Anda di halaman 1dari 12

23

MULTIVIBRATOR

I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan :
- Memahami kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit
pulsa
- Membangun rangkaian multivibrator menggunakan timer 555 dan schmitt
trigger.
II. Teori Dasar
IC Timer atau IC Pewaktu adalah suatu IC yang dapat berfungsi sebagai
penghasil pulsa yang mana pulsa pulsa yang dihasilkan tersebut biasanya
dapat digunakan untuk beberapa proses kerja sistem rangkaiana digital dalam
hal sistem waktu maupun pembangkit sinyal biasa. Pulsa yang dihasilkan
berupa sinyal logika high dan low.
Fungsi masing – masing pin IC :

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


24

Komponen timing yang terdapat pada IC timer 555 adalah komponen yang
menentukan keadaan pulsa dengan perubahan waktu. Adapun komponen
timing ini berasal dari komponen eksternal dan internal.
Capasitor dapat bertindak sebagai pirati timing hal ini dikarena dengan
adanya kapasitor maka akan terjadi proses pengisian dan pengosongan
kapasitor yang memiliki jangak waktu (t) sehingga akan terbentuk nilai
frekuensi dari pada multivibrator
T=0,636 * R C
Komponen R juga mempengaruhi nilai waktu.
Komponen internal sebagai timing juga adalah flip flop yang bertindak
sebagai penentu keluaran ic logika 1 atau 0 dengan bandwidth tertentu.
Astable multivibrator yang dibangun menggunakan IC pembangkit
gelombang 555 cukup sederhana, karena hanya menambahkan fungsi
rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC pembangkit gelombang 555
merupkan chip yang didesain khusus untuk keperluan pembangkit pulsa pada
multivibrator dan timer. Tank circuit yang digunakan untuk membuat
multivibrator astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor (R) dan
kapasitor (C). Rangkaian dasar multivibrator astabil yang dibangun
menggunakan IC 555 dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut.
Rangkaian Astable Multivibrator IC 555

Pada rangkaian tank cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan


dua resistor, sebuah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut
resistor RA dihubungkan antara +VCC dan terminal discharger (pin 7).
Resistor RB dihubungkan antara pin 7 dengan terminal treshod (pin 6).
Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan ground. Triger (pin 2) dan input
treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu. Pada saat sumber tegangan pertama
Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam
25

kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA dan RB . Ketika tegangan pada
pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi pada
komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke
positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1
mengosongkan muatan C lewat RB ke ground.
Bentuk Output Astabil Multivibrator IC 555

Ketika tegangan pada kapasitor C turun sampai di bawah sepertigaVCC,


ini akan memberikan energi ke komparator 2. Antara triger (pin 2) dan pin 6
masih terhubung bersama. Komparator 2 menyebabkan tegangan positif pada
input set dari flip-flop dan memberikan output negatif. Output (pin 3) akan
berubah ke harga +VCC dan terjadi proses pengosongan melalui (pin7).
Kemudian C mulai terisi lagi ke harga VCC melalui RA dan RB. Kapasitor C
akan terisi dengan harga berkisar antara sepertiga dan dua pertiga VCC.
Frekuensi output astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1/T . Ini
menunjukkan sebagai total waktu yang diperlukan untuk pengisian dan
pengosongan kapasitor C. Waktu pengisian ditunjukkan oleh jarak t1 dan t3.
Waktu pengosongan diberikan oleh t2 dan t4. Frekuensi kerja astabil
multivibrator dengan IC 555 diatas dapat dirumuskan secara matematis sebagai
berikut :
Nilai resistansi RA dan RB sangat penting untuk pengoperasian astable
multivibrator. Jika RB lebih dari setengah harga RA, rangkaian tidak akan
berosilasi. Harga ini menghalangi sinyal triger turun dari harga dua pertiga
VCC ke sepertigaVCC. Ini berarti IC tidak mampu untuk memicu kembali
secara mandiri atau tidak siap untuk operasi berikutnya.
II. Alat dan Bahan
1. Protoboard 1 buah
Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam
26

