Anda di halaman 1dari 7

1.

PENGUAT DUA TINGKAT

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan prinsip kerja penguat dua tingkat.
2. Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada penguat dua tingkat.

Teori Penunjang
Dalam praktek ini digunakan penguat transistor dua tingkat dengan umpan
balik negatif, seperti ditunjukan pada gambar 1.1. Cara ini (umpan balik negatif)
akan dapat lebih menstabilkan titik kerja DC dan penguatan AC-nya.
Transistor yang digunakan merupakan transistor yang mempunyai penguatan
tinggi dengan derau rendah. Sebagai umpan baik digunakan resistor sebesar 100
kΩ (R3). Ini akan membentuk umpan balik seri negatif.
Penguatan AC dari rangkaian ditentukan oleh loop umpan balik negatif dari
kolektor Tr2 melalui R5 ke emitter Tr1 dan R2.
Dengan pembagi tegangan R5 dan R2, factor umpan balik dapat ditentukan melalui
persamaan:

R2
β=
R2 + R5

Jika penguatan loop terbuka Aoβ > 1, maka penguatan dengan umpan balik dapat
ditentukan sebagai berikut:
1 R2 + R5
Ac = = = 34
β R2
Dalam praktek, besarnya penguatan ini dapat diukur, sedangkan penguatan
loop terbuka dapat diukur dengan melepaskan R2 dan menggantinya dengan
sebuah kapasitor yang besar. Pelepasan R2 ini akan mengurangi sinyal umpan
balik menjadi nol.

1
Penentuan titik kerja DC untuk penguatan dua tingkat dengan kopling
langsung menjadi relative rumit. Dalam merancang, penentuan titik kerja
rangkaian dua tingkat dapat dimulai dari penentuan titik kerja penguat dua tingkat
ke dua. Dalam hal ini adalah dengan menentukan tegangan DC pada kolektor Tr2.
Agar diperoleh keluaran tanpa cacat, maka tegangan ini harus setengah tegangan
Vcc yang digunakan, dalam hal ini besarnya 7.5 Volt. Diasumsikan beban Tr2
adalah R4 = 2.2 kΩ, R5 = 33 kΩ dan R1 = 1 kΩ.
Untuk mendapatkan penguatan yang diinginkan, maka komponen-komponen
lain dapat dihitung menggunakan persamaan-persamaan berikut:

Vcc − Vc2 7.5V


1. Arus pada R4, IR4 = = = 3.4mA .
R4 2.2kΩ

Vc2 7.5V
2. Arus pada R5, IR5 = = = 0.22mA .
R2 + R5 34kΩ
3. Dengan asumsi, bahwa arus pada emitter Tr2 kecil, yakni 100 µA, maka
tegangan pada emitter Tr2 dapat dihitung :
V E 2 = R 2 (I E 2 + I R 5 )

= 1kΩ(0.1 + 0.22)mA = 320mV


4. Tegangan pada basis Tr1 = VE2 + VBE1 = 320 mV + 0.7 V =1V. Dan jika
arus pada basis Tr1 dapat diabaikan, maka tegangan antara sambungan R6
dan R7 dapat dihitung melalui pendekatan:
VR7
R7 ≈
I E2
1V
≈ ≈ 314Ω Dipilih 330 Ω.
3.18kΩ
5. Jika digunakan R6 = 560 Ω, maka tegangan pada emitter adalah:
V E 2 = (R6 + R7 )I E 2

= 890Ω × 3.18mA = 2.8V


Dan tegangan basis Tr2 terhadap ground VC1 adalah:
Vc1 = VB2 = VE2 + VBE2 = 2.8 + 0.7 = 3.5 V.

2
6. Dirancang Ic1 = 100 µA. Arus ini akan mengaliri R1 dan basis Tr2.
Besarnya arus yang mengalir melalui basis Tr2 adalah sbb:
IC2 3.18mA
I B2 = = = 53µA
hfe (min) 60
Oleh karena itu, R1 = (Vcc – VC2)/IC1 +IB2 = 75 kΩ. Untuk ini dipilih
resistor 68 kΩ.

+15V
R4 2K2
C4
TP3 10UF
OUTPUT
R1
68K
Tr2
BC108
TP2
R5
33K
C1 Tr1 TP4
INPUT BC109
0,1 UF
R6 560
C3
TP1 68
R7
R2 330
1K R3
100K
0V

Gambar 1.1. Penguat Dua Tingkat

Tugas pendahuluan
1. Hitunglah penguatan (Av) yang terjadi pada rangkaian penguat dua tingkat
ini (berdasarkan teoritis)?
2. Apakah fungsi dari R3 pada rangkaian diatas?
Jawab:

3
Alat dan Bahan
1. Gambar rangkaian penguat dua tingkat
2. Laptop / CPU
3. Program Proteus V8.6

Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian pada Gambar 1.1 di Proteus sampai dapat bekerja dengan
normal dan benar.
2. Lakukan pengukuran untuk mendapatkan data spesifikasi rangkaian
percobaan. Catat hasilnya pada Tabel 1.1
3. Tanpa sinyal masukan dari generator fungsi, ukur semua tegangan pada
semua TP, dan catat hasilnya pada Tabel 1.2. (Pengukuran VDC)
4. Masukan keluaran dari generator fungsi ke masukan rangkaian penguat pada
frekuensi 1 kHz gelombang sinus dengan amplitudo masukan maksimum
sehingga keluaran rangkaian tidak cacad (lihat dengan osiloskop).
5. Ukur besarnya tegangan masukan dan keluaran dengan menggunakan
osiloskop kemudian hitung penguatan rangkaian.
Vin = ................Vp-p , VTP2 = ................Vp-p
Vo = ………....Vp-p , Av = Vo/Vin = ……..
Kondisi Rusak (Tetap diberi masukan dari generator fungsi)
6. Buatlah kerusakan pada rangkaian di Proteus seperti yang masing-masing
kamu dapatkan, ukur tegangan DC pada setiap TP dan keluarannya, juga
dengan osiloskop, catat hasil pengukuran pada Tabel 1.3.
Tugas Dan Pertanyaan
1. Jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian penguat dua tingkat yang telah
anda coba !
2. Buatlah diagram blok dari rangkaian Gambar 1.1
Jawaban Pertanyaan

4
Hasil Percobaan
Tabel 1.1. Data Spesifikasi Rangkaian Penguat Dua Tingkat
Parameter Ditentukan Hasil Pengukuran
Penguatan Tegangan 34
Impedansi Masukan 100kΩ
Impedansi Keluaran 500Ω
Respon Frekuensi 200 Hz – 30 kHz
Sensitifitas, Vo = 1 Vrms 30 m Vrms

Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Tegangan DC dan Osiloskop Kondisi Normal


TP 1 2 3 4 Keluaran
Osiloskop (Vp-p)

Pengukuran VDC (V)

5
Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Tegangan DC dan Osiloskop Saat Terjadi
Kerusakan pada.....
Kerusakan Hasil pengukuran TP (Volt DC) dan Keluaran
Osiloskop (Vp-p)
1 2 3 4

Analisa Percobaan
Tabel 1.4. Simulasi kerusakan.......
No Gejala kerusakan Dasar Teori Terkait Diagnosis
Kerusakan
1

6
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai