Anda di halaman 1dari 25

INVERTER

1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti materi ini diharapkan peserta didik memiliki
kompetensi:
1. Menguasai karakteristik inverter satu fasa dan tiga fasa
2. Menguasai dasar prinsip kerja inverter satu fasa dan tiga fasa

2. Pokok Bahasan
Pengubah tegangan DC ke AC ( inverter ) terdiri dari beberapa jenis
diantaranya :
1. Inverter satu fasa
2. Inverter tiga fasa

3. Indikator Pencapaian
Peserta didik dapat menganalisis rangkaian inverter satu fasa dan tiga
fasa.

INVERTER

Inverter adalah sebuah rangkaian yang dapat untuk mengubah tegangan


DC menjadi tegangan AC dengan frekuensi tertentu. Komponen semikonduktor
daya yang digunakan dapat berupa SCR, transistor, dan MOSFET yang beroperasi
sebagai sakelar dan pengubah. Inverter dapat dikelompokan dalam dua jenis,
diantaranya inverter satu fasa dan inverter tiga fasa.
Inverter disebut sebagai inverter catu-tegangan (voltage-fed inverter-VFI)
apabila tegangan masukan selalu dijaga konstan, disebut inverter catu-arus
(current-fed inverter-CFI) apabila arus masukan selalu dipelihara konstan, dan
disebut inverter variabel (variable dc linked inverter) apabila tegangan masukan
dapat diatur. Selanjutnya, jika ditinjau dari proses konversi, inverter dapat
dibedakan dalam tiga jenis, yaitu inverter : seri, paralel, dan jembatan. Inverter

32
jembatan dapat dibedakan menjadi inverter setengah-jembatan (half-bridge) dan
jembatan (bridge). Dalam Bab ini akan difokuskan pada pembahsan inverter
jembatan baik untuk inverter satu fasa maupun tiga fasa.
Bentuk gelombang tegangan output inverter ideal adalah sinus. Tetapi
kenyataanya bentuk gelombang tegangan output inverter tidaklah sinus dan
mengandung harmonisa tertentu. Untuk penerapan dengan daya rendah dan
menengah, gelombang kotak simetri ataupun tidak simetri bisa digunakan,
sedangkan untuk penerapan dengan daya tinggi dibutuhkan untuk gelombang
sinus dengan sedikit distorsi. Dengan kemampuan piranti semikonduktor daya
kecepatan tinggi yang tersedia, kandungan harmonisa dalam bentuk gelombang
output bisa dikurangi dengan teknik penyaklaran (switching). Gambar 2.1
memperlihatkan topologi konversi daya listrik.

Gambar 2.1. Topologi konversi daya listrik

Jenis inverter berdasarkan sistem fasa dibedakan menjadi satu fasa atau
tiga fasa. Sedangkan jenis inverter berdasarkan masukan yang digunakan
meliputi: VSI(Voltage Source Inverter) sumber masukan berupa tegangan
dan CSI (Current Source Inverter) sumber masukan berupa arus. Piranti
switching seperti BJT, MOSFET, IGBT, atau THYRISTOR.

2.1. Voltage Source Inverter

VSI (Voltage Source Inverter adalah inverter yang inputannya berupa


tegangan searah dan kemudian oleh inverter diubah menjadi tegangan output
bolak-balik, dengan bentuk gelombang persegi seperti tampak pada Gambar 2.2.

