Anda di halaman 1dari 15

Pendahuluan

Cahaya menjadi kebutuhan manusia dalam

menjalankan aktivitasnya. Manusia dapat melihat dan

beraktifitas dengan baik dan mengenali lingkungan

dengan baik apabila tersedia cahaya yang cukup

(Dora dan Nilasari. 2011). Manusia yang harus

beraktifitas di malam hari, mereka juga

membutuhkan tambahan cahaya sebagai penerangan

agar aktifitas di sekitar lingkungannya tetap bisa

dilaksanakan. Aktivitas malam hari seperti penjagaan

keamanan juga membutuhkan tambahan penerangan

yang memadai agar adanya aktivitas yang tidak

dikehendaki dapat segera terdeteksi oleh penjaga

keamanan.

Pesantren Tinggi Al-Aimmah yang berlokasi di

pinggir barat Kota Malang, berada pada kawasan

yang masih dikelilingi dengan sawah dan tegalan.

Pemukinan penduduk juga masih jarang sehingga


pondok tersebut membutuhkan pengamanan yang

baik. Terlebih lagi di malam hari, lingkungan sekitar

pesantren masih gelap, sedangkan kemampuan

pesantren untuk menyediakan penerangan

lingkungan juga masih terbatas. Keterbatasan

penerangan juga telah berdampak buruk bagi

Semua kejadian tersebut terjadi pada malam hari.

Selain itu juga telah dipergoki orang mencurigakan

yang masuk ke dalam lingkungan pesantren pada

malam hari. Fakta ini semakin menguatkan

kebutuhan pesantren terhadap tambahan penerangan

untuk lingkungan sekitar pesantren. Usaha

penambahan penerangan telah dilakukan oleh pihak

pesantren. Akan tetapi sejauh ini usaha belum bisa

maksimal disebabkan oleh beberapa kendala seperti

daya listrik PLN yang terbatas, cakupan wilayah

pesantren yang cukup luas, serta penerangan dari

lingkungan sekitar yang belum ada. Oleh karena itu

bantuan terhadap penyediaan penerangan yang tidak

bersumber dari PLN seperti penerangan dengan

lampu energi matahari sangat dibutuhkan.


DASAR TEORI
Pada peralatan-peralatan elektronika memerlukan catu daya berupa sumber

tegangan searah yang dihasilkan dari rangkaian penyearah. Konsekuensi dari penyearah

tersebut menyebabkan bentuk gelombang arus menjadi tidak rata atau terdistorsi. Oleh

sebab itu dewasa ini banyak dikembangkan dan diteliti bentuk-bentuk baru dari

konverter perbaikan faktor daya yang mempunyai kemampuan yang baik, seperti faktor

daya tinggi, dan harmonisa yang rendah. Pada pratikum ini dc-dc konverter yang akan

diaplikasikan sebagai regulator tegangan output adalah jenis converter Buck-Boost.

Regulator diperlukan agar tegangan keluaran dari sistem stabil dan sesuai dengan set

point. Agar rangkaian Buck-Boost dapat digunakan sebagai regulator tegangan maka

harus bekerja pada kondisi kontinue.

Buck converter adalah jenis dc-dc converter yang memiliki output tegangan

yang lebih kecil dari tegangan input. Ketika saklar tertutup, diode dalam keadaan

reverse sehingga sinyal input menuju induktor dan terjadi penyimpanan energi.

Sedangkan saat kondisi saklar terbuka dioda menjadi forward bias sehingga ada aliran

tegangan yang melalui kapasitor.


Prinsip kerja dari konverter ini adalah :
Ketika switch closed : maka tegangan input langsung terhubung dengan induktor sehingga energi
terkumpul pada induktor, dan pada saat yang sama kapasitor menyuplai energi ke beban.
Ketika switch opened : maka induktor terhubung dengan output dan juga kapasitor, sehingga energi
ditransfer dari induktor ke kapasitor dan beban.
Buck-boost konverter memiliki polaritas tegangan output terbalik dari tegangan input.
Contoh aplikasi dari buck-boost konverter untuk mengontrol tegangan output solarcell yang
digunakan untuk mengisi baterai :
Dengan tegangan solarcell 18Volt dan tegangan pengisian baterai 14Volt, dan arus pengisian
adalah 2.9 , R=Vo/Io = 4.82ohm, dan frekuensi switching adalah 40Khz, rippel arus yang
diinginkan 10%, rippel tegangan yang diinginkan 3%, effesiensi yang diinginkan 85%, maka disain
induktor, kapasitor dari buck-boost konverter :
Buck-Boost Konverter

Buck-boost merupakan salah satu regulator

mode switching menghasilkan tegangan keluaran

yang lebih kecil atau lebih besar dibanding tegangan

masukannya. adalah rangkaian Buck-Boost

Prinsip kerja rangkaian ini dibagi menjadi 2

mode. Selama mode 1, transistor Q1 di ON-


kan dan

diode Dm mendapat bias mundur arus masukan,


yang
bertambah mengalir melalui inductor L dan transistor

Q1. Selama mode 2, transistor Q1 di-OFF-kan. Dan

arus mengalir melalui induktor L, diteruskan ke C,

Dm dan ke beban. Energi yang tersimpan di dalam

induktor L akan ditransfer ke beban. Dan arus


induktor akan berkurang sampai transistor Q1di-ONkan lagi pada siklus berikutnya.