2. Led 1 buah
3. Resistor 330 Ω, 1KΩ, 10KΩ, 100KΩ, 1 buah
4. Potensiometer 10KΩ, 100kΩ, 1MΩ 1 buah
5. Kapasitor 100nf; 1μF; 2,2μF; 3,3μF; 4,7μF; 10μF; 100 μF 1 buah
6. Power supply 1 buah
7. Kabel Jumper secukupnya
8. Multi meter 1 buah
9. Osiloskop 1 buah
10. IC timer 555 1 buah
11. 74LS14 Schmitt trigger 1 buah

IV. Rangkaian Percobaan

U1
555
R1
1 Gnd Vcc 8
1k
2 Trg Dis 7
3 Out + V1
Keluaran Thr 6
4 Rst Ctl 5 5V
R2
10k
+

C2 C1
1uF 0.001uF

Gambar 1. Rangkaian Percobaan 1

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


27

R3 R1
10k R2 U1 1k
10k 555
1 Gnd Vcc 8 + V1
2 Trg Dis 7 5V
Keluaran 3 Out Thr 6
4 Rst Ctl 5

+
C2 C1
S1 S2 0.01uF 1uF

Gambar 2. Rangkaian Percobaan 2

R2 R1
10k 10k U2
555
1 Gnd Vcc 8
2 Trg + V2
Dis 7
Keluaran 3 Out Thr 6 10V
4 Rst Ctl 5

S2 S1

Gambar 3. Rangkaian percobaan 3

V. Prosedur Percobaan
1. Periksa semua komponen dan peralatan sebelum digunakan.
2. Hidupkan power supply dan set keluaran catu daya sebesar 5 volt. Matikan
kembali power supply (settingan jangan dirubah).
3. Buat rangkaian seperti pada gambar 1 diatas papan percobaan/prototipe
board. Pergunakan kabel jumper untuk membuat hubungan/jalur sesuai
gambar rangkaian percobaan.
4. Hubungkan masing-masing Pin sesuai peruntukan dengan menggunakan
datasheet.
5. Hidupkan power supply yang telah disetting 5 volt (point 2) hubungkan
terminal + (plus) 5 volt DC dari catu daya ke pin Vcc IC dan terminal –
(minus) pada pin Gnd IC.

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


28

6. Berikan masukan data logika pada terminal masukan sesuai gambar


rangkaian. Gunakan rangkaian antibounce sebagai data logika masukan.
7. Masukkan data yang diperoleh kedalam tabel percobaan.
8. Ulangi langkah/prosedur pada point 3–point 7 untuk setiap rangkaian
percobaan 1 hingga rangkaian percobaan 3.
9. Untuk mendapatkan data frekwensi dan bentuk gelombang lakukan
pengukuran menggunakan osiloskop, cantumkan pula settingan osiloskop
yang digunakan.
10. Pada percobaan 4, lakukan pengukuran tegangan masukan pada IC schmitt
trigger sebelum dan sesudah penekanan switch S1.
11. Semua pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimeter dan
osiloskop.

VI. Tabel Data

Tabel Percobaan 1
Kapasitor Ton Toff
Tahanan (ohm)
No (uF) (waktu) (waktu)
R1 R2 C1 LED LED
1 47k 25,6k 100 12,32 05,03
2 47k 55,5k 100 06,59 03,60
3 47k 100k 100 09,46 06,42
4 47k 153,4k 100 12,91 09,93
5 47k 202,3k 100 15,97 12,56

Tabel Percobaan 2
Tahanan Kapasitor Ton Toff
No (ohm) (uF) (waktu) (waktu)
R1 C1 LED LED
1 5,55K 100 0,78 14,53
2 10,84K 100 2,72 25,24
3 20,3K 100 3,72 25,32
4 35,32K 100 3,42 25,39
5 50,2K 100 4,38 29,53

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


29

Tabel Percobaan 3
Masukan Keluaran
No
S2 S1 Q
1 0 0 0
2 0 1 0
3 1 0 1
4 1 1 0

VII. Analisa Data dan Kesimpulan


1. Dari percobaan 1 hingga percobaan 3 apa perbedaan mendasar dari
rangkaian tersebut? Apa yang menjadi konsep dasar hingga dapat
menghasilkan gelombang keluaran.
2. Pada percobaan 1 pergunakan perhitungan untuk mendapatkan besarnya
frekwensi.
3. Di percobaan 2 dan 3 jelaskan fungsi masing - masing swicth apa
pengaruhnya terhadap keluarannya.
4. Jelaskan kerja rangkaian percobaan 1 hingga 3.
5. Sebagai kesimpulan jelaskan guna dari rangkaian multivibrator yang
telah dipraktekan serta proses teori apa yang digunakan. Kapan
menggunakan rangkaian tersebut.