33
Vout

15

10

-5

-10

-15

10 20 30 40
Time (ms)

Gambar 2.2. Inverter sumber tegangan

Inverter sumber tegangan dapat dibagi tiga kategori, yaitu:


a. Inverter tipe Pulse Width Modulation (PWM)
Pada inverter jenis ini, tegangan masukan dc yang digunakan tetap
sedang yang diatur adalah frekuensi dan besar tegangan keluaran. Pengaturan
dilakukan dengan pemodulasian lebar pulsa dari sinyal switching.
Sehingga inverter ini disebut Inverter PWM. Salah satu pemodulasian lebar
pulsa adalah Sinus PWM yang menggunakan tegangan sinus sebagai sinyal
kontrol.

b. Inverter Gelombang Persegi


Pada inverter ini, tegangan masukan dc diatur untuk
mendapatkan tegangan keluaran yang bervariasi, maka inverter ini hanya diatur
besar tegangan keluaran. Bentuk tegangan keluaran adalah persegi.

c. Inverter Pergeseran Tegangan


Pada inverter ini dimungkinkan mengatur besar dan frekuensi tegangan
keluaran dengan tegangan masukan dc tetap. Inverter gelombang persegi. Secara
praktis tegangan keluaran inverter mengandung harmonisa dan kualitas
inverter dinyatakan dalam parameter-parameter berikut:

Secara praktis tegangan keluaran inverter mengandung harmonisa dan

34
kualitas inverter dinyatakan dalam parameter-parameter berikut:
1. Faktor harmonisa ( HFn )
Vn
HFn 
V1

( 2.1 )
Dengan V1= komponen dasar tegangan,
Vn = tegangan pada harmonisa ke n

2. Total harmonisa distortion ( THD )


Total Harmonic Distortion (THD) mengukur kedekatan bentuk gelombang

output terhadap bentuk komponen dasar THD =  Vn 2

V1

( 2.2 )
dengan n = 2, 3, 4,...

3. Lowest order harmonic ( LOH)


LOH, tingkat harmonisa terendah yang frekuensi terdekat ke frekuensi dasar
dan amplitudonya lebih besar atau sama dengan 3% dari komponen dasarnya.

Contoh 1.
Inverter satu fasa setengah jembatan beban R=5 Ohm Tegangan input Vs= 12
Volt. Tentukan:
a. komponen dasar tegangan ouput effektif (v1)
b. Daya output
c. Arus puncak
d. THD
Penyelesaian :
a. Tegangan effektif ,
2Vs
V1   0,45 Vs ( 2.
2

3)

35
V1 =  0,45 Vs = 0.45 x 12 = 5,4 Volt
b. Tegangan rata-rata, Vo = Vs/2 = 12/2=6 volt
Vo 2 6 2
Po    7,2 watt
R 5
c. Arus puncak, Ip
Vo 6
Ip    1,2 A
R 5

d. THD, TDH 
 Vn 2

V1

 Vn 2
 Vo 2  V 12  (0,5Vs ) 2  (0,45Vs ) 2  0,2176 Vs

0,2176VS
TDH   0,4836  48,36%
0,45Vs

Contoh 2.
Inverter satu fasa jembatan penuh beban R=5 Ohm Tegangan input Vs= 12 Volt.
Tentukan:
a. komponen dasar tegangan ouput effektif (v1)
b. Daya output
c. Arus puncak
d. THD
Penyelesaian :
a. Tegangan effektif
2Vs
V1  2  0,9 Vs
2

V1 =  0,9 Vs = 0.9 x 12 = 10,8 Volt


b. Tegangan rata-rata, Vo = Vs = 12=12 volt
Vo 2 12 2
Po    28,8 watt
R 5
c. Arus puncak, Ip
Vo 12
Ip    2,4 A
R 5

Karena dutycycle =50%, maka arus rata-rata masing-masing switch

36
ID= 0.5 x 2,4= 1,2 A

d. THD, TDH 
 Vn 2

V1

 Vn 2
 Vo 2  V 12  (Vs ) 2  (0,9Vs ) 2  0,4359 Vs

0,4359VS
TDH   0,4843  48,43%
0,9Vs

2.2. Inverter Satu Phasa

Inverter satu fasa merupakan inverter yang outputnya berupa tegangan atau
arus bolak- balik 1 phasa. Inverter ini biasanya digunakan untuk daya reaktif
kecil. Untuk ½ jembatan inverter seperti pada gambar 2.2 hanya terdiri atas 2
buah komponen inverter. Sedangkan untuk jembatan penuh terdiri atas 4 buah
komponen inverter. Pada saat transistor Q3 dan Q4 yang di’ON’kan
maka pada saat yang bersamaan tegangan yang melewati beban adalah –Vs.

