Anda di halaman 1dari 13

2.

RELE ARUS LEBIH

Rele arus lebih merupakan suatu rele yang bekerjanya berdasarkan adanya kenaikan
arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Rele ini
digunakan jika arus beban maksimum lebih kecil dari arus gangguan minimum. Rele arus
lebih dikategorikan menjadi 3, yaitu

1) Rele arus lebih seketika (instantaneous over-current relay),

2) Rele arus lebih dengan karakteristik tundaan waktu yang tidak tergantung
pada besarnya arus gangguan (definite time over current relay), dan

3) Rele arus lebih dengan karakteristik tundaan waktu terbalik (inverse time over
current relay).

2.1 Rele Arus Lebih Seketika


Rele arus lebih seketika adalah rele arus lebih yang bekerja tanpa penundaan waktu
(jangka waktu rele) mulai saat arusnya pick-up sampai selesai sangat singkat (sekitar 20 –
100 ms). Salah satu contoh rangkaian sederhana dari rele arus lebih seketika dapat dilihat
pada Gambar 2.1. Sedangkan sistem kerja rangkaian tersebut adalah sebagai berikut.
+VC

Th

R1 T2

to control circuit CB
Input from CT
C1 T1
D
AR
Pe
C2 R2

Aux transformer
Or transactor

Gbr. 2.1. Rele arus lebih seketika

Arus masukan dari CT (trafo arus) diumpankan ke suatu CT bantu (biasanya berupa
transactor yang merubah arus ke suatu tegangan) dengan beberapa sadapan pada belitan
sekundernya. Arus sekunder kemudian diumpankan ke suatu penyearah jembatan gelombang
penuh yang dilindungi terhadap tegangan lebih transient oleh filter R 1-C1 . Keluaran

2-1
penyearah kemudian mengalir ke basis transistor T1. Keluaran tadi yang terdapat pada
resistor R2 diratakan oleh kapasitor C2. Transistor T1 (npn) dan transistor T2 (pnp) dalam
keadaan off. Apabila tegangan basis T1 melebihi nilai pickup yang telah diset melalui
potensiometer Pe, maka T1 akan bekerja sehingga menyebabkan T2 dan rele output AR akan
bekerja pula. Thermistor Th pada kolektor T1 dimaksudkan sebagai kompensasi suhu,
sedangkan diode D sebagai pengaman rele output Tr. Besarnya arus pickup dapat diatur
melalui tap-tap transformator bantu dan potensiometer Pe.
Pada rele diatas ada kemungkinan terjadi sensitivitas yang berlebihan (oversensitivity)
pada saat terjadi arus gangguan transient dengan komponen-komponen arus searah. Hal ini
dapat dicegah dengan membuat transformator bantu (auxiliary transformer) menjadi jenuh
diatas nilai pick-up. Juga filter transient R1C1 diatas akan mengurangi terjadinya
oversensitivity.

2.2 Rele Arus Lebih Dengan Tundaan Waktu

Ada beberapa jenis rele arus lebih dengan tundaan waktu, hal ini tergantung pada
karakteristik waktu tundanya. Berdasarkan tundaan waktu kerjanya rele arus lebih dapat
dibedakan menjadi :
a. Waktu tertentu (definite time)
b. Waktu minimal tertentu terbalik (inverse definite minimum time/IDMT)
c. Sangat berbanding terbalik (very inverse)
d. Sangat berbanding terbalik sekali ( extremely inverse).
Gambar 2.2 merupakan diagram karakteristik rele arus lebih dengan tundaan waktu.

50

10
Waktu kerja dalam

3
a. waktu tertentu
detik

b. waktu terbalik

1.0 c. waktu sangat terbalik


0.5
d. waktu terbalik sekali

0.1
1 10 20 100
Multiples of Plug Setting
Gambar 2.2. Karakteristik Rele Arus Lebih dengan Tundaan Waktu

2-2
Perbedaan mendasar antara rele arus lebih dengan tundaan waktu tertentu terhadap
rele arus lebih jenis inverse adalah pada pengisian kapasitor yang digunakan. Waktu operasi
dari rele arus lebih jenis definite time adalah tetap dan tidak tergantung pada besanya arus
gangguan. Fungsi dari arus input hanya untuk mengisi muatan kapasitor, sesudah itu
rangkaian akan bekerja untuk membuka pemutus tenaga. Dengan kata lain arus masukan
pada rele jenis definite time hanya mengontrol atau membandingkan dengan besarnya arus
pickup-nya, sedangkan pada rele jenis inverse arus masukan mengendalikan tidak hanya arus
pickup, tetapi juga tingkat tegangan pengisian kapasitor sehingga waktu kerjanya tergantung
pada besarnya arus masukan.

