MULTIVIBRATOR
I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan :
- Memahami kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit
pulsa
- Membangun rangkaian multivibrator menggunakan timer 555 dan schmitt
trigger.
II. Teori Dasar
IC Timer atau IC Pewaktu adalah suatu IC yang dapat berfungsi sebagai
penghasil pulsa yang mana pulsa pulsa yang dihasilkan tersebut biasanya
dapat digunakan untuk beberapa proses kerja sistem rangkaiana digital dalam
hal sistem waktu maupun pembangkit sinyal biasa. Pulsa yang dihasilkan
berupa sinyal logika high dan low.
Fungsi masing – masing pin IC :
Komponen timing yang terdapat pada IC timer 555 adalah komponen yang
menentukan keadaan pulsa dengan perubahan waktu. Adapun komponen
timing ini berasal dari komponen eksternal dan internal.
Capasitor dapat bertindak sebagai pirati timing hal ini dikarena dengan
adanya kapasitor maka akan terjadi proses pengisian dan pengosongan
kapasitor yang memiliki jangak waktu (t) sehingga akan terbentuk nilai
frekuensi dari pada multivibrator
T=0,636 * R C
Komponen R juga mempengaruhi nilai waktu.
Komponen internal sebagai timing juga adalah flip flop yang bertindak
sebagai penentu keluaran ic logika 1 atau 0 dengan bandwidth tertentu.
Astable multivibrator yang dibangun menggunakan IC pembangkit
gelombang 555 cukup sederhana, karena hanya menambahkan fungsi
rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC pembangkit gelombang 555
merupkan chip yang didesain khusus untuk keperluan pembangkit pulsa pada
multivibrator dan timer. Tank circuit yang digunakan untuk membuat
multivibrator astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor (R) dan
kapasitor (C). Rangkaian dasar multivibrator astabil yang dibangun
menggunakan IC 555 dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut.
Rangkaian Astable Multivibrator IC 555
kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA dan RB . Ketika tegangan pada
pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi pada
komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke
positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1
mengosongkan muatan C lewat RB ke ground.
Bentuk Output Astabil Multivibrator IC 555
2. Led 1 buah
3. Resistor 330 Ω, 1KΩ, 10KΩ, 100KΩ, 1 buah
4. Potensiometer 10KΩ, 100kΩ, 1MΩ 1 buah
5. Kapasitor 100nf; 1μF; 2,2μF; 3,3μF; 4,7μF; 10μF; 100 μF 1 buah
6. Power supply 1 buah
7. Kabel Jumper secukupnya
8. Multi meter 1 buah
9. Osiloskop 1 buah
10. IC timer 555 1 buah
11. 74LS14 Schmitt trigger 1 buah
U1
555
R1
1 Gnd Vcc 8
1k
2 Trg Dis 7
3 Out + V1
Keluaran Thr 6
4 Rst Ctl 5 5V
R2
10k
+
C2 C1
1uF 0.001uF
R3 R1
10k R2 U1 1k
10k 555
1 Gnd Vcc 8 + V1
2 Trg Dis 7 5V
Keluaran 3 Out Thr 6
4 Rst Ctl 5
+
C2 C1
S1 S2 0.01uF 1uF
R2 R1
10k 10k U2
555
1 Gnd Vcc 8
2 Trg + V2
Dis 7
Keluaran 3 Out Thr 6 10V
4 Rst Ctl 5
S2 S1
V. Prosedur Percobaan
1. Periksa semua komponen dan peralatan sebelum digunakan.
2. Hidupkan power supply dan set keluaran catu daya sebesar 5 volt. Matikan
kembali power supply (settingan jangan dirubah).
3. Buat rangkaian seperti pada gambar 1 diatas papan percobaan/prototipe
board. Pergunakan kabel jumper untuk membuat hubungan/jalur sesuai
gambar rangkaian percobaan.