2.2.1. Metode Switching Untuk Inverter Satu Fasa

Dalam banyak pemakaian industri sering dibutuhkan pengontrolan


tegangan output inverter :
(1) untuk mengatasi variasi tegangan input dc,
(2) untuk pengaturan tegangan dari inverter, dan
(3) untuk permintaan kontrol tegangan atau frekuensi yang
tetap.

Terdapat banyak teknik untuk mengubah penguatan inverter.


Metode paling efisien untuk mengontrol penguatan (dan tegangan output)
ialah dengan menggabungkan Pulse Width Modulation (PWM) dengan inverter.
Teknik yang sering digunakan ialah :

1) Pembangkitan Square Wave


2) Multiple Pulse Width Modulation
3) Sinusoidal Pulse Width Modulation

37
2.2.2. Half Bridge Inverter
Pada Gambar 2.3 ditunjukkan rangkaian half bridge inverter. Dua buah
kapasitor yang mempunyai nilai sama disambung secara seri dan melintang
dengan tegangan input DC dan sambungan potensial kapasitor yang
berada di tengah-tengah dengan tegangan yang melintang pada setiap kapasitor.
Dengan memperhatikan switch state arus yang berada diantara dua buah
kapasitor C+ dan C- ( yang mana sama dan mempunyai nilai yang besar ) dibagi
sama besar. Ketika T+ ON, T+ atau D+ akan konduksi tergantung dari arah
arus keluaran, dan arah arus io dibagi sama besar oleh dua buah kapasitor.
Hampir sama seperti ketika T- ON, T- atau D- akan konduksi tergantung dari
arah arus keluaran io dan arus io dibagi sama besar oleh dua buah kapasitor.
Kapasitor C+ dan C- sangat efektif jika disambung secara pararel pada jalur yang
dilalui oleh Io, juga dapat menjelaskan kenapa sambungan “o” berada pada
potensial tengah.

Gambar 2.3. Half bridge Inverter.

Ketika io mengalir terus ke pararel C+ dan C-, io akan stady state. Karena
itu kapasitor ini bekerja seperti sumber dc membloking kapasitor, untuk
menyelesaikan masalah saturasi pada trafo pada sisi primer, jika sebuah
transformator digunakan pada keluaran inverter disediakan isolasi elektrik.
Pada half bridge inverter tegangan puncak pada setiap switch adalah :
Vo  0,5 xVs Volt ( 2.4
)

38
dengan Vo = Tegangan output dan Vs = tegangan input/sumber
harmonisa orde k :
Vk=V1/k ( 2.5 )

Hasil simulasi Half bridge Inverter seperti yang diperlihatkan pada gambar
2.4 dan gambar 2.5. Sudut penyulutan Mosfet 1 dan Mosfet 2 masing masing
sebesar 0-1800 dan 1800-3600. Tegangan sumber sebesar 100 volt.

Gambar 2.4. Bentuk rangkaian inverter setengah gelombang.

Gambar 2.5. Gelombang tegangan output inverter

2.2.3. Full Bridge Inverter

Full Bridge inverter ditunjukkan pada Gambar 2.6. Inverter ini terdiri
dari 2 pasang inverter tipe halfbridge dan lebih banyak digunakan untuk rating
daya besar. Dengan tegangan input dc yang sama, tegangan output maksimum
menjadi dua kali dari half bridge inverter.

39
Gambar 2.6. Full bridge Inverter satu phasa.

Tegangan keluaran rms dapat dihitung sebagai berikut:


Vo  Vs Volt ( 2.6 )
Jika dalam satu periode tersebut dinyatakan pada T maka nilai frekuensi
yang dihasilkan adalah (F):
f = 1/T ( 2.7 )
dimana:  f = Frekuensi (Hertz)
  T = Periode (detik)

Contoh 3.