2.2.1 Rele Arus Lebih Dengan Tundaan Waktu Tertentu

Rele arus lebih dengan karakteristik tundaan waktu tertentu adalah suatu rele yang
jangka waktu mulai rele pickup sampai rele trip, diperpanjang dalam waktu tertentu. Blok
diagram dan rangkaian lengkap rele jenis ini bisa dilihat pada Gambar 2.3. dan Gambar 2.4,
sedangkan alur kerjanya secara garis besar adalah sebagai berikut.

Detektor Detektor keluaran


Arus AC to DC Rangkaian
tingkat tingkat
masukan converter keluaran
beban lebih pewaktu

Aux CT

Gambar 2.3. Blok Diagram Rele Arus Lebih dengan Tundaan Waktu Tertentu

R2 R4
+ Vc
R5
R3
P1 T2
Arus T3 to control circuit CB

masukan R1 R6
T1 C AR
D
P2

Gambar 2.4. Rangkaian Lengkap Rele Arus Lebih dengan Tundaan Waktu Tertentu

Arus masukan bolak-balik diubah menjadi tegangan searah melalui suatu CT bantu
(auxiliary CT) atau transactor dan penyearah jembatan. Tegangan ini kemudian diumpankan
ke transistor T1 melalui resistor R2. Pada kondisi normal, transistor T1 (npn) dalam keadaan

2-3
konduksi (konduksi) karena adanya bias dari catu tegangan melalui resistor R 4 – ini akan
menghubungsingkatkan kapasitor C. Pada saat arus masukan melebihi nilai setelan yang telah
ditentukan oleh potensiometer P1 maka sambungan base- emitter T1 reverse biased sehingga
T1 menjadi OFF. Pada kondisi ini kapasitor C mulai mengisi muatan dari tegangan suplai
melalui resistor R3. Pada saat tegangan kapasitor melebihi tegangan emitter T 2, sebagaimana
telah ditentukan atau diatur oleh potensiometer P 2, maka transistor T2 konduksi dan akan
menggerakkan T3 untuk konduksi pula dan selanjutnya akan membuat rele output AR akan
bekerja.
Pada saat arus masukan menurun maka dengan segera T 1 konduksi dan melepaskan
muatan kapasitor C sehingga rangkaian direset dengan cepat. Dioda reverse-biased D
berfungsi untuk mengamankan transistor dari tegangan induksi yang cukup tinggi akibat
induktansi kumparan rele output. Disini potensiometer P 1 berperan sebagai Plug setting
multipier (PMS) dan potensiometer P2 berperan sebagai setelan waktu.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pengisian kapasitor dilakukan oleh tegangan
suplai bantu, sedangkan arus masukan hanya menentukan/mengendalikan kondisi pickup dari
rele.

2.2.2 Rele Arus Lebih Dengan Tundaan Waktu Terbalik

Rele arus lebih jenis inverse pada dasarnya hampir sama dengan rele arus lebih jenis
definite. Perbedaannya hanya pada waktu kerjanya. Gambar 2.5 merupakan contoh rangkaian
dasar rele arus lebih jenis inverse.
P2 + Vc

R1 P1 R4 R6 R7
T3
R2 C T1
R5
Arus
masukan P3 AR D
R3

Gambar 2.5. Rele Arus Lebih dengan Tundaan Waktu Terbalik

Pada saat besar arus masukan bolak-balik rendah, transistor T 1 dalam keadaan
konduksi sehingga menghubungsingkatkan kapasitor C. Apabila arus masukan melebihi nilai
settingnya yang diatur melalui potensiometer P 2 dan taping pada sekunder transformator,
maka transistor T1 terbuka (off) sehingga kapasitor C terisi muatannya dari arus masukan

