Anda di halaman 1dari 33

UNIT I

UJT-SCR PHASE CONTROL


Bab I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui karakteristik UJT-SCR phase control.
2. Memahami bentuk gelombang tegangan pada keluaran tegangan penyulut.
3. Dapat menyimpulkan hasil percobaan.
Bab II. Alat dan Bahan
1. Penyedia daya unit KL-51001.
2. Isolation transformer KL-58002.
3. Modul KL-53005.
4. Osiloskope.
Bab III. Dasar Teori

Setiap alat semi konduktor dengan hambatan negative karakteristik dapat digunakan
sebagai suatu alat yang mencetuskan hambatan. Gambar di atas menunjukkan
beberapa aplikasi dasar alat yang mencetuskan hambatan sering digunakan untuk SCR
atau TRIAC.
Pergeseran fase sirkit yang hampri bias dipastikan untuk menghadapi di dalam
kendali tahap menjadi UJT relaksasi osilator. Gambar di bawah menunjukkan UJT
relaksasi sirkuit getaran mengingatkan bahwa frekuensi goyangan ditentukan oleh
nilai-nilai pemilihan waktu unsur RT dan CT atau f = 1/RTCT. Voltase bentuk

gelombang di emitter VE adalah suatu sawtooth gelombang dan pada satu dasar VB1
adalah suatu nilai positif dari pulsa train yang ditunjukkan pada gambar (b) di bawah.
Pulsa train dihubungkan pada gerbang SCR untuk mengendalikan keluaran kepada
beban. Untuk operasi yang lebih baik, kita perlu melakukan catatan sebagai berikut:

1.

Waktu constant RTCT menetukan sudut SCR. Terapan waktu RTCT


sebanding dengan sudut SCR dan berbanding terbalik dengan beban.

2.

Arus IBB yang kecil mengalir melalui R1 akan menghasilkan suatu


penurunan voltase IBB x R1 ketika UJT pada keadaan off state.

3.

Untuk menghindari mencetuskan SCR selama UJT dalam keadaan


mati. Nilai R1 harus dibatasi pada suatu cakupan yang sesuai.

4.

R2 adalah nilai untuk ganti rugi temperature.

Nilai maksimum R1 gerbang dapat menentukan nilai gerbang minimum yang


mencetuskan nilai voltase SCR dan IBB. Pada gambar (a) di atas hubungan persamaan
matematikanya adalah:
R1 (max) = VGK
(min)/IBB
Di dalam praktek, R1 dan R2 yang bernilai tetap 100 ohm.
2

rBB>>R1+R2:IBB-VBB/rBB
R1(mac)"VGK
(min) (rBB)/VBB

Gambar (a) di atas menunjukkan suatu UJT-SCR half-wave tahap pengendalian sirkit.
Resistor RD dan dioda zener D1 mengatur arus bolak-balik untuk memelihara suatu
perbaikan potensi VZ untuk UJT relaksasi osilator. Bentuk grlombang di dalam sirkit
ditunjukkan pada gambar (b) di atas. Ringkasan operasinya adalah sebagai berikut:
1.

Dioda zener D1 mengeluarkan perbaikan arus dc untuk UJT relaksasi


osilator dan melindungi UJT.

2.

Emiter voltase adalah suatu gelombang sawtooth dan voltase pada B1


adalah suatu pulsa trains, lihat gambar (b) di atas.

3.

Bandingkan bentuk gelombang VE, VB1, dan VLOAD, kita lihat varisai
dari RT, varisai dari perioda relaxation oscillator, sehingga sudut fase dari triggering
akan bervarisai.

4.

Ketika SCR dicetuskan ke kondisi separuh siklus positif, voltase


penyedia daya untuk sirkit UJT akan diturunkan menjadi potensial yang sangat kecil.
Karena pulsa pencetus tidak terjadi di dalam porsi sisa separuh siklus.

5.

Ketika SCR dalam keadaan off, arus pada dioda zener masih mengalir
sepanjang beban dan RD, arus zener dikecilkan dengan menambahkan nilai RD, dapat
dituliskan: RD>>RLOAD.