Tentukan tegangan output dan frekuensi yang dihasilkan inverter dari gambar
dibawah ini

40
Penyelesaian

Vo = Vs = 100 Volt

Periode T = 20 ms = 20 10-3 s

1
Maka frekuensi f =  50Hz
20  10 -3

Gambar. 2.7. Hasil simulasi Inverter dengan tegangan sumber 100 volt DC

2.3. Inverter tiga fasa


Inverter 3 phase merupakan inverter dengan tegangan keluaran berupa
tegangan bolak balik (ac) 3 phase per segi. Sebuah rangkaian dasar inverter 3
phase tunggal sederhana terdiri dari 3 buah inveter 1 phase dengan menggunakan
mosfet daya (power mosfet) sebagai sakelar diperlihatkan pada gambar dibawah.
Tegangan suplai merupakan sumber dc dengan tegangan sebesar Vs, dengan titik
netral merupakan titik hubung dari titik bintang (Y) pada beban. Terdapat 2 jenis
mode operasi dari inverter jenis ini, yaitu mode kondusi 120° dan mode konduksi
180°. Diagram blok dari inverter 3 phase dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut.

41
Gambar 2.8. Diagram Blok Inverter 3 Phasa

Dari mode konduksi, inverter 3 phase dibedakan atas atas:


1. Inverter 3 phase mode konduksi 1200.
Inverter 3 phase dengan mode konduksi 120° memungkinkan setiap
komponen pensakelaran akan konduksi selama 120° dengan pasangan konduksi
yang berbeda, misalnya 60° pertama antara Q1Q6, dan 60° ke dua antara Q1Q2,
dan seterusnya.
2. Inverter 3 phase mode konduksi 1800.

Inverter 3 phase dengan mode konduksi 180° memungkinkan 3 komponen


pensakelaran konduksi pada saat yang bersamaan. Ketiga komponen pensakelaran
akan konduksi selama 180° dengan pasangan konduksi yang juga berbeda-beda.

Dari segi teknik pensakelaran (switching technique) dibedakan atas:


1. Inverter persegi (square inverter)
2. Inverter pwm (inverter pwm)

3. Inverter quasi pwm (quasi pwm inverter)

42
Inverter pada umumnya digunakan secara luas untuk keperluan industri,
diantaranya:
1. Penyedia daya bolak-balik cadangan.
2. Peralatan pengendali frekuensi untuk kebutuhan industri.
3. Peralatan pengendali kecepatan motor induksi (single phase and poly
phase ac induction motor control).

Penerapan penggunaan inverter juga biasa digunakan secara luas untuk


keperluan sehari-hari, misalnya sebagai penyedia sumber energi listrik cadangan
untuk keperluan komputer, peralatan pengendali tegangan pada pusat pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS).
2.3.1. Inverter 3 Phase dengan Mode Konduksi 120 Derajat

Sebuah rangkaian dasar inverter 3 fasa tunggal sederhana terdiri dari 6


buah sistem sakelar S1, S2, S3, S4, S5, dan S6 dengan menggunakan mosfet daya
(power mosfet) sebagai sakelar diperlihatkan pada gambar dibawah. Inverter 3
fasa dengan mode konduksi 120° memungkinkan setiap komponen pensakelaran
akan konduksi selama 120° dengan pasangan konduksi yang berbeda, misalnya
60° pertama antara Q1 Q6, dan 60° ke dua antara Q1 Q2, dan seterusnya. Berikut
adalh contoh rangkaian daya pada inverter 3 phase yang dapat dioperasikan
dengan mode konduksi 120°.

Gambar 2.9. Rangkaian inverter 3 fasa konduksi 1200

43
Rangkaian Daya Inverter 3 phase dengan mode Konduksi 120°. Khusus
untuk mode operasi 120°, pola pengaturan kerja pensakelaran setiap komponen
switching mengikuti bentuk seperti tabel 2.1.

