MODUL VII
INVERTER SATU FASA
Disusun Oleh:
NAMA : MIRZA SULTAN FARZA
NIM : 180211028
KELOMPOK :
LABORATORIUM LISTRIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
Dapat mengoperasikan sebuah PWM inverter satu phasa.
2. Memahami sistem pengoperasian sebuah inverter satu phasa dengan modulasi
180o.
B. Dasar Teori
Inverter adalah sebuah alat yang dapat mengubah daya dc menjadi daya ac.
Termasuk satu phasa, dua phasa, dan tiga phasa jaringan daya ac dengan variabel
frekuensi dan tegangan yang diperoleh. Jaringan daya ac secara luas digunakan
untuk membuat variasi pada motor ac.
Sebuah inverter satu phasa dapat diperoleh dengan menggunakan sebuah
chopper 4 kuadran., yang mana duty cycle dari switching control sinyal di ubah-
ubah sehingga tegangan pada chopper keluaran pengganti yang memberikan
perbedaan antara nilai positif dan nilai negatif.
Sebuah gelombang sinyal sinusoidal memodulasikan duty cycle dari switching
control sinyal. Hasilnya, bentuk gelombang tegangan pada keluaran chopper 4
kuadran adalah sebuah serangkaian pulsa-pulsa bipolar yang mana lebar bervariasi
sesuai dengan reaksi tegangan dari gelombang sinyal sinusoidal. Pada gambar 1.1
dapat dilihat tegangan yang dimaksud, siklus lebih, dari serangkaian pulsa bipolar
pada keluran chopper 4 kuadran. Dapat dilihat juga tegangan tersebut merupakan
sebuah tegangan ac yang mempunyai bentuk yang sama (sinusoidal) sebagai sinyal
yang diapliksikan ke duty cycle kontrol masukan dari chopper 4 kuadran.
Celah antara lebar dari pulsa-pulsa bipolar pada chopper 4 kuadran divariasikan
tergantung pada amplitudo sinyal gelombang sinusoidal. Peningkatan amplitudo
gelombang sinyal sinusoidal menambah jarak dari variasi lebar pulsa-pulsa, oleh
karena itu, amplitudo dari tegangan ac terdapat pada keluaran chopper 4 kuadran.
Variasi lebar pulsa pada keluaran chopper 4 kuadran tergantung pada frekuensi dari
gelombang sinyal sinusoidal. Peningkatan frekuensi gelombang sinyal sinusodal pada
saat lebar pulsa bervariasi, oleh karena itu frekuensi dari tegangan ac di dapat pada
keluaran chopper 4 kuadran.
Gambar 1.1. Penggunaan chopper 4 kuadran sebagai inverter
Gambar 1.2. Inverter 1 phasa yang terdiri dari 2 MOSFET dan 1 dioda free-
wheeling
B. Prosedur Percobaan
Mengubah daya dc menjadi daya ac dengan menggunakan chopper 4 kuadran
1. Rangkaian dibuat seperti gambar 2.1.
2. Frekuensi pada swithcing kontrol sinyal diatur ke 1 kHz. Rangkaian
disimulasikan dengan duty cycle 0.3 dan 0.7, dan tegangan keluaran chopper
diamati.
A
Q1 Q2
L1
e1dc e1ac
Vdc Vin
C
VP3
R1
Q4 Q5
V
V
V
C1 e1dc
Vdc I1
C
A
L1
Q4 e1
C2
e2dc
R1
Vsin
Gambar 2.3 PWM inverter satu fasa dengan dua MOSFET dan sebuah dual-
polaritas penyuplai daya dc
Tabel 2.3. Ketentuan untuk PWM inverter satu fasa dengan dua MOSFET
dan sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc
SIMULASI KONTROL YANG
Line
Vdc R1 L1 C1 C2 C DIANJURKAN
Voltage
(Vdc) (Ω) (H) (F) (F) (F)
(Vac) Time Total
Tprint Iprint
Step Time
120 90 1200 1.6 46.2E-6 46.2E-6 420 E-6 1.00E-04 1 0.98 1
220 165 4400 6.4 15.2E-6 15.2E-6 105 E-6 1.00E-04 1 0.98 1
240 180 4800 6.4 13.9E-6 13.9E-6 105 E-6 1.00E-04 1 0.98 1
4. Bentuk gelombang dari arus dan tegangan keluaran PWM inverter satu fasa
digambarkan.
Cara kerja modulasi 180o inverter satu fasa dengan penggunaan 2 MOSFET
1. Rangkaian dibuat seperti gambar 2.4, dan tegangan segiempat diset dengan
frekuensi 125 Hz dan duty cycle 50%.
e1dc Q1
c1
Vdc eq1 I1
C
A
L1
e1
c2 e2dc Q4
R1
eq2
Gambar 2.4 Modulasi 180o inverter satu fasa dengan dua MOSFET dan
sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc.