Rangkaian Tahap Pengaturan AC

Gambar di atas menunjukkan tahapan sirkit control UJT-SCR yang digunakan di


dalam eksperimen ini. Jembatan penyearah, D1 ke D4 menyediakan sutu pulsa DC
membentuk 18V tegangan AC. Dioda zener (ZD1) mengapit pulsa DC pada 12V
untuk osilator relaksasi. Resistor R1 melidungi zener dari over current yang merusak.
Ketika tidak ada gerbang pencetus pada gerbang SCR, SCR akan dalam kondisi off
state sehingga lampu mati. Jika UJT relaksasi osilator beroperasi, pulsa yang ada akan
memicu SCR ke kondisi pada kondisi masing-masing positif separuh siklus, begitu
arus mengalir sepanjang lampu. Beban daya dikendalikan oleh sudut SCR. Singkatnya
beban daya berbanding terbalik dengan perioda dalam memicu pulsa.
Bab IV. Langkah Percobaan
1. Amatilah bentuk tegangan pada keluaran tegangan penyulut, titik E (Osilator
Relaksasi) titik keluaran UJT sebagai pulsa penyulutan dan tegangan keluaran SCR.
Ulangi langkah tersebut untuk beberapa penyulutan berbeda.
2. Catat perubahan tegangan pada beberapa penyulutan: 180, 135, 90, 45, 0.

Bab V. Data Percobaan


A. Bentuk tegangan pada tegangan penyulut, titik E (Osilator Relaksasi) titik keluaran
UJT sebagai pulsa penyulutan dan tegangan keluaran SCR.

B. Bentuk perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan

No
1
2
3
4
5

Sudut penyulutan

Tegangan Keluaran

derajat (0)
180
135
90
45
0

Volt (DC)
0
11
29
80
0

Ketrangan
Lampu Mati
Sangat redup
Lampu redup
LampuTerang
Lampu Mati

Bab VI. Analasisa Data


Besar perubahan tegangan berbanding terbalik dengan besar sudut penyulutan.
Semakin kecil sudut penyulutan maka semakin besar tegangan keluaran. Hal ini akan
mempengaruhi redup terang cahaya lampu. Semakin besar tegangan keluaran maka
semakin terang cahaya lampu dan tegangan keluaran dari rangkain ini adalah DC
karena menggunakan penyulutan SCR.
Bab VII. Kesimpulan
Setiap bahan semikonduktor dengan hambatan negative karakteristik dapat digunakan
sebagai suatu alat yang mencetuskan hambatan. Beberapa aplikasi dasar alat yang
mencetuskan hambatan sering digunakan untuk SCR atau TRIAC.

UNIT II
KARAKTERISTIK DIAC dan TRIAC
Bab I. Tujuan Percobaan
1. Dapat mengetahui karakteristik DIAC dan TRIAC.
2. Dapaat memahami betuk tegangan pada penyulutan TRIAC.
3. Dapat menyimpulkan hasil percobaan.
Bab II. Alat dan Bahan
1. Penyedia daya unit KL-51001.
2. Isolasi Trafo KL-58002.
3. Modul KL-53006.
4. Osciloscope.
Bab III. Dasar Teori

A.

TRIAC Sakelar Sirkuit Stasis


TRIAC sangat cocok untuk penggunaan sakelar arus AC. Sakelar kendali
digunakan untuk menyediakan tegangan pemicu kepada gerbang TRIAC.
Ketika tombol diatur pada posisi 1, arus gebang mengalir melalui R untuk
memicu TRIAC agar bekerja. Selama TRIAC bekerja, arus gerbang dihalangi
dengan sakelar tombol untuk memposisikan ke posisi 2 TRIAC akan tinggal
pada posisinya sampai akhir separuh siklus sumber arus AC.

RC penekanan jaringan dapat juga disebut penghubung sirkit sumber paralel


dengan MT2-MT1 dan digunkan untuk mencegah kerusakan terhadap dv/dt
yang berlebihan pada induktif.
Sirkit pada gambar di atas adalah suatu sirkit sakelar hipotesis untuk
menunjukkan bahwa isyarat gerbang yang sesuai harus berlaku untuk gerbang
terminal pada MT2. Acuan untuk sirkit ada pada gambar di bawah.

1. Pada setengah gelombang positif dari arus AC, isyarat pemicu ke terminal B
harus positif untuk mengaktifkan TRIAC.
2. Pada setengah gelombang negative dari arus bolak-balik, isyarat pemicu ke
terminal B harus negatif untuk mengaktifkan TRIAC.

Pada gambar di bawah menunjukkan sirkit gerbang TRIAC yang didasari oleh
dua dioda dan sebuah variable resistor. D1 dan D2 digunakan untuk
mengendalikan polaritas tegangan pada gerbang positif dan negatif untuk
diterapkan pada tegangan AC yang berturut-turut. Resistor digunakan untuk
mengendalikan gerbang arus dan gerbang TRIAC dan karenanya firing dan
kondisi sudut dapat dikendalikan.