Tabel 2.1 Konfigurasi Pensakelaran Pada Inverter 3 Fasa Mode Konduksi 120°

sakelar Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
sakelar Q6 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Waktu 0-600 600-1200 1200-1800 1800-2400 2400-3000 3000-3600

Bila dipilih 2 komponen pensakelaran konduksi pada saat yang bersamaan,


maka tegangan dan arus untuk interval 60°, dan bentuk gelombang tegangan
diperoleh seperti diperlihatkan pada gambar 2.10 berikut. Pasangan komponen
pensakelaran yang lain pada waktu selanjutnya akan identik, dengan lama waktu
konduksi sebesar 120°.

44
Gambar 2.10 Arah aliran arus pada beban mengikuti pola pensakelaran
Inverter 3 fasa persegi mode konduksi 1200.

Gambar 2.11 Bentuk Gelombang Arus fasa dan tegangan line


pada Inverter 3 fasa persegi mode konduksi 1200

Tegangan fasa ke nol dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini,


2
Vpn  Vdc

( 2.8 )
Tegangan fasa ke fasa dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini,
6
Vpp  Vdc ( 2. 9 )

45
2.3.2 Inverter 3 Phase dengan Mode Konduksi 180 Derajat
Jenis yang lain dari inverter 3 fasa adalah inverter 3 fasa dengan mode
konduksi 1800. Pada mode konduksi ini dimungkinkan bahwa tidak hanya 2
komponen pensakelaran yang konduksi pada saat yang bersamaan. Dengan
mengatur waktu konduksi sedemikian rupa, sehingga dimungkinkan tidak hanya 2
komponen pensakelaran yang konduksi pada setiap saat. Detail konfigurasi
pengaturan waktu konduksi pasangan mosfet diatur dengan cara mengacu pada
tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2 Konfigurasi Pensakelaran pada Inverter 3 fasa mode konduksi 1800.
Sakelar Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
Sakelar Q5 Q6 Q1 Q2 Q3 Q4
Sakelar Q6 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Waktu 0-600 60 -1200
0
1200-1800 1800-2400 2400-3000 3000-3600

Bentuk gelombang tegangan dan arus pada gambar 2.12 diperoleh dari
persamaan:
Im = 2Vdc / 3RL ( 2. 10 )

46
Gambar 2. 12 Arah aliran arus pada beban mengikuti pola pensakelaran
Inverter 3 fasa persegi mode konduksi 1800.
Perbandingan besarnya arus line efektif inverter 3 fasa persegi mode
konduksi 1200 dan mode konduksi 1800 dijelaskan sebagai berikut:
1. 2 komponen pensakelaran yang aktif selama 1200 periode konduksi

menghasilkan, Irms  1 /  (Vdc / 2 RL) 2 ( 2 / 3)

Irms  Vdc/RL 1/6  0,408Vdc / RL

2 3 komponen pensakelaran yang aktif selama 1800 periode konduksi


menghasilkan gelombang seperti gambar 2.

 
Irms  1 /  (Vdc / 3RL) 2 ( / 3)  ( 2Vdc / 3RL) 2 ( / 3)  (Vdc / 3RL) 2 ( / 3)
Vdc Vdc
Irms  2 / 9  0,471
RL RL

47
Contoh 4 :
Inverter tiga fasa dengan beban(load) R terhubung Y(bintang) R = 10 Ohm
Frekuensi inverter 50 Hz, Tegangan DC input Vdc=220 Volt
a. Tegangan fasa ke netral
b. Tegangan fasa ke fasa
c. Daya beban
d. Hasil simulasi