Gambar 3. Rangkaian Buck-Boost dengan

Analisa Tertutup

Pada Gambar 3 menunjukkan rangkaian


buckboost dalam keadaan mosfet Q1
ON. Hal ini

menyebabkan diode bekerja reverse sehingga arus

akan mengalir ke induktor L. Dengan adanya arus

yang mengalir ke induktor maka terjadi pengisian

arus pada induktor sehingga arus induktor (IL) naik.

Gambar 4. Rangkaian Buck-Boost dengan

Analisa Terbuka
Pada Gambar 4 menunjukkan rangkaian buckboost dalam keadaan mosfet Q1 OFF. Hal ini

menyebabkan dioda bekerja forward sehingga arus

mengalir L, C, Dm dan beban. Energi yang tersimpan

di induktor mengalami discharging. Regulator BuckBoost menghasilkan tegangan keluaran yang


terbalik

tanpa memerlukan trafo, mampu menghasilkan

tegangan keluaran lebih rendah ataupun lebih tinggi

dari tegangan masukan dan memiliki efisiensi yang

tinggi. Besar tegangan keluaran tergantung pada duty

cycle

2.3 Kontrol Proporsional

PID (dari singkatan bahasa Inggris:

Proportional–Integral–Derivative controller)

merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu


sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya

umpan balik pada sistem tersebut.

Gambar 5. Blok Diagram Proportional Control

Proportional control jika G(s) = kp, dengan

k adalah konstanta. Jika u = G(s) • e maka u = Kp • e


dengan Kp adalah Konstanta Proportional. Kp

berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa

memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler.

Penggunaan proportional control memiliki berbagai

keterbatasan karena sifat kontrol yang tidak dinamik

ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar

yang sederhana proportional control ini cukup

mampu untuk memperbaiki respon transien

khususnya rise time dan settling time. (Curtis D.

Johnson. 2000).

3.Perancangan Buck-Boost Converter

Perancangan Buckboost Converter dimulai

dengan penentuan tegangan minimal dan tegangan

maksimal dari masukan Buckboost Converter. Desain

Buckboost Converter memiliki tegangan minimial 10

V dan maksimal 20 V. Arus yang dikehendaki 2A,

dan frekuensi 40kHz. Setelah mengetahui parameter

selanjutnya dapat menentukan duty cycle untuk batas


waktu buck dan boost.
Frekuensi pada Buckboost Converter berpengaruh

pada ukuran dari tiap komponen terutama nilai dari

induktor dan kapasitor. Induktor dan kapasitor sangat

berpengaruh pada kinerja Buckboost Converter

dengan Continous Current Mode (CCM). Dari hasil

perhitungan di atas maka di dapat komponen sebagai

berikut:

Tabel 1 Tabel komponen Buckboost Converter

No Nama Komponen Jenis Komponen

1 Mosfet P-Channel IRF9540

2 Induktor 156uH

3 Dioda Mur1560

4 Kapasitor 2200uF

5 Beban Aki 7AH

Dioda yang digunakan tipe MUR 1560 dengan

diode fast switching dengan kecepatan switching

lebih dari 1MHz sehingga mendukung untuk DC -

DC Converter. Kapasitor yang di dapat 2038uF


menggunakan 2200uF dengan toleransi, berfungsi

untuk menyimpan muatan dari induktor.

secara umum
Selama transistor ON, maka rangkaian pengganti dari buck boost converter adalah sebagaimana
dalam gambar x.x. Dari gambar tesebut dapat dijelaskan bahwa tegangan drop di induktor sama
dengan tegangan tegangan input.

Vin  VL

Sehingga arus yang mengalir dalam induktor akan naik secara linier, yang besarnya tergantung dari
lama menutupnya transistor (ton).

di 1 1
VL  L  d i  VL d t  I L  Vin t on ...(1)
dt L L

Lama ton adalah sama dengan duty cycle dikalikan periode gelombang (DT). Sehingga rumus diatas
bisa dituliskan dalam bentuk persamaan yang lain.