2-4
(melalui tegangan yang dibangkitkan pada resistor R 2 ) melalui resistor R1 dan potensiometer
P1. Pada saat tegangan kapasitor tersebut melebihi besarnya tegangan yang disetting melalui
potensiometer P3, maka transistor T2 konduksi sehingga transistor T3 juga konduksi, yang
selanjutnya menyebabkan rele output AR bekerja.
Pada rele ini Plug setting multiplier dilakukan melalui taping pada sekunder
transformator dan potensiometer P2. Time multiplier setting (TMS) ditentukan oleh
potensiometer P1 dan P3.
Rele diatas merupakan rangkaian dasar untuk rele arus lebih dengan tundaan waktu
terbalik. Untuk rele arus lebih jenis very inverse dan extremely inverse bisa diperoleh dengan
memodifikasi rangkaian pengisian kapasitor, yakni dengan menghubungkan suatu dioda
zener atau resistor peka tegangan (voltage sensitive resistor) pada R 1 yang akan
memodifikasi karakteristik penundaan waktu.
Meskipun teknologi dibidang rele static telah mengalami kemajuan yang begitu pesat,
namun pemakaian rele arus lebih jenis magnetic atau mekanik masih banyak digunakan,
terutama di Indonesia.

2.3 Setelan Rele Arus Lebih dengan Tundaan Waktu Terbalik


Ada dua setelan pada rele ini yaitu setelan arus dan setelan TMS. Setelan arus
ditentukan dari lokasi penempatan rele.
1. Untuk rele arus lebih yang terpasang di penyulang ditentukan berdasarkan arus beban
maksimum yang mengalir di penyulang tersebut.
2. Untuk rele arus lebih yang terpasang di incoming trafo atau pada outgoing generator
ditentukan berdasarkan arus nominal trafo atau generator tersebut.
Rele inverse biasa disetel sebesar 1,05 s/d 1,1 kali arus nominal/beban sedangkan rele
definite disetel sebesar 1,2 s/d 1,3 kali arus nominal/beban.
Setelan TMS ditentukan berdasarkan waktu operasi yang dikehendaki dari rele
tersebut.

2.4. Karakteristik Rele Arus Lebih Waktu Terbalik (inverse)


Waktu kerja (operating time) dari rele ini adalah berbanding terbalik dengan besarnya
arus masukan atau arus gangguan seperti yang terlihat pada Gambar 3.6. Karakteristik waktu
vs arusnya adalah sesuai dengan BS 142 : 1966 dan IEC 255-4. Secara matematis hubungan
antara tundaan waktu kerja rele dengan besarnya arus masukan atau arus gangguan
dinyatakan oleh persamaan :
2-5
k
t = 
detik (2.1)
 If 
 I  1
 set 

di mana : t = tundaan waktu kerja rele (detik)


k = setelan skala pengali waktu (time multiplier setting)
If = arus masukan ke rele
Iset = nilai setelan arus lebih
Konstanta-konstanta  dan  menentukan tingkat atau derajat inversitas dari tundaan
waktu rele dan menurut standar di atas nilainya adalah sebagai berikut :
  t10
Normal Inverse (N) 0,02 0,14 3,0 s
Very Inverse (V) 1,0 13,5 1,5 s
Extremely Inverse (E) 2,0 80,0 0,8 s

Dimana t10 menyatakan tundaan waktu kerja rele untuk besarnya arus masukan sama
dengan 10 kali nilai setelan arus rele (I>) dan dengan setelan skala pengali waktu k = 1.

Gambar 2.6.a Karakteristik Normal Inverse. Apabila arus masukan (energizing current) melebihi
22…23 kali setelan I>, maka rele akan mengikuti karakteristik tundaan waktu independent.

2-6
Gambar 2.6.b Karakteristik Very Inverse. Apabila arus masukan (energizing current) melebihi
22…23 kali setelan I>, maka rele akan mengikuti karakteristik tundaan waktu independent.

2-7
Gambar 2.6.c Karakteristik Extremely Inverse. Apabila arus masukan (energizing current) melebihi
22…23 kali setelan I>, maka rele akan mengikuti karakteristik tundaan waktu independent.