10

1. Selama setengah gelombang positif diterapkan, arus positif melalui D1 dan


R1 untuk mengaktifkan gerbang TRIAC.
2. Selama setengah gelombang negative diterapkan, arus negative melalui D1
dan R1 untuk mengaktifkan gerbang TRIAC.
3. Besarnya R1 menentukan jumlah dari sudut firing 0F dan sudut kondisi 0C
dari TRIAC, lihat bentuk gelombang arus beban.
4. Ketika R1 diputar kearah ke kanan, 0F berubah lebih besar dan 0C lebih
kecil.
5. Ketika R1 diputar kearah ke kiri, 0F menjadi lebih kecil dan 0C menjadi
lebih besar.
B. Tahap Dasar Pengendalian Sirkit DIAC-TRIAC
Gambar di bawah menunjukkan DIAC-TRIAC tahap dasar pengendalian sirkit
, tahap pengendalian sirkit digunakan untuk mengendalikan sudut firring pada
TRIAC.

Pada gambar di bawah menujukkan bentuk gelombang tegangan di dalam


sirkit. Gambar di atas, tegangan VC tertinggal dibelakang tegangan masukan.
Ketika VC mencapai tegangan puncak dari DIAC (+VP atau VP), DIAC dan
TRIAC dipasang. Arus AC dikirimkan pada beban yang pada area yang
diarsir.
11

Ringkasan operasi dari sirtkit gambar di atas sebagai berikut:


1. Muataan kapasitor C1 malalui resistor R1 yang mana C1 diubah melalui
TRIAC dan DIAC.
2. Untuk mengaktifkan TRIAC, ini sangat diperlukan untuk menaikkan
muatan C1 di atas tegangan breakover dari DIAC, +VP dan VP.
3. Jika waktu konstan R1, C1 meningkat karena penyesuaian R1 sudut firring
OF akan membesar dan sudut konduksi akan mengecil. Pada keadaan ini
daya dikirimkan ke beban yang lebih kecil.

4. Kebalikannya, jika waktu konstan R1, C1 mengecil karena penyesuaian


R1 sudut firring OF akan mengecil dan sudut konduksi akan membesar,
pada keadaan ini daya dikirimkan pada beban yang lebih besar.
5. E2 dan C2 membentuk sirkit snubber untuk menghindari dv/dt yang
berlebihan.
6. Sirkit ini sering digunakan sebagai sirkit pengontrol cahaya.
7. Kerugian yang ada di dalam sirkit gambar di atas disebut fenomena
histeresis yang ditunjukkan pada gambar di bawah.

12

Fenomena Histeresis Pada Sirkuit Di Atas


1. Tingkatan tegangan +Vp dan Vp menghadirkan besar picu dari DIAC.
Bentuk gelombang Vc1 adalah tegangan kapasitor tanpa histeresis.
2. Ketika R dibuat sangat kecil, tingkat muatan C1 berubah sangat cepat. Ini
disebabkan karena perbedaan tegangan inisial kapasitor dimulai dari separuh
gelombang dan pada saat itu DIAC memicu TRIAC pada tingkat masukan
yang berbeda.
3. Fenomena histeresis mengakibatkan tegangan beban yang tidak setangkup
ketika ditampilkan.

Untuk suatu beban yang memberi hambatan seperti lampu, ditunjukkan pada
gambar (a) di bawah. Fenomena histeresis menjadi terpisah.

13

1.

Kapan R1 diatur pada beban tinggi untuk mengendalikan lampu di


dalam penerangan yang sangat lemah, mematikan daya. Jika daya dipasang kembali,
TRIAC tidak akan dipasang dan akibatnya lampu mati. R1 harus disesuaikan lagi
untuk mengaktifkan TRIAC.

2.

Ketika lampu terang sedang meningkat secara perlahan, pada suatu


titik spesifide terang lampu akan meningkat tiba-tiba. Oleh karena itu tidak bisa
dikendalikan dengan lembut.
Ada banyak cara untuk meningkatkan fenomena histeresis. Sirkit pada gambar di atas
adalah suatu cara sederhana. 10K ohm resistor digunakan untuk menghindari beban
resistor berkurang menjadi nol ketika menyesuaikan R. sutu jaringan RC tambahan
dihubungkan kepda DIAC untuk meluaskan pemecatan waktu.

