Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TEORI ELEKTRONIKA TERAPAN

ELECTROCARDIOGRAM (ECG)

Disusun Oleh : Rizky Tri Demarwan


NIM : P23138116038
Kelas : SP Teori Elektronika Terapan
Dosen Pengampu : Hendra Marwazi, S.T, M.T

PROGRAM SARJANA TERAPAN


TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 2
2019
I. Judul

“Laporan Pengujian Rangkaian EMG pada Software Proteus”

II. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara kerja rangkaian.


2. Agar mahasiswa dapat membuat rangkaian ECG baik dengan software maupun dengan
komponen.
3. Untuk menguji atau membandingkan hasil pada software dan pada prakteknya.

III. Teori Penunjang

Elektrokardiograf merupakan alat bantu dokter untuk mengetahui aktivitas listrik jantung.
Pemeriksaan EKG dilakukan dengan menempelkan lead (alat penerima impulse listrik jantung)
di beberapa lokasi yang telah ditentukan. Setelah itu, informasi mengenai keadaan jantung dapat
diketahui melalui pola grafik yang dihasilkan.

IV. Hasil Pengukuran

A. Rangkaain Electrocardiogram
Dalam rangkaian ini terdapat 3 tahap : tahap yang pertama adalah sinyal input yang
berasal dari electrode, tahap yang kedua adalah deferensial amplifier sebagai rangkaian penguat,
kemudian tahap yang ke tiga adalah rangkaian filter untuk menghilangkan sinyal 50 Hz yang
berasal dari arus listrik, dan high pass filter untuk memfilter sinyal yang lebih dari 100 Hz serta
low pass filter yang meneruskan sinyal dibawah 1000Hz.

1. “Low Pass Filter Ordo II”

I. TUJUAN :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan karakteristik Low Pass Filter Ordo II
2. Agar mahasiswa dapat merancang, merakit dan menguji rangkaian Low Pass Filter Ordo II
dengan benar
3. Agar mahasiswa dapat menganalisa dan membuat kesimpulan dari hasil praktikum rangkaian
Low Pass Filter Ordo II dengan benar.

II. ALAT DAN BAHAN :

1. IC LM 741 1 buah
2. Resistor 11 K 2 buah
3. Resistor 22 K 1 buah
4. Kapasitor 0.1 uF 1 buah
5. Kapasitor 0.2 uF 1 buah
6. Aplikasi Proteus

IV. RANGKAIAN
III. PROSEDUR PRAKTIKUM :
1. Rangkai rangkaian seperti gambar pada projectboard
2. Atur catu daya sebesar+12V pada kaki 7, -12V pada kaki 4
3. Atur function generator : frekuensi (sesuai yang diminta) dan amplitude 2V
4. Pasangkan probe merah FG pada kaki 1 resistor 11 kΩ dan probe hitam pada ground
5. Atur oscilloscope dengan 2 CH : CH 1 untuk input (pada R 11 kΩ) dan CH 2 untuk
output (pin 6 IC741).

IV. HASIL :
Hasil Praktikum menggunakan rangkaian :
1. Pilih frekuensi cutoff, fc = 100 Hz
2. Pilihlah C, C1 = 0.1 uF dan C2 = 2C1 = 0.2 uF
3. Hitunglah R dari
0.707
R=
𝜔𝑐 . 𝐶
0.707
=
(628)(0.1𝑥10−6 )

= 11 kΩ
𝑅1 = 𝑅2 Rf = 2R = 22 kΩ
Frekuensi Low Pass Filter 100 Hz

Hasil Tampilan Oscilloscope


Penguatan :

Penguatan 2x

Penguatan 5x
V. KESIMPULAN :
Low pass filter ordo II sinyal input selalu mendahului sinyal output. Perbedaan frekuensi
dapat dilihat dari sudut fasanya. Rangkaian ini menghasilkan landaian sebesar -40dB / dekade.
Di lihat dari kurva di atas mempunyai landaian yang lebih curam pada saat di belakang fc. Acl
pada rangkaian ini berubah ubah bersamaan dengan berubahnya frekuensi. Pada frekuensi-
frekuensi yang sangat rendah, yaitu ketika  mendekati 0 , besarnya Acl turun sebesar 40 Db .
Dan pada frekuensi yang sangat tinggi, ketika  mendekati takberhingga, besarnya Acl naik
sebesar 40 dB.

2. “High Pass Filter Ordo II”


I. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui cara kerja rangkaian
2. Agar mahasiswa mampu membuat rangkaian High pass Filter ordo II baik dengan
software maupun dengan komponen
3. Untuk membuktikan dan membandingkan hasil pada software dengan real prakteknya.