1
I L  (Vin ) DT
L

Selama transistor OFF, maka rangkaian pengganti dari buck boost converter adalah sebagaimana
dalam gambar x.x. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa tegangan drop induktor sama
dengan tegangan output.

Vout  V L ...(2)

Sehingga arus yang mengalir dalam induktor akan turun secara linier, yang besarnya tergantung
dari lama membukanya transistor (toff). Dimana toff = T - ton.

di 1 1
VL  L  d i  VL d t  I L  Vout (T  t on ) ...(3)
dt L L

Lama (T-ton) adalah sama dengan 1 dikurangi duty cycle dikalikan periode gelombang (1-D)T.
Sehingga rumus diatas bisa dituliskan dalam bentuk persamaan yang lain.
1
I L  Vout (1  D)T
L

Vclock

ton T t

VL
Vin

t
-Vout

IL
IL
Iin

ID

Iout

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Hubungan pwm dan bentuk arus pada
induktor

Dari dua persamaan diatas, yaitu pers. 1 dan pers. 3 pada saat kondisi steady state, yaitu IL arus
naik dan IL arus turun:

1 1
I L  Vin t on & I L  Vout (T  t on )
L L

Dari persamaan tersebut jika arus naik dan arus turun dijumlahkan akan sama dengan nol, sehingga
didapatkan persamaan dibawah ini.

t on D
Vout  Vin  Vin ...(4)
T  t on (1  D)
Dari persamaan diatas, dengan mengubah variasi nilai ton = 0 – T, maka nilai Vout akan bergeser
mulai dibawah Vin kemudian naik sampai lebih besar Vin.

Perhitungan nilai induktor L


Dengan menggunakan penurunan dan cara yang sama dengan dua converter yang diatas, maka nilai
L minimum untuk menentukan buck boost converter bekerja di CCM adalah
1 1 D
Lmin  Vin t on  Vin ...(6)
I L I L f

1.1 RANGKAIAN PERCOBAAN

ALAT DAN BAHAN


• Mosfet IRF540n

• IC NE555

• Dioda 1N4002

• Kapasitor 2,2 uF

• Kapasitor 100 nF

• Kapasitor 47 uF

• Induktor

• Resistor 68 ohm

• Obeng + -

• Kabel Jumper
• Avo Meter

• Osciloscope

• Power Supply

LANGKAH KERJA

1. Buat rangkaian seperti gambar rangkaian, atur tegangan input 10 volt frekuensi
switching = 50Khz,kemudian ukur tegangan output, arus output dan arus input.
2. Amati bentuk pulsa PWM dan tegangan output osiloskop. Gambar di kertas
millimeter.
3. Amati tegangan VDS(drain-source) dan VGS (gate-source) pada oscilloscope.
4. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
5. Tentukan prosentase perbedaan hasil pengukuran dengan teori.
Pertanyaan

1. Jelaskan prinsip kerja Buck-Boost Converter ?

Prinsip kerja rangkaian ini dibagi menjadi 2 mode yaitu mode 1 saat switch di-ON kan

dan mode 2 saat switch di-OFF kan. Switch ON, inductor mendapatkan tegangan dari

input dan mengakibatkan adanya arus yang melewati inductor berdasarkan waktu dan

dalam waktu yang sama kapasitor dalam kondisi membuang dan menjadi sumber

tegangan dan arus pada beban. Saat switch OFF, tegangan input terputus yang

menyebabkan mulainya penurunan arus dan menyebabkan ujung diode bernilai


negative

dan inductor mensuplai kapasitor dan beban. Jadi saat switch ON arus beban disuplai

oleh kapasitor dan saat switch Off disuplai oleh inductor. Besar kecilnya nilai tegangan

output diatur berdasarkan duty cycle pada switch. Bila D>0.5 maka output akan lebih
besar dari input. Sedangkan bila D<0.5 maka output akan lebih kecil daripada tegangan

input.

Kesimpulan

Konverter Buck-Boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih

rendah atau lebih tinggi daripada sumbernya. Rangkaian kontrol daya penyaklaran akan

memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF maka arus akan mengalir ke

induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar MOSFET ON energi

di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara seperti ini, nilai

rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu pembukaan dan

waktu penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini bisa menghasilkan nilai

rata-rata tegangan keluaran/beban bisa lebih tinggi maupun lebih rendah daripada

tegangan sumbernya.

Masalah utama dari konverter Buck-Boost adalah membutuhkan tapis induktor

dan kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena

konverter dengan topologi seperti ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi.

Adapun yang perlu diperhatikan juga disini adalah tegangan keluaran konverter buckboost bernilai
negatif atau berkebalikan dengan sumber tegangan masukan.

Anda mungkin juga menyukai