14

Gambar Rangkaian Percobaan


Gambar di atas menunjukkan sirkit yang digunakan di dalam eksperimen. Kita akan
menggunakan sirkit yang bagian atas untuk melaksanakan pengukuran karakteristik
DIAC dan TRIAC. Karakteristik DIAC dan TRIAC telah menjadi pengenalan secara
detil. Resistor variable (VR2) digunakan untuk mengubah tegangan DC ke gerbang
TRIAC untuk merencakan kurva V-1. D1 dan C1 digunakan untuk menyediakan suatu
tegangan DC kepada DIAC dari tegangan 36-Vac. VR1 akan mengendalikan muatan
ke kapasitor C2.
Sirkit yang lebih rendah adalah DIAC-TRIAC tahap pengendalian sirkit. Sirkit ini
mempunyai suatu kerugian fenomena histeresis. R9 dan C4 digunakan untuk
meningkatkan efek.
Bab IV. Langkah Percobaan
1.

Hubungkanlah suplai 110Vac persediaan dari penyedia daya unit KL-51001 KL58002 ke modul KL-53006. 36Vac disediakan dengan menghubungkan dua 18 Vac
secara urut.

15

2.

Memasukkan penghubung dengan menyambungkan posisi 2 dan 3. osiloskop


diatur ke X-Y mode. menghubungkan CH1 masuk ke arus AC terminal 0V , GND
pada terminal beban yang yang lain R2, dan CH2 dimasukkan ke terminal AC36V.
Atur

3.

scope Kontrol untuk menandai adanya karakteristik V-I pada tampilan scope dan
gambar dalam tabel di bawah ini.

4.

Dari kurva V-I, DIAC VBO= volt, tegangan antara dua kutub positip= Volt.

5.

Matikanlahlah sumber daya. Pindahkan penghubung dari posisi 1 dan masukkan


pada posisi 4. Nyalakan sumber daya. Ukurlah dan rekam tegangan kapasitor C1
menggunakan multimeter.
Vc1 =

6.

Volt.

Atur VR1 ke midposition. Gunakanlah osciloscope, ukuran dan rekam bentuk


gelombang tegangan yang melewati kapasitor C2 di dalam tabel yang ada di bawah
poin 9.

7.

Dari tabel yang ada di bawah point 9, DIAC Vp=

volt; Vv=

volt.

8.

Pindahkan penghubung pada posisi 1 dan masukkan pada posisi 5. hubungkanlah


Dc 12V dari unit penyedia daya ke Modul KL-53006

9.

Atur scope ke X-Y mode, hubungkan GND ke Triac terminal T2, CH1 masuk ke
terminal beban yang lain R7 dan CH2 masuk ke Triac terminal T1. Aturlah scope
control untuk mengetahui karakteristik kurva V-I dan gambar dalam tabel yang ada di
bawah point 2.

10.

Putar VR2, amati dan rekam perubahan karakteristik V-I.


16

11.

Merencanakan dua V-I kurva untuk VBO = 0 volt dan VBO = 10V volt

12.

Hubungkan AC110V dari unit penyedia daya ke modul KL-53006. pindahkan


penghubung posisi 5 dan masukkan pada posisi 9. Putar VR3 amati dan rekam
perubahan terang lampu.

Atur VR3 ke midposition. Gunakan Osiloskope, ukur dan rekam bentuk gelombang
tegangan kapasitor C3 dan TRIAC2 T2 pada tabel di atas.
13.

Pindahkan penghubung dari posisi 9dan sambungkan pada posisi posisi 7 dan 10,
putar VR3. Amati dan rekam perubahan terang lampu. Atur VR3 ke midposition.
Gunakanlah osiloskop, ukur dan rekam bentuk gelombang tegangan kapasitor C3 dan
TRIAC T2 pada tabel di bawah.

17

14.

Pindahkan penghubung dari posisi 7 dan 10 dan sambungkan pada posisi 6 dan
11. Putar VR3, amati dan kedua perubahan terang lampu. Hasil langkah 11, menjadi
histeresis phenomenon improved? Atur VR3 ke midposition. Gunakanlah osiloskop,
ukur dan rekam bentuk gelombang tegangan kapasitor C3 dan Triac2 T2 pada tabel di
bawah.

