Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI THYRISTOR UNTUK PENGATUR TEGANGAN AC/DC

Berkembangnya teknologi elektronika daya, khususnya dengan adanya penemuan Thyristor, maka
pemanfaatan konverter dan inverter merupakan sebuah solusi pemutakhiran pengendali kelistrikan,
misalnya dalam pengaturan tegangan ac / dc yang mudah, luwes, praktis, dan ekonomis

1.

Pendahuluan
Berkembangnya teknologi elektronika daya, khususnya dengan adanya
penemuan Thyristor, maka pemanfaatan konverter dan inverter merupakan
sebuah solusi pemutakhiran pengendali kelistrikan, misalnya dalam
pengaturan tegangan ac / dc yang mudah, luwes, praktis, dan ekonomis.
Thyristor khususnya SCR (silicon controlled rectifier) memiliki 3 buah elektroda: anoda (A),
katoda (K), dan gate (G) merupakan piranti elektronik yang banyak diterapkan pada rangkaian
elektronika daya. Di dalam konverter arus bolak-balik thyristor merupakan komponen utama,
melalui pengendalian sinyal picu (trigger), maka besarnya sudut konduk = (conduction
angle) dan sudut picu = (firing delay angle) dapat diatur.
Rangkaian dasar: SCR, beban (RL), dan sumber tegangan (Us) diperlihatkan pada gambar 1.a),
sedangkan gambar 1.b) memperlihatkan bahwa pada sudut konduk SCR = 120 0 maka sudut
picu = 600 (interval 1800 adalah + ).

Gambar 1. Rangkaian Dasar: SCR, Sudut Picu, dan Sudut Konduksi

2.

Semi-konverter Thyristor
Semi-konverter thyristor merupakan sistem penyearah 1 fasa gelombang
penuh atau konverter 1 fasa terkendali gelombang penuh (Half Controlled
Single-phase Bridge Rectifier), yaitu penyearah jembatan (bridge rectifier)
yang menggunakan 2 buah thyristor (SCR) dan 2 buah dioda yang
diatur/dikendalikan kondukfitasnya melalui pemicu.
Gambar 2. dan gambar 3. berikut ini menunjukkan prinsip kerja semi-konverter thyristor
1 fasa tersebut.

Gambar 2. Rangkaian Fullwave Semi Konverter

Pada interval gelombang positive tegangan sumber (A+ dan B-), arus akan mengalir melalui
rangkaian seri : dari titik A dioda D1 Load thyristor T1 titik B, selanjutnya dengan
adanya sinyal picu (trigger) maka thyristor T1 konduksi pada t = . Dalam interval ini dioda
D2 dan thyristor T2 kondisi reverse bias.
Pada interval gelombang negative berikutnya (A- dan B+), arus akan mengalir melalui
rangkaian seri : dari titik B dioda D2 Load thyristor T2 titik A, selanjutnya dengan
adanya sinyal picu (trigger) maka thyristor T2 konduksi pada +t = . Dalam interval ini
dioda D1 dan thyristor T1 kondisi reverse bias.
Demikian seterusnya sehingga diperoleh output tegangan DC gelombang penuh yang dapat
diatur (UDC variabel), melalui pengendalian thyristor T1 dan T2.

Gambar 3. Bentuk Gelombang , , dan IG


Semi-konverter Thyristor

Dioda Dm
disebut freewheeling dioda bersifat optional dalam rangkaian, Dm sangat
diperlukan khususnya jika beban bersifat induktif. Apabila Um adalah tegangan maksimum dari
UAC, maka tegangan keluaran rata-rata UDC adalah :

UDC dapat diatur dari 0 volt sampai dengan vot melalui pengendalian;
(nilai adalah 0 < < ). Dari persamaam tersebut maka tegangan keluaran adalah nol
apabila = 1800 dan akan menjadi maksimum apabila

3.

= 00.

Rangkaian Pemicu (Trigger) pada Frekuensi AC-50 Hz


Pemanfaatan UJT secara konvensional sebagai pemicu SCR melalui
rangkaian relaxation osilator merupakan pilihan yang tepat, rangkaian
relaxation oscillator uni junction transistor (RO-UJT) dirancang agar
sinyal/pulsa yang dihasilkan senantiasa sinkron terhadap interval tegangan
sumber AC (power supply), serta mampu menghasilkan daerah pengaturan
sudut penyalaan () atau sudut () konduksi antara 00 sampai dengan
1800, rangkaiannya sebagaimana pada gambar 4 berikut:

Gambar 4. Rangkaian RO-UJT Pemicu SCR

Data teknis yang merupakan persyaratan / pertimbangan dalam


perancangan rangkaian RO-UJT adalah: tegangan AC 220 volt / 50 Hz, UJT
(misal 2N2646), tegangan bias RO-UJT (misal 12 volt dc)
Untuk menghasilkan sinyal picu yang tetap sinkron terhadap perioda
tegangan sumber AC (Us), maka tegangan pencatu rangkaian RO-UJT
adalah tegangan dc rata yang secara periodik off dan sinkron terhadap Us
tersebut. Hal ini dapat dipenuhi melalui rangkaian seri tahanan (R z) dan
zener dioda (Dz) yang dihubungkan pada sumber dc gelombang penuh hasil
penyearahan Us melalui dioda jembatan D B, selanjutnya tegangan output
Dz (= Uz) digunakan sebagai pencatu RO-UJT yaitu titik C-D..