2-8
2.5 Pemasangan Rele Arus Lebih

Rele arus lebih merupakan rele yang banyak digunakan pada komponen-komponen
sistem tenaga listrik, yaitu mulai dari generator, transformator tenaga pada transmisi, bus bar,
saluran transmisi sampai pada saluran distribusi. Untuk pengamanan terhadap hubung singkat
pada generator, transformator, atau jaringan dengan pentanahan melalui impedansi, rele
dipasang pada dua fasa. Sedangkan untuk pentanahan langsung diperlukan rele arus lebih
untuk ketiga fase.

Gambar 2.7. Block dan Connection Diagram Rele Arus Lebih

Rele arus lebih berfungsi untuk merasakan adanya arus lebih karena gangguan
hubung singkat dan kemudian memberi perintah kepada PMT untuk membuka. Rele arus
lebih ini pada umumnya digunakan pada sistem tegangan rendah sampai tegangan tinggi.

2.6 Proteksi Arus Lebih untuk Gangguan Phasa dan Tanah


Gambar 2.8 menunjukkan koneksi untuk rele arus lebih gangguan tanah bersama
dengan rele arus lebih gangguan phasa. Biasanya dalam praktek menggunakan seperangkat
2-9
rele arus lebih yang terdiri dari dua atau tiga rele arus lebih untuk proteksi terhadap gangguan
phasa ke phasa dan rele arus lebih terpisah untuk gamgguam satu phasa ke tanah. Gambar 2.9
menunjukkan berbagai cara untuk menghubungkan rele gangguan tanah dan rele gangguan
phasa yang ditunjukkan dengan nomor identifikasi standard untuk rele rmasing-masing 64
dan 51.Sudah tentu pada kondisi seimbang atau tidak ada gangguan, idealnya tidak akan ada
arus yang mengalir melalui rele gangguan tanah.

Gambar 2.8. Proteksi gangguan phasa dan tanah menggunakan rele arus lebih tipe induksi

2-10
Gambar 2.9. Berbagai tipe koneksi rele gangguan tanah

2.7 Koordinasi Rele Arus Lebih


Untuk memperoleh selektivitas yang diinginkan serta agar pemutusan pelayanan
kepada pelanggan sedikit mungkin maka kerja rele perlu dikoordinasikan satu sama lain.
Cara ini disebut koordinasi rele. Aturan dasar koordinasi rele adalah
1) Bila memungkinkan, rele dengan karakteristik operasi yang sama diserikan satu sama
lain.
2) Rele yang terjauh dari sumber harus memiliki setelan arus yang sama dengan atau
lebih rendah dari rele di belakangnya, jadi arus yang diperlukan untuk
mengoperasikan rele di depan selalu sama atau kurang dari arus yang diperlukan
untuk mengopersikan rele di belakangnya.
3) Setelan TMS pada rele yang paling jauh dipilih berdasarkan waktu tercepat pada arus
gangguan maksimum dan kemudian diperiksa untuk menentukan apakah memenuhi
atau tidak pada arus gangguan minimum.
Di antara berbagai metode yang memungkinkan untuk mencapai koordinasi rele yang
baik adalah
1) Diskriminasi waktu atau penggradasian (peningkatan) waktu.
2) Diskriminasi arus atau penggradasian arus.
3) Diskriminasi waktu dan arus atau penggradasian waktu dan arus..
Pada metode penggradasian waktu, selektivitas dicapai berdasarkan waktu kerja rele.
Waktu kerja rele di berbagai lokasi ditentukan sedemikian rupa sehingga rele yang terjauh

