SAKLAR TRANSISTOR
1.1. Pendahuluan
Saklar merupakan komponen rangkaian yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
suatu hubungan dalam suatu rangkaian listrik. Menurut cara ini kerjanya saklar dibagi menjadi dua, yaitu
saklar manual dan saklar otomatis. Saklar yang digerakkan atau dioperasikan dengan tangan disebut saklar
manual. Sedangkan saklar yang dioperasikan secara elektronik disebut saklar otomatis.
Menurut hubungannya saklar dibagi dua, yaitu paralel/jajar dan seri/berurutan. Untuk lebih rinci
pembahasan tentang saklar menurut hubungannya akan dibahas dalam bab II yaitu gerbang elektronik.
Dalam hal ini akan kita bahas mengenai saklar transistor.
IC
VCC C C
RC IB >IB(saturation)
Vout VCC/RC
RB IB =IB(saturation)
Titik jenuh (saturation)
Hight Vin
Tr IB
Low Titik sumbat (cut-off)
Q daerah aktif
E E IB =0
(saturation) Vce
VCC
terbuka tertutup
(c)
(a) (b)
Gambar 1.1. Saklar transistor (a.) rangkaian saklar transistor (b) persamaan dengan saklar manual (c) garis beban dc transistor
Dari gambar 1.1. dapat kita mengoperasikan transistor pada keadaan tertutup atau pada keadaan
terbuka. Untuk mengoperasikan transistor pada keadaan tertutup maka arus basis (I B) harus sama dengan arus
basis saturation (IB(sat)). Untuk menentukan arus basis adalah :
V in − V BE
IB =
RB (1.1)
Jika arus basis (IB) lebih besar dari arus basis saturation (I B(sat)), maka transistor tetap pada titik jenuh
karena arus kolektor tidak dapat bertambah. Untuk mengoperasikan transistor pada keadaan terbuka maka arus
basis paling kecil harus sama dengan nol atau
IB = 0 (1.2)
Dari persamaan (1.1) berarti kita menentukan kerja transistor untuk kondisi tertutup dan dari
persamaan (1.2). kita menentukna kerja transistor untuk kondisi terbuka. Kondisi tertutup yaitu antara kolektor
dan emitor terjadi hubungan singkat, sedangkan kondisi terbuka yaitu antara kolektor dan emitor tidak terjadi
hubungan singkat. Untuk merancang suatu saklar transistor kita perlu memperhatikan aturan perencanangan
yaitu kejenuhan lunak lunak (soft saturation) dan kejenuhan (hard saturation).
Kejenuhan lunak adalah mengoperasikan transistor pada titik hampir jenuh. Kondisi ini berarti arus
basis hanya cukup unatuk mengoperasikan transistor pada titik atas dari garis beban dc. Dalam operasi
transistor sebagai saklar, kejenuhan lunak tidak dianjurkan.
Kejenuhan keras adalah mengoperasikan transistor pada titik jenuh dimana arus basis cukup untuk
mengoperasikan transistor pada titik jenuh dari semua harga dc.
Harga dc adalah
IC
β dc=
IB (1.3)
Pedoman perancangan dari kejenuhan keras yaitu dengan perbandingan arus kolektor dan arus basis.
Perbandingan tersebut adalah 10:1, perbandingan ini karena hampir semua transistor silikon sinyal kecil
mempunyai dc lebih besar dari 10.
0V t3 tegangan masukan
t0
t1 t5
VCC 90% 90% tegangan keluaran
10% t4 10%
0V
t2
td tf ts tr
Gambar 1.2 toff Perubahan tegangan keluaran saat tegangan masukan berubah
ton
Saat terjadi perubahan tegangan masukan dari 0V ke 5V maka tegangan keluaran tidak serta-merta
berubah, tetapi tertunda beberapa saat karena arus perlua waktu untuk melintasi persambungan kolektor dan
emitor.
Waktu yang diperlukan arus untuk melintasi persambungan kolektor dan emitor dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu :
Suatu selang waktu yang diperlukan untuk mengisi muatan kapasitor transisi hubungan emitor, yang
dapat menyebabkan transistor berubah dari keadaan terpancung (cut-off) ke keadaan aktif.
Meskipun arus telah melewati hubungan emitor menuju basis, tetapi diperlukan waktu untuk
melintasi hubungan basis menuju kolektor dan disebut arus kolektor.