II. TEORI PENUNJANG


Rangkaian high pass filter ini di rancang sebagai sebuah filter Butterworth high pass
dengan landaian sebesar 40 dB/dekade di bawah frekuensi cut-off. Untuk memenuhi
persyaratan Butterworth, tanggapan frekuensinya harus sebesar 0.707 pada saat frekuensi
cut-off dan menjadi 0 dB dalam pita lewatnya.

III. ALAT DAN BAHAN :


a. LM 741 1 buah
b. Resistor 11 kΩ 1 buah
c. Resistor 22 kΩ 2 buah
d. Kapasitor 2 µF 2 buah
e. Aplikasi Proteus

IV. RANGKAIAN :
V. PROSEDUR PRAKTIKUM :
1. Rangkai rangkaian seperti gambar pada project board
2. Atur catu daya sebesar +12V pada kaki 7, -12V pada kaki 4
3. Atur function generator : frekuensi (sesuai yang diminta) dan amplitude 2V
4. Pasangkan probe merah FG pada kaki 1 resistor dan probe hitam pada ground
5. Atur oscilloscope dengan 2 CH : CH 1 untuk input (pada R) dan CH2 untuk output (pin 6
IC741)

VI. HASIL PRAKTIKUM :


Hasil Praktikum menggunakan rangkaian :
4. Pilih frekuensi cutoff, fc = 100 Hz
5. Pilihlah C1 = C2 = 2 uF
6. Hitunglah R dari
1.414
R=
𝜔𝑐 . 𝐶
0.707
=
(31.4)(2𝑥10−6 )

= 22 kΩ
1
𝑅2 = 2 𝑅1 Rf = R1

Frekuensi High Pass Filter 0.1 Hz

Hasil Tampilan Oscilloscope


Penguatan :

Penguatan 2x

Penguatan 5x
VII. KESIMPULAN :
Rangkaian High pass filter aktif ordo II ini menghasilkan landaian sebesar 40
dB/dekade. Hasil kurvanya semakin curam pada saat di bawah frekuensi cut-off, seperti
gambar kurva di atas. Semakin besar frekuensi maka penguatnya semakin besar,
sedangkan besar sudut fasanya semakin kecil.
Sudut fasa untuk Filter high pass aktif ordo I Butterworth 20 dB/dekade adalah 45° pada
waktu frekuensi cut-off. Sedangkan untuk High pass filter ordo II 40 dB/dekade besarnya
90° pada saat frekuensi cut-off. Maka setiap penambahan 20 dB/dekade maka besar sudut
fasanya akan bertambah sebesar 45° pada saat frekuensi cut-off.

3. “Band Reject Filter”


C1

0.1uF
A

B
R2
C
318k
D
U1(V-)

U1
4
1
5

Input
R1 C2
2 Output
6
3.18k
0.1uF 3

RA
7

1k 741

U1(V+)
RB

50k

Hasil pengujian pada software :


fc = 50 Hz Q=5

𝜔r = 2 x 3.14 x 50 = 314 rad/s


𝜔𝑟 314
B= = = 62.8 rad/s
𝑄 5
2 2
R2 = 𝐵𝐶 = (62.8)(0.1 𝑥 10−6 ) = 318 kΩ
𝑅 318
R1 = 4𝑄22 = 4(52 ) = 3.18 kΩ

Ra tetapkan 1 kΩ
Rb = 2Q2Ra = 2(25)(1k) = 50 kΩ
Gambar grafik Band Reject Filter 50 Hz

 Hasil pengukuran dengan penguatan

Tampilan Oscilloscope 50 Hz
(ket. kuning = input, biru = output)
 Hasil pengukuran dengan penguatan 0.1 x fr yaitu 5 Hz

Tampilan Oscilloscope 5 Hz
(ket. kuning = input, biru = output)
 Hasil pengukuran dengan penguatan 0.5 x fr yaitu 25 Hz

Tampilan Oscilloscope 25 Hz
(ket. kuning = input, biru = output)
 Hasil pengukuran dengan penguatan 5 x fr yaitu 250 Hz

Tampilan Oscilloscope 250 Hz


(ket. kuning = input, biru = output)
 Hasil pengukuran dengan penguatan 10 x fr yaitu 500 Hz

Tampilan Oscilloscope 500 Hz


(ket. kuning = input, biru = output)

Kesimpulan ;

Pengujian ini dilakukan dengan memberikan sinyal input sebesar 2 Vp-p dan hasilnya
seperti table diatas, ketika frekuensi masukan 5 – 500 Hz. Sinyal masukan berkurang sekitar 0,2
– 1,14 V. Semakin mendekati 50 Hz pengurangan sinyal masukan semakin besar dan puncak dari
besarnya pengurangan adalah pada saat frekuensi 50 Hz yaitu sebesar 1,55 V sehingga sinyal
output menjadi 0,35 V, setelah frekuensi dinaikkan maka sinyal keluaran semakin bertambah
mendekati 2 V.

Anda mungkin juga menyukai