Berikut ini rancangan / perhitungan / pendekatan untuk menentukan komponen rangkaian


pemicu
a.

Penyearah gelombang penuh menggunakan dioda bridge (DB).


DB menyearahkan tegangan sumber AC 220 volt dan dibebani rangkaian RO-UJT yang
memerlukan arus maksimum 50 mA, maka tegangan kerja D B > (1,41 x 220 V) dan arus
kerja > 50 mA; DB = 400 V / 500mA.

b.

Zener dioda (Dz) dan tahanan depan zener (Rz),


Tegangan bias RO-UJT = 12 V, maka Rz dan Dz sebagai berikut :
Zener dioda (Dz) = 12 V / 0,5 W; yaitu 1N4742 atau sejenis.
Tahanan depan zener (Rz),

PRz = Iz2 x Rz = (0,04)2 x 7475 = 11,96 watt


Rz yang digunakan pada rangkaian adalah 10 k / 10 W.

c.

Spesifikasi komponen rangkaian RO-UJT.


UJT adalah type 2N2646, dengan data sebagai berikut :

= 0,56 -- 0,75
IE rms = 50 mA
Ip
= 5 A
IV
= 4 mA
UBB = 35 V
UV
=2V
rB1 = 5,8 k
rB2
= 3,4 k
Untuk perancangan range frekuensi dan stabilitas RO-UJT,
ditetapkan CE = 0,1 F, dan R2 = 560 .
Penentuan nilai tahanan RE dan potensiometer RP .

Telah dibahas dalam bab sebelumnya bahwa harga U P dapat


dihitung, dan agar RO-UJT dapat berosilasi R Emin < RE < REmax.

d.

4.

Frekuensi ac yang dikendalikan (fAC) = 50 Hz, maka TAC = 20 ms


Daerah kerja RO-UJT 00 1800 = TAC = 10 ms, artinya TRO-UJT= 0 ~
10 ms,
, untuk = 0,63
10 ms = RP x 0,1 F RP = 10.10-3 / 0,1.10-6 = 100 k
RE pada rangkaian merupakan RE.min 2500 RE = 2700 / W.
RP pada rangkaian ( RE + RP) = RE.max 888 k RP = 100 k / W.
Trafo pulsa pemicu thyristor
Pulsa tajam positip yang dihasilkan pada basis 1 (B 1) dimanfaatkan
untuk pemicu thyristor, karena RO-UJT merupakan rangkaian
elektronik yang bekerja pada tegangan rendah (=12 V) sedangkan
thyristor beroperasi pada tegangan tinggi (>>220 V), maka perlu
melindungi rangkaian RO-UJT dari bahaya / kebocoran arus dari
thyristor. Selanjutnya dipasang trafo pulsa yang berfungsi sebagai
kopel / penghubung sinyal picu sekaligus mengisolasi antara rangkaian
RO-UJT dengan thyristor.
Trafo pulsa yang digunakan adalah 1:1:1 impedansi dc 100.
Hal yang mungkin terjadi adalah pulsa yang diperlukan untuk pemicu
semi-konverter mungkin lebih tinggi, karena karakteristik thyristor
yang digunakan berbeda, untuk mengatasinya antara lain dengan
menaikkan tegangan bias RO-UJT, yaitu dengan mengganti zener dioda
(Dz) yang memiliki Uz lebih tinggi, misalnya : 18 volt atau 20 volt.

Pengontrolan Beban dc / ac

Perhatikan rangkaian pada gambar 5.a dan 5.b, pada dasarnya merupakan pengontrol dc
gelombang penuh, disebut pengontrol dc/ac karena dapat digunakan untuk mengendalikan
beban ac maupun beban dc, yang selanjutnya biasa dinamakan Uni-bi directional full wave
controll .

Gambar 5. Pengontrolan Beban ac/dc.

Untuk pemakaian beban ac sebagaimana gambar 5.a., bridge tidak dibebani (dihubung
singkat), beban dipasang di luar bridge. Selanjutnya untuk beban dc sebagaimana gambar 5.b,
beban dipasang di dalam bridge sedangkan di luar bridge sambungan rangkaian langsung ke
sumber (tidak dibebani).

JADI ANDA DAPAT MENGATUR TEGANGAN SUMBER DARI NOL SAMPAI TEGANGAN NOMINAL
SESUAI DENGAN JENIS BEBAN (AC ATAU DC) YANG DIOPERASIKAN.

Anda mungkin juga menyukai