18

Bab V. Data Percobaan


A. Bentuk tegangan pada penyulutan TRIAC.

B. Bentuk perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan

Sudut penyulutan

(derajat)

1
2

180
135

Tegangan
Keluaran Volt

Ketrangan

(AC)
0
11

Mati
Sangat
19

3
4
5

90
45
0

29
80
0

Redup
Redup
Terang
Mati

Bab VI. Analisa Data


Bentuk tegangan keluaran dari rangkain ini adalah AC, karena dilakukan dengan
penyulutan TRIAC. Tegangan keluaran bertanding terbalik dengan besar sudut
penyulutan. Semakin kecil suatu penyulutan, maka semakin besar keluaran tegangan
AC-nya dan akan mempengaruhi kondisi lampu. Semakin besar tegangan keluaran
maka semakin terang cahaya lampu.
Bab VII. Kesimpulan
Dari hasil pratek yang

didapat, DIAC dan TRIAC sangat bermanfaat dalam

kehidupan sehari- hari, misalnya dapat digunakan sebagai lampu belajar yang dapat
diatur intensitas cahayanya. Selain itu TRIAC dapat juga digunakan sebagai sakelar
arus AC otomatis.

20

UNIT III
MOTOR STARTING AND SPEED CONTROL WITH DIAC-TRIAC
Bab I. Tujuan Percobaan
1.Memahami perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan serta kecepatan
putar motor universal.
2.Dapat menyimpulkan hasil percobaan.
Bab II. Alat dan Bahan
1.Power Supply KL-51001
2.Trafo Isolasi KL-58002
3.Modul Motor KL-58001
4.Modul KL-53007
5.Osiloskop
6.Multimeter
Bab III. Dasar Teori

Gambar di atas menunjukkan suatu DIAC-TRIAC sirkit pengendalian sederhana


kelajuan gelombang penuh untuk suatu motor universal.

21

Tegangan Breakover DIAC adalah antara 18 dan 35V. Ketika tegangan kapasitor
menjangkau DIAC tegangan breakover, DIAC mengirimkan suatu pulsa tegangan
kepada gerbang TRIAC. TRIAC melakukan penerapan tegangan ke motor. Pada
ujung masing-masing half-cycle TRIAC memotong aliran anoda yang ikut dan
menahan level arus. Karena motor universal adalah suatu beban induktif. Aliran anoda
akan sungguh-sungguh mengalir sepenuhnya sampai bidang dengan bidangnya. arus
mengalir sepanjang jangkar-motor dan voltase ke seberang kombinasi medan-jangkar
ditunjukkan pada gambar di bawah.

Beban Tegangan dan Arus Bentuk Gelombang Dalam Sirkuit


Sirkit Snubber.C2-R2 suppresion jaringan, digunakan untuk melindungi TRIAC
terhadap kerusakan dari dv/dt yang berlebihan di dalam beban induktif. Salah satu
karakteristik yang menyangkut motor universal adalah bahwa kecepatan berkurang
ketika beban eksternal meningkat. Sirkit gambar di bawah umpan balik arus
digunakan untuk memelihara kecepatan suatu motor universal yang tetap di atas
keseluruhan cakupan beban.

Pengaturan Kecepatan Tinggi Torsi Motor Dengan Arus Umpan Balik


22

Pada gambar di atas, dioda D1 dan D2 bersama dengan SCR S Q1 dan Q2 membentuk
penuh gelombang penyearah jembatan untuk menyediakan arus jangkar untuk motor.
Arus jangkar juga mengalir sepanjang umpan balik resistor R F.Kita mengasumsikan
tegangan AC diterapkan pada terminal A pada saat tegangan sinusoidal pada kondisi
nol dengan positif keserongan SCRS Q1 dan Q2 saat kondisi mati.