Analisa
1) Dari ketiga rangkaian percobaan 1 sampai 3, perbedaan mendasar pada
rangkaian tersebur adalah sebagai berikut :
a) Pada rangkaian 1, rangkaian ini merupakan rangkaian multivibrator
monostable yang mana rangkian ini memiliki satu keadaan stabil.
Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa
dengan selang waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger
dari luar. Ini berarti bahwa hanya satu saja keadan stabil. Penerapan
trigger mengakibatkan perubahan keadaan kuasi stabil, yang berarti
bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang
waktu yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal.

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


30

Akibatnya adalah sinyal trigger internal dibangkitkan yang


menghasilkan transisi keadaan stabil.
b) Pada rangkaian 2, rankaian ini merupakan rangkaian multivibrator
astable yang mana rangkaian ini tidak memiliki keadaan stabil.
Multivibrator astabil atau free running adalah multivibrator yang
memiliki dua keadaan kuasi stabil (bukan keadaan stabil), dan kondisi
rangkaian berosilasi diantaranya. Dalam hal ini tidak diperlukan sinyal
trigger luar untuk menghasilkan perubahan keadaan. Karena sifat osilasi
diantara dua keadaan ini, rangkaian astabil digunakan untuk
menghasilkan gelombang segi empat.
c) Pada rangkaian 3, rangkaian ini merupakan rangkain multivibrator
bistable yang mana rangkaian ini memiliki dua keadaan stabil.
Bistable multivibrator merupakan jenis multivibrator yang memiliki
output dengan dua keadaan stabil. Pulsa triger pada input rangkaian
akan menyebabkan rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi
stabil. Pulsa kedua akan menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi
stabil lainnya. Multivibrator bistabil ini hanya akan berubah keadaan
jika diberi pulsa triger sebagai input. Multivibrator bistable ini sering
disebut sebagai flip-flop. Output rangkaian multivibrator bistabil akan
lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser kembali ke
kondisi lain (flop) jika dipicu dengan pulsa triger berikutnya.
Rangkaian kemudian menjadi stabil pada suatu kondisi dan tidak akan
berubah atau toggle sampai ada perintah dengan diberi pulsa triger.
2) Untuk rangkaian 1 besarnya frekuensi pada rangkain tersebut akan didapat
melalui cara sebagai berikut :
F = 1/T
Perhitungan
Kapasitor Ton Toff
Tahanan (ohm)
No (uF) (waktu) (waktu)
R1 R2 C1 LED LED
1 47k 25,6k 100 12,32 05,03
2 47k 55,5k 100 06,59 03,60
Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam
31

3 47k 100k 100 09,46 06,42


4 47k 153,4k 100 12,91 09,93
5 47k 202,3k 100 15,97 12,56
Pada saat tabel no. 1
T= 12,32 + 05,03 =17,35 S
F= 1/T = 1/17,35 = 0,0576 Hz
Pada saattabel no. 2
T= 06,69 + 03,60 = 10,29
F= 1/T = 1/10,29 = 0,0971 Hz
Pada saattabel no. 3
T= 09,46 + 06,42 = 15,88
F= 1/T = 1/15,88 = 0,0629 Hz
Pada saattabel no. 4
T= 12,91+ 09,93 = 22,84
F= 1/T = 1/22,84 = 0,0437 Hz
Pada saattabel no. 5
T= 15,97 + 12,56 = 28,53
F= 1/T = 1/28,53 = 0,035 Hz
3) Pada rangkaian 2, switch yang berpengaruh adalah kapasitor dimana
kapasitor ini akan berfungsi sebagai switch. Saat dalam proses pengisian
muatan kapasitor bertidak sebagai Switch On, sedangkan pada saat
pengosongan muatan kapasitor bertindak sebagai Switch Off.
Pada rangkaian 3, switch yang berpengaruh adalah S1 (Switch 1) dimana
switch pada rangkaian ini berfungsi sebagai Trigger (pemicu sinyal
masukan).
4) Pada rangkaian 1 dan 2 prinsip kerja rangkaian hampir sama dimana
kapasitor bertidak sebagai switch dan potensio bertindak sebagai
komponen penentu berapa lama output (keluaran LED) akan menyala dan
mati. Namun pada rangkaian 1 merupakan rangkaian Multivibrator
Monostable dimana rangkaian ini memiliki satu keadaan stabil, sedangkan
pada rangkaian 2 merupakan rangkaian Multivibrator Astable dimana