Penyelesaian:
Vdc=220 V
R= 10 Ohm
fo = 50 Hz
2 2
a. Vpn  Vdc  220  99 volt
 

6 6
b. Vpn  Vdc  220  156 volt
 
c. Po = 3 Vpp.Ip = 156 x (156/10) = 2433,6 Watt.
d. Simulasi

48
Hasil Simulasi

Gambar Hasil simulasi Tegangan dari inverter 3 fasa

Contoh 5

Sebuah inverter 3 fasa dan 6 saklar, yang dicatu battery 200 Volt, digunakan
memikul beban 3 fasa seimbang yang terhubung delta. Penyalaan inverter tersebut
menggunakan metode konduksi 1200 .

a. Gambarkan rangkaian, penomoran switch, dan diagram waktu penyalaan


tiap-tiap switch

b. Hitunglah arus puncak tegangan line dan gambarkan bentuk gelombang


tegangan line pada beban

c. Jika beban diubah menjadi terhubung bintang, hitunglah arus puncak dan
gambarkan bentuk gelombang tegangan fasa netral.

49
Penyelesaian :

a. Gambar rangkaian

π 2π
Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Gambar diagram waktu penyalaan tiap-tiap switch

b. Arus puncak tegangan line dan gambar bentuk gelombang tegangan line
pada beban

Period 1 : Q1 dan Q6 on

VAB = Vdc , VBC = 0 , VCA = 0

Period 2 : Q1 dan Q2 on

50
VAB = 0 , VBC = 0 , VCA = -Vdc

Period 3 : Q2 dan Q3 on

VAB = 0 , VBC = Vdc , VCA = 0

Period 4 : Q3 dan Q4 on

VAB = -Vdc , VBC = 0 , VCA = 0

Period 5 : Q4 dan Q5 on

VAB = 0, VBC = 0 , VCA = Vdc

Period 6 : Q5 dan Q6 on

VAB = 0, VBC = -Vdc , VCA = 0

Vdc

VAB
-Vdc
Vdc

VBC
-Vdc
Vdc
VCA
-Vdc

Gambar bentuk gelombang tegangan line pada beban

Untuk beban terhubung delta tegangan line sama dengan tegangan line-line.
Sehingga persamaan tegangan adalah :


2Vdc n
V peak L  L  
n 1, 3, 5 ,.. n 2
cos
6

Arus puncak tegangan line adalah :

51
V peak L  L V peak L  L
I peak L  L  
Req R/2

4Vdc n
I peak L  L  
n 1, 3, 5 ,.. nR 2
cos
6


4Vdc n
I peak L  L  
n 1, 3, 5,.. nR 2
cos
6
4Vdc   1 3 1 5 
I peak L  L   cos  cos  cos  ..... 
R 2  6 3 6 5 6 
4 x 200   1 3 1 5 
I peak L  L   cos  cos  cos  ..... 
R 2  6 3 6 5 6 
800   1 3 1 5 
I peak L  L   cos  cos  cos  ..... 
R 2  6 3 6 5 6 

c. Arus puncak dan gambar bentuk gelombang tegangan fasa netral, jika beban
diubah menjadi terhubung bintang

Vdc
IL   Req  R  R  2 R
Req
Vdc
IL 
2R

Period 1 : Q1 dan Q6 on

52
IA  IB  IL
Vdc
V AN  I L xR 
2
Vdc
VBN   I L xR  
2
VCN  0

Period 2 : Q1 dan Q2 on

I A  IC  IL
Vdc
V AN  I L xR 
2
Vdc
VCN   I L xR  
2
VBN  0

Period 3 : Q2 dan Q3 on

I B  IC  I L
Vdc
VBN  I L xR 
2
Vdc
VCN   I L xR  
2
V AN  0

Period 4 : Q3 dan Q4 on

IB  IA  IL
Vdc
V BN  I L xR 
2
Vdc
V AN   I L xR  
2
VCN  0

Period 5 : Q4 dan Q5 on

53
IC  I A  I L
Vdc
VCN  I L xR 
2
Vdc
V AN   I L xR  
2
V BN  0

Period 6 : Q5 dan Q6 on

IC  I B  I L
Vdc
VCN  I L xR 
2
Vdc
VBN   I L xR  
2
V AN  0

Vdc/2

VAN
-Vdc/2
Vdc/2

VBN
-Vdc/2
Vdc/2
VCN
-Vdc/2

Gambar bentuk gelombang tegangan fasa

Persamaan tegangan :


