Anda di halaman 1dari 3

MULTIVIBRATOR

1. Multivibrator:
Multivibrator terbagi: Bistable multivibrator, Monostable multivibrator, Astable multivibrator.
Bistable multivibrator mempunyai ciri bahwa rangkaian tetap berada pada level keluaran
yang diberikan jika tidak diberikan sinyal (trigger) dari luar. Pemberian sinyal dari luar
mengakibatkan perubahan keadaan, dan level keluaran tetap hingga ada sinyal trigger luar
berikutnya. Jadi bistable memerlukan dua sinyal trigger dari luar untuk kembali ke keadaan awal.
Monostable multivibrator menghasilkan pulsa dengan selang waktu tertentu dalam
menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti hanya ada satu keadaan stabil. Penerapan
trigger mengakibatkan perubahan ke keadaan kuasi (tidak) stabil. Rangkaian tetap berada pada
kuasi stabil pada selang waktu yang ditentukan oleh harga komponen yang ada pada rangkaian,
dan kemudian kembali ke keadaan asal oleh sinyal trigger internal yang dibangkitkan yang
menghasilkan keadaan stabil.
Astable multivibrator mempunyai dua keadaan kuasi stabil, dan rangkaian beroscilasi
diantaranya. Dalam hal ini tidak diperlukan sinyal trigger dari luar untuk menghasilkan
perubahan keadaan. Lamanya rangkaian pada suatu keadaan ditentukan oleh harga komponen
yang ada pada rangkaian.

2. Rangkaian Bistable multivibrator dengan Transistor:


Bistable multivibrator mempunyai dua kondisi stabil yaitu rangkaian akan tetap berada pada
salah satu keadaan hingga pulsa trigger diberikan untuk memindahkan rangkaian ke keadaan lain,
dan rangkaian akan tetap berada pada keadaan tersebut hingga pulsa trigger berikutnya diberikan
untuk memindahkan ke keadaan awal.
Rangkaian Bistable multivibrator seperti dibawah ini dengan carakerja sebagai berikaut:
Transistor konduksi secara bergantian, saat T1 on maka T2 off, dioda D1 konduksi dan dioda D2
tidak konduksi. Pulsa trigger negatip mengendalikan basis T1 menjadi off dan karenanya T2 on.
Dengan T2 on, dioda D2 konduksi dan dioda D1 tidak konduksi. Pemberian pulsa trigger negatip
berikutnya mengendalikan basis T2 menjadi off dan karenanya T1 menjadi on. Jika pulsa trigger
diberikan dari suatu Clock yang mempunyai pulsa bergantian, mengendalikan basis transistor
tidak konduksi secara bergantian antara T1 dan T2, dan rangkaian menyaklarkan/memindahkan
secara berulang ulang antara suatu keadaan ke keadaan lainnya.

Vcc

R2 R7
R3 R5 Output

T1 T2

R1 R8
C R4 R6
D1
D2

Trigger input
-Vbb
3. Rangkaian Monostable multivibrator:
Merupakan rangkaian yang mempunyai satu kondisi stabil dan satu kondisi tidak stabil. Saat
supply di on kan, rangkaian akan berada pada kondisi stabil dan tetap berada pada kondisi
tersebut hingga pulsa trigger diberikan pada rangkaian untuk mengawali perpindahan ke kondisi
tidak stabil, selanjutnya rangkaian akan tetap berada pada kondisi tersebut untuk selang waktu
yang ditentukan oleh harga komponen yang ada pada rangkaian, dan kembali ke kondisi stabil.
Rangkaian dibawah merupakan rangkaian Monostable multivibrator yang carakerja nya
adalah Transistor konduksi secara bergantian antara T1 dan T2. Kondisi stabil terjadi saat T2 on
dan T1 off dikarenakan tegangan pada terminal basisnya. Dengan T2 saturasi maka tegangan
collectornya adalah Vce sat = 0,1V. Jika pulsa trigger positip di berikan pada rangkaian,
mengendalikan T1 menjadi saturasi dan tegangan collector T1 turun dari +Vcc menjadi Vce sat
(≈ 0V). Tegangan negatip di lewatkan melalui C2 terhadap basis T2, dan teg basisnya adalah dari
0V menjadi –Vcc, yang menjadikan T2 off, yang kemudian tegangan collector T2 akan naik dari
0V menjadi +Vcc, dan capacitor C2 mempunyai tegangan –Vcc. Capacitor C2 mulai mengisi
muatan dengan konstanta waktu R 2 C 2 menuju +Vcc. Jadi total tegangannya 2Vcc. Tegangan C2
merupakan tegangan basis T2 dan tegangannya melalui 0V, yang menjadikan T2 mulai konduksi,
dengan demikian tegangan collectornya akan turun. Tegangan negatip pada basis T1
menyebabkan arus konduksinya berkurang dan menjadikan tegangan collector T1 naik. Kerja
tersebut berulang kembali ke keadaan stabil. Waktu untuk T2 konduksi, dimana tegangan
basisnya 0V ditentukan oleh lamanya waktu pengisian C2 mencapai tegangan yang cukup untuk
mengkonduksikan T2. Sehingga persamaannya adalah
Vc2 = Vcc = 2Vcc (1- e –t/R2C2) → t = 0,693 R 2 C 2.
Vcc

R1 R2 R5
C2 R4

Out

T1 T2

R3

Trigger input

-Vbb
C1

4. Rangkaian Astable Multivibrator:


Vcc

R1 R3
R2 R4
C1 C2

T1 T2

Transistor T2 konduksi oleh tegangan pengisian capasitor C1 melalui R2, dan transistor T1
oleh tegangan pengisian capacitor C2 melalui R3
SOAL:
1. Jelaskan cara kerja dan gambar gel output, tentukan teg output tinggi & rendah dari rangkaian
pada gambar dibawah, dan hitung frek output jika mempunyai siklus kerja 40%.(Vce sat = 0,1V).
12V

39K 56K
47K
82K
0,5nF
T rig g e r O u tp u t
in p u t C3

C1

C2 3K
1K

2. Rancang rangk Astable MV yg menghasilkan gel keadaan tinggi 5V selama 0,25mS, dan
keadaan rendah 0,2V, dg frek 1,5KHz.Anggap Ic transistor saat konduksi 2,4mA, Vcesat =0,2V,
C=50nF. Tentukan harga-harga R

Anda mungkin juga menyukai