2-11
dari sumber akan memiliki waktu operasi minimum, dan semakin mendekati sumber, waktu
kerja rele dibuat semakin meningkat. Kelemahan mendasar dari metode ini adalah bahwa
waktu pemutusan gangguan paling lama terjadi pada bagian yang paling dekat dengan
sumber di mana pada bagian ini terjadi gangguan yang paling besar.
Metode penggradasian arus didasarkan pada fakta bahwa arus gangguan sepanjang
jaringan yang dilindungi akan berkurang karena jarak dari sumber ke lokasi gamgguan
bertambah besar. Oleh karena itu, rele-rele yang mengopersikan berbagai circuit breaker
disetel untuk beroperasi pada nilai yang berangsur-angsur mengecil sehingga hanya rele yang
terdekat dengan gangguan yang akan mengetripkan circuit breaker. Namun dalam
prakteknya, sulit untuk menentukan besarnya arus gangguan yang akurat dan juga keakuratan
rele dalam kondisi transien mungkin akan menimbulkan masalah. Selanjutnya, rele tidak
dapat membedakan antara gangguan yang sangat dekat satu sama lain (misalnya gangguan
yang terjadi di dekat bus) karena perbedaan arus akan sangat kecil. Karena kesulitan yang
tersebut biasanya digunakan kombinasi dua penggradasian yaitu, penggradasian arus dan
waktu.
Penggradasian arus-waktu diperoleh dengan bantuan rele arus lebih yang memiliki
karakteristik arus-waktu terbalik. Dengan karakteristik ini, waktu operasi rele berbanding
terbalik dengan besar arus gangguan. Untuk memperoleh suatu koordinasi yang benar
diantara sejumlah rele arus lebih pada suatu sistem radial, rele yang terletak paling jauh dari
sumber harus disetel waktunya agar dapat beroperasi pada waktu yang paling cepat.
Kemudian setelan waktu pada rele di belakangnya dibuat lebih besar dari setelan waktu rele
di depannya demikian seterusnya dilakukan pada rele berikutnya hingga ke sumber.
Interval waktu yang dibutuhkan diantara dua rele yang berdekatan disebut waktu
tunda koordinasi (coordination delay time (CDT)). Itu adalah interval minimum yang
memungkinkan rele dan circuit breaker (CB) bekerja untuk mengisolir suatu gangguan di
dalam daerah perlindungannya. Dengan CB modern, memungkinkan untuk menetapkan CDT
sebesar 0,4 detik. Hal ini tergantung pada 4 faktor:
1. Waktu pemutusan gangguan oleh CB, dimulai sejak CB menerima perintah dari rele
hingga kontak CB tebuka (berkisar 0,1 detik atau lebih kecil. Informasi ini dapat
diperoleh dari spesifikasi CB).
2. Overtravel rele (ketika rele dideenergized, rele masih bekerja untuk waktu yang
singkat hingga energi yang tersimpan dibuang).

2-12
3. Toleransi karena adanya kesalahan (error) pada CT dan rele (kesalahan karena adanya
perbedaan antara waktu operasi rele sebenarnya dengan karakteristik yang diterbitkan
oleh pabrik pembuat rele dan juga karena pendekatan perhitungan)
4. Safety margin
Jumlah waktu dari faktor 2 hingga 4 berkisar 0,3 detik dan ini disebut sebagai error margin.
Gambar 2.10 menunjukkan penerapan rele arus lebih dengan karakteristik waktu
terbalik pada suatu jaringan distribusi radial. Gambar tersebut mengilustrasikan bagaimana
koordinasi waktu dicapai diantara rele arus lebih-waktu terbalik di setiap lokasi CB. Garis
vertikal ditarik melalui suatu titik yang diasumsikan sebagai lokasi gangguan memotong
kurva waktu operasi dari berbagai rele dan dengan demikian akan menunjukkan waktu di
mana masing-masing rele beroperasi jika arus gangguan terus mengalir sepanjang waktu itu.

Gambar 2.10. Waktu pengoperasian rele arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik

Untuk gangguan yang terjadi pada titik F, rele akan mengetripkan CB B l dengan
waktu yang cepat yakni dengan waktu T1, diikuti oleh rele yang mengoperasikan B 2 dan B3
sehingga Bl beroperasi sebelum B2 dan B2 beroperasi sebelum B3. Dengan demikian, waktu
pengoperasian (T2) dari rele pada bus 2 dapat dinyatakan sebagai
T2 = T1 + CDT (2.2)
dimana
CDT = (waktu pengoperasian CB B1) + (error margin) (2.3)

Demikian pula, waktu pengoperasian T3 dari rele di bus 3 dapat dinyatakan sebagai

T3 = T2 + CDT (2.4)

2-13

Anda mungkin juga menyukai