2 3Vdc n
V peak L  L  V peak L  L 3  
n 1, 3, 5 ,.. n 2
cos
6

Persamaan arus :

V peak L  L 3 V peak L  L 3 
2 3Vdc n
I peak L  L 
Req

2R
 
n 1, 3, 5 ,.. 2nR 2
cos
6

54

2 3Vdc n
I peak L  L  
n 1, 3, 5,.. 2nR 2
cos
6
3Vdc   1 3 1 5 
I peak L  L   cos  cos  cos  .....
R 2  6 3 6 5 6 
346,41   1 3 1 5 
I peak L  L   cos  cos  cos  .....
R 2  6 3 6 5 6 
244,95   1 3 1 5 
I peak L  L   cos  cos  cos  ..... 
R  6 3 6 5 6 

LATIHAN 2

1. Jelas pengertian dan jenis jenis inverter!


2. Tentukan tegangan input inverter satu fasa setengah gelombang dan
gelombang penuh jika tegangan output 120 volt.
3. Sebuah inverter 1 phasa setengan gelombang memiliki tegangan input
sebesar 12 volt DC dengan waktu penyulutan sebesar 20 ms. Tentukan
frekuensi dan tegangan keluaran dari inverter tersebut.
4. Sebuah inverter 1 phasa gelombang penuh memiliki tegangan input sebesar
24 volt DC dengan waktu penyulutan sebesar 40 ms. Tentukan frekuensi dan
tegangan keluaran dari inverter tersebut
5. Rancanglah sebuah inverter satu fasa dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Tegangan input 100 volt dc.
b. Tegangan output 220 volt, 50 Hz, THD  10%
c. Kapasitas 5 kW, resistif.

6. Rancanglah sebuah inverter untuk mengoperasikan pompa air 1 phasa dengan


daya 250 Watt 220 volt. Pompa air berada di hutan bukit batu yang tidak ada
jaringan listrik.

7. Rancanglah sebuah inverter untuk mengoperasikan motor penggiling padi 1


phasa dengan daya 500 Watt 220 volt. Penggilingan padi tidak bersifat
permanen. Listrik yang digunakan berasal dari tenaga matahari.

8. Jelaskan perbedaan inverter penyulutan pulsa 1200 dengan 1800.

9. Inverter tiga fasa dengan beban(load) R terhubung Y(bintang) R = 20 Ohm


Frekuensi inverter 50 Hz, dan tegangan fasa ke netral 115 volt. Tentukanlah:

55
a. Tegangan DC input inverter ?
b. Tegangan fasa ke fasa
c. Daya beban
10. Sebuah inverter 3 fasa dan 6 saklar, yang dicatu battery 24 Volt, digunakan
memikul beban 3 fasa seimbang yang terhubung delta. Penyalaan inverter
tersebut menggunakan metode konduksi 1200 .

a. Gambarkan rangkaian, penomoran switch, dan diagram waktu penyalaan


tiap-tiap switch
b. Hitunglah arus puncak tegangan line dan gambarkan bentuk gelombang
tegangan line pada beban

11. Sebuah inverter 3 fasa dan 6 saklar, yang dicatu battery 24 Volt, digunakan
memikul beban 3 fasa seimbang yang terhubung delta. Penyalaan inverter
tersebut menggunakan metode konduksi 1800 .
a. Gambarkan rangkaian, penomoran switch, dan diagram waktu penyalaan
tiap-tiap switch
b. Hitunglah arus puncak tegangan line dan gambarkan bentuk gelombang
tegangan line pada beban

56

Anda mungkin juga menyukai