Dioda D1, D2,

D3 dan D4 membentuk suatu penyearah jembatan gelombang penuh untuk


menyediakan tegangan DC untuk sirkit pemicu. Resistor R1 dan dioda zener D5
membentuk pengatur tegangan. Resistor R2 dan R3, Capcitor C1 dan UJT Q3
menjadikan relaksasi osilator UJT yang baik. Muatan Kapasitor C1 melalui D4, R!,
R2, D2, dan jangkar motor sirkit,. Ketika muatan kapasitor C1 menuju tegangan firing
UJT. UJT Q3 bekerja, Arus mengalir sepanjang D6 untuk memicu SCR Q1. Ketika
Q1 bekerja, tegangan yang tersuplai ke sirkit picu tidaklah cukup tinggi untuk
menyimpan pengatur dioda zener D5. Kapasitor C1 akan memuat nilai penurunan
voltase ke seberang RF dan memperbaiki sisa dari arus tegangn half-cycle. Pada ujung
half-cycle, SCR akan padam ketika aliran anoda jatuh sesuai dengan tegangan yang
dikehendaki untuk memelihara prasikapnya. VAC pada terminal B sekarang menjadi
positif berkenaan dengan terminal A. Arus palung melalui D3, R1, dan R2 akan
memuat C1 ke arah tegangan firing UJT, tetapi sinus C1 akan siap dimuatkan ke
seberang RF menjangkau picu tegangan sooner UJT. sudut firing SCR Q2 akan
menjadi mengedepan dengan beban-awal pada C1. Persamaan berhubungan dengan
variabel ini adalah :
t = R2 C1 ln VZ /VZ VZZ+ IFRF berlaku untuk gambar di bawah
di mana :
t = waktu firing SCR
VZ = zener regualting voltase
= hakiki perbandingan UJT
If = arus di (dalam) perlengkapan

23

Arus If meningkat dan t berkurang karena peningkatan beban. Dari persamaan di


atas, SCRS adalah awal bidang penerapan tegangan lebih untuk jangkar motor pada
pemeliharaan kecepatan konstan sebuah motor.
Seperti beban menurun, SCRS menembak kemudian, mengurangi voltase berlaku
untuk perlengkapan lagi mainting kecepatan motor tetap.
Di dalam sirkit ini, tembakan penjuru/sudut menyangkut SCRS yang disesuaikan
menurut jumlah yang mengalir sekarang di dalam angker-motor sirkit. Kecepatan
yang lain mengendalikan sirkit untuk tenaga putaran tinggi yang menggunakan satu
SCR, ditunjukkan didalam gambar di bawah. SCR dan R2 dihubungkan secara urut
dengan angker-motor melalui jembatan perata arus. Ketika motor berjalan, di dalam
perlengkapan mengalir sepanjang R2 dan membangun suatu tegangan ke seberang
R2. Tegangan ini bertindak sebagai umpan balik tegangan untuk memelihara
kecepatan dari motor yang tetap atas keseluruhan cakupan beban. Dioda D1, D2, D3,
dan D4 membentuk suatu penuh gelombang. penyearah jembatan untuk menyediakan
DC voltase untuk SCR dan UJT relaksasi osilator. Sepanjang SCR off, kapasitor
beban C2 ke arah tegangan zener, 5.1V. ketika SCR kan memicu. Pembebanan waktu
ditentukan pada saat costant (R3+R4)C2.

Rangkaian Pengaturan Kecepatan Tinggi Torsi Motor


Ketika Q1 SCR dipasang, tegangan antara terminal A dan B, VAB, bequal ke depan
penurunan-voltase SCR yang lebih penurunan-voltase ke seberang R2 disebabkan
24

oleh perlengkapan dan mengurangi penurunan suatu potensi kurang dari tegangan
zener D6. Hasil tegangan menyediakan kepada pemicu circuit tidaklah cukup tinggi
untuk menyimpan dioda zener D6. Kapasitor C2 akan mengisi ke VAB dan
memperbaiki untuk sisa dari separuh siklus voltase arus. Pada ujung half-cycle, SCR
akan memadamkan aliran anoda ketika jatuh di bawah arus turunan yang diperlukan
untuk memelihara konduksi. Arus mengalir melalui palung R3 dan R4 aka mengisi
muatan C2 ke arah UJT mencetuskan voltase lebih cepat. Tembakan sudut SCR akan
mengedepan dengan beban-awal pada C2. ketika beban increae dan arus jangkar
peningkatan, SCR dipicu lebih cepat, meningkatkan voltase berlaku untuk
perlengkapan lagi mainting kecepatan motor tetap.Di dalam sirkit ini, penyalaan sudut
dari SCR disesuaikan menurut jumlah yang mengalir sekarang di dalam angker-motor
sirkit. Pemilihan umpan balik resistor R2 tergantung pada penilaian beban maksimum
motor yang beroperasi saat ini dan arus UJT.
Motor pengendalian Dc Shunt-Wound
Kerja beban dari industri ketika motor kecepatan dapat disetel adalah terkait menjadi
Dc shunt-wound motor. Kecepatan dengan senang hati dikendalikan dengan
bermacam-macam tegangan jangkar atau bidang arus. Ini dapat dilihat dengan
pengujian penyamaan untuk melangsir motor. Total voltase di dalam sirkuit jangkar
adalah:
VA= Vemf + IARA berlaku untuk gambar di bawah
di mana :
IA = Arus jangkar
RA = Perlawanan dari belitan jangkar
Vemf = countereelectromotive kekuatan yang dihasilkan oleh motor.
Counter-Emf yang dihasilkan oleh motor adalah:
Vemf = K1N
di mana :
N = kecepatan Motor dalam r/min
= Kekuatan dari bidang
K1= ketetapan konversi.