A. Hasil Praktikum
Tabel 3.1. Pengukuran untuk demonstrasi konversi daya dc ke ac
Duty Tegangan Output Tegangan Output
R1 L1 C
VDC Cycle E1dc E1ac
(Ω) (H) (F)
VDC VAC
90 V 1200 1.6 420E-6 0.3 35.99 V 81.38 V
Gambar 3.10. Tegangan PWM inverter satu fasa dengan dua MOSFET dan
sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc (Vdc = 90)
Gambar 3.11. Tegangan PWM inverter satu fasa dengan dua MOSFET dan
sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc (Vdc = 165)
Gambar 3.12. Tegangan PWM inverter satu fasa dengan dua MOSFET dan
sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc (Vdc = 180)
Tabel 3.4. Pengukuran modulasi 180o inverter satu fasa dengan dua MOSFET dan
sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc.
Gambar 3.13. Tegangan dan Arus modulasi 180o inverter satu fasa dengan dua
MOSFET dan sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc. (Vdc = 90)
Gambar 3.14. Tegangan dan Arus modulasi 180o inverter satu fasa dengan dua
MOSFET dan sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc. (Vdc = 165)
Gambar 3.15. Tegangan dan Arus modulasi 180o inverter satu fasa dengan dua
MOSFET dan sebuah dual-polaritas penyuplai daya dc. (Vdc = 180)
B. Analisis Pengamatan
Pada modul ini hal yang akan dibahas adalah inverter satu fasa, dimana
praktikan diarahkan untuk dapat mengukur tegangan dan arus AC yang dihasilkan
secara simulasi dengan menggunakan aplikasi PSIM.
Adapun pembahasan yang akan dibahas pengukurannya yaitu mengoperasikan
sebuah PWM inverter satu phasa dan memahami sistem pengoperasian sebuah
inverter satu phasa dengan modulasi 180o. Beban yang digunakan adalah beban
resistif (R) induktif (L), dan kapasitif (C).
Untuk praktikum inverter satu fasa berbasis PSIM ini, hal yang perlu dilakukan
yaitu mengatur konfigurasi sesuai dengan arahan untuk mengecek dan
mensimulasikan bagaimana hasil yang akan ditampilkan.
Setiap hasil simulasi yang dihasilkan mendapatkan variasi nilai yang berbeda-
beda, hal ini bergantung pada sumber tegangan, nilai beban dan duty cycle yang
diinput.
Jika dilihat lebih detail pada pembahasan ini setiap beban yang diinput
menghasilkan bentuk gelombang yang hampir serupa namun memiliki nilai
simulasi yang berbeda, ini diakibatkan oleh gelombang sinyal sinusoidal yang
memodulasikan duty cycle dari switching control sinyal. Hasilnya, bentuk
gelombang tegangan pada keluaran chopper 4 kuadran adalah sebuah serangkaian
pulsa-pulsa bipolar yang mana lebar bervariasi sesuai dengan reaksi tegangan dari
gelombang sinyal sinusoidal.
Untuk hasil setelah penginputan dan detail yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4. Sedangkan untuk grafik gelombang, dapat dilihat pada
setiap gambar yang sudah dilampirkan pada BAB III.
C. Tugas
1. Berikan penjelasan mengapa bentuk gelombang keluaran arus pada chopper
empat kuadran seperti gelombang sinyal sinusoidal?
Jawab: karena bentuk gelombang tegangan pada keluaran chopper 4 kuadran
adalah sebuah serangkaian pulsa-pulsa bipolar yang mana lebar bervariasi
sesuai dengan reaksi tegangan
2. Efek apa yang ditimbulkan dari amplitudo dan frekuensi gelombang sinyal
sinusoidal dalam bentuk gelombang dari tegangan yang dihasilkan oleh
keluaran chopper 4 kuadran ?
Jawab: Peningkatan amplitudo gelombang sinyal sinusoidal menambah jarak
dari variasi lebar pulsa-pulsa, oleh karena itu, amplitudo dari tegangan ac
terdapat pada keluaran chopper 4 kuadran. Variasi lebar pulsa pada keluaran
chopper 4 kuadran tergantung pada frekuensi dari gelombang sinyal sinusoidal.
Peningkatan frekuensi gelombang sinyal sinusoidal pada saat lebar pulsa
bervariasi, oleh karena itu frekuensi dari tegangan ac di dapat pada keluaran
chopper 4 kuadran.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada inverter satu fasa pembahasan utamanya adalah cara mengoperasikan
mengoperasikan sebuah PWM inverter satu phasa dan memahami sistem
pengoperasian sebuah inverter satu phasa dengan modulasi 180o.
Untuk melakukan praktikum ini bisa disimulasikan dengan menggunakan
aplikasi PSIM dan untuk mengoperasikannya, dibutuhkan sebuah petunjuk untuk
membuktikan hasil pengukuran simulasi.
Pada modul ini, pembahasan yang dibahas terkait dengan inverter satu fasa
bagaimana mengubah daya dc menjadi daya ac.
B. Saran
Semoga laboratorium listrik Pendidikan Teknik Elektro semakin maju, baik
dari segi kelengkapan alat bahan maupun dari kondisi fisik bangunan