4. Hubungkan masing-masing Pin sesuai peruntukan dengan menggunakan
datasheet.
5. Hidupkan power supply yang telah disetting 5 volt (point 2) hubungkan
terminal + (plus) 5 volt DC dari catu daya ke pin Vcc IC dan terminal –
(minus) pada pin Gnd IC.
Tabel Percobaan 1
Kapasitor Ton Toff
Tahanan (ohm)
No (uF) (waktu) (waktu)
R1 R2 C1 LED LED
1 47k 25,6k 100 12,32 05,03
2 47k 55,5k 100 06,59 03,60
3 47k 100k 100 09,46 06,42
4 47k 153,4k 100 12,91 09,93
5 47k 202,3k 100 15,97 12,56
Tabel Percobaan 2
Tahanan Kapasitor Ton Toff
No (ohm) (uF) (waktu) (waktu)
R1 C1 LED LED
1 5,55K 100 0,78 14,53
2 10,84K 100 2,72 25,24
3 20,3K 100 3,72 25,32
4 35,32K 100 3,42 25,39
5 50,2K 100 4,38 29,53
Tabel Percobaan 3
Masukan Keluaran
No
S2 S1 Q
1 0 0 0
2 0 1 0
3 1 0 1
4 1 1 0
Analisa
1) Dari ketiga rangkaian percobaan 1 sampai 3, perbedaan mendasar pada
rangkaian tersebur adalah sebagai berikut :
a) Pada rangkaian 1, rangkaian ini merupakan rangkaian multivibrator
monostable yang mana rangkian ini memiliki satu keadaan stabil.
Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa
dengan selang waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger
dari luar. Ini berarti bahwa hanya satu saja keadan stabil. Penerapan
trigger mengakibatkan perubahan keadaan kuasi stabil, yang berarti
bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang
waktu yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan proses pengukuran dan proses analisa teoritis dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu yang digunakan untuk
menerapkan variasi dari sistem dua keadaan (two state system) yang dapat
menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang dapat digunakan sebagai pewaktu
(timer) dari rangkaian-rangkaian sekuensial. Multivibrator
beroperasiDasar sebagai osilator, yaitu sebagai sebuah rangkaian
pembangkit sinyal, di mana sinyal yang dihasilkan pada keluaran akan
berbentuk gelombang persegi (square wave). Multivibrator dalam
pengoperasiannya memiliki dua keadaan utama, yaitu keadaan stabil dan
keadaan tak stabil.
2. Multivibrator terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan keadaan stabil
nya yaitu Multivibrator astabil (astable multivibrator), Multivibrator
monostabil (monostable multivibrator) dan Multivibrator bistabil (bistable
multivibrator
3. Multivibrator astabil adalah multivibrator yang bersifat free-running, yaitu
tidak memiliki keadaan stabil yang permanen pada suatu periode tertentu,
oleh sebab itu tidak dibutuhkan suatu masukan (input). Waktu aktif dari
setiap komponen penguat bergantung pada waktu pengisian dan
pengosongan kapasitor pada rangkaian.
4. Multivibrator monostabil adalah multivibrator yang memiliki satu kondisi
stabil dan satu kondisi tak stabil. Mempunyai satu buah masukan denyut
pemicu (input trigger pulse) untuk mengubah keadaan stabil dan tak stabil.
Keadaan stabil akan menjadi tak stabil apabila diberikan suatu denyut
pemicu negatif (negative trigger pulse) pada komponen penguat yang
sedang aktif.
5. Multivibrator bistabil adalah multivibrator yang memiliki dua keadaan
stabil. Tidak adanya waktu pengisian/pengosongan karena tidak memiliki
kapasitor, sehingga waktu aktif dari komponen penguat diatur oleh pemicu
(trigger) eksternal. Memiliki dua keadaan ‘set’ dan ‘reset’ yang
menyebabkan pada keadaan awal komponen-komponen aktif menghantar