25

Tegangan berlaku untuk bidang yang melilit untuk menetapkan nilai sebelum
motor dimulai. Ketika tegangan jangkar diterapkan, kecepatan motor meningkat
demikian juga current-emf. Counter-Emf akan meningkatkan arus jangkar hanya
cukup untuk memperdaya kerugian dan kelesuan di dalam motor itu. Ketika beban
yang eksternal diterapkan, arus jangkar akan meningkat, untuk menyediakan tenaga
putaran diperlukan beban menurut penyamaan.
T2= KIA

Counter-Emf harus berkurang untuk memelihara sisanya di dalam persamaan di atas.


Motor Kecepatan berkurang sebanding. Persamaan yang tadi dapat kita selesaikan
secara serempak untuk kecepatan.
N = VA IARA/K1
Motor Kecepatan dapat dikendalikan dengan bermacam-macam VA atau. teknik
yang umum untuk bertukar tegangan jangkar VA untuk kecepatan kendali sampai
kecepatan yang dinilai dan untuk bertukar bidang untuk mengendalikan kecepatan
di atas kecepatan yang menyangkut motor.
Gambar di bawah menunjukan cakupan untuk perlengkapan pengendalian dan bidang
lemah pengendalian.

Pengaturan Motor DC Shunt


Unsur dasar kendali motor DC adalah suatu isyarat acuan untuk menetapkan
kecepatan yang diinginkan. Suatu alat kendali untuk bertukar bidang tegangan atau
perlengkapan dan suatu mekanisme umpan balik untuk membandingkan motor
dengan pagar kembali sting perintah. Secara sederhan, disain yang paling hemat
menjadi kendali SCR fig.15-20. Counter-emf yang dihasilkan oleh motor atau arus
jangkar bertindak sebagai mekanisme umpan balik.
26

Pemilihan waktu pemicu SCR adalah bergantung atas perbedaan antara acuan yang
menentukan umpan balik isyarat. Jika suatu kendali kecepatan stabil tidaklah
diperlukan beberapa aplikasi, mekanisme umpan balik tidaklah perlu.

Gambar Blok Dasar Dari Pengaturan Motor SCR

Gambar Rangkaian Percobaan


Gambar di atas menunjukan penggunaan sirkit di dalam percobaan. Motor adalah
suatu motor universal. DIAC-TRIAC tahap kendali sirkit yang digunakan untuk
mengendalikan kecepatan motor universal. Sirkit adalah sirkit kendali kecepatan
dengan permulaan ganti-rugi untuk suatu motor satu-fasa. DIAC-TRIAC tahap
kendali diuraikan di dalam percobaan 15 digunakan di dalam percobaan ini kalau

27

tidak lampu digantikan oleh motor yang universal itu. Kita sekarang memusatkan
pada operasi sirkit ganti-rugi permulaan.
Permulaan sirkit ganti-rugi terdiri dari rersistor R3, R4, dan R5, kapasitor C5, DIAC2,
dan penyearah jembatan D1-D4. ketika kuasa diterapkan, voltase awal kapasitor ( C1,
C2, atau C3) adalah nol sedemikian sehingga DIAC1 mati. R5 membangun suatu
tegangan besar melalui R3, D1 dan D4. tegangan ke seberang R5 mencetuskan
DIAC2 dan TRIAC untuk melakukan. Dari sini motor akan berjalan. Pada waktu
kapasitor ( C1, C2 atau C3) beban melalui R1 Dan VR1 dan menjangkau tegangan
breakover DIAC1. tombol DIAC1 terpasang. Picu pulsa dari DIAC2 membelakangi
dari DIAC1. ketika tegangan

ke seberang R5 berkurang voltase kapasitor C5

meningkat. Ketika voltase kurang dari breakover tegangan DIAC2, DIAC2


memadamkan permulaan perhentian sirkit ganti-rugi yang bekerja. Kecepatan kendali
dicapai dengan menyesuaikan VR1. bentuk gelombang voltase di dalam sirkit ini
ditunjukkan dalam gambar di bawah. Resistor R2 dan kapasitor C2 membentuk
hentakan sirkit untuk melindungi TRIAC terhadap dv/dt dari kerusakan.

