tegangan output telah melebihi range dalam op-
amp. Pada percobaan, saat tegangan output mencapai 28V, tegangan tidak akan bertambah dan
dapat disebut sebagai tegangan override. Kemudian didapat kesalahan terhadap literatur sebesar
12% dari literatur sebesar 25V.
Pada percobaan kelima, mengetahui dan menghitung beda fasa antara Vin dengan Vout.
Dengan hasil rata-rata beda fasa yang didapatpada percobaan sebesar 192,826˚, maka didapat hasil
kesalahan terhadap literatur sebesar 7,125% dari literatur180°.
Adapun nilai kesalahan literatur yang didapat bisa terjadi karena berbagai hal, antara lain
alat-alat yang sudah lama tidak terpakai sehingga mempengaruhi faktor lain, kurangnya ketelitian
kami dalam merangkai rangkaian, suhu dan nilai toleransi resistor yang digunakan.
VII. KESIMPULAN
Inverting Op – Amp dapat digunakan sebagai penurun tegangan dengan syarat Uout
< Uin dan Rf < Rn.
Inverting Op – Amp dapat digunakan sebagai penaik tegangan dengan syarat Uout >
Uin dan Rf < Rn.
Op – Amp dapat memotong tegangan output bila sudah lebih dari range Op – Amp
itu sendiri.
Karena Inverting Op – Amp adalah penguat pembalik maka beda fasanya adalah
180º.
VIII. REFRENSI
Horowitz. 1982. Seni Dan Desain Elektronika. Jakarta: Erlangga.
Floyd ,Thomas L. 2012. Electronic Devices Ninth Edition. New Jersey: Pearson
Education.
Wahyudi dan Priyambodo. 2012. Panduan Praktikum Elektronika Lanjut. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.