Disusun Oleh:
Zahra Nabila Putri (191331032)
Jika dua penguat dihubungkan sedemikian rupa sehingga sinyal output dari
tingkat pertama bekerja sebagai sinyal input bagi penguat tingkat kedua, maka
penguat seperti ini dikatakan disusun secara kaskade. Penguat disusun secara kaskade
dengan tujuan untuk memperbesar gain dari penguat tunggal.
Gambar 1 Blok Diagram Dari Penguat Kaskade
𝑉𝑜𝑢𝑡
Gain dari penguat diatas dinyatakan dengan 𝐴𝑣 = = 𝐴1 × 𝐴2 Dimana A1 dan
𝑉𝑖𝑛
Tapi jika kapasitor C3 terbuka, maka gain tegangan Q1 akan dapat diberikan
sebagai berikut:
V. Gambar Rangkaian
VI. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1
Ib1 Ib2 Ic1 Ic2 VCE1 VcE2 VBE1 VBE2 β1 β2
2,986 3,203 661,6 725,6 8,255 8,148 618,7 621,2 221,56 226,53
µA µA µA µA V V mV mV
Tabel 2
Vsmax p-p Vin p-p Av1 Av2 Av Zin1 Zout1 Zin2 Zout2
tot
700 100 2 Kali 2,5 Kali 5 3 KΩ 6,5 KΩ 3KΩ 6,5 KΩ
mVp-p mVp-p Kali
Keterangan:
Pengukuran Vsmaxp-p
- Cacat
F = 5 kHz
A=1V
- Vsmaxp-p
F = 10 kHz
Amax = 350 mV
- Vsmaxp-p = 2 (350mV) = 700 mVpp
Vi p-p
F = 10 kHz
A = 50 mv
Vin p-p = 1 kotak x 100 mV = 100 mVp-p
Av1 = Vo/Vi = 2 x
Vin = 2 x 50 mV/Div = 100 mVp-p
Vo = 2 x 100 mV/Div = 200 mVp-p
100−70
Zin1 = x 10 K=3 kΩ
100
100−70
Zin2 = x 10 K=3 kΩ
100
100−35
Zo1 = x 10 K=6,5 kΩ
100
100−35
Zo2 = x 10 K=6,5 kΩ
100
Tabel 3
F (Hz) Vin p-p Vout p-p Av Av (dB) Phasa θ
(volt) (volt) (derajat)
20 20 mVp-p 50 mVp-p 2,5 Kali 7,98 dB 50,4
100 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 27,5
200 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 14,4
500 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 8,92
1000 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 7,2
2000 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 3,6
5000 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 1,35
10 K 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 1,8
20 K 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 0
50 K 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 0
100 K 200 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,97 dB 0,36
200 K 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 2,68
500 K 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 12,5
1M 20 mVp-p 100 mVp-p 5 Kali 13,98 dB 25,2
2M 20 mVp-p 85 mVp-p 4,25 Kali 12,5 dB 48,24
5M 20 mVp-p 50 mVp-p 2,5 Kali 8 dB 87,66
10 M 20 mVp-p 30 mVp-p 1,5 Kali 3,5 dB 51,9
20 M 20 mVp-p 50 mVp-p 2,5 Kali 7,95 dB 50,4
50 M 20 mVp-p 20 mVp-p 1 Kali 0 dB 90
¿ T 2−T 1
dari rumus x 360 °. Untuk mengetahui besarnya T2-T1, lakukan
T
penggeseran garis vertical yang terdapat di sisi kanan dan kiri pada osiloskop pada
gelombang input dan output yang bertepatan dengan garis horizontal sehingga
hasilnya dapat langsung terlihat pada osiloskop, sedangkan untuk mendapatkan T,
penggeseran garis dilakukan pada 1 gelombang (dari puncak ke puncak).