Bentuk Gelombang Tegangan Dalam Rangkaian Di Atas


Bab IV. Langkah Percobaan
1. Hubungkan motor yang universal pada modul KL-58001 kepada modul sirkit
eksperimen KL-53007 seperti ditunjukan dalam gambar rangkaian percobaan.
2. Hubungkan 110 Vac dari unit power supply KL-51001, KL-58002, KL-53007.
3. Putar VR1 secara penuh CW. Masukan penghubung ke posisi 2, 4, 5, dan8.

28

4. Gunakan osiloskop dan hubungkan antaran acros R5. menyalakan power


supply saat tertentu. Apakah motor bekerja? mengamati dan merekam
perubahan VR5 dan motor.
5. Putar VR1, amati dan rekam perubahan dari kecepatan motor
6. Putar VR1 ke kendali motor pada saat motor bergerak rendah. Putar power
supply pada saat On. Amati dan rekam perubahan dari kecepatan
motor.Gunakan osiloskop, amati dan rekam perubahan dari bentuk gelombang
tegangan TRIAC T2.
7. Atur VR1 ke posisi tengah. Gunakan osiloskop. Ukur dan rekam bentuk
gelombang tegangan pada SCR T2 dan gambar bentuk gelombangnya ke
dalam tabel yang di bawah.

8. Matikan tegangan. Pindahkan penghubung busi dari posisi 5 dan


memasukkan dalam posisi 6. Putar VR1 secara penuh CW. Ulangi langkahlangkah 4 sampai 7. tulis hasilnya pada tabel di bawah.

29

9. Matikan tegangan. Pindahkan penghubung busi dari posisi 6 dan


memasukkan dalam posisi 7. Putar VR1 secara penuh CW. Ulangi langkahlangkah 4 sampai 7. tulis hasilnya pada table di bawah.

10. .Matikan tegangan, masukan penghubung di posisi 1, 3, 5, dan 8. putar on


tegangan.
11. Putar VR1 untuk menetapkan motor berjalan normal ketika CDS
menunjukkan ke tingkatan cahaya normal. Tutuplah jendela CDS dengan
tanganmu.
12. Apakah motor berjalan?
13. Pindahkan tanganmu dari jendela CDS. apakah motor masih

berjalan?

Bab V. Data Percobaan


A. Perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan serta kecepatan
putaran motor universal.

30

Kecepatan
No

Sudut penyulutan

Tegangan Keluaran

Putar motor

1
2
3
4
5

derajat (0)
180
135
90
45
0

Volt (AC)
2
51
55
100

(RPM)
31,70
260,09
520

B. Bentuk tegangan pada penyulutan TRIAC.

31

C. Hasil variasi tegangan dan kecapatan putaran motor universal.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tegangan Keluaran Volt

Kecepatan Putar Motor

(AC)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

(RPM)
0
0
0
0
2,038
444,65
499,58
569,44
597,34
641,3

Grafik Perbandingan Tegangan dan Kecepatan Putar Motor


32

Bab VI. Analasisa Data


1. Besar sudut penyulutan adalah berbanding terbalik dengan tegangan keluaran
dan kecepatan putar motor. Semakin kecil sudut penyulutan maka semakin
besar tegangan keluaran dan kecepatan putar motor. Sedangkan untuk
tegangan keluaran dan kecepatan putar motor adalah berbanding lurus. Jadi
kecepatan motor dipengaruhi oleh tegangan keluaran.
2. Dalam percobaan ini, motor berputar pada tegangan 40 VAC dan dibawah 40
VAC motor masih belum berputar . Besar kecepatan putar motor berbanding
lurus dengan tegangan keluaran, sehingga kecepatan motor akan dipengaruhi
oleh tegangan keluaran. Semakin besar VAC nya maka semakin cepat
putaran motornya.
Bab VII. Kesimpulan
Unsur dasar kendali motor DC adalah suatu isyarat acuan untuk menetapkan
kecepatan yang diinginkan. Suatu alat kendali untuk bertukar bidang tegangan
atau perlengkapan dan suatu mekanisme umpan balik untuk membandingkan
motor dengan pagar kembali sting perintah. Secara sederhan, disain yang
paling hemat menjadi kendali SCR fig.15-20. counter-emf yang dihasilkan
oleh motor atau arus jangkar bertindak sebagai mekanisme umpan balik.

33

Anda mungkin juga menyukai