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


32

rangkaian ini ridak memiliki suatu keadaan stabil output (keluaran)


dipengaruhi oleh sinyal trigger (pemicu sinyal) dari luar untuk merubah
keadaannya outputnya.
Pada rangkaian 3 prinsip kerja rangkaian, pulsa triger pada input rangkaian
akan menyebabkan rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi stabil.
Pulsa kedua akan menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi stabil
lainnya. Multivibrator bistabil ini hanya akan berubah keadaan jika diberi
pulsa triger sebagai input. Rangkaian ini memiliki 2 keaadan stabil
(Mulivibrator Bistable).

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


33

KESIMPULAN
Setelah dilakukan proses pengukuran dan proses analisa teoritis dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu yang digunakan untuk
menerapkan variasi dari sistem dua keadaan (two state system) yang dapat
menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang dapat digunakan sebagai pewaktu
(timer) dari rangkaian-rangkaian sekuensial. Multivibrator
beroperasiDasar sebagai osilator, yaitu sebagai sebuah rangkaian
pembangkit sinyal, di mana sinyal yang dihasilkan pada keluaran akan
berbentuk gelombang persegi (square wave). Multivibrator dalam
pengoperasiannya memiliki dua keadaan utama, yaitu keadaan stabil dan
keadaan tak stabil.
2. Multivibrator terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan keadaan stabil
nya yaitu Multivibrator astabil (astable multivibrator), Multivibrator
monostabil (monostable multivibrator) dan Multivibrator bistabil (bistable
multivibrator
3. Multivibrator astabil adalah multivibrator yang bersifat free-running, yaitu
tidak memiliki keadaan stabil yang permanen pada suatu periode tertentu,
oleh sebab itu tidak dibutuhkan suatu masukan (input). Waktu aktif dari
setiap komponen penguat bergantung pada waktu pengisian dan
pengosongan kapasitor pada rangkaian.
4. Multivibrator monostabil adalah multivibrator yang memiliki satu kondisi
stabil dan satu kondisi tak stabil. Mempunyai satu buah masukan denyut
pemicu (input trigger pulse) untuk mengubah keadaan stabil dan tak stabil.
Keadaan stabil akan menjadi tak stabil apabila diberikan suatu denyut
pemicu negatif (negative trigger pulse) pada komponen penguat yang
sedang aktif.
5. Multivibrator bistabil adalah multivibrator yang memiliki dua keadaan
stabil. Tidak adanya waktu pengisian/pengosongan karena tidak memiliki
kapasitor, sehingga waktu aktif dari komponen penguat diatur oleh pemicu
(trigger) eksternal. Memiliki dua keadaan ‘set’ dan ‘reset’ yang
menyebabkan pada keadaan awal komponen-komponen aktif menghantar

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam


34

6. Kegunaan dari multivibrator bistabil antara lain:Sebagai pembangkit


sinyal yang menghasilkan gelombang keluaran dengan periode tetap.
Kegunaan dari multivibrator monostabil antara lain:Peregangan periode
waktu terhadap denyut sinyal keluaran (pulse stretching).
Kegunaan dari multivibrator bistabil antara lain:Membangkitkan dan
memproses sinyal-sinyal denyut.

Praktikum Elektronika Digital 2 - Medi Yuwono Tharam

Anda mungkin juga menyukai