Diperlukan waktu untuk menaikkan arus kolektor menuju 10% dari harga maksimumnya. Karena
perubahan arus kolektor dan tegangan keluaran berlawanan maka kalau kita gambarkan perubahan tegagan
terhadap waktu terlihat seperti pada gambar 1.2.
Pada gambar 1.2. tampak ada 4 perubahan waktu, yaitu :
Dari to ke t1, yang disebut waktu tunda td
a. Dari t1 ke t2 yang disebut waktu turun tf
b. Dari t3 ke t4 yang disebut waktu penyimpanan ts
c. Dari t4 ke t5 yang disebut waktu naik tr
Marilah kita bahas masing-masing perubahan waktu tersebut.
i B(t1) = RB (1.10)
Untuk arus basis rata-rata saat t0 sampai t1 adalah :
i (t ) + i B (t 1 )
iB= B 0
2
(1.11)
Arus basis rata-rata iB (t) dapat disamakan dengan perubahan muatan persambungan
d
i B ( t )=
dt(QVE + QVC)
(1.12)
Untuk selisih muatan pada daerah pengosongan Emitor selama kurun waktu t 0 sampai t1 pada QVE
adalah:
ΔQVE =Q VE ( t 1 )−QVE (t 0 )
(1.13)
dan untuk selisih muatan pada daerah pengosongan kolektor selama kurun waktu t 0 sampai t1 pada QVC
adalah:
ΔQVC =Q VC (t 1 )−Q VC ( t 0 ) (1.14)
Kalau kita integrasikan persamaan (1.12) dengan t0 sampai t1 sebagai batasnya maka kita peroleh:
t1
∫ iB ( t ) dt =ΔQ VE + ΔQ VC
t0
=[Q VE ( t 1 )−Q VE ( t 0 ) ]+[QVC ( t 1 )−QVC ( t 0 ) (1.15)
Kalau kita hubungkan selisih muatan pada daerah pengosongan, bagi suatu tegangan tertentu dengan
kapasitas tak tergantung tegangan yang ekivalen Ceq maka kita peroleh untuk persambungan emitor
QVE = Ceq VBE (1.16)
dimana
VBE = VBE (t1) – VBE (t0)
dan
( 1−me ) (1−me )
−C je 0 φe V BE (t1 ) V BE (t 0 )
C eq=
( ΔV BE )(1−me) [( 1−
φe ) ( − 1−
φe ) ] (1.17)
Ceq : Kapasitansi tak tergantung tegangan yang ekivalen
VBE : Selisih tegangan VBE
Cje0 : Kapasitansi pengosongan prategangan nol pada persambungan basis emitor
e : Potensial terpasang pada basis emitor
me : Koefisien pentahapan pada persambungan basis emitor
∫ iB (t ) dt = Δ QVE + Δ QVC
t0
t
i B (t )]t 1 = Δ QVE + Δ QVC
0
i B t 1 −i B t o = ΔQVE + ΔQVC
(t 1 − t o )i B = ΔQVE + ΔQ VC
QF
t
t1 t2
−t
I C( EOS ) )
τS ( ( i BR −
βF
)+ ( i BF − i BR ) e
τs
) =0
I C( EOS) −t
τ
τ S ( i BR− )=−τ s e (i BF −ibR )
βF
I C ( EOS )
τ s ( i BR − ) −t
βF τ
=e s
−τ s ( i BF −i BR )
I
−t −i BR + C ( EOS)
τ βF
e s=
i BF −i BR
IC (EOS )
−t
τs
= ln
βF
iBF −iBR
IC (EOS )
[ ]
− iBR
t
τs
=− ln
βF
iBF −iBR [ ]
−iBR
1
Karena − ln a = ln maka :
a
t iBF − iBR
τs
= ln
[ ]
IC (EOS)
βF
− iBR
iBF − i BR
(1.33)
[ ]
t = t S = t 4 − t 3 = τ s ln
IC (EOS )
βF
− i BR
V in − V BE
( on)
iB ( t5 ) =
RB (1.39)
i B ( t 4 )+i B (t 5 )
iB=
Sehingga diperoleh arus basis rata-rata yaitu : 2 (1.40)
Pada persamaan (1.34) arus basis iB(t) yang diintegrasikan merupakan arus basis rata-rata selama
waktu t4 sampai t5.
Untuk menyelesaikan persamaan (1.34) caranya sama dengan persamaan (1.26), yaitu
Δ Q F + Δ Q VE + ΔQVC
t r = t 5 − t 4=
Q
(i B − F )
2 τ BF (1.41)