Pada tabel 3 yang pertama frekuensi diatur menjadi 20 Hz, Vin yang
didapatkan sebesar 20 mVp- p, Vout sebesar 50 mVp-p, Av sebesar 2,5 kali, Av
dalam satuan dB sebesar 7,98 dB dan phasa sebesar 50,4⁰. Selanjutnya frekuensi
diubah menjadi 100 Hz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100
mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar
27,5⁰. Saat frekuensi diubah menjadi 200 Hz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-
p, Vout sebesar 100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 13,98 kali
dan phasa sebesar 14,4⁰. Saat frekuensi diubah menjadi 500 Hz, Vin yang didapatkan
sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB
sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar 8,92⁰. Saat frekuensi diubah menjadi 1 KHz, Vin
yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av
dalam satuan dB sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar 7,2⁰. Saat frekuensi diubah
menjadi 2 KHz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p,
Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar 3,6⁰ dan
pada saat frekuensi diubah menjadi 5 KHz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p,
Vout sebesar 100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 13,98 kali
dan phasa sebesar 1,35⁰. Pada saat frekuensi dinaikkan menjadi 10 KHz, Vin yang
didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam
satuan dB sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar 1,8⁰. Saat frekuensi diubah menjadi
20 KHz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p, Av
sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar 0⁰ atau tidak
ada perbedaan phasa. Saat frekuensi diubah menjadi 50 KHz, Vin yang didapatkan
sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp- p, Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB
sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar 0⁰ atau tidak ada beda phasa. Saat frekuensi
dinaikkan menjadi 100 KHz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar
100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 13,98 kali dan phasa
sebesar 0,36⁰. Saat frekuensi diubah menjadi 200 KHz, Vin yang didapatkan sebesar
20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar
13,98 kali dan phasa sebesar 2,68⁰. Saat frekuensi diubah menjadi 500 KHz, Vin yang
didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p, Av sebesar 5 kali, Av dalam
satuan dB sebesar 13,98 dB dan phasa sebesar 12,5. Saat frekuensi dinaikkan lagi
menjadi 1 MHz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 100 mVp-p,
Av sebesar 5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 13,98 kali dan phasa sebesar 25,2⁰.
Saat frekuensi diubah menjadi 2 MHz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout
sebesar 85 mVp-p, Av sebesar 4,25 kali, Av dalam satuan dB sebesar 12,5 dB dan
phasa sebesar 48,24⁰. Saat frekuensi diubah menjadi 5 MHz, Vin yang didapatkan
sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 50 mVp-p, Av sebesar 2,5 kali, Av dalam satuan dB
sebesar 8 dB dan phasa sebesar 87,66⁰. Saat frekuensi diubah menjadi 10 MHz, Vin
yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 30 mVp-p, Av sebesar 1,5 kali, Av
dalam satuan dB sebesar 3,5 dB dan phasa sebesar 51,9⁰. Saat frekuensi diubah
menjadi 20 MHz, Vin yang didapatkan sebesar 20 mVp-p, Vout sebesar 50 mVp-p,
Av sebesar 2,5 kali, Av dalam satuan dB sebesar 7,95 dB dan phasa sebesar 50,4⁰ dan
pada saat frekuensi diubah menjadi 20 MHz, Vin dan Vout yang didapatkan sebesar
20 mVp-p, Av sebesar 1 kali, Av dalam satuan dB sebesar 0 dB dan phasa sebesar
90⁰.
Bandwidth diperoleh dengan cara menambahkan bode plotter pada rangkaian
yang magnitude verticalnya diatur F = 20 db dan l = 10 dB sehingga didapat Avmid
sebesar 14,46 dB atau 11,43 Khz. Frekuensi cut off low diperoleh dari penggeseran
garis pada Avmid ke sebelah kiri atau dari perhitungan Avmid-3dB sehingga
diperoleh hasil sebesar 11,46 dB atau dalam simulasi tedapat perbedaan hasil yaitu
11,61 dB atau 231,0 Hz. Sedangkan frekuensi cut off high diperoleh dengan cara
menggeserkan garis pada Avmid ke sebelah kanan sehingga diperoleh hasil sekitar
11,64 dB atau 2.605 MHz.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Sistem penguat bertingkat merupakan sistem penguatan pada transistor (BJT maupun
FET) yang terdiri lebih dari satu tingkat di dalam konfigurasi rangkaiannya.
Output dari rangkaian penguat bertingkat lebih besar dari pada inputnya.
Penguatan tegangan yang terjadi pada masing-masing tingkat adalah dalam
kondisi terbebani (under load condition).
Sistem cascade ini menggunakan keluaran dari penguat tingkat pertama sebagai
masukan ke penguat tingkat kedua, dan seterusnya.
Penguat ini menyediakan bandwidth tinggi, gain, laju perubahan tegangan,
stabilitas, & impedansi input.
Jika pada rangkaian penguat bertingkat dipasang CE maka penguatan sinyal akan
sangat besar dan menimbulkan sinyal output terpotong (cacat).
Kapasitor decupling (terletak pada collector) digunakan untuk memisahkan satu
tahap dengan tahap berikutnya.
IX. Lampiran
1. Mengukur arus dan tegangan
4. Av1
5. Av2
6. Av total
Tabel 3
Frekuensi Gambar
20
100
200
500
1K
2K
5K
10 K
20 K
50 K
100 K
200 K
500 K
1M
2M
5M
10 M
20 M
50 M
Bandwidth
Avmid